Fsm-Pengolahan Limbah Gas Industri Pangan
Fsm-Pengolahan Limbah Gas Industri Pangan
Proses penghilangan gas dengan bioscrubber dibagi menjadi dua bagian penting :
a. Penyerapan gas yang masuk tangki penyemprotan
Senyawa gas yang mudah larut dalam air dialirkan dan masuk ke dalam tangki lalu
disemprot dengan cairan. Pada kondisi setimbang laju penghilangan komponen gas
yang mudah diuraikan secara biologis (biodegradable) sebanding dengan laju pindah
massa. Konsentrasi gas dalam fase cair sebaiknya sekecil mungkin karena laju
kelarutan gas sebanding dengan tekanan dan jumlah gas yang larut
b. Regenerasi lumpur aktif dan sirkulasinya
Gas yang terlarut akan dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba dalam lumpur aktif.
Konsentrasi Lumpur aktif biasanya 5-8 g/L untuk mempertahankan jumlah mikroba
dan sirkulasinya. Bila terlalu kental, lumpur aktif harus dikelurkan atau diencerkan
dengan air.
2. trickling filters
Suatu trickling filter terdiri dari kolom yang berisi bahan pengepak (ukuran 5-10 cm)
yang tersusun cukup rapat dan memiliki luas permukaan kontak yang kecil. Air yang
mengandung senyawa penting yang dibutuhkan oleh mikroba disemprotkan dari atas
kolom pengepakan dan akan menyebar melalui permukaan butiran bahan pengepak.
Cairan mengalir ke bawah melalui lapisan tipis yang menutupi butiran bahan
pengepak dan membasahi lapisan tersebut. Limbah gas dialirkan dari lubang bawah
menuju kolom pengepakan dan bertemu dengan air sehingga meningkat kelarutannya.
Selanjutnya komponen limbah gas yang terlarut dalam air akan masuk ke dalam
biofilm untuk dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba.
3. biofilter
Suatu biofilter mengandung bahan penyaring berupa kompos, peat (gambut), kulit
kayu, tanah, arang aktif dsb dimana mikroba terjerat / terimobilisasi di dalamnya
dengan membentuk lapisan tipis (biofilm/biolayer). Gas-gas dilewatkan melalui
biofilter, komponen gas target akan larut dan terserap ke dalam lapisan biolayer,
selanjutnya dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba. Pada umumnya, bahan penyaring
alami mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba
sehingga penambahan nutrisi dan mineral tidak diperlukan. Namun demikian,
pemakaian biofilter dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan memerlukan penambahan
sejumlah nutrisi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mikroba.
Pengolahan secara fisik-kimia
* Metode pemurnian gas buangan secara fisik-kimia dilakukan berdasarkan pada perubahan
fase atau penyerapan pada suatu adsorban, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
1. Metode fase gas, yaitu untuk menyamarkan bau busuk yang tidak disukai dengan
memberikan bau enak. Metode ini sebenarnya bukan untuk menghilangkan gas/bau.
2. Metode fase cair, yaitu penyerapan gas yang memiliki kelarutan yang tinggi dalam
zat cair. Gas buangan dialirkan lalu dikontakkan dengan senyawa penyerap gas
(adsorban) yang pada umumnya menggunakan air. Selanjutnya, adsoban dimurnikan
kembali jika memungkinkan, dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya atau dibuang.
3. Metode fase padat, yaitu penyerapan gas oleh senyawa penyerap (adsorban) dalam
bentuk padat. Pada proses ini, gas dialirkan dan dikontakkan dengan adsorban padat.
Molekul gas akan terserap dan terkondensasi di permukaan adsorban secara fisik
maupun kimia. Salah satu adsorban yang banyak digunakan adalah arang aktif.
Arang aktif dalam bentuk granular (granular activated carbon, GAC) telah banyak
digunakan sebagai penyerap bau dan warna. Arang aktif dalam bentuk serat
(activated carbon fibre, ACF) memiliki daya serap yang lebih besar daripada GAC.
Daya serap ACF tipe FN-300GF-15 terhadap gas ammonia adalah 0,72 g ammonia/kg
berat kering ACF. Daya serap ACF-1300 terhadap senyawa organik yang mudah
menguap (seperti aseton, alcohol, tetrahidrofuran) adalah 0,44 g/kg berat kering ACF.
Daya serap secara fisik-kimia ini hanya berlangsung 2-3 hari saja sebelum mencapai
titik jenuh. ACF atau GAC yang telah jenuh perlu dipanaskan pada suhu diatas 100 oC
untuk melepaskan gas-gas yang telah terserap (regenerasi) sehingga dapat digunakan
kembali.
4. Metode pembakaran, yaitu dengan cara membakar langsung gas senyawa organik
pada tingkat suhu yang cukup sehingga menghasilkan karbondioksida dan air.
Metode ini banyak dihindari karena membutuhkan biaya yang cukup besar.
Sumber:
Puckett, Ruby Parker. 2013. Food Service Manual for Health Care Institutions 4 th edition.
USA.
Arief, Latar Muhammad. 2014. Pengolahan Limbah Gas. Universitas Esa Unggul: Jakarta.
Hidayat, Nur. 2013. Manajemen Lingkungan Industri: Teknologi Pengolahan Limbah Gas.
Universitas Brawijaya: Malang.