TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pancreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh
sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2000; 1338)
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes, 2000;558)
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat
alkoholisme dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis. (Sandra M.
Nettina, 2001)
B. ETIOLOGI
1. Batu saluran empedu
2. Infeksi virus atau bakteri
3. Alkoholisme berat
4. Obat seperti steroid, diuretik tiazoid
5. Hiperlipidemia, terutama fredericson tipe V
6. Hiperparatiroidisme
7. Asidosis metabolic
8. Uremia
9. Imunologi seperti lupus eritematosus
10. Pankreatitis gestasional karena ketidakseimbangan hormonal
11. Defisiensi protein
12. Toksin
13. Lain-lain seperti gangguan sirkulasi, stimulsi vagal ( Arief Mansjoer, 2000).
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan The Second International Symposium on the Classification of Pancreatitis
(Marseilles, 1980), pankreatitis dibagi atas:
-
Pankreatitis akut (fungsi pankreas kembali normal lagi): Pankreatitis akut atau
inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya
sendiri, khususnya oleh tripsin.(Brunner & Suddarth).
sebagai
komponen
sekunder
dalam
penentuan
beratnya
D. PATOFISIOLOGI
Pankreatitis akut dimulai sebagai suatu proses autodigesti di dalam kelenjar akibat
aktivasi prematur zimogen (prekursor dari enzim digestif) dalam sel-sel sekretor pankreas
(asinar), sistem saluran atau ruang interstisial. Gangguan sel asini pankreas dapat terjadi
karena beberapa sebab:
1. duktus pankreatikus. Penyebab tersering obstruksi adalah batu empedu kecil
(microlithiasis) yang terjebak dalam duktus. Sebab lain adalah karena plug protein
(stone protein) dan spasme sfingter Oddi pada kasus pankreatitis akibat konsumsi
alkohol,
2. Stimulasi hormon cholecystokinin (CCK) sehingga akan mengaktivasi enzim
pankreas. Hormon CCK terstimulasi akibat diet tinggi protein dan lemak
(hipertrigliseridemia) dapat juga karena alkohol,
3. Iskemia sesaat dapat meningkatkan degradasi enzim pankreas. Keadaan ini dapat
terjadi pada prosedur operatif atau karena aterosklerosis pada arteri di pancreas
Gangguan di sel asini pankreas akan diikuti dengan pelepasan enzim pankreas, yang
selanjutnya akan merangsang sel-sel peradangan (makrofag, neutrofil, sel-sel endotel,
dsb) untuk mengeluarkan mediator inflamasi (bradikinin, platelet activating factor
[PAF]) dan sitokin proinflammatory (TNF-_, IL-1 beta, IL-6, IL-8 dan intercellular
adhesive molecules (ICAM 1) dan vascular adhesive molecules (VCAM) sehingga
menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat, teraktivasinya sistem komplemen dan
ketidakseimbangan sistem trombo-fibrinolitik. Kondisi tersebut akhirnya memicu
terjadinya gangguan mikrosirkulasi, stasis mikrosirkulasi, iskemia dan nekrosis sel-sel
pancreas. Kejadian di atas tidak saja terjadi lokal di pankreas tetapi dapat pula terjadi di
jaringan/organ vital lainnya sehingga dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun
sistemik.
Secara ringkas progresi pankreatitis akut dapat dibagi menjadi 3 fase berurutan, yaitu:
1. inflamasi lokal pankreas,
2. peradangan sistemik (systemic inflammatory response syndrome [SIRS]),
3. disfungsi multi organ (multiorgan dysfunctions [MODS]).
Berat ringannya pankreatitis akut tergantung dari respons inflamasi sistemik yang
diperantarai oleh keseimbangan sitokin proinflammatory dan antiinflammatory, dan ada
tidaknya infeksi baik lokal maupun sistemik. Pada keadaan dimana sitokin
proinflammatory lebih dominan daripada sitokin antiinflammatory (IL-10, IL-1 receptor
antagonist (IL- 1ra) dan soluble TNF receptor (sTNFR) keadaan yang terjadi adalah
pankreatitis akut berat.
E. WOC (TERLAMPIR)
F. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang
menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen yang
disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang
mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung saraf.
Peningkatan tekanan pada kapsul pancreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga turut
menimbulkan rasa sakit.
Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium).
Awitannya sering bersifat akut dan terjdi 24-48 jam setelah makan atau setelah
mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit
ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan dan
tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit ini dapat disertai dengan
distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya tidak
jelas dan dengan penurunan peristatis. Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis
sering disertai dengn muntah.
Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada
abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang
fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis. Ekimosis
(memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang menunjukkan
adanya pankreatitis haemoragik yang berat.
Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan biasanya
berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu. Gejala panas,
ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi.
Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia
serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein,
karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat
mengalami takikardia, sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala
hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini.
Gangguan
pernafasan
serta
hipoksia
lazim
terjadi,
dan
pasien
dapat
memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnoe, tachipnoe dan hasil
pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan
koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut (Brunner &
Suddarth)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Scan-CT : menentukan luasnya edema dan nekrosis
2. Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pankreas,
abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
3. Endoskopi : penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa fistula, penyakit
obstruksi bilier dan striktur/anomali duktus pankreas. Catatan : prosedur ini dikontra
indikasikan pada fase akut.
4. Aspirasi jarum penunjuk CT : dilakukan untuk menentukan adanya infeksi.
5. Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan
pankreas atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra
peritoneal disebabkan oleh perforasi atau pembekuan abses, kalsifikasi pankreas.
6. Pemeriksaan seri GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran pankreas/inflamasi.
7. Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar
H. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi yang diketahui dapat menghentikan siklus aktivasi enzim
pankreas dengan inflamasi dan nekrosis kelenjar. Tetapi definitif ditujukan pada
penyebab gamggua. Prioritas keperawatan dan medis untuk penatalaksanaan pendukung
dari pankreatitis akut termasuk sebagai berikut:
Pengistirahatan pancreas
pelumasan
mempertahankan
pada
integritas
selang
kulit
dan
nasogastric
menjadi
memaksimalkan
penting
dengan
kenyamanan
pasien.
Dianjurkan tirah baring untuk mengurangi laju metabolisme basal pasien. Hal ini
selanjutnya akan mengurangi rangsangan dari sekresi pankreas (Hudak dan Gallo,
1996).
Penatalaksanaan nyeri
Analgesik diberikan untuk kenyamanan pasien maupun untuk mengurangi
rangsangan saraf yang diinduksi stress atau sekresi lambung dan pankreas. Meferidan
(dimerol) digunakan menggantikan morfin karena morfin dapat menginduksi spasme
sfingter oddi (Sabiston, 1994).
Pencegahan komplikasi
Karena sebab utama kematian adalah sepsis maka antibiotika diberikan. Antasid
biasanya diberikan untuk mengurangi pengeluaran asam lambung dan duodenum dan
resiko perdarahan sekunder terhadap gastritis atau duodenitis (Sabiston, 1994).
Diet
Tinggi kalori tinggi protein rendah lemak (Barabara C. long, 1996).
Intervensi bedah
Terapi bedah mungkin diperlukan dalam kasus pankreatitis akut yang menyertai
penyakit batu empedu. Jika kolesistisis atau obstruksi duktus komunistidak
memberikan respon terhadap terapi konservatif selama 48 jam pertama, maka
kolesistosyomi, koleastektimi atau dekompresi duktus komunis.mungkin diperlukan
untuk memperbaiki perjalanan klinik yang memburuk secara progresif. Sering adanya
kolesistisis gangrenosa atau kolengitis sulit disingkirkan dalam waktu singkat dan
intervensi yang dini mungkin diperlukan, tetapi pada umumnya terapi konservatif
dianjurkan sampai pankreatitis menyembuh, dimana prosedur pada saluran empedu
bisa dilakukan dengan batas keamanan yang lebih besar (Sabiston, 1994).
I. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Ileus paralitis
3. Syok
4.
Abses pancreas
5. DM
6. Gagal jantung
7. Gagal ginjal
8.
Gangguan paru
9. Perdarahan usus
Komplikasi berat bila ditemukan 3 atau lebih hal berikut (Kriteria ranson) :
1. Berumur > 50 tahun
2. Lekositosis > 16.000/ml
3. Glukosa darah > 200 mg/dl
4. Terjadi penurunan basa >4 meq/I
5. LDH serum >350 IU/I
6. AST >250 IU/I
Jenis kelamin
Alamat
Umur
Status
Pekerjaan
Agama
Suku
2. Riwayat Penyakit
a.
Keluhan Utama
Penderita biasanya mengeluh perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen
sampai tembus ke punggung, terutama daerah epigastrik
4. Pada leher biasanya terdapat pembesaran kelenjar limfe leher apabila ada infeksi
sistemik.
5.
8.
Review Of System
B1 Breath
: Takipnea
B2 Blood
: Hipotensi
B3 Brain
: Pusing
B4 Bladder
Timbul
nyeri
punggung
samping
kiri
B5 Bowel
epigastrik
B6 Bone
No
1
Diagnosa keperawatan
Nyeri berhubungan dengan
proses inflamasi pankreas.
berkurang
b.
c.
Intervensi
Rasional
Dapat mengurangi
nyeri, membunuh
indikasi.
kuman dan
mengurangi
peradangan sehingga
mempercepat
penyembuhan
Mengurangi nyeri.
rileks.
Mengalihkan
perhatian pasien
terhadap nyeri dan
mengurangi nyeri.
Untuk memastikan
apakah kriteria hasil
sudah tercapai atau
belum.
2.
Hipertermi
normal (360-370C)
Kulit tidak teraba hangat
c.
panas.
Untuk menurunkan
panas tubuh dan
mengganti cairan
tubuh yang hilang.
b.
Untuk menurunkan
Untuk mengetahui
perkembangan klien.
merah
3.
membatasi sumber
infeksi,dimana dapat
menimbulkan sepsis
terjadi.
pada pasien.
Kriteria hasil :
menurunkan resiko
dengan baik.
kontaminasi silang.
Meningkatkan waktu
penyembuhan
keterbatasan mobilitas
mencetuskan infeksi
pernapasan dan
atelektasis.
mendeteksi dini
terjadinya infeksi
pada pasien.
4.
Kebutuhan Berhubungan
keluhan mual.
terjadi,
224 jam.
Kriteria hasil ;
mengakibatkan
penurunan/ tak adanya
bising usus.
menurunkan
rangsangan muntah.
kebiasaan diet
sebelumnya mungkin
tidak memuaskan
pada pemenuhan
kebutuhan saat ini
untuk regenerasi
jaringan dan
penyembuhan.
penggunaan glukosa
tak adekuat dapat
mencegah terjadinya
ketoasidosis.
kebutuhan
penggantian seperti
metabolisme lemak
terganggu, penurunan
absorbsi/
penyimpangan
vitamin larut dalam
lemak.
MCT memberikan
kalori/ nutrien
tambahan yang tidak
memerlukan enzim
pankreas untuk
pencernaan/ absorbsi.
BAB III
SKENARIO KASUS
Tn. C umur 45 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri yang hebat. Rasa sakit dan nyeri
tekan pada abdomen disertai nyeri pada punggung. Rasa sakit terjadi pada bagian tengah ulu hati
(midepigastrium). Awitan sakit bersifat akut dan terjadi 24 hingga 48 jam setelah makan. Tn. A
tampak berada dalam keadaan sakit berat. Defens muscular teraba pada abdomen. Perut kaku
atau mirip papan. Terdapat ekimosis (memar) di daerah pinggang dsn sekitar umbilicus.
TD 90/70 mmHg, N 120x/menit teraba lemah regular, RR 25x/menit, suhu 38C.
pemeriksaan fisik pada dinding abdomen terdapat nyeri tekan . bising usus mungkin kurang dari
5x/menit. Terdapat memar pada pinggang dan sekitar umbilicus.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Amilase serum : 250 u/L
2. Amilase urin : 22u/L
3. Lipase serum meningkat
4. Kalsium serum : 7 mg/l
5. Kalium : 2 meq/L
6. Trigliserida : 1750 mg/Dl
7. LDH/AST (SGOT) : 600u/L
8. Darah lengkap
- HB :10g/dL
- HT : 60%
9. Feses : terdapat peningkatan kandungan lemak (streatore)
PENGKAJIAN
1. Anamnesa
- Identitas Klien
Nama
: Tn. C
Umur
: 45 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Keluhan utama:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen hebat, nyeri tekan
disertai nyeri pada punggung.
Pemeriksaan Fisik
a.
Status penampilan kesehatan: Klien tampak berada dalam keadaan sakit berat
b. Observasi TTV:
TD 90/70 mmHg
RR 25 x/I
Suhu 380 C
c. Pada abdomen, terdapat nyeri tekan. Bising usus mungkin kurang dari 5 x/i.
Terdapat memar pada pinggang atau sekitar umbilicus.
B1 Breath
: Takipnea
B2 Blood
: Hipotensi
B3 Brain
:-
B4 Bladder
:-
B5 Bowel
pada punggung. Rasa sakit terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium)
B6 Bone
:-
3. Pemeriksaan diagnostik
Hasil
Normal
1. Amilase serum
: 250 u/L
1. 25-125 U/L
2. Amilase urin
: 22u/L
2. 24-400 U/L
3. Lipase serum
: meningkat
3. 10-140 U/liter
4. Kalsium serum
: 7 mg/l
4. 8.4-10.2 mg/dL
5. Kalium
: 2 meq/L
5. 3.5-5 meq/L
6. Trigliserida
: 1750 mg/dL
6. <150 mg/dL
7. LDH/AST (SGOT)
: 600u/L
7. 5 40 u/L
8. Darah lengkap
8. Hb: 13 16 g/dl
- HB :10g/dL
Ht : 40 54 %
- HT : 60%
9. Feses
: terdapat peningkatan
4. Analisa data
Data Fokus
Etiologi
DS :
dan
punggung
-
bagian
epigastrium
(tengah
ulu hati)
DO :
-
Nyeri
tekan
pada
dinding abdomen
-
Nyeri pinggang/sekitar
umbilicus
Terdapat
(memar)
ekimosis
di
daerah
pinggang .
-
Penurunan kalsium 7
MK
Nyeri
mg/dl
-
Peningkatan
lipase
serum
-
Peningkatan
amylase
Peningkatan laju
Hipertermi
metabolisme
DO :
-
Peningkatan
HR
(120x/i)
-
Penurunan kalium 2
meq/l
DS:
Keracunan enzim
-
DO:
-
Defens muscular
(+)pada abdomen
gangguan perfusi
jaringan gastrointestinal
6. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada pankreas
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
7. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx. 1 Nyeri akut b.d inflamasi & distensi pancreas
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam a 2x24 jam ,nyeri dapat diatasi dengan
kriteria hasil :
-
Intervensi Keperawatan
Rasional
sangat
mengurangi nyeri .
2. Pertahankan
tirah
baring
selama
penting
karena
kegelisahan
laju
metabolic
rangsangan/sekresi
5. Terapi
nonfarmakologi
misalnya
3. Mengalihkan
GI
meningkatkan
nyeri/menurunkan nyeri .
6. Kolaborasi
pemberian
seperti hidromorfon/morfin .
analgesic
dapat
ambang
4. Rangsangan
mengaktifkan
sehingga
perhatian
dan
sensori
enzim
dapat
pancreas
meningkatkan nyeri .
5. Mengistirahatkan
saluran
cerna
Intervensi Keperawatan
Rasional
1. Pantau input/output
pasien.
Pemberian
intervensi
selanjutnya .
3. Menurunkan panas dan menggantikan
obat
antipiretik
6. Kolaborasi : Pemberian koloid secara
intravena
perkembangan
penyakit/menentukan
5. Kolaborasi
2. Mengetahui
memaksimalkan
evaporasi
diperlukan
untuk
Rasional
1. Pengumpulan
dan
analisis
data
pernafasan,
dan
kardiovaskuler,
mencegah komplikasi.
sianosis
4. Berikan tambahan cairan dan elektrolit
sesuai indikasi. Pasang NGT jika diperlukan
5. Identifikasi status keseimbangan cairan dan
elektrolit.
6. Tindakan mengontrol keadaan nutrisi untuk
mengantisipasi kemungkinan kekurangan
energi atau malnutrisi
volume
cairan
yang
dan
bisa
BAB IV
PENUTUP
Pankreas merupakan organ yang istimewa karena mempunyai dua fungsi sekaligus
yaitu eksokrin dan endokrin. Kerusakan yang diawali pada sel asini unit eksokrin
mengakibatkan terjadinya pankreatitis baik akut yang dapat normal kembali fungsi
pankreasnya maupun pankreatitis kronik dengan kerusakan permanen.
Dalam penatalaksanaannya yang penting untuk pankreatitis akut adalah mengatasi
nyeri perut, manajemen penggantian cairan, dan pemberian nutrisi pendukung. Selain itu Juga
diberikan antibiotika untuk profilaksis pada pankreatitis nekrosis. Terapi intervensi dengan
endoskopi maupun bedah juga perlu dilakukan pada kondisi tertentu. Pada pankreatitis kronik
tritmen ditujukan untuk mengatasi nyeri kronik, malabsorpsi, dan diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Delmann, H.D. 1993. Textbook of Veterinary Histology. Lea and Fiebiger: Philadelphia
Faiz, Omar, dkk. 2004. At a Glance Anatomi. Erlangga: Jakarta
Getty, R. 1975. Sisson and Grossman's The Anatomy of the Domestic Animals. Vol.1. W.B.
Saunders Company: Philadelphia. London. Toronto.
Gibson, John. 1981. Modern Physiology and Anatomy for Nurses. Blackwell Science Limited:
Oxford
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : EGCBrunner &
Suddart(2002). Keperawatan Medikal Bedah .Jakarta: EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Marlynn,
E,
Doengoes.
Rencana
Asuhan
Keperawatan
Edisi
3.
Jakarta
EGC