Anda di halaman 1dari 19

AUDIT OF MARKETING AT PT.

NUSA RAYA CIPTA


Rosiasih Astuti, Dr. Masodah dan Suryandari Sedyo Utami, SE, MM
Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010
Gunadarma University
http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Audit, Marketing, Customer satisfaction (customer satisfaction), SWOT Ana
lysis
ABSTRACT
Marketing audit is an important activity for the company. This study
aims to determine the audit
process and results of marketing at PT. Nusa Raya Cipta. The result showed
that the audit
practice of marketing at PT. Nusa Raya Cipta carried out following the
procedure of planning,
preparation, execution and follow-up (audit findings). The audit findings are based
on a
questionnaire measuring customer satisfaction. While the marketing audit
questionnaire
instrument distributed researchers, the result of six components of the marketi
ng audit and
SWOT analysis is used for corrective action the company.
ABSTRAK
Audit pemasaran merupakan aktivitas yang
penting bagi perusahaan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui proses audit
pemasaran dan hasilnya pada PT. Nusa Raya
Cipta.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
praktik audit pemasaran di PT. Nusa Raya
Cipta
dilakukan mengikuti prosedur perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut
(temuan
audit). Temuan audit didasarkan pada
kuesioner pengukuran kepuasan pelanggan.
Sedangkan
melalui instrumen kuesioner audit
pemasaran yang disebarkan peneliti,

diperoleh hasil berupa


enam komponen audit pemasaran dan
analisis SWOT yang digunakan untuk tindak
korektif
perusahaan.
Kata kunci : Audit Pemasaran, Kepuasan
pelanggan (customer satisfaction), Analisis
SWOT
I. PENDAHULUAN
Audit manajemen merupakan suatu
penilaian dari organisasi manajerial dan
efisiensi dari suatu perusahaan, departemen,
atau setiap entitas dan subentitas yang dapat
di audit. Penekanannya adalah untuk
mencapai efisiensi yang lebih besar,
efektivitas, dan ekonomisasi dalam usaha
dan
organisasi yang lain (Amin Widjaja
Tunggal,
2003). Pendekatan audit yang biasa
dilakukan
dalam suatu audit manajemen adalah
menilai
efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan dari
masing-masing fungsi yang terdapat dalam
perusahaan. Misalnya : fungsi penjualan dan
pemasaran, fungsi produksi, fungsi
pergudangan dan distribusi, fungsi sumber
daya manusia, fungsi akuntansi dan fungsi
keuangan. Prosedur audit yang dilakukan
dalam suatu audit manajemen tidak seluas
audit prosedur yang dilakukan dalam suatu
general audit, karena ditekankan pada
evaluasi terhadap kegiatan usaha
perusahaan.
Prosedur audit yang dilakukan mencakup :
1.
Prosedur Penelaahan Analitis, 2. Evaluasi
atas
Management Control System yang Terdapat
di Perusahaan, 3. Compliance Test
(Pengujian
Ketaatan).
Dari beberapa fungsi yang perlu diperiksa
oleh audit manajemen, salah satunya adalah
fungsi marketing (pemasaran). Jika program
yang ditetapkan untuk bagian marketing
tidak
bisa dicapai dan budget yang ditetapkan
tidak

bisa dipenuhi, berarti fungsi marketing tidak


berjalan efektif. Misalnya market share
perusahaan tidak bisa ditingkatkan sesuai
rencana. Pemasaran memegang kunci
keberhasilan dalam menggali, memelihara
(mempertahankan), dan mengembangkan
sumber-sumber penghasilan perusahaan.
Karakteristik lingkungan bisnis yang penuh
turbulence dan tingkat persaingan yang
sangat
ketat sudah merupakan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu untuk dapat terus survive
maka audit pemasaran merupakan salah satu
kunci yang senantiasa harus selalu di
perhatikan oleh kalangan bisnis. Karena di
dalam iklim bisnis pasar yang semakin
kompetitif dan penuh gejolak harus disadari
bahwa keberhasilan dimasa depan hanya
akan
datang dari perencanaan pemasaran yang
sangat cermat (McDonald, 2002) dan
pelaksanaan audit pemasaran akan sangat
menentukan keberhasilan implementasi
perencanaan pemasaran tersebut.
Audit Pemasaran adalah suatu bentuk
pengujian yang komprehensif, sistematis,
independen dan dilakukan secara periodik
terhadap lingkungan pemasaran baik itu dari
segi tujuan, strategi, dan aktifitas perusahaan
atau unit bisnis untuk menentukan peluang
dan permasalahan yang terjadi, serta
memberikan rekomendasi rencana tindakan
untuk meningkatkan kinerja pemasaran
perusahaan. Audit pemasaran lebih
menekankan pada evaluasi terhadap
bagaimana efektivitas organisasi pemasaran
dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti
halnya audit keuangan, audit pemasaran
dilaksanakan secara berkala sebagai
pengganti ketika mekanisme pengendalian
tampak keluar dari sistem pengendalian.
Audit pemasaran bukan suatu proses
pengendalian yang digunakan hanya selama
terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang
mengalami hambatan mungkin digunakan
untuk mengisolasi permasalahan dan
mencarikan solusinya (IBK Bayangkara,
2008).
Tujuan utama dari audit pemasaran adalah
untuk mengidentifikasi ancaman-ancam

an
pemasaran yang dihadapi perusahaan dan
merencanakan perbaikan yang diperlukan
untuk mengeliminasi ancaman tersebut.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari
audit
ini, hasil audit dapat memberikan gambaran
yang objektif tentang kinerja pemasaran
perusahaan dan berbagai kekurangan yang
terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran
yang masih memerlukan perbaikan..
Didalam
Audit pemasaran terdapat dua tipe audit
pemasaran, yaitu: 1. audit fungsional
(vertikal) merupakan audit yang dilakukan
terhadap beberapa aktivitas dari departemen
pemasaran seperti periklanan atau penjualan
dan membuat analisis terhadap bagianbagian
yang diaudit tersebut, 2. audit menyeluruh
3
(horizontal), yang melakukan audit terhadap
keseluruhan dari fungsi pemasaran
perusahaan (IBK Bayangkara, 2008).
Dalam penentuan tipe audit yang
digunakan tergantung dari perusahaan itu
sendiri akan seberapa penting audit
pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan
seberapa besar pula dana yang sanggup
dikeluarkan perusahaan tersebut untuk
melakukan audit pemasaran, karena untuk
melakukan audit menyeluruh diperlukan
dana
yang cukup besar.
Audit pemasaran tidak hanya memberikan
manfaat yang besar bagi perusahaan yang
sedang dirundung persoalan. Dalam situasi
dan kondisi perusahaan yang berjalan
normal,
berbagai industri yang dapat melaksanakan
audit pemasaran dan menindaklanjuti
hasilnya
dengan baik sehingga mampu untuk
memperkecil kesenjangan negatif antara
lingkungan bisnis dengan strategi, taktik dan
kapasitas internal perusahaan akan memiliki
tingkat return of investment (ROI) yang jauh
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak memperhatikan audit pemasaran
sebagaimana mestinya (Wilson Arafat,

2005).
Arti penting pelaksanaan audit pemasaran
bagi suatu perusahaan akan semakin
dirasakan oleh suatu perusahaan ketika
mereka memahami sejumlah manfaat yang
akan dipetik dengan melaksanakannya
dengan
baik. Karena dengan melaksanakan audit
pemasaran dengan baik dan benar maka
akan
memberikan banyak sekali manfaat, seperti :
1. memberikan suatu evaluasi yang
independen dan tidak bias terhadap
programprogram
pemasaran, termasuk strategi,
penawaran, dan kreatifitas suatu perusahaan.
2. dapat mengidentifikasi area-area yang
dibutuhkan dalam menigkatkan dan
menghasilkan saran-saran dan ide-ide yang
spesifik serta bagaimana memperbaikinya.
3. identifikasi tersebut termasuk beberapa
cara (several ways) untuk memperbaiki
respons pemasaran.
4. memberikan sebuah perusahaan ide-ide
baru yang segar, teknik-teknik dan new
direction pada masa mendatang.
5. membantu perusahaan secara periodik
dalam menganalisis upaya pemasaran,
mengcreate
serta merevisi pendekatan pemasaran
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
(Wilson Arafat, 2005).
Dengan demikian, audit pemasaran adalah
merupakan aktivitas vital yang sangat
menentukan kesuksesan suatu perusahaan.
Karena, didalam iklim bisnis pasar yang
semakin kompetitif dan penuh turbulence
harus disadari bahwa keberhasilan dimasa
depan akan sangat ditentukan oleh
kesuksesan
pelaksanaan audit pemasaran. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka penulis
mengambil judul untuk melakukan
penelitian
mengenai

AUDIT PEMASARAN DI PT.


NUSA RAYA CIPTA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Audit Pemasaran


Auditing adalah pengumpulan serta
pengevaluasian bukti-bukti atas informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian informasi tersebut dengan
kriteriakriteria
yang telah ditetapkan (Alvin A.Arens
et al., 2003). Sebelum mengetahui
pengertian
Audit Pemasaran, terlebih dahulu penulis
jelaskan pengertian dari Audit. Pada
dasarnya,
Audit merupakan suatu alat perusahaan agar
dapat mengerti bagaimana perusahaan
berhubungan dengan lingkungan tempat
perusahaan beroperasi. Audit merupakan
alat
perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahannya sebagaimana mereka
berhubungan dengan peluang dan ancaman
(Amin Widjaja Tunggal, 2003).
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2003)
Audit Pemasaran merupakan sejumlah cara
titik mulai yang benar untuk proses
perencanaan pemasaran strategist, karena
melalui audit, strategist sampai pada suatu
tolak ukur baik dari peluang dan ancaman
lingkungan ataupun kemampuan pemasaran
organisasi.
4
Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran
Menurut (IBK Bayangkara, 2008), tujuan
utama dari audit pemasaran adalah untuk
mengidentifikasi ancaman-ancaman
pemasaran yang dihadapi perusahaan dan
merencanakan perbaikan yang diperlukan
untuk mengeleminasi ancaman tersebut.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari
audit
ini, hasil audit dapat memberikan gambaran
yang objektif tentang kinerja pemasaran
perusahaan dan berbagai kekurangan yang
terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran
yang masih memerlukan perbaikan.
Rekomendasi yang diberikan auditor dapat
menjadi alternatif solusi atas kekurangan
yang
terjadi sehingga perbaikan-perbaikan yang
diperlukan segera dapat dilakukan.
Tipe Audit Pemasaran

Ada dua tipe audit pemasaran, pertama


audit fungsional (vertikal), merupakan audit
yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas
dari departemen pemasaran seperti
periklanan
atau penjualan dan membuat analisis
terhadap
bagian-bagian yang diaudit tersebut. Kedua
adalah audit menyeluruh (horizontal), yang
melakukan audit terhadap keseluruhan dari
fungsi pemasaran perusahaan.
Bentuk Audit Pemasaran
Menurut (Amin Widjaja Tunggal, 2003) :
1. Audit eksternal
berhubungan dengan variabel yang
tidak dapat dikendalikan, dimulai dengan
suatu pengujian informasi atas ekonomi
umum dan kemudian berpindah pada
pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan
dari pasar yang dilayani oleh perusahaan.
2. Audit internal
berkaitan dengan variabel yang dapat
dikendalikan yang bertujuan untuk menilai
sumber daya organisasi bagaimana mereka
berhubungan dengan lingkungan dan
berhadapan dengan sumber daya dari
pesaing.
Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
Menurut (IBK Bayangkara, 2008) Audit
pemasaran dapat mencakup enam wilayah
utama dalam pemasaran sebagai berikut :
1. Audit Lingkungan Pemasaran
Audit terhadap lingkungan pemasaran
mencakup penilaian terhadap pelanggan,
pesaing, dan berbagai faktor lain yang
memiliki pengaruh terhadap perusahaan.
Audit ini meliputi aspek lingkungan makro
seperti ekonomi, teknologi, sosial, dan
politik.
2. Audit Strategi Pemasaran
Audit ini bertujuan untuk menentukan
bahwa perusahaan telah menetapkan strategi
yang selaras dengan tujuannya, sesuai
dengan
lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi
bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak
secara jelas dinyatakan dan kemudian
auditor
harus menentukan pernyataan tujuan untuk
kepentingan pengevaluasiannya.

3. Audit Organisasi Pemasaran


Audit ini menilai kemampuan organisasi
pemasaran dalam mencapai tujuan
perusahaan. Audit ini menentukan
kemampuan tim pemasaran untuk secara
efektif berinteraksi dengan bagian-bagian
lain
seperti litbang, keuangan, pembelian, dan
sebagainya.
4. Audit Sistem Pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang
digunakan perusahaan untuk memperoleh
informasi perencanaan dan pengendalian
operasi pemasaran. Hal ini berhubungan
dengan penilaian apakah perusahaan telah
memiliki metode yang memadai atau tidak,
untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas
rutin di bidang pemasaran.
5. Audit Produktivitas Pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan
profitabilitas produk, kelompok pelanggan,
5
atau unit analisis yang lain di dalam
pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah
salah satu metode untuk menganalisis
profitabilitas dan produktivitas pemasaran.
6. Audit Fungsi Pemasaran
Audit ini merupakan audit vertikal atau
analisis secara mendalam terhadap setiap
elemen bauran pemasaran seperti produk,
harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan,
promosi, dan lain-lain (IBK Bayangkara,
2008).
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh dengan mengambil
data langsung dari perusahaan menggunakan
alat instrumen berupa kuesioner yang
diberikan pada pihak perusahaan yang
bersangkutan.
Alat Analisis yang digunakan
Analisis SWOT dapat digunakan sebagai
salah satu alternati
f
tools di dalam
melakukan
audit pemasaran. Analisis SWOT dapat
membantu perusahaan dalam merumuskan
strategi untuk mencapai keunggulan
bersaingnya. Perusahaan harus melakukan

analisis terhadap lingkungan pemasarannya


untuk menentukan berbagai ancaman yang
mungkin dihadapi dan beberapa peluang
yang
mungkin untuk dikelola. Di samping itu,
perusahaan juga harus melakukan analisis
terhadap kekuatan dan kelemahannya. Hasil
analisis pemasaran ini merupakan informasi
penting yang digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan pada fungsi
perencanaan pemasaran, implementasi
pemasaran, dan pengendalian pemasaran
(IBK Bayangkara, 2008).
Empat faktor dalam Analisis SWOT
adalah sebagai berikut :
a. Sterngth / Kekuatan (S), adalah
kemampuan internal yang menonjol
dari sebuah perusahaan secara relatif
dibandingkan dengan perusahaan
lainnya. Strength merupakan suatu
kompetensi yang ada dalam
perusahaan yang disajikan sebagai
perbandingan dengan competitor.
b. Weakness / Kelemahan (W),
merupakan sifat-sifat dari suatu
perusahaan yang cenderung
mengurangi nilai-nilai kompeten dan
perbandingan dengan pesaingpesaingnya.
c. Opportunities / Peluang (O),
merupakan peluang-peluang yang
ada dalam diri perusahaan atau
peluang-peluang yang dimiliki oleh
perusahaan.
d. Threats / Ancaman (T), merupakan
kejadian-kejadian yang sangat
mungkin terjadi yang dapat
mengakibatkan kerugian tertentu bagi
perusahaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Audit Pemasaran di PT. Nusa
Raya Cipta
Hasil dari audit pemasaran mencakup
enam komponen diantaranya adalah :
1. Lingkungan Pemasaran
Lingkungan Makro
Dalam lingkungan makro, perkembangan
dan kecenderungan demografis utama tidak
memberikan peluang ataupun ancaman bagi
perusahaan karena perusahaan dapat
memanfaatkan kecenderungan tersebut

dengan adanya kantor cabang dan


perwakilan
di wilayah Timur dan Barat untuk kemajuan
perusahaan. Untuk menanggapi
perkembangan dan kecenderungan tersebut,
perusahaan menambah atau memperluas
wilayah. Perusahaan memiliki ketersediaan
sumber daya alam serta energi yang cukup
baik, dan dapat mengantisipasi
perkembangan
utama dalam pendapatan, harga,
penghematan, kredit yang dapat
mempengaruhi perusahaan dengan
meningkatkan kinerja sumber daya
keuangan.
Perusahaan mendapat tanggapan baik dari
masyarakat mengenai bisnis dan produk/jasa
6
yang ditawarkan perusahaan, disamping itu
perusahaan melakukan peningkatan kinerja
Direktorat Teknik & Pengembangan dalam
upaya meningkatkan upaya pemasaran
terhadap gaya hidup dan nilai-nilai
pelanggan.
Lingkungan Mikro
Di dalam lingkungan mikro terdapat segmen
pasar utama perusahaan yaitu pelaku
bisnis/komersial, dan terdapat pesaing utama
yaitu konstruksi BUMN. Perusahaan
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
dengan melakukan analisa pasar dan telah
menetapkan saluran distribusi yang tepat
untuk menyalurkan produk/jasa kepada
pelanggan, sehingga memiliki tingkat
efisiensi dan potensi pertumbuhan yang baik
dalam masing-masing saluran distribusi.
2. Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran terdapat tujuan
dan sasaran pemasaran perusahaan yang
telah
dinyatakan dengan jelas untuk dapat
membimbing perencanaan pemasaran dan
pengukuran kinerja juga terdapat misi bisnis
perusahaan yang telah dinyatakan dengan
jelas dan berorientasi pasar, tujuan
pemasaran
yang tepat dan mempertimbangkan sumber
daya, posisi persaingan dan peluang.
3. Organisasi Pemasaran
Dalam organisasi pemasaran, wakil

direktur bidang pemasaran memiliki


wewenang dan tanggung jawab yang
memadai dalam merencanakan, mengelola
dan mengendalikan upaya pemasaran
perusahaan dan otoritas final decision
terdapat
di wakil direktur. Di dalam perusahaan
terdapat komunikasi dan hubungan kerja
yang
baik antara pemasaran dan tenaga penjualan.
4. Sistem Pemasaran
Dalam sistem pemasaran perusahaan,
sistem intelijen pemasaran menghasilkan
informasi yang akurat, tepat waktu dan
memadai mengenai perkembangan pasar
yang
berkaitan dengan pelanggan, calon
pelanggan,
pesaing dan masyarakat.
Perusahaan, departemen, atau divisi
memanfaatkan riset pemasaran untuk
perencanaan sebagaimana halnya
pemecahan
masalah, seperti pengambilan keputusan
pemasaran didasarkan pada hasil riset
pemasaran yang memadai. Perusahaan juga
memberikan cukup dorongan pada riset
pemasaran.
Perusahaan memiliki prosedur
pengendalian untuk memastikan bahwa
rencana tahunan tercapai yaitu yang tercatat
pada Annual Bussiness Plan dan
Management
Review dan perusahaan terorganisasi dengan
baik untuk mengumpulkan, menghasilkan,
dan menyaring ide-ide tentang produk baru
melalui Rapat Triwulan dan Review Proyek.
5. Produktivitas Pemasaran
Dalam produktivitas pemasaran,
perusahaan memperluas segmen bisnis yang
ada agar tercipta profitabilitas yang
meningkat, disamping itu perusahaan tidak
perlu mengeluarkan biaya yang berlebihan
untuk melakukan kegiatan pemasaran.
6. Fungsi Pemasaran
o Kebijakan produk
Pada fungsi pemasaran, perusahaan
menyatakan secara tegas lini produknya
yaitu melalui analisis order yang ada
berupa tender atau non tender yang saat

ini mampu mencapai tujuan dalam


memuaskan kebutuhan pasar dan
kontribusinya pada laba perusahaan.
Lini produk yang ditetapkan
perusahaan adalah merentang kedua arah
yaitu pada saat posisinya di tingkat
menengah tersebut mulai diserang
pesaing, perusahaan memasuki pasar di
tingkat bawah atau di tingkat atas atau
mungkin secara bersamaan. Di samping
itu perusahaan perlu menambah beberapa
lini produknya untuk meningkatkan
pangsa pasar melalui peningkatan strategi
produk/jasa yang dibutuhkan pelanggan.
o Kebijakan penetapan harga
Dalam hal penetapan harga,
perusahaan memiliki tujuan, kebijakan,
strategi dan prosedur penetapan harga
yang dinyatakan secara tegas untuk
pencapaian tujuan pemasaran perusahaan.
7
o Kebijakan Distribusi
Perusahaan memiliki tujuan dan
strategi distribusi yang dinyatakan secara
tegas dan dapat disosialisasikan secara
memadai dan dijadikan pedoman dalam
mengambil keputusan distribusi.
o Kebijakan promosi dan publikasi
Perusahaan memiliki rencana promosi
menyeluruh dengan menyeimbangkan
komponen-komponen promosi dalam
program tersebut untuk mendukung
pencapaian tujuan pemasaran.
Tujuan dari Audit Pemasaran adalah
untuk menunjukkan sasaran dan strategi
pemasaran organisasi diperlukan suatu
format
untuk mengatur penemuan-penemuan besar
dari hasil audit. Caranya adalah dengan
melakukan analisis SWOT untuk setiap
produk utama atau segmen pasar. Melalui
SWOT akan didapat kekuatan dan
kelemahan
internal yang membedakannya dengan
kekuatan dan kelemahan kompetitor dan
dengan peluang maupun ancaman eksternal
kunci. SWOT juga harus mencakup
sebabsebab
adanya kinerja yang baik ataupun
buruk.

Tabel 4.3
Hasil Analisis SWOT PT. Nusa Raya
Cipta
Periode 2009
Kekuatan (Strength)
Kelemahan
(Weaknes)
- Perusahaan
memiliki
keunggulan
kompetitif yang
tidak mudah ditiru
oleh pesaing yaitu
dalam hal jaringan
kerja (Network)
pada Group Surya.
- Perusahaan cukup
memiliki sumber
daya manusia.
- Perusahaan dapat
mengerjakan
- Perusahaan
pernah
mengalami
penurunan pada
saat krisis
moneter (periode
1997-2000)
namun saat ini
sudah kembali
pulih.
- Organisasi
pemasaran
perusahaan tidak
memiliki posisi
sesuatu lebih baik
dibandingkan
pesaing khususnya
dalam segmen
produk
tertentu/unggulan.
- Perusahaan
memiliki kesan
positif terhadap
pelanggan dengan
adanya Repeat
order.
- Perusahaan
termasuk dikenal
sebagai pemimpin

pasar karena masuk


dalam kelompok
sepuluh besar.
- Perusahaan
memiliki teknologi
yang sesuai dengan
perkembangan
jaman karena selalu
mengikuti
perkembangan
IPTEK yang tepat
guna.
- Perusahaan dapat
memproduksi dan
memasarkan
dengan biaya yang
relatif lebih murah
melalui
pemberdaya
sumber daya yang
dimiliki dan
IPTEK. Biaya
produksi dan
pemasaran dapat
ditekan tanpa
mengabaikan Mutu
/Customer
Satisfaction.
- Perusahaan
memiliki tim
manajemen dengan
reputasi yang baik
dengan adanya
beberapa piagam
penghargaan yang
strategis di dalam
struktur
organisasi untuk
mengoptimalkan
perannya dalam
pencapaian tujuan
perusahaan.
- Profitabilitas yang
diperoleh
perusahaan plusminus
mendekati
angka sesuai
Bussiness Plan
dan Annual
Bu

ssiness Plan
selama lima
tahun.
8
diperoleh.
- Perubahan yang
terjadi di
masyarakat tidak
mempengaruhi
bisnis yang
dijalankan
perusahaan, karena
perusahaan selalu
mengikuti Tread &
Tendensi yang ada
di masyarakat,
kecuali bila
perubahan yang
sangat ekstrim
(misal penjarahan
tahun 1998).
Peluang
(Opportunity)
Ancaman (Treath)
- Perusahaan dapat
memasuki segmen
market baru
- Perusahaan dapat
memperluas lini
produk
- Pasar tumbuh secara
signifikan
- Kondisi ekonomi
sampai saat ini
secara umum cukup
menggairahkan.
- Perusahaan
memprediksikan
sampai saat ini
posisi pasar tidak
akan menurun.
- Perusahaan
mendapat
beberapa serangan
pesaing baru,
pesaing yang lebih
kuat diantaranya
pesaing BUMN.
- Secara mikro
kebijakan

pemerintah sangat
mempengaruhi
bisnis yang sedang
dijalankan
perusahaan,
seperti BBM dll.
Dengan melihat dampak-dampak tersebut
maka PT. Nusa Raya Cipta dapat melakukan
tindakan-tindakan sebagaimana yang
diungkapkan oleh David (2002) yaitu :
- Menggunakan strength untuk
memanfaatkan opportunities dan
menggunakan strengths untuk
menghindari treaths. Strength
perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh
pesaing membuka opportunities bagi
perusahaan untuk memasuki segmen
market baru, dan mengantisipasi apabila
perusahaan mendapat serangan pesaing
baru. Sehingga opportunities yang ada
dapat dimanfaatkan secara optimal dan
threats yang timbul dapat diatasi
dengan baik.
- Mengatasi weakness dengan
memanfaatkan opportunities, dan
meminimalkan weakness dan
menghindar
i
treaths, yaitu mengatasi
profit yang plus-minus dengan
memanfaatkan kondisi ekonomi yang
sampai saat ini secara umum cukup
menggairahkan, dan perusahaan
memprediksikan sampai saat ini posisi
pasar tidak akan menurun, sehingga
apabila suatu saat kebijakan pemerintah
mempengaruhi bisnis yang sedang
dijalankan perusahaan, maka posisi
pasar tetap tumbuh secara signifikan.
Sehingga opportunities yang diharapkan
dan treaths yang akan terjadi dapat
dimanfaatkan serta diatasi berdasarkan
strength yang ada.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses pelaksanaan audit pemasaran

di
PT. Nusa Raya Cipta adalah :
Audit Pemasaran dilakukan oleh pihak
Management Representative dan bekerja
sama dengan konsultan. Dilakukan dua kali
dalam setahun (untuk menentukan posisi
perusahaan) dengan menggunakan
instrumen
berupa kuesioner yang terdiri dari enam
komponen, diantaranya yaitu lingkungan
pemasaran, strategi pemasaran, organisasi
pemasaran, sistem pemasaran. Produktivitas
pemasaran, dan fungsi pemasaran. Setelah
itu
evaluasi dan pengukuran audit pemasaran
dilakukan dengan melakukan tools Analisis
SWOT berdasarkan informasi (data-data)
yang didapat. Hasil dari Audit pemasaran
menjadi gambaran perusahaan untuk
ditindak
9
lanjuti dengan melakukan tindakan-tindakan
korektif yang dibutuhkan oleh perusahaan,
sesuai dengan hasil atau rekomendasi yang
didapat dari pelaksanaan audit pemasaran.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan maka
saran yang dapat diberikan pada perusahaan
yaitu mengacu pada David (2002) dengan
menggunakan strength untuk memanfaatkan
opportunities dan menggunakan strengths
untuk menghindari treaths. Strength
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif
yang tidak mudah ditiru oleh pesaing
membuka opportunities bagi perusahaan
untuk memasuki segmen market baru, dan
mengantisipasi apabila perusahaan
mendapat
serangan pesaing baru. Sehingga
opportunities yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal dan threats yang timbul dapat
diatasi dengan baik. Mengatasi weakness
dengan memanfaatkan opportunities dan
meminimalkan weakness dan menghindari
treaths, sehingga opportunities yang
diharapkan dan treaths yang akan terjadi
dapat dimanfaatkan serta diatasi berdasarkan
strength yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Aeker, D., Kumar, V., & Day, G., 2001,

Marketing Reaserch. 7th Edition, John


Willey and Sons Inc., New York, NY.
Alvin A.Arens et al., 2003, Auditing dan
Pelayanan Verifikasi : Pendekatan
Terpadu, Edisi 9, Jilid 1, Jakarta : PT.
INDEKS Kelompok Gramedia.
Amin Widjaja Tunggal, 2003, Audit
Manajemen Kontemporer, Edisi revisi,
Jakarta : Penerbit Harvarindo.
David, F.R., 2002, Manajemen Strategis.
Edisi Bahasa Indonesia, PT Perhallindo,
Jakarta.
Erita Dwi Cahyani, 2005,

Audit Pemasaran
Berdasarkan Strategic Marketing Plus
2000 CV. Morinda House Bogor

,
SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen,
Hal : 1-29
IBK Bayangkara, 2008, Audit Manajemen :
Prosedur dan Implementasi, Penerbit
Salemba empat.
Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran.
Edisi Milenium, PT. Perhalindo, Jakarta.
McDonald, M., 2002, How Come Your
Marketing Plans Aren

t Working : Kunci
Sukses Perencanaan Pemasaran. PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Philip Kotler et al, 2004, Manajemen
Pemasaran : Perspektif Asia, Edisi 3,
Jilid 1, Penerbit PT. INDEKS Kelompok
Gramedia.
Trisno Musanto, 2004,

Faktor-faktor
Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas
Pelanggan : Studi Kasus pada CV.
Sarana Media Advertising Surabaya

,
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,
Vol. 6, No. 2:123-136.
Wilson Arafat, 2005, The Real Power of
Marketing Audit, Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo Kelompok
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai