Anda di halaman 1dari 30

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H.

406127097

BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma prostat merupakan salah satu keganasan yang paling banyak dijumpai pada
laki-laki di Amerika Serikat, setelah karsinoma paru dan kolon yang mencapai 21% dari
seluruh keganasan pada laki-laki. Karsinoma prostat merupakan penyakit yang erat kaitannya
dengan usia, jarang terjadi pada laki-laki dibawah umur 40 tahun (Kumar et al., 2007).
Karsinoma prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita pria berusia lanjut
dengan kejadian puncak pada usai 65 - 75 tahun. Insidensi di Amerika Serikat terdapat sekitar
200.000 kasus baru karsinoma prostat, dan merupakan penyebab kematian ke 3 terbesar
setelah karsinoma paru dan kolorektal. Di Jepang dilaporkan sebanyak 39 penderita per
100.000 orang dan di China sebanyak 28 penderita per 100.000 orang mengalami penyakit ini
(Kumar et al., 2007).Di Indonesia pada tahun 1992 saja sudah dapat disimpulkan bahwa
kanker prostat menduduki urutan ke 9 dengan 310 kasus baru (4,07%) dari 10 kasus kanker
yang diperoleh dari laporan berbagai rumah sakit.
Kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas sehingga sering terjadi
keterlambatan diagnosa. Gejala awal pada kanker ini mirip dengan gejala pembesaran prostat
jinak (Benign Prostate Hyperplasia) yaitu sulit kencing, umumnya penderita harus mengedan
karena saluran kencing tertekan oleh kanker. Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara
pasti meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak
dan kadar hormon testosteron (Choen & Douglas, 2008; Purnomo, 2011).
Uraian di atas menunjukkan bahwa kanker prostat merupakan aspek yang perlu didalami oleh
karena perkembangan penderita yang cukup pesat dan komplikasi pada penderita kanker
adalah penurunan kualitas hidup dan kematian.

Page 1

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097

BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi dan Fisiologi Prostat


Kelenjar prostat terletak tepat di bawah leher kandung kemih. Kelenjar ini
mengelilingi uretra dan dipotong melintang oleh duktus ejakulatorius, yang merupakan
kelanjutan dari vas deferen. Kelenjar ini berbentuk seperti buah kenari. Normal beratnya 20
gram, di dalamnya berjalan uretra posterior 2,5 cm.1
Pada bagian anterior difiksasi oleh ligamentum pubroprostatikum dan sebelah inferior
oleh diafragma urogenital. Pada prostat bagian posterior berumuara duktus ejakulatoris yang
berjalan miring dan berakhir pada verumontarum pada dasar uretra prostatika tepat proksimal
dan sfingter uretra eksterna.1
Secara embriologi, prostat berasal dari lima evaginasi epitel urethra posterior. Suplai
darah prostat diperdarahi oleh arteri vesikalis inferior dan masuk pada sisi postero lateralis
leher vesika.1
Drainase vena prostat bersifat difus dan bermuara ke dalam pleksus santorini.
Persarafan prostat terutama berasal dari simpatis pleksus hipogastrikus dan serabut yang
berasal dari nervus sakralis ketiga dan keempat melalui pleksus sakralis. Drainase limfe
prostat ke nodi limfatisi obturatoria, iliaka eksterna dan presakralis, serta sangat penting
dalam mengevaluasi luas penyebaran penyakit dari prostat.1
Dasar dari prostat terletak pada leher kandung kemih dan bagian apeks pada
diafragma urogenital. Fascia Denonvillier merupakan suatu jaringan ikat tipis yang
memisahkan prostat dan vesikel seminal dari rektum posterior. Serabut-serabut otot skeletal
dari diafragma urogenital meluas ke bagian apeks prostat sampai bagian anterior midprostat.
Zona perifer terdiri dari seluruh jaringan kelenjar prostat pada bagian apeks dan bagian
posterior dekat kapsul. Pada zona ini lebih sering dijumpai carcinoma, prostatitis kronik dan
atropi post inflammatory. Zona sentral merupakan suatu daerah yang berbentuk kerucut
Page 2

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


dengan bagian apeks meliputi duktus ejakulasi dan uretra prostatik pada verumontanum.
Zona transisi terdiri dari dua bagian jaringan kelenjar pada bagian lateral uretra dari bagian
tengah kelenjar. Pada zona ini sering terjadi benign prostatic hyperplasia (BPH). Stroma
fibromuskular anterior membentuk kecembungan kelenjar ini pada bagian permukaan
anterior. Bagian apeks dari area ini kaya dengan otot lurik yang bercampur dengan kelenjar
dan otot dari diafragma pelvis. Menuju bagian basal, lebih dominan otot polos bercampur
dengan serabut-serabut dari leher kandung kemih. Bagian distal dari stroma fibromuskular
anterior penting untuk fungsi voluntary sphincter, sedangkan bagian proksimal penting untuk
fungsi involuntary sphincter.1
Gambaran histologi dari kelenjar prostat terdiri dari duktus kelenjar yang bercabangcabang. Kelenjar dan duktus terdiri dari dua lapisan sel yaitu lapisan sel kolumnar sekresi
luminal dan lapisan sel basal. Pada lumen dari kelenjar dan duktus prostat sering dijumpai
massa eosinofilik yang berlapis-lapis (corpora amylacea) yang lebih umum dijumpai pada
laki-laki yang lebih tua. Kapsul prostat terdiri dari jaringan fibrous yang mengelilingi
kelenjar dan merupakan suatu lapisan yang lebih fibrous dari otot yang terletak di antara
stroma prostat dengan jaringan lemak di luar prostat.1
Fungsi Prostat adalah menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna
untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di
bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.1
Kelenjar ini menghasilkan sekresi yang penyalurannya dari testis secara kimiawi dan
fisiologis

sesuai

kebutuhan

spermatozoa.

Sewaktu

perangsangan

seksual,

prostat

mengeluarkan cairan encer seperti susu yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam
duktus ejakulatorius. Cairan ini menambah volume cairan vesikula seminalis dan sperma.
Cairan prostat bersifal basa (alkalis). Sewaktu mengendap di cairan vagina wanita, bersama
dengan ejakulat yang lain, cairan ini dibutuhkan karena motilitas sperma akan berkurang
dalam lingkungan dengan pH rendah.1

Page 3

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


BAB III
KARSINOMA PROSTAT

Karsinoma prostat adalah suatu kanker ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat,
tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya
dan merupakan yang terbanyak diantara keganasan sistem urogenitalia pada pria. Tumor ini
menyerang pasien yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia
70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia
di bawah 45 tahun.2
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di Amerika
Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker prostat menunjukkan
morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi pria di Amerika. Secara khusus
kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa Afro-Amerika yang berkulit hitam
daripada bangsa kulit putih. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9
pada kulit hitam di Amerika Utara akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit
putih di Amerika Utara hanya 1 dari 11 orang akan mengidap kanker prostate. Sedangkan di
Asia sendiri masih terhitung rendah. Di Indonesia data di bagian Sub bagian Urologi, Bagian
bedah FKUI, selama periode 1995-1998 ditemukan data-data 17 kasus per tahun. Data dari
13 Fakultas Kedokteran Negeri di Indonesia kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit
keganasan tersering pada pria dan menduduki peringkat ke 2 setelah kanker buli-buli
(kandung kemih).3
Kenaikan insidens kanker prostat dapat dihubungkan dengan peningkatan usia
harapan hidup, perubahan pola makan khususnya kombinasi lemak dan modalitas diagnostik
yang lebih baik. Sejak diperkenalkan pada akhir tahun 80-an, prostate spesifik antigen (PSA)
merupakan salah satu alat bantu untuk diagnosis kanker prostat, dikombinasikan dengan
pemeriksaan colok dubur dan biopsi prostat dengan bimbingan Transrectal Ultrasonography
(TRUS). Biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan kecurigaan kanker prostat pada
pemeriksaan colok dubur yaitu adanya konsistensi prostat yang keras, adanya nodul, atau
pembesaran prostat yang tidak simetris. Biopsi juga akan dikerjakan bila ditemukan lesi
hypoechoic atau hiperechoic pada pemeriksaan TRUS. Selain itu juga dikerjakan bila nilai
PSA >10 ng/ml atau PSA density (PSAD) >0,15 pada penderita dengan nilai PSA antara 4

Page 4

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


10 ng/ml walaupun tidak ada kecurigaan pada pemeriksaan colok dubur maupun pemeriksaan
TRUS.3
Pengobatan kanker prostat bergantung pada stadium penyakit dengan terapi radikal
baik secara operasi maupun radioterapi diindikasikan pada penderita dengan stadium awal
(T1b-T2c, N0, M0). Prostatektomi radikal merupakan anjuran pertama pada penderita berusia
<70 tahun tanpa adanya komorbiditas yang dapat menghalangi pelaksanaan operasi atau
menambah morbiditas paska bedah. Pada penderita berusia >70 tahun atau menolak tindakan
pembedahan dianjurkan pemberian radioterapi radikal. Sedangkan pada penderita dengan
stadium 3 (T3, N0, M0) atau 4 (T4 atau N+, atau M+) diberikan terapi hormonal secara
orchydectomi bilateral atau pemberian LHRH agonis beserta anti androgen. Pada penderita
T3 tanpa penyebaran ke kelenjar getah bening atau metastasis, kombinasi radioterapi dan
terapi hormonal selama 2 3 tahun masih bisa dipertimbangkan bila harapan hidup antara 5
10 tahun.3
ETIOLOGI dan FAKTOR RESIKO
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ca prostat ; tetapi
beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan Beberapa
hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya adalah:5
1. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia
lanjut.
2. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu pertumbuhan
stroma kelenjar prostat.
3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga
menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.
Faktor resiko

Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat

Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.

Kontak dengan logam berat seperti cadmium.


Page 5

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097

Ras Afrika yang tinggal di Amerika.

Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga

Kebiasan merokok

PATOGENESIS
Munculnya kanker prostate secara laten pada usia tua banyak terjadi. Sepuluh persen
pria usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostate diam dan tidak bergejala,
pertumbuhan dari kanker prostate asimptomatis yang kebetulan ditemukan lamban
sekali.Keganasan prostate 90% biasanya berupa Adenocarsinoma yang berasal dari kelenjar
prostate yang menjadi hipotrofik pada usia decade kelima sampai ketujuh. Agaknya proses
menjadi ganas sudah mulai pada jaringan prostate yang masih muda. Karsinoma prostate
paling sering terjadi pada zona perifer (75%).9
Dengan berkembangnya tumor dapat terjadi perluasan langsung ke urethra, leher
kandung kemih, dan vesikula seminalis. Karsinoma prostate dapat juga menyebar melalui
jalur limfatik dan hematogen. Secara berturut tempat yang paling sering dari metastasis
melalui jalur hematogen melalui v.vertebralis adalah ke tulang-tulang pelvis, vertebra
lumbalis, femur, vertebra torasika, dan kosta. Metastasis ini lebih sering osteoklastik
(menyerap tulang) daripada osteoblastik (membentuk tulang). Pada osteokalstik jaringan
tulang diganti jaringan tumor oleh infiltrasi dan pertumbuhan tumor, sementara pada
osteoblastik, tumornya justru merangsang sel-sel pembentuk tulang di sekitarnya untuk
membentuk tulang ekstra yang jelas dapat dilihat pada foto roentgen.10
Penyebaran limfogen dapat ditemukan dikelenjar limfe di panggul kecil dan lewat
samping pembuluh darah besar keatas lewat samping dinding perut belakang (kelenjar limfe
retroperitoneal atas).agak jarang tumor ini menyebar ke sum-sum tulang dan visera,
khususnya hati dan paru.9,10,11Tingkat penyebaran karsinoma prostate yang lazim dipakai
didasarkan pada system tingkat penyebaran American Urological Assosiation (AUA) dan
TNM.9

GAMBARAN KLINIK
Karsinoma prostate stadium dini dan lanjut mungkin asimptomatik pada saat
diagnosis, dan lebih dari 80 persen pasien menderita penyakit stadium C dan D pada saat
Page 6

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


diagnosis. Pada orang yang simptomatis, keluhan yang sering ditemui adalah disuria,
kesulitan berkemih, mengedan jika ingin berkemih, peningkatan frekuensi berkemih, retensi
urin total, nyeri punggung atau pinggang dan hematuria. Setiap laki-laki berusia diatas 40
tahun yang mengeluh disuria, sering berkemih atau kesulitan berkemih tanpa obstruksi
uretrhra mekanis harus dicurigai menderita kanker prostate. Gejala lainnya berupa :

segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes

perasaan tidak puas setelah berkemih

nyeri baik ketika berkemih maupun ejakulasi

inkontinensia uri

penurunan berat badan 7,8,9,10,11,12

DIAGNOSIS
Diagnosis kanker prostate ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisis dan
laboratorium. Sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya ditanyakan mengenai riwayat
penyakit, riwayat penyakit kanker dalam keluarga dan gejala-gejala yang dialami, khususnya
yang berhubungan dengan berkemih. Berdasarkan anamnesis tersebut barulah dianjurkan
pemeriksaan yang akan dilakukan sebagaimana yang akan dijelaskan dibawah ini.
Berdasarkan dari ketentuan dari perhimpunan ahli kanker amerika, dua dari pemeriksaan
tersebut, yaitu digital rectal examination (DRE) dan pemeriksaan prostate-antigen spesifik
(PSA), dianjurkan untuk pasien lebih dari 45 tahun dan memiliki perkiraan masa hidup
kurang dari 10 tahun, serta usia lebih dari 45 tahun yang termasuk dalam resiko tinggi.13
A. Digital Rectal Examination (DRE)
Karena bentuk prostate berada didepan rectum, maka memudahkan kita untuk
menyentuh prostate dengan memasukkan jari lewat rectum. Palpasi prostate merupakan
pemeriksaan yang mudah , murah tapi terbaik untuk mendeteksi semua stadium penyakit
selain stadium A. Adapun yang dapat dinilai dalam melakukan pemeriksaan ini tonus
sfingther ani dan refleks BCR, menilai apakah ada massa dalam lumen rectum serta menilai
keadaan prostate. DRE pada penderita kanker prostate akan menunjukkan adanya
pembesaran prostate dengan konsistensi keras, padat, noduler, irregular, permukaan yang
tidak rata, atau asimetris.11,12,13
B. Prostat Spesifik Antigen (PSA) test
Page 7

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


Peningkatan insidens kanker prostat yang pesat dalam dekade terakhir tidak lepas
dari digunakannya PSA sebagai modalitas diagnostik. Walaupun tidak merupakan petanda
tumor spesifik untuk keganasan prostat, bila nilai PSA >4 ng/ml, yaitu nilai yang dipakai
sebagai batas normal, umumnya akan dilakukan biopsi prostat sekalipun tidak ditemukan
kelainan pada colok dubur. Untuk keganasan prostate dikenal petanda tumor yaitu fosfatase
asam prostate (prostate acid phosphatase = PAP) dan antigen khas prostate (prostate specific
antigen = PSA) yang sensivitasnya tinggi dan spesifisitasnya tidak terlalu tinggi, tetapi lebih
tinggi dibandingkan dengan PAP.9,13 Peningkatan kadar antigen spesifik prostate (PSA)
dalam serum adalah pemeriksaan paling peka untuk mendeteksi kanker prostate secara dini.
Kadar PSA mungkin meningkat pada penyakit local, sedangkan peningkatan kadar fosfatase
asam biasanya mengisyaratkan kelainan ekstraprostate. Setelah diagnosis dan pengobatan,
penilaian respon paling baik dilakukan dengan melakukan pemeriksaan berkala PSA maupun
fosfatase asam.10,11,13
C. Transrectal Ultrasound (TRUS)
Transrectal ultrasound digunakan untuk mengetahui pertumbuhan prostate yang
tidak normal dan membantu dalam melakukan biopsy pada daerah prostate yang abnormal.
Tindakan ini menggunakan gelombang suara untuk membentuk pencitraan dari
prostate.TRUS selain dapat mengukur volume prostate, dapat juga mendeteksi kemungkinan
adanya keganasan dengan memperlihatkan daerah hypoechoic, dan dapat pula melihat adanya
bendungan vesika seminalis yang tampak merupakan gambaran kista disebelah bawah dari
prostate.7,13
D. Transabdominal Ultrasound (TAUS)
Prostate dapat pula diperiksa dengan USG transabdominal (TAUS), biasanya
dilakukan dalam keadaan vesika urinaria penuh. TAUS dapat mendeteksi bagian prostate
yang menonjol ke buli-buli yang dapat dipakai untuk meramalkan derajat besar obstruksi,
selain tentu saja dapat mendeteksi apabila ada batu didalam vesika.7
E. Biopsy
Pada biopsy jaringan sample diambil dan diperiksa dengan bantuan mikroskop untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan dari kanker. Hanya biopsy yang dapat menentukan
kanker prostate dengan pasti. Sejumlah dokter biasanya mengambil sejumlah jaringan sample
untuk dibiopsi. Namun perlu diketahui meskipun hasil biopsy negative namun kanker
kemungkinan tetap ada. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat biopsy sample yang diambil
Page 8

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


bukanlah jaringan yang mengalami kanker. Pada kanker prostate yang mempunyai
pembungkus tumornya memiliki grade dan stage tersendiri. Grade dan stage tersebut
membantu dalam menentukan jenis terapi yang akan dilakukan.13
Score gleason diperuntukkan untuk kanker prostat berdasarkan gambaran
mikroskopiknya. Score gleason sangat penting karena score gleason yang tinggi berhubungan
dengan prognosis yang buruk. Hal ini disebabkan score gleason yang tinggi memberikan
gambaran kanker yang pertumbuhannya cepat. Untuk menerapkan score gleason perlu
dilakukan biopsy. Biopsi dilakukan dengan cara prostatectomy atau dengan cara
memasukkan dengan needle kedalam kelenjar prostat melalui rectum.
Tingkat infiltrasi dan penyebaran tumor berdasarkan system TNM adalah sebagai
berikut : (7)
T Tumor Primer
Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 - Tidak dijumpai tumor primer
Tis Karsinoma in situ ( PIN )
- T1a 5 % jaringan yang direseksi mengandung sel-sel kanker, colok dubur normal
- *T1b - > 5 % jaringan yang direseksi mengandung sel-sel kanker, colok dubur
normal.
- *T1c - Peningkatan kadar PSA, colok dubur dan TRUS normal
- *T2a - Teraba tumor pada colok dubur atau terlihat pada TRUS hanya pada satu
sisi, terbatas pada prostat
- *T3a - Ekstensi ekstrakapsuler pada satu atau dua sisi
- *T3b - Melibatkan vesikula seminalis
- *T4 - Tumor secara langsung meluas ke baldder neck, sfingter, rectum, muskulus
levator atau dinding pelvik
N Kelenjar limfe regional ( obturator, iliaka interna, iliaka externa, limfonodus presakral )
Nx - Tidak dapat dinilai
N0 - Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
N1 - Metastasis ke kelenjar limfe regional
M Metastasis jauh
Mx - Tidak dapat dinilai
Page 9

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


M0 - Tidak ada metastasis
M1a - Metastasis jauh kelenjar limfe nonregional
M1b - Metastasis jauh ke tulang
M1c - Metastasis jauh ke tempat lain
Score gleason berkisar antara 2 sampai 10. score gleason dengan nilai 2 menandakan
prognosis yang baik sedangkan nilai 10 menandakan nilai 10. Score akhir merupakan
kombinasi dari 2 penilaian yang berbeda dengan range 1 sampai 5. Score gleason
berhubungan dengan beberapa gambaran berikut ini :
Grade 1. kanker prostat yang menyerupai jaringan prostat normal. Kelenjarnya kecil,
bentuknya baik dan terbungkus rapat.
Grade 2. jaringan masih mempunyai kelenjar0kelenjar yang bentuknya baik, tapi lebih
besar dan memiliki lebih banyak jaringan diantaranya.
Grade 3. jaringan masih memiliki kelenjar yang masih dapat dikenali, tapi selnya lebih
gelap. pada pembesaran yang lebih tinggi, beberapa dari sel-sel ini
meninggalkan kelenjar dan mulai menginvasi jaringan sekitarnya.
Grade 4. jaringan hanya menyisakan sedikit kelenjar yang masih dapat dikenali. Sel
sudah lebih banyak menginvasi jaringan disekitarnya.
Grade 5. jaringan sudah tidak memiliki kelenjar yang dapat dikenali. Hanya terdapat
lembaran-lembaran sel disepanjang jaringan yang berada disekelilingnya.
Dilakukan pemeriksaan patologi

terhadap spesimen biopsi dan berusaha

memberikan penilaian terhadap dua bentuk yang paling berbeda. Hasil scoring tersebut
dijumlahkan untuk mendapatkan nilai akhir untuk score gleason. Contoh ; spesimen prostat
yang dibiopsi memperlihatkan dua bentuk yang berbeda salah satunya diberi angka 2 dan
yang lainnya diberi angka 3. maka hasil akhir dari score gelason.5.
Score gleason berguna dalam menegakkan prognosis dari kanker prostat. Bila
digunakan dengan parameter lain, score gleason membantu dalam menentukan staging
kanker prostat yang mana secara tidak langsung akan memberikan gambaran prognosis dari
kanker prostat itu sendiri dan bermamfaat dalam penentuan terapi yang akan dilakukan.13
PEMERIKSAAN PENCITRAAN7
1. Foto polos abdomen
Page 10

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


Dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli,
adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan
buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.
2. USG Transrektal (TRUS)
Pada pemeriksaan USG transrektal dapat diketahui adanya area hipoekoik (60%) yang
merupakan salah satu tanda adanya kanker prostat dan sekaligus mengetahui
kemungkinan adanya ekstensi tumor ke akstrakapsuler. Selain itu dengan tuntunan
USG dapat diambil contoh jaringan pada area yang dicurigai keganasan melalui
biopsi aspirasi dengan jarum halus (BAJAH)
3. Cystoscopy (sistoskopi)
Pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan cystoscop. Pemeriksaan ini untuk
memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih atau sumber
perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam
4. Pielografi intra vena
Dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan hidroureter, fish
hook appearance ( gambaran ureter berkelok kelok di vesikula ) inclentasi pada dasar
buli-buli, divertikel, residu urine atau filling defect divesikula.
5. CT scan dan MRI
CT scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu pada
pasien

yang menunjukkan skor Gleason tinggi (> 7) atau kadar PSA tinggi.

Dibandingkan dengan USG transrektal, MRI lebih akurat dalam menentukan luas
ekstensi tumor ke ekstrakapsuler atau ke vesikula seminalis.
6. Bone scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metastasis hematogen
pada tulang. Meskipun pemeriksaan ini cukup sensitif, tetapi beberapa kelainan tulang
juga memberikan hasil positip palsu, antara lain artritis degeneratif padsa tulang
belakang, penyakit Paget, setelah sembuh dari cedera patah tulang, atau adanya
penyakit tulang yang lain. Karena itu dalam hal ini perlu dikonfirmasikan dengan foto
polos pada daerah yang dicurigai.

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


I. Surveilance (observasi)
Page 11

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


Surveilance ditujukan untuk observasi dan pengawasan secara teratur tanpa terapi
inmasif. Surveilance biasa digunakan pada stadium awal kanker prostate dengan
pertumbuhan yang lambat yang biasa didapatkan pada usia lanjut. Tindakan ini juga
dilakukan pada pasien yang berisiko terhadap terapi bedah radio terapi maupun terapi
hormonal. Terapi lain dapat mulai diberikan apabila sudah tumbuh gejala atau jika terdapat
tanda-tanda pertumbuhan kanker (misalnya : PSA yang meningkat cepat, Score Gleason yang
tinggi pada biopsy dan lain-lain). Sebagian besar pasien yang mendapat tindakan surveilance
biasanya menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan dari tumor, dan terapi biasanya dilakukan 3
tahun kemudian. Meskipun tindakan surveilance yang dilakukan dapat mencegah resiko
pembedahan dan radiasi, namun resiko dari metastasis dapat meningkat. Pada pasien usia
muda tindakan surveilance tidak ditujukan untuk mencegah dilakukannya terapi secara
bersamaan, tapi bisa menjadi salah satu alasan untuk hal tersebut beberapa tahun kemudian,
selama pengaruh terapi terhadap kualitas hidup dapat di cegah. Masalah-masalah kesehatan
yang berkembang seiring dengan berkembang usia selama masa observasi juga menyulitkan
untuk dilakukannya pembedahan dan radioterapi.15
II. Terapi Hormonal
Terapi hormonal menggunakan pengobatan atau pembedahan untuk menghambat
asupan Dihidro testosterone (DHT) pada sel kanker prostate, DHT adalah suatu hormon yang
dihasilkan di prostat dan dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metastasis sel kanker prostate.15
Penghambatan DHT dapat menghentikan pertumbuhan kanker prostat bahkan menghambat
metastasisnya. Namun, terapi hormon jarang menyembuhkan kanker prostat karena kanker
yang berespon terhadap terapi hormonal biasanya menjadi resisten 1 sampai 2 tahun
berikutnya. Sel hormonal biasa diberikan pada kanker prostat yang sudah mendapat terapi
pembedahan atau radioterapi untuk mencegah timbulnya rekurensi.15,16
Tujuan dari terapi hormonal adalah menurunkan kadar testosteron atau untuk
menghentikan kerja testosteron. Kanker prostate distimulasi oleh testosteron dan hormonhormon pria lainnya (androgen). Pertama-tama kadar DHT yang rendah dalam darah
menstimulasi hipotalamus untuk menghasilkan GnRH. GnRH kemudian menstimuli kelenjar
hipofise untuk menghasilkan LH, yang selanjutnya LH menstimuli testis untuk menghasilkan
testosteron. Pada akhirnya testosteron dari testis dan dihidro epiandrosteron dari kelenjar
adrenal akan menstimuli prostat untuk menghasilkan DHT. Terapi hormonal dapat
menurunkankadar DHT dengan cara mengganggu telur pembentukkan tersebut di atas.15,16
Page 12

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


Berikut ini beberapa bentuk dari terapi hormonal.

Orchiektomy adalah suatu pembedahan yang bertujuan mengangkat testis. Karena testis
yang dihasilkan testosterone, maka apabila testis diangkat maka stimulasi hormonal
terhadap tumor akan terhenti.

Menggunakan Agonis dari LHRH, seperti leuprolide (lupron, viaduneligart), Gossereline


(zoladex) atau Busereline (supra Fact), untuk menghentikan produksi testosterone.

Anti Androgen yang biasa digunakan adalah flutamide (eulexine) bisa lutamide
(casodex), nilutamide dan asetat siproteron, yang menghambat kerja testosterone dan
DHT pada pasien kanker prosta.

Obat lain yang digunakan untuk menghambat produksi androgen pada kelenjar adrenal
adalah DHEA yang mengandung ketokenazol dan aminoglutethimide. Karena kelenjar
adrenal hanya membentuk 5 % dari androgen seluruh tubuh, maka pengobatan ini
umumnya dikombinasikan dengan pengobatan lain yang dapat menghambat 95 % dari
produksi androgen di testis. Cara kombinasi ini biasa disebut TAB (Total Androgen
Block)

Estrogen dalam bentuk dietil stilbesfron, dapat juga digunakan untuk menekan
pembentukkan testosteron. Namun estrogen jarang digunakan karena efek sampingnya
yang kuat. Efek samping adri cara pengobatan ini berbeda-beda

Orchiektomy dan Agonis LHRH dapat menimbulkan impotensi, rasa panas, dan
hilangnya keinginan untuk berhubungan seks. Anti androgen dapat menyebabkan
timbulnya mual, muntah, diare, dan pembesaran payudara. Beberapa diantara cara
pengobatan tersebut dapat menyebabkan kelemahan tulang (medicine)15,16,17

III. Terapi Radiasi


Radio terapi untuk kanker prostate terdiri dari terapi External-Beam radiasi dan
Brachy terapi.
a. Terapi External-Beam Radiasi
Terapi External-Beam radiasi khususnya menggunakan ekseleration linear berenergi
tinggi menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih lama pada pasien dengan penyakit local.
Suatu tehnik yang biasa disebut dengan IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy)
dapat digunakan untuk menunjang External-Beam radiasi yang disesuaikan dengan ukuran
tumor, diberikan dengan dosis tinggi pada prostate dan vesikula seminalis dengan sedikit
merusak kandung kemih dan rectum. Radioterapi ini biasanya diberiukan selama 6-7 minggu,
Page 13

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


5 hari dalam seminggu. Dosis dapat ditingkatkan dengan menggunakan suatu cara tertentu,
tetapi efeknya terhadap angka kelangsungan hidup tidak diketahui. Untuk pasien dengan
penyakit-penyakit local (T3 T4) tambahan gocerelin (zoladex) agonis LhRH menunjukkan
adanya peningkatan sebagaimana rata-rata angka kelangsungan hidup yang ada. Keuntungan
dari radio terapi jenis ini adalah mudah pelaksanaannya dan masih tergolong aman.
Kerugiannya adalah memiliki resiko menimbulkan rekurensi maupun pertumbuhan local,
biaya dan resiko timbulnya komplikasi. Komplikasi umumnya disebabkan oleh radiasi yang
mengenai jaringan yang normal seperti kandung kemih. Disamping itu efek samping lainnya
adalah impotensi, inkontinensia, cystitis dan prostitis.15,16,18
b. Brachy terapi
Brachy terapi untuk kanker prostat menggunakan Seeds yaitu suatu lempeng
radioaktif yang kecil yang mengandung bahan radioaktif (seperti iodin-125 atau Paladium103) yang ditanamkan pada tumor dengan bantuan transrectal ultrasound (TRUS). Jika
Seeds yang ditanamkan tadi telah mencapai dosis homogen terhadap prostat maka
memungkinkan dilakukannya radiotherapi. Keuntungan dari cara radiotherapi ini adalah
mudah dalam penempatannya dan memiliki masa terapi yang singkat. Kerugiannya memiliki
biaya yang besar, menimbulkan impotensi, rekurensi, inkontinensia (umumnya pada pasien
yang telah menjalani reseksi prostat) dan pergeseran atau migrasi kekandung kemih atau
sirkulasi, contohnya keparu-paru.
Radioterapi umumnya diberikan pada kanker stadium dini dan biasanya juga pada
stadium lanjut untuk mencegah metastasis ketulang, radioterapi dapat dikombinasikan dengan
terapi hormon pada penyakit dengan resiko sedang, dimana radioterapi saja tidak cukup
untuk mengatasi kanker itu. Beberapa ahli onkologi mengkombinasikan external-beam
radiasi dan brachy terapi untuk kelompok resiko sedang sampai tinggi. Pada salah satu
penelitian ditemukan bahwa kombinasi terapi supresi androgen yang dikombinasikan dengan
external-beam radiasi selama 6 bulan dapat memperbaiki angka kelangsungan hidup pasien
jika dibandingkan dengan radioterapi saja pada pasien kanker prostat yang terlokalisir. Dapat
pula digunakan kombinasi dari external-beam radiasi, brachy terapi dan terapi hormon.
Umumnya radioterapi diberikan apabila kanker sudah sampai menekan medula spinalis atau
kadangkala setelah dilakukan pembedahan seperti pada kanker yang ditemukan di vesikula
semilunaris, limfonodus, diluar kapsul prostat atau daerah yang dibiopsi. Radioterapi biasa
dibeikan pada pasien yang memiliki kendala medis sehingga susah untuk dilakukan
Page 14

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


pembedahan. Radioterapi juga terbukti lebih baik dalam mengobati kanker ang kecil jika
dibandingkan dengan pembedahan. 15,16,18
IV. Operatif
Tehnik operatif untuk penanganan kanker prostat terdiri atas dua cara :
1. Prostatectomy radikal
prostatectomy radikal adalah suatu tehnik pembedahan dengan cara mengangkat
seluruh prostat. Cara ini di indikasikan untuk kanker yang hanya mengenai prostat dan tidak
menginvasi kapsula prostat, limfonodus dan organ lain disekitarnya. Terdapat tiga cara
pelaksanaan radical prostatectomy yaitu radical retropubik prostatectomy dengan cara
melakukan

insisi

abdomen.

Sedangkan

yang

kedua

yaitu

radikal

perineal

prostatectomy,dengan melakukan prostatectomy yaitu : prostate yang terkena, vesikula


seminalis dan ampula dari vasdeferens diangkat seluruhnya, sedangkan kandung kemih
dibiarkan tetap berhubungan dengan membrane urethra untuk membiarkan terjadinya
berkemih. Dan yang ketiga cara radikal suprapubik prostatectomy. Prostatectomy radikal
dapat dikombinasikan dengan radioterapi pada kanker prostate yang letaknya hanya pada
daerah prostate. Hal ini akan memberikan hasil yang baik karena kanker belum bermetastasis.
Komplikasi dari cara ini antara lain inkontinensia urine dan impotensi15,16,17,18
Radikal retro-pubik prostatectomy19

Lakukan insisi dibagian midline bawah, kemudian lakukan limfadenectomy pelvik


bilateral ekstra peritoneal. Keluarkan lemak retro-pubik dan cauter cabang superfisial
dari vena dorsalis penis. Lakukan insisi tumpul pada fascia endopelvic. Angkat semua
serat otot yang tersisa (levator ani, pubococcygeus dan puborectalis) kebagian lateral dari
prostat sampai fascia prostat dan vena dorsalis terlihat. Lakukan jahitan menggunakan
benang vicryl 2,0 dibagian vena dorsalis dan anterior dari urethra. Buat jahitan kontrol
dengan benang vicryl 2,0 sebanyak 8 jahitan di bagian proksimal dari vena dorsalis.

Pisahkan vena dorsalis menggunakan elektro cauter, buat defek pada fascia tersebut.
Lakukan insisi V pada tepi fascia prostat, secara distal dan proksimal.

Buatlah sebuah manuver menggunakan gunting Satinsky, lakukan insisi pada


neurovaskuler ke arah urethra dan kandung kemih. Pada keadaan ini fascia prostat bagian
lateral yang berisi neurovaskuler di immobilisasi kearah posterior. Tempatkan jari
telunjuk tangan kiri diantara immobilisasi fascia prostat dan kapsul prostat tepat dibagian
postrior dari prostat. Manuver ini bertujuan untuk memisahkan fascia denonvilier
Page 15

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


adheren anterior dari bagian posterior prostat. Selanjutkan pindahkan ujung jari kiri ke
arah kanan dari apical prostat sampai kearah fascia prostat di bagian yang kontra lateral
tepat diatas neovaskuler kanan. Ujung jari kiri akan menembus prostat lateral kanan
dengan membentuk sudut siku-siku terhadap pengapit

Pengapit neurovaskuler kanan dikeluarkan dari prostat secara kranial dan posterior.
Pisahkan urethra yang membranius menggunakan elektrocauter. Biarkan elektrocauter
tersebut sampai mancapai 45 derajat untuk mencapai puncak tersebut. Dalam hal ini
serat-serat sisa yang masih sehat dari urethra eksternal rabdo spinkter yang membungkus
bagian anterior dari apeks prostat selanjutnya dibagi dan diberikan pada urethra. Setelah
urethra dipisah lakukan immobilisasi prostat dan lakukan ligasi vaskuler lateral
menggunakan hemoklips. Pisahkan bagian anterior dari fascia denonvilier dan ampulla
vasdeferens. Diseksi ampulla vasdeferens ke medial dan lakukan mobilisasi kearah
distal. Lakukan diseksi tajam dan mobilisasi vesikel-vesikel yang kemungkinan bisa
berkembang. Lakukan diseksi pada daerah nerovaskuler dan pleksus pelvik pada daerah
lateral dari vesikel untuk mencegah terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang tidak
diinginkan.

Lakukan retraksi vesikel dan ampulla vasdeferens serta lakukan diseksi untuk
membebaskannya dari kandung kemih menggunakan elektro cauter. Diseksi dilakukan
dari ujung fascia viceralis kandung kemih yang tegak lurus dengan fascia denonfilier
posterior.

Angkat serat-serat sirkuler dari kandung kemih dan keluarkan spesimen-spesimen yang
terdapat didalamnya. Lakukan hal itu dengan hati-hati sehingga tidak perlu dilakukan
ekstensi leher kandung kemih. Lakukan jahitan menggunakan monocryl 3,0 untuk
memperbaiki leher kandung kemih. Mulai jahitan pada arah jam tujuh dan lakukan
sampai mukosa kandung kemih menyatuh dengan fascia parietal

Akhiri jahitan pada arah jam 5 dan lakukan jahitan pada daerah fascia viceralis kandung
kemih tepat pada arah jam 5 dan jam 7. lakukan anastomose vesiko urethral direck
menggunakan 6 jahitan (menggunakan monocryl 2,0).

Radikal perineal prostatectomy20

Pasien diposisikan pada posisi litotomi posisi tinggi. Bantal Lioy-Allen atau pijakan
yellowfin digunakan untuk menopang kedua kaki. Suatu gel setebal 6 inci (misalnya jelly
guling) ditempatkan dibawah sakrum. Diperlukan penanganan khusus agar kedua kaki
Page 16

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


tertopang dengan baik dan mencegah agar pinggul tidak bergerak. Adanya tambahan
tekanan pada saat melakukan posisi tersebut akan menimbulkan neuropraxia sciatic atau
memperlancar sirkulasi

ke ekstremitas bawah dan abdomen bagian bawah.

Rhabdomyolisis dapat terjadi namun jarang ditemukan dan biasanya berhubungan


dengan waktu operasi yang lama dan kesalahan dalam memposisikan pasien. Resection
trans urethral OConnor-Sullivan ditempatkan pada rectum dengan bantuan jari untuk
memudahkan melakukan palpasi prostat dan dinding rectum selama operasi. Suatu
traktor Lowsley ditempatkan sepanjang urethra sampai kekandung kemih, dan syapnya
dibuka untuk memudahkan dalam memindahkan prostat ke lapangan operasi.

Buat insisi U dengan apex di mid perineum sedangkan ujung anteriornya berada digaris
midline 1 cm di medial dari tubersitas ischiadikum. Klem alis digunakan untuk
mengamankan reseksi trans urethral pada kulit.

Penulis menyatakan bahwa pendekatan extraspinkter young berlawanan dengan


pendekatan subspinnkter Belt. Fossa ischiorectalis diperlebar pada salah satu sisi dari
tendon sentral dan tendon sentral dipisahkan dengan menggunakan cauter. Diseksi
dilanjutkan

sampai

ke

jaringan

fibrosa

posterior

bahkan

sampai

ke

raphe

bulbospongiosum. Apabila jaringan fibrosa dibuka maka akan tampak rectrourehtralis


dibagian midline dan m. Levator ani dibagian lateral. Rectrourethralis dibuka untuk
mengamankan rectum. Angkat jaringan fibrous menggunakan forceps untuk melihat
rectrourethralis dan rectum, rectum diangkat sampai mendekati urethra tetap dibagian
apex dari prostat. Apabila rectum dimobilisasi ke bagian posterior dari apex prostat,
gunting dengan berlawanan dari apex sampai mendapat apponeurosis (fascia)
Denonvillien yang berwarna putih. Tractor Lowsley digunakan untuk menarik prostat
kearah perineum dan membantu dalam identifikasi apex prostat. Apabila retrourethralis
telah terbuka sempurna, rectum akan mendorong apponeurosis Denonvillier ke arah
posterior sampai kedalam luka, tepat diproksimal vesika semilunalis. Jari dimasukkan
kedalam sampai levator muskularis ani untuk membersihkan jaringan lemak peri prostat.
Pada kasus-kasus eksisi besar monuver dilakukan untuk menentukan batas maksimal dari
jaringan ekstra prostat yang erupakan batas operasi yang bersih. Pada kasus pembukaan
saraf dibuat suatu bidang di bagian medial dari serat levator, lateral dari fascia pelvik
lateralis jaringan penunjang dibagian posterolateral rostat disatukan dengan nervus

Page 17

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


cavernosum. Pembukaan fascia dan jaringan penunjang yang tipis tersebut dilakukan dari
daerah anterolateral rektum.

Untuk tujuan tersebut biasanya digunakan retraktor perineal Tompson atau Bukwalter.
Suatu retraktor tajam sebesar 2 inci ditempatkan di rektum dan 2 pisau bersudut ganda
ditempatkan dibagian anterolateral.kriteia tentang pembukaan saraf berbeda-beda
diantara setiap ahli bedah, namun pasien dengan volume yang rendah kankernya yang
tidak terpalpasi dan score gleason kurang dari atau sama dengan 6 biasanya mendapat
pembukaan saraf. Pembukaan saraf dibagian unilateral dilakukan apabila saraf-saraf
dibagian kontralateral mendapat metastase dari kanker. Apponeorosis Denonvillier
diinsisi secara transversal dari bagian medial salah satu vesikasemilunaris sampai kebatas
medial vesika semilunaris lainnya. Pengguntungan dilakukan didaerah ini sampai
ampulla dan vesika semilunalis terlihat. Salah satu vasdeferens di diseksi dan diangkat
kira-kira 5 am dari prostat dan kemudian dilektkan dengan menggunakan bantuan alat
ligasur. Vasdeferens lainnya mendapat perlakuan yang sama. Vesika semilunalis
diangkat menggunakan forceps dan ditarik kearah medial. Apponeurosis Denonviller
digunting kearah lateral untuk melihat bagian lateral. Pengguntingan dilakukan dibagian
lateral dari vesika semilunaris sampai mencapai pembuluh darah dibagian tersebut.
Pembuluh-pembuluh darah tersebut disatukan menggunakan ligasur. Leher posterior
kandung kemih didorong kearah basis prostat menggunakan disector Kuthnner.

Pada kasus pembukaan saraf, appneorosis Denonvillier diinsisi dari lateral ke midline,
tepat diatas medial vesika semilunaris yang ipsilateral kedaerah midline diatas dari apex,
dan kembali lagi kedaerah medial dari vesika semilunaris yang kontralateral (berbentuk
U terbalik). Dengan menggunakan seksi tajam fascia dan nervus cavernosum
dimobilisasi kearah lateral dari bagian lateral prostat. Dibentuk ruangan antara prostat
dengan lapisan apponeurosis Denonvillier yang memiliki nervus cavernosum. Daerah
tersebut dibentuk sekitar bagian lateral dari prostat mulai dari apex sampai vesika
semilunaris. Percabangan dari nervus yang masuk keprostat dibagian apex dan basis
dipisahkan untuk mencegah terjadinya trauma dibagan tersebut. Nervus cavernosum
dimobilisasi kedaerah lateral menjauhi basis prostat, meninggalkan pediculus vaskuler
dan basis prostat. Pediculus vaskuler dan basis prostat disatukan dengan ligasur, untuk
mencegah terjadinya traksi trauma. Cari prostatovesikularis dan pisahkan dari daerah
posterior dibagian lateral dan anterior dari ligamentum puboprostaticum. Penanganan ini
Page 18

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


bertujuan mencegh terjadinya trauma pada saraf ketika berlangsung pengangkatan
prostat. Dibagian apex persarafan dipisahkan dari urethra. Urethra kemudian di diseksi
secara sirkumferential dari jaringan apex prostat menggunakan disektor kuthner sampai
ke prostat, naik sampai ke verumontanum. Tindakan ini dilanjutkan dengan membagi
ligamentum puboprostatikum. Pada tindakan tanpa membuka persarafan, seluruh
jaringan peri prostaticum diangkat dari prostat bertujuan untuk menentukan daerah
reseksi tumor. Apponeurosis Denonvillier dan fascia endopelvik tidak diangkat, tetap
berada dibagian posterior dan lateral prostat. Pediculus prostat disatukan dengan ligasur.
Perhatikan pada saat mengembalikan apex prostat. Muskulus skeletal berada didekat
apex prostat dipisahkan agar tidak bersentuhan dengan urethra bagian distal sampai ke
apex. Selanjtnya lantai otot pelvik dipisahkan dari lantai pelvik kira-kira 1-2 cm jaraknya
dan diletakkan diatas apex prostat untuk memastikan daerah disekitar apex sudah cukup
adekuat. Penanganan ini bertujuan untuk mencegah bagian posterior prostat bergerak
kearah apex dari protat.

Urethra dipisahkan dari prostat secara sirkumferential menggunkan disektor kuthner


diantara urethra dan apex prostat. Pediculus apical dipisahkan menggunakan kauter,
traktor lowsley diangkat, dan tambahn urethra di diseksi dari apex sampai ke
verummontanum.

Urethra

selanjutnya

dipotong.

Ligamentum

puboprostatikum

dipisahkan menggunakan kauter beberapa milimeter kearah anterior dari bagian anterior
prostat. Klem ring ditempatkan pada jaringan anterior, dengan salah satu ringnya masuk
ke urethra untuk mencegah timbulnya traksi prostat kearah bawah yang dapat menyentuh
bagian anterior dari leher kandung kemih. Bagian anterior dipisahkan dengan
menggunakan kauter. Apabila terjadi perdarahan vena yang berasal dari vena dorsalis
maka dilakukan ligasi dengan menggunakan benang absorben.

Pada traksi prostat daerah diseksi antara leher kandung kemih dan basis prostat dibuka,
terlihat urethra masuk sampai ke basis prostat. Urethra selanjutnya dikeluakan dari basis
prostat dan dipotong, sisakan kira-kira 1 cm bagian urethr yang melekat dengan leher
kandung kemih.

Daerah operasi diirigasi, dan lakukan kontrol perdarahan sebelum melakukan


anastomose. Ujung urethra di anastomose dengan 2 benang monocryl 3,0 ditempatkan
didaerah midline anterior sampai kedaerah posterior, kemudian diikat dengan tidak
terlalu kencang untuk mencegah menurunnya diameter anastomose. Apabila daerah
Page 19

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


urethra sudah cukup adekuat lakukan urethrostomy sehingga urethra tidak beranastomose
dengan leher kandung kemih. Apabila anastomose sudah sempurna, diinjeksi dengan
cairan salin secara tegak lurus dari arah meatus dan kemudian anastomose dikencangkan
dengan jahitan tambahan. Kateter ukuran 18F ditempatkan pada kandung kemih dan
kemudian kandung kemih diirigasi untuk mengeluarkan sisa-sisa bekuan yang ada
didalamnya. Pada Resection prostat trans Urethral, dengan pembesaran kelenjar atau
kanker didekat leher kandung kemih maka leher kandung kemih tidak perlu diikat. Pada
keadaan

ini

kandung

kemih

masuk

kebagian

anterior

setelah

ligamentum

puboprostatikum dipotong. Leher kandung kemih dipisahkan dari prostat untuk membuat
jarak yang aman dari orifisium urethra. Leher kandung kemih selanjutnya dijahit dengan
kateter 18F tapi tidak sampai urothelium. Anastomose terhadap urothelium dilakukan
pada jahitan anastomose yang lain.

Retraktor diangkat dan rectum diinspeksi untuk melihat ada tidaknya trauma atau adanya
daerah yang menipis, bila ada dilakukan penanganan muskuluslevator ani dikembalikan
keposisi midline menggunakan draine Jackson Pratt atau Penrose yang ditempatkan di
rektum. Tendon sentral dikembalikan diposisinya, jaringan subkutan ditutup dan
kemudian kulit ditutup menggunakan jahitan subkutikuler pada sisi kiri dan kanan.
Selanjutnya Belladona maupun obat supposutoria dapat diberikan melalui rectum untuk
mengurangi spasme pasca operasi. Kateter dibiarkan tapi tidak menekan daerah bawah
abdomen dan pasien berada dalam masa pemulihan.

Radikal suprapubik prostatectomy21

pasien diletakkan diatas meja operasi pada posisi supine, dibawah pengaruh gravitasi,
larutan sulfat neomycin 0,1 % dimasukkan sampai mencapai kapasitas kandung kemih,
Kateter kemudian dilepas. Suatu lembaran kertas/tissue diletakkan dibawah pinggang
untuk menopang pelpis dan memberikan paparan terhadap leher kandung kemih dan
prostat. Vasektomy bilateral tidak selalu dilakukan. Identifikasi orifisium urethra dapat
dengan mudah dilakukan dengan bantuan injeksi satu ampul indigo carmine secara
intravena.

Insisi midline abdomen secara vertikal jarang dilakukan dibanding insisi secara
transversal. Insisi ini dilakukan untuk mendapatkan paparan yang tepat dan memudahkan
pada saat pembukaan dan penutupan daerah yang diinsisi. Dapat terjadi infeksi luka,
Page 20

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


insisi vertikal dilakukan pada daerah jaringan yang tipis, dibanding insisi transversa dan
menyulitkan penyebaran infeksi ke dinding abdomen.

Insisi kulit dilakukan dari daerah umbilikus sampai ke pubis. Perdarahan subkutan
terkoogulasi dengan alat elektrosurgical. Gunting Curved Mayo digunakan untuk
membagi fascia rektus disepanjang daerah insisi. Daerah diantara otot rektus dibuka
menggunakan hemostat dan daerah tersebut diangkat dari pubis sampai ke umbilikus.
Dibawah permukaan setiap otot rektus harus dimobilisasi untuk mendapatkan retraksi
lateral dari otot-otot tersebut. Dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan, satu
sampai tiga pembuluh darah kecil dimasukkan kepermukaan posterior dan medial dari
otot rektus yang selanjutnya dikauter sebelum dimasukkan retraktor Baltour.
Retraktor Baltour digunakan untuk memegang otot rektus lateralis. Fascia prevesikalis
diinsisi tepat dibelakang pubis, lemak perivesikel dan peritoneum dibersihkan
menggunakan kapas steril sampai mencapai dinding anterior kandung kemih.

Luka dibuat diantara kedua klem Allis untuk membuka kandung kemih. menjahit dinding
kandung kemih pada setiap daerah yang mendapat cystotomy Larutan neomycin 0,1%
dikeluarkan menggunakan section, dan dilakukan cystotomy tumpul untuk menopang
leher kandung kemih. Cistotomy dibuat sepanjang mungkin agar tidak mengganggu
pandangan ahli bedah terhadap trigonum dan vesika. Tidak ada keuntungan pada
cystotomi yang kecil karena hanya akan menghasilkan lapangan pandang yang tidak
memadai.

Paparan interior kandung kemih dipertahankan dengansampai kefascia rektus lateralis


menggunakan benang cromic 2.0. laparatomi diletakkan pada rongga kandung kemih,
dinding posterior kandung kemih ditarik keatas menggunakan retraktor Deaver. Ahli
bedah harus mendapat paparan trigonum dan leher vesika yang tepat. Setelah letak
orifisium urethra telah ditentukn, insisi mukosa bentuk tapal kuda dibuat disekitar daerah
lateral dan posterior dari leher kandung kemih. Jika insisi dimulai dari lobus media dan
naik sampai kelobus lateral, pandangan ahli bedah tidak akan terhalangi oleh perdarahan
dari insisi mukosa yang dilakukan. Insisi tersebut dilakukan untuk meminimalkan
kemungkinan trauma didaerah orifisium lateral selama operasi berlangsung.

Enukleasi adenoma dilakukan dengan cara tumpul. Retraktor diangkat dari luka untuk
mencegah sentuhan dengan tangan ahli bedah. Dengan mnggunakan indeks jari, urethra
prostatikum dan adenoma didorong kearah anterior tepat didaerah proksimal dari
Page 21

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


spinkter urine eksterna. Ruangan diantara adenoma dan kapsula bedah dibuka, enukleasi
dilakukan secepat mungkin. Lobus anterior, posterior dan lateralis dienukleasi untuk
pertama kali, dan lobus median pada bagian akhir. Hal ini dilakukan untuk mengangkat
semua lobus sebagai satu kesatuan.

Perdarahan terjadi sewaktu adenoma diangkat. Hemostatis tidak dapat dimulai sampai
adenektomi dilakukan dengan sempurna, selanjutnya pemanjangan daerah operasi akan
memperbanyak kehilangan darah. Apabila enukleasi dilakukan dengan cepat maka akan
memberikan hasil yang baik. Perlakuan yang tidak perlu pada kapsula prostat akan
menimbulkan perdarahan. Adhesi diantara adenoma dan kapsula dapat dipisahkan
dengan cara tajam. Daerah apeks prostat akan memberat pada akhirnya. Pada keadaan ini
dapat dilakukan cara tumpul tapi seringkali pembagian cara tajam menggunakan gunting
sangat dibutuhkan. Hal ini jarang dilakukan dengan pandangan langsung. Penanganan
sebaiknya dilakukan dengan cara mengangkat membran urethra keatas sampai mencapai
fossa prostat, apabila pengangkatan struktur tersebut dapat meningkatkan resiko
inkontinensia paska operasi.

Hemostatis dapat dicapai melalui paparan yang memadai didaerah operasi, ligasi
penjahitan aliran darah arteri besar prostat dibagian posterior dari leher kandung kemih,
dan membiarkan adanya traksi sementara pada daerah leher vesika untuk menghantikan
perdarahan vena di fossa prostatika. Paparan pada leher kandung kemih dan fossa
prostatika merupakan prioritas utama dalam menilai hemostatis. Kegagalan untuk
menilai adanya kompel vesika oleh ahli bedah adalah dengan penempatan jahitan
hemostatis

atau

traksi

den

waktu

untuk

menghentikan

perdarahan.

Paparan dengan memindahkan retraktor yang tebal dikeluarkan. Fossa prostatika ditutupi
dengan kassa gulung untuk menstimulasi kontraksi dari kapsula surgical. Dengan tujuan
untuk melipat bibir posterior dari kandung kemih. Retraktor Deaver ditempatkan didalam
fossa prostatika tepat diatas dari balutan kassa gulung, dan dibagian posterior leher
kandung kemih yang dilekatkan dengan klem Allis. Dengan melakukan traksi keatas dan
posterior dari klem tersebut, sisi fossa prostatika dibagian posterior dari leher kandung
kemih dapat terlihat dengan jelas. Paparan tambahan dilakukan menggunaklan retraktor
Ribbon atau Deaver pada daerah dinding kandung kemih yang merupakan tempat jahitan
yang dilakukan.

Page 22

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097

Gambar jahitan delapan ditempatkan pada leher vesikal posterior dari arah jam 4 jam 8.
kesalahan yang sering dijumpai adalah letak jahitan yang tidak berada didaerah lateral
yang cukup aman untuk arteri prostat yang besar. Jahitan sebaiknya lebih didalam dari
daerah fossa prostatika leher kandung kemih. Setelah mengamankan perdarahan arteri
dan vena besar, balutan dikeluarkan dari fossa prostatika. Meskipun terdapat robekan
pada kapsula, tapi sebaiknya tidak dilakukan penjahitan, ligasi maupun membekukan
perdarahan didaerah tersebut. Perdarahan dari daerah kapsula biasanya berasal dari vena
dan dapat dikendalikan menggunakan traksi jangka pendek. Fossa prostatika sebaiknya
diinspeksi untuk memastikan bahwa adenoma telah diangkat. Integritas orifisium urethra
diperbaiki untuk menentukan bahwa tidak terdapat hubungan antara jahitan hemostatik
yang ditempatkan didaerah posterior dari leher kandung kemih.

Kateter French Folley No.24 disertai balon 30ml dimasukkan kedalam kandung kemih
pasien. Kateter balon dikembangkan sehingga tidak terjadi traksi yang dapat menggeser
kateter balon tersebut sampai ke fossa prostatika. Biasanya jaringan seberat 1 ml air/gr
dikeluarkan untuk menjaga agar pengembangan balon tetap adekuat. Kateter balon
ditarik berlawanan dengan leher vesikal untuk menekan fossa prostatika. Traksi tersebut
dipertahankan menggunakan klem Kelly yang diletakkan bersilangan dengan kateter
pada saat akan dikeluarkan melalui meatus urethra. Drain penrose dimasukkan sepanjang
daerah hemostat dan menggunakan sedikit tahanan yang terkadang membutuhkan
bantuan. Drainase supra pubik dilakukan menggunakan kateter French Mallecot No.26
atau 28. luka dibuat didasar kandung kemih, dan tube suprapubik ditarik kearah retrograd
pada saat terbuka. Jahitan menggunakan chromic 2.0 dilakukan untuk mengikat tube
pada titik keluarnya dikandung kemih. Posisi akhir tube sebaiknya tidak menimbulkan
iritasi pada daerah trigonum dan spasme kandung kemih.

Dengan tujuan untuk menyembuhkan luka dan mengurangi terjadionya infeksi, kandung
kemih sebaiknya ditutup yang akan mempertahankan urine tetap berada disaluran kemih.
Hal ini baik dilakukan untuk memisahkan ketiga lapisan kandung kemih menggunakan
benang cromic yang baik. Lapisan mukosa ditutup menggunakan jahitan benang chromic
5.0. penutupan yang baik pada sudutnya dapat dicapai dengan mulai jahitan 5.0 pada
setiap sudut cystotomi. Hal ini akan memudahkan ahli bedah melakukan kerjanya
dibagian tengah dari penutupan mukosa dan mencegah terjadinya dog ear pada setiap
sudutnya. Suatu jahitan dengan benang chromic 4.0 dilakukan untuk menutup lapisan
Page 23

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


otot. Ketiga lapisan tersebut digabungkan dengan otot dan serosa serta ditutup dengan
jahitan Lembert menggunakan benang chromic 3.0 untuk menutup seluruh daerah yang
dijahit.kekuatan penutupan kandung kemih ditentukan oleh irigasi tuiba suprapubik
menggunakan salin normal. Penutupan dilakukan dengan ketat dan mengurangi daerah
yang terbuka dengan menggunakan chromic 3.0 secara terputus-putus. Irigasi kandung
kemih juga dilakukan untuk mengeluarkan bekuan darah yang terdapat selama penutupan
kandung kemih jika hemostatik tidak adekuat.

Setelah kandung kemih ditutup, luka diinspeksi untuk melihat ada tidaknya perdarahan
pada dinding kandung kemih, daerah perivesikalis ataupun pada otot rektus. Luka
umumnya diirigasi secara steril, saline normal yang hangat, dan sulfet neomycin 0,1 %.
Dengan tujuan agar lebih efektif, larutan neomicyn diletakkan didaerah luka dan
dibiarkan selama 60 detik. Draine penrose diletakkan didaerah perivesikalis. Pisahkan
daerah insisi pada setiap insisi midline untuk mendapatkan tempat keluar dari tube
suprapubik dan draine. Penrose dilekatkan pada kulit menggunakan jahitan benang
nonabsorben 3.0.

Otot rektus diikat dengan 3-4 jahitan benang chromic 3.0. lapisan tersebut ditutup tidak
untuk menguatkan insisi tapi untuk mengeluarjkan jaringan yang mati. Jahitan
nonabsorban dibutuhkan untuk menutup fascia rektus. Hal ini akan menguatkan
penutupan dan disertai dengan bahan penjahit (misalnya neurolon maupun prolene),
pembentukan batu pada luka yang secara teoritis akan menimbulkan komplikasi.
Penutupan menggunakan jahitan interuptus jenis Tom Jones dengan neurolone 0 untuk
menutup fascia rektus, jahitan subkutan ditutup dengan cutgut plain 3.0 secara interuptus,
dan kulit dengan benang nilon 3.0 secara interuptus

2. Transurethral Resection of the Prostate (TUR-P)


TUR-P merupakan suatu cara pembedahan pada kanker prostate apabila terjadi
sumbatan pada urethra yang disebabkan oleh pembesaran prostate. TUR-P biasanya
dilakukan pada penyakit-penyakit yang tergolong ringan. Sebagian prostat diangkat
menggunakan suatu alat yang dimasukkan kedalam urethra. alat tersebut atau yang biasa
dikenal cystoscope dimasukkan kedalam penis dan berfungsi untuk menghilangkan sumbatan
pada urethra tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan pada stadium awal untuk mengangkat
jaringan yang menghambat aliran urine. Pada stadium metastasis dimana kanker telah

Page 24

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


menyebar seluruh prostat penganmgkatan testis (Orchiectomy) dilakukan untuk menurunkan
kadar testosteron dan mengendalikan pertumbuhan kanker.22
V. Kemoterapi
Kemoterapi adalah cara pengobatan terakhir yang digunakan untuk mengatasi
kanker prostate. Kemoterapi belum dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup. Suatu
penelitian telah menunjukkan bahwa tindakan kemoterapi yang dilakukan bersama cara
pengobatan lainnya terbukti belum dapat meningkatkan kelangsungan hidup. Kemoterapi
sangat toxic dan memiliki banyak efek samping.23

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari pemberian terapi baik dengan
menggunakan radiasi maupun pembedahan berupa :
- Gangguan ereksi (impotensi)
- Perdarahan post operasi
- Anastomosi striktur pada perineal prostatectomy
- Urocutaneus fistula (perineal prostatectomy)
- Hernia perineal (Perineal prostatectomy).dll18,19,20,21,24

PROGNOSIS
Harapan hidup untuk penderita kanker prostat berhubungan dengan stadium
penyakit

Stadium A 87 %, Stadium B 81%, Stadium C 64%, stadium D 30%.2,23

Page 25

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097

LAMPIRAN
Anatomi Prostat

Gambar 1. Anatomi Urogenitalia Pria

Gambar 2.Anatomi zona dari kelenjar prostat yang dideskripsi oleh McNeal (Dikutip dari: Hammerich KH,
Ayala GE, Wheeler TM. Anatomy of the prostate gland and surgical pathology of prostate cancer. Cambrige
University Press, 2009).

Page 26

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097

Gambar 3. Kanker prostat

Page 27

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Hal.782-788. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2. O.E. Shirley., Kanker Prostat; Kanker Genitourinarius dalam Keperawatan Onkologi.,
Editor M.Eny., Edisi 3., EGC., Jakarta., 2005., Hal 141-144.
3. U. Rainy., Karakteristik dan Penanganan Kanker Prostat di Indonesia ; Pengamatan
Sepuluh Tahun dalam Indonesian Journal of Surgery., Edisi Khusus Urologi., Vol.33.
No.4 2005., IKABI., Jakarta., 2005., Hal 107 114.
4. Luhulima. J.W., Prostata; Morfologi dan Lokalisasi dalam Urogenitalia., Anatomi II
Program Pendidikan Dokter., Jilid 3., Bagian Anatomi FK UH., Makassar., 2002., Hal 27
29.
5. Di Fiore. Mariano.S.H., Kelenjar Prostat dengan Urethra Pars Prostatika; Kelenjar
Prostatika

dalam

Sistem

Reproduksi

Pria.,

Atlas

Histologi

Manusia.,

Editor

Martoprawiro.M., Edisi 5., EGC., Jakarta., 1986., Hal 215.


6. Guyton.C.A., Fungsi Kelenjar Prostat; Spermatogenesis dalam Fungsi Reproduksi dan
Hormonal Pria., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran., Editor Setiawan,Irawati., Edisi 9.,
EGC., Jakarta., 1997., Hal 1269.
7. Rahardjo.Djoko., Anatomi Bedah Prostat dalam Prostat kelainan-kelainan jinak
Penanganan dan Diagnosis., Sub Bagian Urologi Bagian Bedah FK UI., Editor
Wibowo,Ponco., Asian Medical., Jakarta., 1999., Hal 4-5.
8. .., The Prostat; Computed Integrated Intervention Laboratory Cimy
Laboratory., Available at maret, 7th 2007.
9. Sjamsuhidajat.R., Jong. Wim de., Karsinoma Prostat; Saluran Kemih dan Alat Kelamin
Laki-laki dalam Buku Ajar Ilmu Bedah., Editor Sjamsuhidajat,R., Jong, Wim de., Edisi
Sample., EGC., Jakarta., 1997., Hal 1064.
10.

Sagalowsky.Arthur I.., Karsinoma Prostat; Hiperplasia dan Karsinoma Prostat dalam

Harrison Principles of Internal Medicine., Editor Isselbacher. Kurt J..et all., Volume 4.,
EGC., Jakarta., 2002., Hal 2070.
11.

., Kanker Prostat., Available at http://www.medicastore.com ., accessed on

February 26 2007.

Page 28

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


12.

Theodorescu.Dan., Prostate Cancer : Biology, Diagnosis, Pathology, Staging, and

Natural History., Available at http://www.emedicine.com., accessed on February 26 2007


13.

., Prostate.Com., Available at http://www.lupron.com., accessed on

February 22 2007.
14.

Wikipedia., Gleason Score., Available at http://en.wikipedia.org/wiki/gleason_score.,

accessed on February 26 2007.


15.

Wikipedia., Prostate Cancer; Classification & External resources., Available at

http://en.wikipedia.org/wiki/prostate_cancer., accessed on February 26 2007.


16.

..,

Prostate

Cancer

Overview.,

Available

at

http://www.emedicinehealt.com., Accessed on February 26 2007.


17.

Thompson.Ian.M., Troyer.Dean., Chapter 12 rostate Cancer Screening; Common

Adult Genitourinary Problems in 20 Common Problems in Urology., Editor


Teichman.M.H.Joel., Seri Editor Weiss.Barry.D., McGraw-Hill., Division of Urology
Unioversity Of Texas Health Science Center in San Antonio,Texas. Hal 167 183.
18.

Theodorescu.Dan., Prostate Cancer : Brachytherapy (Radioactive Seed Implantation

Therapy)., Available at http://www.emedicine.com., accessed on February 26 2007.


19.

Ghavamian.Reza., Prostate Cancer : Radical Retropubic Prostatectomy., Available at

http://www.emedicine.com., accessed on February 26 2007.


20.

Korman.J.Howard., Prostate Cancer : Radical Perineal Prostatectomy., Available at

http://www.emedicine.com., accessed on February 26 2007.


21.

Banowsky.H.W.Lynn., Chapter 58 Suprapubic Prostatectomy in Stewarts Operative

Urology., Editor Novick.Andrew.C., Volume one., The Kidneys,Adrenal Glands,and


Retroperitoneum., Second Edition., Departement of Urology The Cleveland Clinic
Foundation., Cleveland Ohio., Hal 601 607.
22.

Leslie.W.Stephen., Transurethral Resection of The Prostate., Available at

http://www.emedicine.com., accessed on February 26 2007.


23.

Smith. R. Donald., Carsinoma of The Prostate in Tumor of The Genitourinary Tract.,

Chapter 18., Professor of Urology Faculty of Medicine Assiut University., Egypt.,1984.,


Hal 341 353.
24.

Jong. Wim de., Kanker Prostate; Berbagai Macam Kanker dalam Kanker, Apakah

itu?., Penerbit Arcan., 2001., Hal 377 386.

Page 29

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Karsinoma Prostat dan Aspek Radiologisnya Ignatia Eva E.H. 406127097


25.

Purnomo, B. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Ed. 3: Onkologi Urogenitalia. Sagung seto

2011. 15: 261-68.


26.

Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, et al, editors. Campbell-Walsh Urology, 9th ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007


27.

Tanagho EA, McAninch JW, editors. Smiths general urology, 16th ed. New york:

mcGraw-Hill; 2003.

Page 30

Ilmu Kepaniteraan Radiologi


Rumah Sakit Royal Taruma
11 Agustus 13 September 2014

Anda mungkin juga menyukai