406127097
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma prostat merupakan salah satu keganasan yang paling banyak dijumpai pada
laki-laki di Amerika Serikat, setelah karsinoma paru dan kolon yang mencapai 21% dari
seluruh keganasan pada laki-laki. Karsinoma prostat merupakan penyakit yang erat kaitannya
dengan usia, jarang terjadi pada laki-laki dibawah umur 40 tahun (Kumar et al., 2007).
Karsinoma prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita pria berusia lanjut
dengan kejadian puncak pada usai 65 - 75 tahun. Insidensi di Amerika Serikat terdapat sekitar
200.000 kasus baru karsinoma prostat, dan merupakan penyebab kematian ke 3 terbesar
setelah karsinoma paru dan kolorektal. Di Jepang dilaporkan sebanyak 39 penderita per
100.000 orang dan di China sebanyak 28 penderita per 100.000 orang mengalami penyakit ini
(Kumar et al., 2007).Di Indonesia pada tahun 1992 saja sudah dapat disimpulkan bahwa
kanker prostat menduduki urutan ke 9 dengan 310 kasus baru (4,07%) dari 10 kasus kanker
yang diperoleh dari laporan berbagai rumah sakit.
Kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas sehingga sering terjadi
keterlambatan diagnosa. Gejala awal pada kanker ini mirip dengan gejala pembesaran prostat
jinak (Benign Prostate Hyperplasia) yaitu sulit kencing, umumnya penderita harus mengedan
karena saluran kencing tertekan oleh kanker. Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara
pasti meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak
dan kadar hormon testosteron (Choen & Douglas, 2008; Purnomo, 2011).
Uraian di atas menunjukkan bahwa kanker prostat merupakan aspek yang perlu didalami oleh
karena perkembangan penderita yang cukup pesat dan komplikasi pada penderita kanker
adalah penurunan kualitas hidup dan kematian.
Page 1
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
sesuai
kebutuhan
spermatozoa.
Sewaktu
perangsangan
seksual,
prostat
mengeluarkan cairan encer seperti susu yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam
duktus ejakulatorius. Cairan ini menambah volume cairan vesikula seminalis dan sperma.
Cairan prostat bersifal basa (alkalis). Sewaktu mengendap di cairan vagina wanita, bersama
dengan ejakulat yang lain, cairan ini dibutuhkan karena motilitas sperma akan berkurang
dalam lingkungan dengan pH rendah.1
Page 3
Karsinoma prostat adalah suatu kanker ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat,
tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya
dan merupakan yang terbanyak diantara keganasan sistem urogenitalia pada pria. Tumor ini
menyerang pasien yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia
70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia
di bawah 45 tahun.2
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di Amerika
Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker prostat menunjukkan
morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi pria di Amerika. Secara khusus
kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa Afro-Amerika yang berkulit hitam
daripada bangsa kulit putih. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9
pada kulit hitam di Amerika Utara akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit
putih di Amerika Utara hanya 1 dari 11 orang akan mengidap kanker prostate. Sedangkan di
Asia sendiri masih terhitung rendah. Di Indonesia data di bagian Sub bagian Urologi, Bagian
bedah FKUI, selama periode 1995-1998 ditemukan data-data 17 kasus per tahun. Data dari
13 Fakultas Kedokteran Negeri di Indonesia kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit
keganasan tersering pada pria dan menduduki peringkat ke 2 setelah kanker buli-buli
(kandung kemih).3
Kenaikan insidens kanker prostat dapat dihubungkan dengan peningkatan usia
harapan hidup, perubahan pola makan khususnya kombinasi lemak dan modalitas diagnostik
yang lebih baik. Sejak diperkenalkan pada akhir tahun 80-an, prostate spesifik antigen (PSA)
merupakan salah satu alat bantu untuk diagnosis kanker prostat, dikombinasikan dengan
pemeriksaan colok dubur dan biopsi prostat dengan bimbingan Transrectal Ultrasonography
(TRUS). Biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan kecurigaan kanker prostat pada
pemeriksaan colok dubur yaitu adanya konsistensi prostat yang keras, adanya nodul, atau
pembesaran prostat yang tidak simetris. Biopsi juga akan dikerjakan bila ditemukan lesi
hypoechoic atau hiperechoic pada pemeriksaan TRUS. Selain itu juga dikerjakan bila nilai
PSA >10 ng/ml atau PSA density (PSAD) >0,15 pada penderita dengan nilai PSA antara 4
Page 4
Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat
Kebiasan merokok
PATOGENESIS
Munculnya kanker prostate secara laten pada usia tua banyak terjadi. Sepuluh persen
pria usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostate diam dan tidak bergejala,
pertumbuhan dari kanker prostate asimptomatis yang kebetulan ditemukan lamban
sekali.Keganasan prostate 90% biasanya berupa Adenocarsinoma yang berasal dari kelenjar
prostate yang menjadi hipotrofik pada usia decade kelima sampai ketujuh. Agaknya proses
menjadi ganas sudah mulai pada jaringan prostate yang masih muda. Karsinoma prostate
paling sering terjadi pada zona perifer (75%).9
Dengan berkembangnya tumor dapat terjadi perluasan langsung ke urethra, leher
kandung kemih, dan vesikula seminalis. Karsinoma prostate dapat juga menyebar melalui
jalur limfatik dan hematogen. Secara berturut tempat yang paling sering dari metastasis
melalui jalur hematogen melalui v.vertebralis adalah ke tulang-tulang pelvis, vertebra
lumbalis, femur, vertebra torasika, dan kosta. Metastasis ini lebih sering osteoklastik
(menyerap tulang) daripada osteoblastik (membentuk tulang). Pada osteokalstik jaringan
tulang diganti jaringan tumor oleh infiltrasi dan pertumbuhan tumor, sementara pada
osteoblastik, tumornya justru merangsang sel-sel pembentuk tulang di sekitarnya untuk
membentuk tulang ekstra yang jelas dapat dilihat pada foto roentgen.10
Penyebaran limfogen dapat ditemukan dikelenjar limfe di panggul kecil dan lewat
samping pembuluh darah besar keatas lewat samping dinding perut belakang (kelenjar limfe
retroperitoneal atas).agak jarang tumor ini menyebar ke sum-sum tulang dan visera,
khususnya hati dan paru.9,10,11Tingkat penyebaran karsinoma prostate yang lazim dipakai
didasarkan pada system tingkat penyebaran American Urological Assosiation (AUA) dan
TNM.9
GAMBARAN KLINIK
Karsinoma prostate stadium dini dan lanjut mungkin asimptomatik pada saat
diagnosis, dan lebih dari 80 persen pasien menderita penyakit stadium C dan D pada saat
Page 6
inkontinensia uri
DIAGNOSIS
Diagnosis kanker prostate ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisis dan
laboratorium. Sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya ditanyakan mengenai riwayat
penyakit, riwayat penyakit kanker dalam keluarga dan gejala-gejala yang dialami, khususnya
yang berhubungan dengan berkemih. Berdasarkan anamnesis tersebut barulah dianjurkan
pemeriksaan yang akan dilakukan sebagaimana yang akan dijelaskan dibawah ini.
Berdasarkan dari ketentuan dari perhimpunan ahli kanker amerika, dua dari pemeriksaan
tersebut, yaitu digital rectal examination (DRE) dan pemeriksaan prostate-antigen spesifik
(PSA), dianjurkan untuk pasien lebih dari 45 tahun dan memiliki perkiraan masa hidup
kurang dari 10 tahun, serta usia lebih dari 45 tahun yang termasuk dalam resiko tinggi.13
A. Digital Rectal Examination (DRE)
Karena bentuk prostate berada didepan rectum, maka memudahkan kita untuk
menyentuh prostate dengan memasukkan jari lewat rectum. Palpasi prostate merupakan
pemeriksaan yang mudah , murah tapi terbaik untuk mendeteksi semua stadium penyakit
selain stadium A. Adapun yang dapat dinilai dalam melakukan pemeriksaan ini tonus
sfingther ani dan refleks BCR, menilai apakah ada massa dalam lumen rectum serta menilai
keadaan prostate. DRE pada penderita kanker prostate akan menunjukkan adanya
pembesaran prostate dengan konsistensi keras, padat, noduler, irregular, permukaan yang
tidak rata, atau asimetris.11,12,13
B. Prostat Spesifik Antigen (PSA) test
Page 7
memberikan penilaian terhadap dua bentuk yang paling berbeda. Hasil scoring tersebut
dijumlahkan untuk mendapatkan nilai akhir untuk score gleason. Contoh ; spesimen prostat
yang dibiopsi memperlihatkan dua bentuk yang berbeda salah satunya diberi angka 2 dan
yang lainnya diberi angka 3. maka hasil akhir dari score gelason.5.
Score gleason berguna dalam menegakkan prognosis dari kanker prostat. Bila
digunakan dengan parameter lain, score gleason membantu dalam menentukan staging
kanker prostat yang mana secara tidak langsung akan memberikan gambaran prognosis dari
kanker prostat itu sendiri dan bermamfaat dalam penentuan terapi yang akan dilakukan.13
PEMERIKSAAN PENCITRAAN7
1. Foto polos abdomen
Page 10
yang menunjukkan skor Gleason tinggi (> 7) atau kadar PSA tinggi.
Dibandingkan dengan USG transrektal, MRI lebih akurat dalam menentukan luas
ekstensi tumor ke ekstrakapsuler atau ke vesikula seminalis.
6. Bone scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metastasis hematogen
pada tulang. Meskipun pemeriksaan ini cukup sensitif, tetapi beberapa kelainan tulang
juga memberikan hasil positip palsu, antara lain artritis degeneratif padsa tulang
belakang, penyakit Paget, setelah sembuh dari cedera patah tulang, atau adanya
penyakit tulang yang lain. Karena itu dalam hal ini perlu dikonfirmasikan dengan foto
polos pada daerah yang dicurigai.
Orchiektomy adalah suatu pembedahan yang bertujuan mengangkat testis. Karena testis
yang dihasilkan testosterone, maka apabila testis diangkat maka stimulasi hormonal
terhadap tumor akan terhenti.
Anti Androgen yang biasa digunakan adalah flutamide (eulexine) bisa lutamide
(casodex), nilutamide dan asetat siproteron, yang menghambat kerja testosterone dan
DHT pada pasien kanker prosta.
Obat lain yang digunakan untuk menghambat produksi androgen pada kelenjar adrenal
adalah DHEA yang mengandung ketokenazol dan aminoglutethimide. Karena kelenjar
adrenal hanya membentuk 5 % dari androgen seluruh tubuh, maka pengobatan ini
umumnya dikombinasikan dengan pengobatan lain yang dapat menghambat 95 % dari
produksi androgen di testis. Cara kombinasi ini biasa disebut TAB (Total Androgen
Block)
Estrogen dalam bentuk dietil stilbesfron, dapat juga digunakan untuk menekan
pembentukkan testosteron. Namun estrogen jarang digunakan karena efek sampingnya
yang kuat. Efek samping adri cara pengobatan ini berbeda-beda
Orchiektomy dan Agonis LHRH dapat menimbulkan impotensi, rasa panas, dan
hilangnya keinginan untuk berhubungan seks. Anti androgen dapat menyebabkan
timbulnya mual, muntah, diare, dan pembesaran payudara. Beberapa diantara cara
pengobatan tersebut dapat menyebabkan kelemahan tulang (medicine)15,16,17
insisi
abdomen.
Sedangkan
yang
kedua
yaitu
radikal
perineal
Pisahkan vena dorsalis menggunakan elektro cauter, buat defek pada fascia tersebut.
Lakukan insisi V pada tepi fascia prostat, secara distal dan proksimal.
Pengapit neurovaskuler kanan dikeluarkan dari prostat secara kranial dan posterior.
Pisahkan urethra yang membranius menggunakan elektrocauter. Biarkan elektrocauter
tersebut sampai mancapai 45 derajat untuk mencapai puncak tersebut. Dalam hal ini
serat-serat sisa yang masih sehat dari urethra eksternal rabdo spinkter yang membungkus
bagian anterior dari apeks prostat selanjutnya dibagi dan diberikan pada urethra. Setelah
urethra dipisah lakukan immobilisasi prostat dan lakukan ligasi vaskuler lateral
menggunakan hemoklips. Pisahkan bagian anterior dari fascia denonvilier dan ampulla
vasdeferens. Diseksi ampulla vasdeferens ke medial dan lakukan mobilisasi kearah
distal. Lakukan diseksi tajam dan mobilisasi vesikel-vesikel yang kemungkinan bisa
berkembang. Lakukan diseksi pada daerah nerovaskuler dan pleksus pelvik pada daerah
lateral dari vesikel untuk mencegah terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang tidak
diinginkan.
Lakukan retraksi vesikel dan ampulla vasdeferens serta lakukan diseksi untuk
membebaskannya dari kandung kemih menggunakan elektro cauter. Diseksi dilakukan
dari ujung fascia viceralis kandung kemih yang tegak lurus dengan fascia denonfilier
posterior.
Angkat serat-serat sirkuler dari kandung kemih dan keluarkan spesimen-spesimen yang
terdapat didalamnya. Lakukan hal itu dengan hati-hati sehingga tidak perlu dilakukan
ekstensi leher kandung kemih. Lakukan jahitan menggunakan monocryl 3,0 untuk
memperbaiki leher kandung kemih. Mulai jahitan pada arah jam tujuh dan lakukan
sampai mukosa kandung kemih menyatuh dengan fascia parietal
Akhiri jahitan pada arah jam 5 dan lakukan jahitan pada daerah fascia viceralis kandung
kemih tepat pada arah jam 5 dan jam 7. lakukan anastomose vesiko urethral direck
menggunakan 6 jahitan (menggunakan monocryl 2,0).
Pasien diposisikan pada posisi litotomi posisi tinggi. Bantal Lioy-Allen atau pijakan
yellowfin digunakan untuk menopang kedua kaki. Suatu gel setebal 6 inci (misalnya jelly
guling) ditempatkan dibawah sakrum. Diperlukan penanganan khusus agar kedua kaki
Page 16
Buat insisi U dengan apex di mid perineum sedangkan ujung anteriornya berada digaris
midline 1 cm di medial dari tubersitas ischiadikum. Klem alis digunakan untuk
mengamankan reseksi trans urethral pada kulit.
sampai
ke
jaringan
fibrosa
posterior
bahkan
sampai
ke
raphe
Page 17
Untuk tujuan tersebut biasanya digunakan retraktor perineal Tompson atau Bukwalter.
Suatu retraktor tajam sebesar 2 inci ditempatkan di rektum dan 2 pisau bersudut ganda
ditempatkan dibagian anterolateral.kriteia tentang pembukaan saraf berbeda-beda
diantara setiap ahli bedah, namun pasien dengan volume yang rendah kankernya yang
tidak terpalpasi dan score gleason kurang dari atau sama dengan 6 biasanya mendapat
pembukaan saraf. Pembukaan saraf dibagian unilateral dilakukan apabila saraf-saraf
dibagian kontralateral mendapat metastase dari kanker. Apponeorosis Denonvillier
diinsisi secara transversal dari bagian medial salah satu vesikasemilunaris sampai kebatas
medial vesika semilunaris lainnya. Pengguntungan dilakukan didaerah ini sampai
ampulla dan vesika semilunalis terlihat. Salah satu vasdeferens di diseksi dan diangkat
kira-kira 5 am dari prostat dan kemudian dilektkan dengan menggunakan bantuan alat
ligasur. Vasdeferens lainnya mendapat perlakuan yang sama. Vesika semilunalis
diangkat menggunakan forceps dan ditarik kearah medial. Apponeurosis Denonviller
digunting kearah lateral untuk melihat bagian lateral. Pengguntingan dilakukan dibagian
lateral dari vesika semilunaris sampai mencapai pembuluh darah dibagian tersebut.
Pembuluh-pembuluh darah tersebut disatukan menggunakan ligasur. Leher posterior
kandung kemih didorong kearah basis prostat menggunakan disector Kuthnner.
Pada kasus pembukaan saraf, appneorosis Denonvillier diinsisi dari lateral ke midline,
tepat diatas medial vesika semilunaris yang ipsilateral kedaerah midline diatas dari apex,
dan kembali lagi kedaerah medial dari vesika semilunaris yang kontralateral (berbentuk
U terbalik). Dengan menggunakan seksi tajam fascia dan nervus cavernosum
dimobilisasi kearah lateral dari bagian lateral prostat. Dibentuk ruangan antara prostat
dengan lapisan apponeurosis Denonvillier yang memiliki nervus cavernosum. Daerah
tersebut dibentuk sekitar bagian lateral dari prostat mulai dari apex sampai vesika
semilunaris. Percabangan dari nervus yang masuk keprostat dibagian apex dan basis
dipisahkan untuk mencegah terjadinya trauma dibagan tersebut. Nervus cavernosum
dimobilisasi kedaerah lateral menjauhi basis prostat, meninggalkan pediculus vaskuler
dan basis prostat. Pediculus vaskuler dan basis prostat disatukan dengan ligasur, untuk
mencegah terjadinya traksi trauma. Cari prostatovesikularis dan pisahkan dari daerah
posterior dibagian lateral dan anterior dari ligamentum puboprostaticum. Penanganan ini
Page 18
Urethra
selanjutnya
dipotong.
Ligamentum
puboprostatikum
dipisahkan menggunakan kauter beberapa milimeter kearah anterior dari bagian anterior
prostat. Klem ring ditempatkan pada jaringan anterior, dengan salah satu ringnya masuk
ke urethra untuk mencegah timbulnya traksi prostat kearah bawah yang dapat menyentuh
bagian anterior dari leher kandung kemih. Bagian anterior dipisahkan dengan
menggunakan kauter. Apabila terjadi perdarahan vena yang berasal dari vena dorsalis
maka dilakukan ligasi dengan menggunakan benang absorben.
Pada traksi prostat daerah diseksi antara leher kandung kemih dan basis prostat dibuka,
terlihat urethra masuk sampai ke basis prostat. Urethra selanjutnya dikeluakan dari basis
prostat dan dipotong, sisakan kira-kira 1 cm bagian urethr yang melekat dengan leher
kandung kemih.
ini
kandung
kemih
masuk
kebagian
anterior
setelah
ligamentum
puboprostatikum dipotong. Leher kandung kemih dipisahkan dari prostat untuk membuat
jarak yang aman dari orifisium urethra. Leher kandung kemih selanjutnya dijahit dengan
kateter 18F tapi tidak sampai urothelium. Anastomose terhadap urothelium dilakukan
pada jahitan anastomose yang lain.
Retraktor diangkat dan rectum diinspeksi untuk melihat ada tidaknya trauma atau adanya
daerah yang menipis, bila ada dilakukan penanganan muskuluslevator ani dikembalikan
keposisi midline menggunakan draine Jackson Pratt atau Penrose yang ditempatkan di
rektum. Tendon sentral dikembalikan diposisinya, jaringan subkutan ditutup dan
kemudian kulit ditutup menggunakan jahitan subkutikuler pada sisi kiri dan kanan.
Selanjutnya Belladona maupun obat supposutoria dapat diberikan melalui rectum untuk
mengurangi spasme pasca operasi. Kateter dibiarkan tapi tidak menekan daerah bawah
abdomen dan pasien berada dalam masa pemulihan.
pasien diletakkan diatas meja operasi pada posisi supine, dibawah pengaruh gravitasi,
larutan sulfat neomycin 0,1 % dimasukkan sampai mencapai kapasitas kandung kemih,
Kateter kemudian dilepas. Suatu lembaran kertas/tissue diletakkan dibawah pinggang
untuk menopang pelpis dan memberikan paparan terhadap leher kandung kemih dan
prostat. Vasektomy bilateral tidak selalu dilakukan. Identifikasi orifisium urethra dapat
dengan mudah dilakukan dengan bantuan injeksi satu ampul indigo carmine secara
intravena.
Insisi midline abdomen secara vertikal jarang dilakukan dibanding insisi secara
transversal. Insisi ini dilakukan untuk mendapatkan paparan yang tepat dan memudahkan
pada saat pembukaan dan penutupan daerah yang diinsisi. Dapat terjadi infeksi luka,
Page 20
Insisi kulit dilakukan dari daerah umbilikus sampai ke pubis. Perdarahan subkutan
terkoogulasi dengan alat elektrosurgical. Gunting Curved Mayo digunakan untuk
membagi fascia rektus disepanjang daerah insisi. Daerah diantara otot rektus dibuka
menggunakan hemostat dan daerah tersebut diangkat dari pubis sampai ke umbilikus.
Dibawah permukaan setiap otot rektus harus dimobilisasi untuk mendapatkan retraksi
lateral dari otot-otot tersebut. Dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan, satu
sampai tiga pembuluh darah kecil dimasukkan kepermukaan posterior dan medial dari
otot rektus yang selanjutnya dikauter sebelum dimasukkan retraktor Baltour.
Retraktor Baltour digunakan untuk memegang otot rektus lateralis. Fascia prevesikalis
diinsisi tepat dibelakang pubis, lemak perivesikel dan peritoneum dibersihkan
menggunakan kapas steril sampai mencapai dinding anterior kandung kemih.
Luka dibuat diantara kedua klem Allis untuk membuka kandung kemih. menjahit dinding
kandung kemih pada setiap daerah yang mendapat cystotomy Larutan neomycin 0,1%
dikeluarkan menggunakan section, dan dilakukan cystotomy tumpul untuk menopang
leher kandung kemih. Cistotomy dibuat sepanjang mungkin agar tidak mengganggu
pandangan ahli bedah terhadap trigonum dan vesika. Tidak ada keuntungan pada
cystotomi yang kecil karena hanya akan menghasilkan lapangan pandang yang tidak
memadai.
Enukleasi adenoma dilakukan dengan cara tumpul. Retraktor diangkat dari luka untuk
mencegah sentuhan dengan tangan ahli bedah. Dengan mnggunakan indeks jari, urethra
prostatikum dan adenoma didorong kearah anterior tepat didaerah proksimal dari
Page 21
Perdarahan terjadi sewaktu adenoma diangkat. Hemostatis tidak dapat dimulai sampai
adenektomi dilakukan dengan sempurna, selanjutnya pemanjangan daerah operasi akan
memperbanyak kehilangan darah. Apabila enukleasi dilakukan dengan cepat maka akan
memberikan hasil yang baik. Perlakuan yang tidak perlu pada kapsula prostat akan
menimbulkan perdarahan. Adhesi diantara adenoma dan kapsula dapat dipisahkan
dengan cara tajam. Daerah apeks prostat akan memberat pada akhirnya. Pada keadaan ini
dapat dilakukan cara tumpul tapi seringkali pembagian cara tajam menggunakan gunting
sangat dibutuhkan. Hal ini jarang dilakukan dengan pandangan langsung. Penanganan
sebaiknya dilakukan dengan cara mengangkat membran urethra keatas sampai mencapai
fossa prostat, apabila pengangkatan struktur tersebut dapat meningkatkan resiko
inkontinensia paska operasi.
Hemostatis dapat dicapai melalui paparan yang memadai didaerah operasi, ligasi
penjahitan aliran darah arteri besar prostat dibagian posterior dari leher kandung kemih,
dan membiarkan adanya traksi sementara pada daerah leher vesika untuk menghantikan
perdarahan vena di fossa prostatika. Paparan pada leher kandung kemih dan fossa
prostatika merupakan prioritas utama dalam menilai hemostatis. Kegagalan untuk
menilai adanya kompel vesika oleh ahli bedah adalah dengan penempatan jahitan
hemostatis
atau
traksi
den
waktu
untuk
menghentikan
perdarahan.
Paparan dengan memindahkan retraktor yang tebal dikeluarkan. Fossa prostatika ditutupi
dengan kassa gulung untuk menstimulasi kontraksi dari kapsula surgical. Dengan tujuan
untuk melipat bibir posterior dari kandung kemih. Retraktor Deaver ditempatkan didalam
fossa prostatika tepat diatas dari balutan kassa gulung, dan dibagian posterior leher
kandung kemih yang dilekatkan dengan klem Allis. Dengan melakukan traksi keatas dan
posterior dari klem tersebut, sisi fossa prostatika dibagian posterior dari leher kandung
kemih dapat terlihat dengan jelas. Paparan tambahan dilakukan menggunaklan retraktor
Ribbon atau Deaver pada daerah dinding kandung kemih yang merupakan tempat jahitan
yang dilakukan.
Page 22
Gambar jahitan delapan ditempatkan pada leher vesikal posterior dari arah jam 4 jam 8.
kesalahan yang sering dijumpai adalah letak jahitan yang tidak berada didaerah lateral
yang cukup aman untuk arteri prostat yang besar. Jahitan sebaiknya lebih didalam dari
daerah fossa prostatika leher kandung kemih. Setelah mengamankan perdarahan arteri
dan vena besar, balutan dikeluarkan dari fossa prostatika. Meskipun terdapat robekan
pada kapsula, tapi sebaiknya tidak dilakukan penjahitan, ligasi maupun membekukan
perdarahan didaerah tersebut. Perdarahan dari daerah kapsula biasanya berasal dari vena
dan dapat dikendalikan menggunakan traksi jangka pendek. Fossa prostatika sebaiknya
diinspeksi untuk memastikan bahwa adenoma telah diangkat. Integritas orifisium urethra
diperbaiki untuk menentukan bahwa tidak terdapat hubungan antara jahitan hemostatik
yang ditempatkan didaerah posterior dari leher kandung kemih.
Kateter French Folley No.24 disertai balon 30ml dimasukkan kedalam kandung kemih
pasien. Kateter balon dikembangkan sehingga tidak terjadi traksi yang dapat menggeser
kateter balon tersebut sampai ke fossa prostatika. Biasanya jaringan seberat 1 ml air/gr
dikeluarkan untuk menjaga agar pengembangan balon tetap adekuat. Kateter balon
ditarik berlawanan dengan leher vesikal untuk menekan fossa prostatika. Traksi tersebut
dipertahankan menggunakan klem Kelly yang diletakkan bersilangan dengan kateter
pada saat akan dikeluarkan melalui meatus urethra. Drain penrose dimasukkan sepanjang
daerah hemostat dan menggunakan sedikit tahanan yang terkadang membutuhkan
bantuan. Drainase supra pubik dilakukan menggunakan kateter French Mallecot No.26
atau 28. luka dibuat didasar kandung kemih, dan tube suprapubik ditarik kearah retrograd
pada saat terbuka. Jahitan menggunakan chromic 2.0 dilakukan untuk mengikat tube
pada titik keluarnya dikandung kemih. Posisi akhir tube sebaiknya tidak menimbulkan
iritasi pada daerah trigonum dan spasme kandung kemih.
Dengan tujuan untuk menyembuhkan luka dan mengurangi terjadionya infeksi, kandung
kemih sebaiknya ditutup yang akan mempertahankan urine tetap berada disaluran kemih.
Hal ini baik dilakukan untuk memisahkan ketiga lapisan kandung kemih menggunakan
benang cromic yang baik. Lapisan mukosa ditutup menggunakan jahitan benang chromic
5.0. penutupan yang baik pada sudutnya dapat dicapai dengan mulai jahitan 5.0 pada
setiap sudut cystotomi. Hal ini akan memudahkan ahli bedah melakukan kerjanya
dibagian tengah dari penutupan mukosa dan mencegah terjadinya dog ear pada setiap
sudutnya. Suatu jahitan dengan benang chromic 4.0 dilakukan untuk menutup lapisan
Page 23
Setelah kandung kemih ditutup, luka diinspeksi untuk melihat ada tidaknya perdarahan
pada dinding kandung kemih, daerah perivesikalis ataupun pada otot rektus. Luka
umumnya diirigasi secara steril, saline normal yang hangat, dan sulfet neomycin 0,1 %.
Dengan tujuan agar lebih efektif, larutan neomicyn diletakkan didaerah luka dan
dibiarkan selama 60 detik. Draine penrose diletakkan didaerah perivesikalis. Pisahkan
daerah insisi pada setiap insisi midline untuk mendapatkan tempat keluar dari tube
suprapubik dan draine. Penrose dilekatkan pada kulit menggunakan jahitan benang
nonabsorben 3.0.
Otot rektus diikat dengan 3-4 jahitan benang chromic 3.0. lapisan tersebut ditutup tidak
untuk menguatkan insisi tapi untuk mengeluarjkan jaringan yang mati. Jahitan
nonabsorban dibutuhkan untuk menutup fascia rektus. Hal ini akan menguatkan
penutupan dan disertai dengan bahan penjahit (misalnya neurolon maupun prolene),
pembentukan batu pada luka yang secara teoritis akan menimbulkan komplikasi.
Penutupan menggunakan jahitan interuptus jenis Tom Jones dengan neurolone 0 untuk
menutup fascia rektus, jahitan subkutan ditutup dengan cutgut plain 3.0 secara interuptus,
dan kulit dengan benang nilon 3.0 secara interuptus
Page 24
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari pemberian terapi baik dengan
menggunakan radiasi maupun pembedahan berupa :
- Gangguan ereksi (impotensi)
- Perdarahan post operasi
- Anastomosi striktur pada perineal prostatectomy
- Urocutaneus fistula (perineal prostatectomy)
- Hernia perineal (Perineal prostatectomy).dll18,19,20,21,24
PROGNOSIS
Harapan hidup untuk penderita kanker prostat berhubungan dengan stadium
penyakit
Page 25
LAMPIRAN
Anatomi Prostat
Gambar 2.Anatomi zona dari kelenjar prostat yang dideskripsi oleh McNeal (Dikutip dari: Hammerich KH,
Ayala GE, Wheeler TM. Anatomy of the prostate gland and surgical pathology of prostate cancer. Cambrige
University Press, 2009).
Page 26
Page 27
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Hal.782-788. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2. O.E. Shirley., Kanker Prostat; Kanker Genitourinarius dalam Keperawatan Onkologi.,
Editor M.Eny., Edisi 3., EGC., Jakarta., 2005., Hal 141-144.
3. U. Rainy., Karakteristik dan Penanganan Kanker Prostat di Indonesia ; Pengamatan
Sepuluh Tahun dalam Indonesian Journal of Surgery., Edisi Khusus Urologi., Vol.33.
No.4 2005., IKABI., Jakarta., 2005., Hal 107 114.
4. Luhulima. J.W., Prostata; Morfologi dan Lokalisasi dalam Urogenitalia., Anatomi II
Program Pendidikan Dokter., Jilid 3., Bagian Anatomi FK UH., Makassar., 2002., Hal 27
29.
5. Di Fiore. Mariano.S.H., Kelenjar Prostat dengan Urethra Pars Prostatika; Kelenjar
Prostatika
dalam
Sistem
Reproduksi
Pria.,
Atlas
Histologi
Manusia.,
Editor
Harrison Principles of Internal Medicine., Editor Isselbacher. Kurt J..et all., Volume 4.,
EGC., Jakarta., 2002., Hal 2070.
11.
February 26 2007.
Page 28
February 22 2007.
14.
..,
Prostate
Cancer
Overview.,
Available
at
Jong. Wim de., Kanker Prostate; Berbagai Macam Kanker dalam Kanker, Apakah
Page 29
Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, et al, editors. Campbell-Walsh Urology, 9th ed.
Tanagho EA, McAninch JW, editors. Smiths general urology, 16th ed. New york:
mcGraw-Hill; 2003.
Page 30