SIMPOSIUM 11
Insensible water loss meningkat bila terjadi hiperventilasi (misal,
neonatus prematur, asma,
pneumonia, diabetic ketoasidosis dan asidosis akibat uremia), demam,
ruam kulit (misal
viral exanthem), luka bakar dan lingkungan kering. Sebaliknya
insensble water loss
berkurang pada pasien-pasien coma, sedasi yang lama,
hipotiroidisme, hipotermia dan
menghirup udara lembab (misal ventilasi mekanik). Jika kelembaban
lingkungan
bertambah sehingga menghambat penguapan kulit, maka suhu tubuh
naik.
Setiap peningkatan suhu 1 o C di atas 37 o C, maka kebutuhan air
(kalori) bertambah 12%.
Contoh, Hitung insensible water loss seorang anak berat 15 kg
dengan pernapasan
50/menit dan demam 40 o C.
Kebutuhan kalori pada demam adalah kira-kira 1550 kcal/hari [yakni
1250 kcal/24 jam +
1250 kcal x 24%).
Insensible water loss adalah 775 ml/24 jam [yaitu, 1550 kcal/24 jam x
0,5 ml/kcal), kira-kira
260 ml dari paru (775 ml : 3) dan kira-kira 520 ml (775 x 2/3) dari
kulit.
Karena pernapasan dua kali lebih cepat dari normal, insensible water
loss dari paru adalah
520 ml (yakni 260 ml x 2). Dengan demikian insensible water loss
total adalah kira-kira
1040 ml (yakni 520 ml melalui kulit + 520 ml melalui paru). IWL
berbeda dari keringat
yang terjadi bila suhu lingkungan melebihi 35 o C.
Glukosa: glukosa adalah sumber nutrisi otak, jantung dan sel darah
merah. Gamble dkk
menunjukkan bahwa pemberian karbohidrat ke pasien rawat-inap
yang puasa mengurangi
beban solute (zat terlarut) metabolisme dengan mengurangi
katabolisme protein.
Kebutuhan minimal glukosa untuk mencegah katabolisme protein
adalah kira-kira 3
gram/kg/hari untuk bayi dan kira-kira 1,5 gram/kg/hari pada dewasa.
B. Kehilangan air dan elektrolit melalui urin. Ekskresi urin
merupakan fungsi dari
kandungan solute metabolik (biasanya urea dan elektrolit, dinyatakan
dalam mOsm/100