Anda di halaman 1dari 2

Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur

berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas
udara (lingkungan). Pencemaran udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik
seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global. Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam
rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai
pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan
rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor
pollution). Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesinmesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida),
CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
2.2. SO2 Di Udara
Modernisasi dan kemajuan teknologi telah mengakibatkan jumlah polusi udara terus meningkat
yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak, gas dan
batubara). Salah satu polutan yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil adalah sulfur
dioksida (SO2). Seiring dengan meningkatnya pemakaian bahan bakar fosil, konsentrasi sulfur
dioksida juga terus meningkat.
Selain gas rumah kaca, pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan gas SO2 yang merupakan
polutan terbesar di atmosfer. SO2 paling banyak dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
fosil. Di atmosfer, SO2 dapat membentuk partikel-partikel sulfat yang amat halus melalui proses
konversi gas ke partikel. Partikel-partikel sulfat yang terbentuk dan mengapung di udara tersebut
disebut dengan aerosol sulfat. Aerosol sulfat yang dilepas ke atmosfer diakibatkan oleh emisi alami
dan antropogenik. Emisi alami berasal dari letusan gunung berapi disebut dengan emisi vulkanik.
Letusan gunung Pinatubo di Philipina pada tahun 1991, melepaskan sekitar 14-26 juta ton SO2 ke
atmosfer (CSIRO, 2002). Emisi yang berasal dari aktivitas manusia, akibat penggunaan bahan bakar
fosil pada sektor industri, kebakaran hutan disebut dengan emisi antropogenik. Di Indonesia, total
emisi SO2 pada tahun 1995 sebesar 797 ribu metrik ton (Earth Trends Country Profiles, 2003). Untuk
wilayah Asia, total emisi SOe2 adalah sebesar 55.129 juta metrik ton. Total seluruh emisi SO2 di
dunia sebesar 141.875 juta metrik ton (Earth Trends Country Profiles, 2003).
Jumlah emisi SO2 yang terus bertambah akan menyebabkan meningkatnya konsentrasi SO2 di
atmosfer. Pada konsentrasi tertentu, SO2 dapat menyebabkan penurunan kualitas air hujan yang
diindikasikan melalui pH air hujan. Disamping itu, peningkatan aerosol di atmosfer akan
mengakibatkan peningkatan inti kondensasi yang terdapat di atmosfer sehingga proses kondensasi
pada tetes air (droplet) di udara meningkat, dan awan yang terbentuk menjadi lebih tebal dan gelap.
Akibatnya, radiasi matahari yang datang ke bumi akan tertahan oleh awan dan dipantulkan kembali
ke angkasa, menyebabkan berkurangnya intensitas radiasi sinar matahari yang sampai ke

permukaan bumi. Pengurangan radiasi sinar matahari yang terjadi tersebut disebut dengan global
dimming, yang mengakibatkan penurunan temperatur global di permukaan bumi.
2.3. Nitrogen Oksida Di Udara
Nitrogen oksida merupakan suatu gas yang tidak berwarna dan tidak berbaudan nitrogen dioksida (
NO2) yang berwaran merah cokelat keduanya sangat penting sebagai bahan pencemar udara.
Campuran dari NO dan NO2 dikenal dengan NOx. Hampir seluruh Nox yang berasal dari aktivitas
manusia dihasilkan dari perubahan bahan bakar fosil baik dari sumber yang tetap maupun sumber
yang bergerak. Secara global tidak kurang dari 100 juta metric ion NOx per-tahun dikeluarkan dari
aktivitas tesebut.
Secara alami NOx masuk ke atmosfer melalui halilintar, proses proses biologisdan sumber-sumber
biologis dan sumber-sumber zat pencemar. NOx dengan konsentrasi tinggi sangat merusak kualitas
udara (Achmad,2004). Sebagian besar NOx masuk ke atmosfer sebagai NO. Pada suhu yang sangat
tinggi terjadi reaksi: N2 + O2 2NO
Reaksi ini semakin cepat dengan kenaikan suhu. Campuran yang mengandung 3% O2 dan 75% N2
yang sering terjadi di bagian pembakaran mesin mobil menghasilkan 500 ppm NO dalam waktu 30
menit pada suhu 1315oC dan hanya 0,117 detik pada suhu 1980oC.
Achmad. R. 2004. Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta
Bailey, R.A.1978. Chemistry of Environmen. New York: Academic Press
Wardhana, W.A., 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakrta : Andi Offset. Yogyakarta
Yunita, E. dan. Nita.R. 2010. Penuntuk Praktikum Kimia Lingkungan. Pusat Lab Terpadu UIN. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai