Anda di halaman 1dari 7

Prof.

Zaidir

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

II. SISTEM PELAT LANTAI


2.1 Pendahuluan
Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang
memikul beban transversal melalui aksi lentur ke masing-masing
tumpuan dari pelat.
Beberapa tipe pelat lantai yang banyak digunakan pada konstruksi
diantaranya :
a. Sistem Lantai Flat Slab
Sistem Flat Slab, merupakan pelat beton bertulang yang
langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa adanya balok-balok.
Biasanya digunakan untuk intensitas beban yang tidak terlalu
besar dan bentang yang kecil. Pada daerah kritis di sekitar
kolom penumpu, biasanya diberi penebalan (drop panel) untuk
memperkuat pelat terhadap gaya geser, pons dan lentur. Flat
Slab tanpa diberi kepala kolom (drop panel) disebut flat plate.

(a) Flat Plate Slab

Catatan :

(b) Flat Slab dengan drop panel

Prof. Zaidir

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

b. Sistem Lantai Grid (Waffle System)


Sistem
lantai
Grid
(Waffle
system) mempunyai balok-balok
yang saling bersilangan dengan
jarak yang relatif rapat, dengan
pelat atas yang tipis.

c. Sistem Pelat dan Balok


Sistem pelat lantai ini terdiri dari
lantai (slab) menerus yang
ditumpu
oleh
balok-balok
monolit,
yang
umumnya
ditempatkan pada jarak 3,0m
hingga 6,0 m. Sistem ini banyak
dipakai,
kokoh
dan
sering
dipakai untuk menunjang sistem
pelat
lantai
yang
tidak
beraturan.

Catatan :

Prof. Zaidir

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

Secara umum sistem pelat lantai dapat dibedakan atas :


a. Pelat Satu Arah (One way slab)
b. Pelat Dua Arah (Two way Slab)
Pelat satu arah dan pelat dua arah dapat dibedakan dari nilai rasio
perbandingan sisi panjang (ly) dan sisi pendek (lx) dari pelat.

Pelat satu arah ; apabila :


ly/lx > 2,0

(a). Sistem pelat satu arah

Pelat dua arah ; apabila :


1,0 ly/lx 2,0

(b). Sistem pelat dua arah

Analisis dan disain dari pelat satu arah, dilakukan dalam 1 arah
(arah sisi pendek), sedangkan pelat dua arah dilakukan dalam 2
arah (arah x dan arah y).

Prof. Zaidir

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

2.2. Pelat Satu Arah


Pelat satu arah dapat di-disain dengan menggunakan disain untuk
balok, dengan lebar 1 unit lebar (per m lebar) dalam arah sisi
pendek. Dalam arah sisi panjang dapat digunakan tulangan susut
dan temperatur atau tulangan pembagi.
Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila
lendutan tidak dihitung, dapat ditentukan dari table 2.1. berikut :
Tabel 2.1 Tebal minimum untuk pelat satu arah

Catatan :

2.2.1. Cara Analisis

Prof. Zaidir

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

Sebagai alternatif, metode pendekatan berikut ini dapat digunakan


untuk menentukan momen lentur dan gaya geser dalam
perencanaan balok menerus dan pelat satu arah, yaitu pelat beton
bertulang dimana tulangannya hanya direncanakan untuk memikul
gaya-gaya dalam satu arah, selama:
1. Jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua.
2. Memiliki panjang-panjang bentang yang tidak terlalu berbeda,
dengan rasio panjang bentang terbesar terhadap panjang
bentang terpendek dari dua bentang yang bersebelahan tidak
lebih dari 1,2.
3. Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata.
4. Beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali
beban mati per satuan panjang, dan
5. Komponen struktur adalah prismatis.
Momen yang bekerja pada setiap tumpuan dapat ditentukan
sebagai :

Catatan :

Prof. Zaidir

Catatan :

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

Prof. Zaidir

Konstruksi Beton II

Pertemuan IX
100 menit

Gambar 2.1 . Terminologi balok/pelat satu arah di atas banyak tumpuan

2.2.2. Tulangan Susut dan Suhu


Pada pelat struktural dimana tulangan lenturnya terpasang dalam
satu arah saja, harus disediakan tulangan susut dan suhu yang
arahnya tegak lurus terhadap tulangan lentur tersebut.
Tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu
harus memenuhi ketentuan berikut:
Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio
luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sebagai
berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014.
Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak
lebih dari lima kali tebal pelat, atau 450 mm.

Anda mungkin juga menyukai