SISTEM ENDOKRIN
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kelainan
Kelenjar Hipofisis
Eka Kurniawati
Nunung Ernia
S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan
penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta temanteman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam
hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kelompok kami susun ini penuh manfaat,sehingga dapat di ambil hikmah dari judul ini
proses inspirasi ekspirasi sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil
sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada
yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise
sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan ploriferasi kearah pengikat sel epitel yang
telah berproliferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh dan berkembang dalam
pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya disebut hormone, dialirkan langsung kedalam
darah. Dalam keadaan fisiologis hormone mempunyai pengaturan sendiri sehingga kadarnya
selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang berada
dibawah pengaruhnya, mekanisme pengaturan ini disebut system umpan balik negative.
Misalnya, hipofise terhadap hormone seks yang dihasilkan oleh gonad, hipofise pars anterior
menghasilkan gonadotropin yang merangsang kelenjar gonad menghasilkan hormone seks.
Hormone yang dihasilkan kelenjar endokrin ada beberapa macam. Zat yang secara fungsional
dapat dikualifikasikan sebagai hormone kimia dikategorikan sebagai hormone organik.
Fungsi kelenjar endokrin, yaitu :
1. Menghasilkan hormone yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan o;eh jaringan
dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolism, oksidasi, meningkatkan absorbs glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolism lemak, protein, hidratarang, vitamin, mineral, dan air.
Hormone yang bermolekul besar (polipeptida dan protein) tidak dapat menembus sel
dan bekerja pada permukaan sel. Hormone yang bermolekul kecil (tyroid dan steroid)
mempunyai pengaruh terhadap spectrum sel-sel sasaran yang lebih luas, menembus
membrane sel berkaitan dengan reseptor protein.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Tujuan Khusus :
1. Mengetahuai tentang anatomi dan fisiologi kelenjar pituitary (hipofisis)
2. Mengetahui tentang kelainan kelenjar hipofisis
3. Mengetahuai penyebab kelainan kelenjar hipofisis
4. Mengetahui patofisiologi terjadinya kelainan kelenjar hipofisis
5. Mengetahui tanda dan gejala terjadinya kelainan kelenjar hipofisis
6. Mengetahui tentang asuhan keperawatan klien dengan kelainan kelenjar hipofisis
7. Mengetahui tentang asuhan keperawatan klien dengan hipopituitary dan hiperpituitary
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
asi. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon hipofisa menyebabkan
sejumlah gejala yang bervariasi.
Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Bagian ini melepaskan
hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal atau
merangsang aktivitas kelenjar adrenal, kelenjar tiroid serta indung telur atau buah zakar.
Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar
endokrin lainnya juga akan melepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Salah satu hormon yang dilepaskan oleh lobus anterior adalah kortikotropin (ACTH,
adenocorticotropic hormone), yang merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan
kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik). Tanpa
kortikotropin, kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan
kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal. Beberapa hormon lainnya dihasilkan
secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-melanocyte stimulating hormone, yang
mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan
persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.TSH (thyroid-stimulating hormone) juga
dihasilkan oleh lobus anterior dan berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid.Terlalu banyak TSH menyebabkan pembentukan tiroid yang
berlebihan
(hipertiroidisme),
terlalu
sedikit
TSH
menyebabkan
berkurangnya
3) Androgen
testosteron,
dehidroepiandrosteron
androstenedion,
sulfat
(DHEAS)
17
hidroksiprogesteron,
memiliki
efek
dan
mempertahankan
(CRH)
hipotalamus.
b. Thyroid stimulating hormone (Thyrotropin, TSH)
TRH merupakan tripeptida yang disintesis di nukleus paraventrikularis dan
supraoptikus di hipotalamus dan disimpan pada eminensia mediana. Sistem
vena
portal
mentranspor
TRH
ke
hipofisis
anterior
tempat
hormon
ini
hormon
sifat kimia,
hipotalmik
hipotalamus-
melepaskan
yang
testis
yang
baik.
d. Growth hormone (GH)
GH disintesis di sel somatotrop pada kelenjar hipofisis anterior. GH merupakan bagian
dari famili hormon polipeptida bersama prolaktin (PRL) dan laktogen
plasenta.
Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan otot dan tulang
Adapun kerja dari GH tersebut dapat dibagi menjadi kerja direct
direct hormon GH bersifat diabetogenik karena kerja
skelet.
hormon
ini
berlawanan
dan
hati
menstimulasi
lipolisis, dan pada otot
hormon
pelepas
hormon
pertumbuhan
(growth
hormone
yaitu
refleks
isap
kontrol
inhibisi
oleh
oleh
otak
sangat
pelepas
tirotropin
(TRH),
peptida
banyak
diantaranya
masih
belum
sepenuhnya
hormonini
produksi
09:00
10-80ng/L
Aldosteron
100-5
(berbanding)
pmol/L
140-680
Kortisol
09:00
nmol/L
24:00
<100
nmol/L
2-10 U/L
FSH
Folikular
2-8 U/L
Pasca
>15 U/L
menopause
GH
Setelah diberi
<2 mU/L
glukosa
>20 mU/L
Stres
2-10 U/L
LH
Folikular
2-10 U/L
Pascamenopause
>20 U/L
PTH
10-65 ng/L
50-400
Prolaktin
mu/L
13-114
Renin
Testosteron
TSH
mU/L
Laki-laki
9-30 nmol/L
Perempuan
<2,5 nmol/L
0,3-4,0
mU/L
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi
hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau
lebih.
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau
lebih hormone - hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya
berupa hormone- hormone hipofise anterior (Izzha, 2012).
Etiologi
GH,
terjadi
Saku
Klasifikasi
1.
a. Definisi
Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik, Gangguan produksi hormon
antidiuretik ini menyebabkan retensi garam atau hiponatremia. Ahli Patologi klinik juga akan
mencari data labor lain yang berhubungan dengan osmolaritas serum, peningkatan gravitas
urin, edema atau dehidrasi, hiponatremia dan peningkatan hormon plasma vasopresin.
Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal dalam batas normal. Hal lain kadang gejala SIADH
berhubungan dengan trauma kepala atau tumor, dimana patologi akan mengambil biopsi
untuk memastikannya
b. Etiologi
SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau dengan gangguan hipotalamus (bagian
dari otak yang berkoordinasi langsung dengan kelenjar hipofise dalam memproduksi
hormone). Pada kasus lainnya, missal: beberapa keganasan (ditempat lain dari tubuh) bisa
merangsang produksi hormon anti diuretik, terutama keganasan di paru dan kasus lainnya
seperti dibawah ini:
Meningitis peradangan pada meningens, selaput pelindung otak dan saraf spinalis.
Tumor otak
Psikosis
Penyakit paru
Trauma kepala
menyebabkan lemah otot, nyeri dan paralisa temporer di wajah dan otot kaki dan paralisa di
bagian dada bisa menganggu proses bernafas.
c. Manifestasi klinis :
Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi::
Nausea
Muntah
Irritability
Seizures
Stupor
Koma
d. Patofisiologi
Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ( vasopresin) menjadi kuat adalah
penurunan valume darah. Keadaan ini terjadi secara hebat terutama saat volume darah turun
15 25 persen, dengan kecepatan sekresi meningkat sering sampai 50 kali dari normal.
Penyebab peningkatan ini adalah atrium, terutama atrium kanan, mempunyai reseptor regang
yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat sekresi
ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan akibat tidak penuhnya pengisian, terjadi proses
yang berlawanan, dengan peningkatan sekresi ADH yang sangat besar. Lebih lanjut, di
samping reseptor regangan atrium, penurunan regangan baroreseptor pada daerah karotid,
aortik dan pulmonari dalam peningkatan sekresi ADH.
Sekresi darah yang terlalu banyak ke dalam atrium dapat terjadi pada jantung yang
kardiomegali. Atrium yang mebesar tanpa di ikutioleh katup katupnya membuat darah
menumpuk pada atrium atrium dan akhirnya terjadilah gagal jantung.
2. Galaktore
a.
Definisi
Galaktore adalah pembentukan air susu pada pria atau wanita yang tidak sedang dalam
masa menyusui.
b.
Etiologi
Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan prolaktin) pada kelenjar
hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya prolaktinoma ini ukurannya kecil, tetapi pada
pria tumor ini cenderung membesar.Pembentukan prolaktin yang berlebihan dan
terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh obat-obatan seperti fenotiazin, obat
tertentu untuk tekanan darah tinggi (terutama metildopa) dan narkotik. Penyebab
lainnya yang mungkin adalah hipotiroidisme.gagl ginjal dan efek samping obat bisa
menjadi faktor penyebab
c.
Manifestasi klinis
Penderita pria mengalami sakit kepala atau kehilangan lapang pandang perifernya
Sekitar 2/3 penderita pria kehilangan gairah seksualnya dan menjadi impoten
d. Patofisiologi
Kelebihan prolaktin hampir selalu di sebabkan oleh adenoma hipofise, biasanya
berupa mikrokardenoma (diameter tumor kurang dari 1 cm). Atau disfungsi
hipotalamus. Dopamin merupakan inhibitor hipotalamik primer untuk pelepasan
prolaktin terputusnya trasnmisi dopamin kehipofise dapat menyebabkan prolaktin
berlebihan.
3. Gigantisme
a.
Definisi :
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh karena kelenjar hypophysis
memproduksi hormon berlebihan. Hipofisis adalah kelenjar seukuran biji kacang tanah
dan menggantung dari otak, terbaring di sebelah dalam tulang pelipis dekat bola mata.
Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan
secara berangsur. Penyakit ini berlangsung lambat dan baru diketahui setelah penderita
memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormone
(GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis
b.
Etiologi
dari Hipothalamus.
Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang
c.
Patofisiologi
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi
sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini
mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh
jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini
terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang
tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi karena
produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan
tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang
beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu
aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira
10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.
Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita panhipopitutarisme
bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya
tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.
d.
Manifestasi klinis :
Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier
4. Akromegali
a.
Definisi
Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofisa
jinak (adenoma).
c.
Manifestasi klinis
Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang. Gambaran tulang wajah
Penderita memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi yang lebih besar.
Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya kulit.
menonjol (prognatisme).
Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak.
Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan dada
berbentuk seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa tahun bisa terjadi
artritis degeneratif yang melumpuhkan. Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat
terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
karena jaringan yang membesar menekan persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari
mata ke otak juga bisa tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama pada
lapang pandang sebelah luar.
d.
Bila tumor asidofilik timbul sesudah masa dewasa muda-yakni, sesudah epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang maka orang itu tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi,
namun jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh dan tebal tulangnya msih terus
tumbuh. Perbesaran tadi terutama dapat di lihat pada tulang tulang kecil tangan dan kaki
serta pada tulang membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi
, tepi supraorbital, bagian bawah rahang, dan bagian tulang vertebra, sebab pada masa
dewasa muda pertumbuhan tulang tulang ini tidak berhenti. Akibatnya, tulang rahang
tampak menonjol ke depan, kadang kala sampai setengah inci ke depan, dahi menyempit
ke depan sebab pertumbuhan tepi supraorbitalnya sangat besar, hidung membesar sampai
dua kali ukuran normal, kakinya membutuhkan sepatu berukuran 14 atau lebih besar, dan
jari jarinya menjadi sangat tebal .
WOC
Hiperfungsihipofise
Tumor
adenoma)
Sindromcushing
Sekresi glikokortikoid
dan
androgen(hormonseks)
disfungsiseksual
Libido,infertilitas
2.
3.
Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormone dan dengan
melakukan efeknya terhadap kadar hormone sarum.
4.
B. HIPOPITUITARY
1. Definisi
Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis.
Hipopituitarisme merupakan defisiensi hormon tiroid, adrenal, gonadal dan hormon
pertumbuhan akibat penyakit hipofisis. Pada setiap pasien dengan defisiensi hormonal ini,
kemungkinan adanya defisiensi lain harus dicari. Kadang-kadang timbul akut berupa
apopleksi hipofisis dimana terdapat infark hemoragik pad atumor hipofisis, biasanya
disertai nyeri disertai kepala berat mendadak dan seringkali bersama dengan defek lapanng
pandang. Hipopituitarisme memilki prevalensi 30/100.000. (Gledle Jonathan, 2005:143)
Hipopituitarisme adalah suatu gambaran penyakit akibat insufisiensi kelenjar
hipofisis, terutama bagian anterior. Gangguan ini menyebabkan munculnya masalah dan
manifestasi klinis yang berkaitan dengandefisiensi hormon-hormon yang dihasilkannya.
( http://banjaristi.blogspot.com )
2. Etiologi
Sindrom ini disebabkan oleh kelainan destrutif pada kelenjar hipofisis. Penyebab yang
sering ialah :
1.
2.
Adenoma khoromofob
3.
Craniopharyngioma
4.
2.
3.
4.
5.
C. Klasifikasi
1.
Dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa.
b.
c.
2.
b.
3.
b.
c.
Cirri-ciri sex sekunder tidak ada, disfungsi seksual, dan kulit yang halus.
d.
e.
D. Manifestasi Klinis
Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatis akibat defisiensi
pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis (kerdil) merupakan konsekuensi dari defisiensi
tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual
sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang. Selain itu sering pula ditemukan
berbagai derajat insifisiensi adrenal dan hipitiroidisme, mereka mungkin akan
mengalami kesulitan di sekolah dan memperlihatkan perkembangan intelektual yang
lamban, kulit biasanya pucat karena tidak adanya MSH.
Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti kronologis
seperti defisiensi GH, hipogonadisme, hipotiroidisme, dan insufisiensi adrena. Karena
orang dewasa telah menyelesaikan pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh pasien
dewasa dengan hipotuitarisme adalah normal.
Adapun tanda dan gejalanya yang mungkin ditemukan yaitu :
1.
Terjadinya hipogonadisme.
2.
3.
dan
genetalia
eksterna.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E. Patofisiologi
Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder. Primer bila
gangguannya terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan sekunder bila gangguan
terdapat pada hipotalamus. Penyebab tersebut termasuk diantaranya :
1.
2.
3.
Diagnosis insufisiensi hipofise dapat diduga secara klinik namun harus ditegakkan
melalui uji biokimia yang sesuai, yang akan menunjukkan defisiensi hormon.
Panhipopituitarisme. Pada orang dewasa dikenal sebagai (penyakit simmons) yang
ditandai dengan kelemahan umum, intoleransi terhadap dingin, nafsu makan buruk,
penurunan berat badan, dan hipotensi. Wanita yang terserang penyakit ini tidak akan
mengalami menstruasi dan pada pria akan menderita impotensi dan kehilangan libido.
Insufisiensi hipofise pada masa kanak-kanak akan mengakibatkan dwarfisme.
Dwarfisme ( cebol ) merupakan ganguan pertumbuhan somatic akibat insufesiensi
pelepasan Growth Hormone yang terjadi pada anak- anak yang telah mencapai usia 10
tahun mempunyai perkembangan badan anak usia 4-5 tahun, sedangkan usia 20 tahun
mempunyai perkembangan badan usia 7-10 tahun. Ketika anak-anak tersebut
mencapai pubertas maka tanda-tanda seksual sekunder genetalia eksternal gagal
berkembang.
2.
3.
4.
5.
Tumor
6.
Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih yang
berlebihan.
7.
Diagnosis diabetes insipidus semakin kuat jika sebagai respon terhadap hormon
antidiuretic :
a. pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti
b. tekanan darah naik
c. denyut jantung kembali normal.
WOC
Hipopituitari
Primer
sekunder
gangguan hipofise
Gangguan hipotalamus
infertilitas
hipogonadisme
infeksi
peradanaga
n
defisiensi tumor
HIPOPITUITARI
F. Pemeriksaan Diagnostik
Foto tengkorak atau kranium
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi.
Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, nemun pendidikan kesehatan tentang
tujuan dan prosedur sangatlah penting.
CT Scan Otak
Dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan tumor otak pada hipofise atau
hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun
diperlukan penjelasan agar klien dapat diam dan tidak bergerak selama prosedur.
Pemeriksaan Darah dan Urine
a.
b.
c.
adalah
darah
vena
cc
dan
urine
24
jam.
Persiapan
1.
2.
3.
Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkan jenis obat dan dosisnya pada
lembaran pengiriman specimen.
4.
Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
2,5 mg.
Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian dexametason 1
mg/oral tengah malam, baru darah diambil 5 cc pada pagi hari dan urine
ditampung selama 5 jam. Specimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila
kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan ekskresi 17 OHCS
dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
Penatalaksanaan
a. Kausal
1. Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan radiasi bila gejala-gejala
tekanan
disesuaikan
dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10 15 mg waktu pagi, 10 mg waktu malam.
2. Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.
3. Pada penderita laki laki berikan suntikan testosteron enantot atau testosteron siprionat
200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga diberikan fluoxymestron 10 mg per-os tiap
hari.
4. Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan siklus
haid.
Berikan juga androgen dosis setengah dosis pada laki laki hentikan bila ada gejala virilisasi
growth hormone bila terdapat dwarfisme.
c. Tumor hipofisis, diobati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal :
akromegali
HCG.
Komplikasi
1. Kardiovaskuler.
a. Hipertensi.
b. Tromboflebitis.
c. Tromboembolisme.
d. Percepatan uterosklerosis.
2. Imunologi.
Peningkatan resiko infeksi dan penyamaran tanda tanda infeksi.
3. Perubahan mata.
a. Glaukoma.
b. Lesi kornea.
4. Muskuloskeletal.
a. Pelisutan otot.
b. Kesembuhan luka yang jelek.
c. Osteoporis dengan fraktur kompresi vertebra, fraktur patologik tulang
nekrosis aseptik kaput femoris.
5. Metabolik.
Perubahan pada metabolisme glukosa sindrome penghentian steroid.
6. Perubahan penampakan.
a. Muka seperti bulan (moon face).
b. Pertambahan berat badan.
c. Jerawat.
panjang,
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. HIPERPITUITARY
1. Pengkajian
a. Demografi
Kaji usia dan jenis kelamin pasien
b. Riwayat kesehatan
1). Keluhan utama
a). Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ organ tubuh.
b). Perubahan tingkat energi, kellelahan, letargi.
c). Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.
d). Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensi.
e). Nyeri kepala.
f). Gangguan penglihatan.
g). Perubahan siklus menstrulasi, libido menurun, impotensia.
2). Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan hormone hipofise mulai
dirasakan
3). Riwayat penyakit keluarga.
Adakah riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
Yang harus diperhatikan juga yaitu :
1. Kaji riwayat penyakit, manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan
prolaktin, GH dan ACTH yang mulai dirasakan.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3. Pemeriksaan fisik mencakup ;
1) Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung
besar, dagu menjorok ke depan.
2) Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.
3) Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai
penurunan visus.
4) Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.
c. Pemeriksaan fisik
1). Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, tulang
supraorbita menjolok.
2). Kepala, tangan / lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok ke depan.
3). Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai
penurunan visus.
4). Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.
Pada pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas.
5). Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali.
6). Hipertensi.
7). Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar.
8). Disfagia akibat lidah membesar
2. Diagnosa Keperawatan
A. Diagnosa utama
a. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan penampilan fisik
b. Disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido;infertilitas
B. Diagnose tambahan
a. Nyeri (kepala /punggung) berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor
hormon; pertumbuhan yang berlebihan.
b. Takut berhubungan dengan ancaman kematian akibat tumor otak.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kehidupan.
d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan hilangnya kontrol terhadap
tubuh.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
f. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) berhubungan dengan gangguan
transmisi impuls akibat kompresi tumor pada neuron optikus.
3. Intevensi Keperawatan
a. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
1). Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan
penampilan tubuhnya
2). Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi-segi positif yang dapat di
kembangkan oleh klien
3). Yakinkan klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang dengan pengobatan
(ginekomastia, galaktoria)
4). Dorong klien mengungkapkan perasaannya
5). Kolaborasi pemberi obat-obatan seperti: Bromokriptin (parladel). Merupakan obat
pilihan pada klien prolaktin. Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga
diberikan pada klien dangan akromegali, untuk menguragi ukuran tumor.
B. HIPOPITUITARY
A. Klien dengan Hiperfungsi Hipofise
Pengkajian
1. Riwayat penyakit; manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi tergantung pada
hormon mana yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari
peningkatan prolaktin, GH dan ACM-1 mulai dirasakan.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3. Keluhan utama, mencakup:
Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jarijari, tangan, dsb.
Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi.
4. Pemeriksaan fisik mencakup:
Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung
besar, tulang supraorbita menjolok.
Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok ke
depan.
Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan
baik.
Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan
dijumpai penurunan visus.
Amati perubahan pada persendian di mana klien mengeluh nyeri dan sulit
bergerak. Pada pemeriksaan ditemukan mobiiitas terbatas.
5. Penatalaksanaan
Kolaborasi pengangkatan tumor dengan pembedahan
Kolaborasi pemberian obat (bromokriptin)
Kolaborasi pemberian terapi radiasi
3. Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat
pada klien kretinisme.
4. Berat dan tinggi badan saat lahir.
5. Keluhan utama klien
pertumbuhan lambat
ukuran otot dan tulang kecil
tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; tick ado rambut pubis dan
axilla, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid,
dil.
infertilitas
impotensia
libido menurun
nyeri sanggarna pada wanita
6. Pemeriksaan fisik
amati bentuk, dan ukuran tubuh, ukur berat badan dan tinggi badan,
amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axilla dan pubis
dan pads klien pria amati pula pertumbuhan rambut di wajah (jenggot dan
kumis).
Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar.
Tergantung pada penyebab hipopituitrisme, perlu juga dikaji data lain
sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi cerebrum dan fungsi nervus
kranialis, dan adanya keluhan nyeri kepala.
7. Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
8.
9. Penatalaksanaan
Diagnosa keperawatan
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan dan karakteristik
fisik
b. Gangguan pola seksualitas behubungan dengan defisiensi hormonal.
Intervensi Keperawatan.
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan dan karakteristik
fisik
1. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan
perubahan fisik
2. Bantu pasien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi
perubahan.
3. Berikan pada klien kualitas yang memberikan efek positif pada citra tubuh.
4.Jawab pertanyaan dan klarifikasi salah pengertian mengenai diagnosis dan
perubahan permanent atau regresi permanent.
5. Peragakan penerimaan pasien dan berikan dorongan orang lain untuk melakukan hal
yang sama.
6. Berikan penekanan perilaku yang memperlihatkan penerimaan terhadap perubahan.
b. Gangguan pola seksualitas yang berhubungan dengan defisiensi hormonal
1. Pertahankan privasi dan kerahasian.
2. Gali dengan pasien dan / atau orang terdekat pola seksual yang biasa dan bagaimana
diagnose terahir dapat mempengaruhi pola tersebut
3. Berikan dorongan pada pasien dan / atau orang terdekat untuk menggali arternatif
dari pola biasa dan mempertimbangkan keterbatasan karena penyakit
4. Berikan rujukan pada personal yang berkepentingan bila pasien menginginkannya
5. Gali bersama pasien dan / orang terdekat alternative untuk menjadi orang tua bila
memungkinkan.
Implementasi
a.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan dan karakteristik
fisik
Evaluasi
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan dan karakteristik
fisik
S: Keluarga mengatakan bahwa klien mulai melakukan kegiatan penerimaan diri misalnya :
perwatan diri
O: Aktivitas peningkatan diri misalnya : penampilan, kerapian, pola makan, dan lain
lain.Kemampuan dalam penampilan perawatan diri / tanggung jawab peran membaik
A: masalah gangguan citra tubuh berangsur-angsur teratasi
P: Lanjutkan intervensi hingga keadaan membaik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kami memiliki beberapa saran, yaitu:
1. Melakukan perawatan diri dan pemeriksaan berkala perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya kelainan pada kelenjar hipofise (hiperpituitari maupun
hipopituitari).