Dosen Pembimbing:
Kastubi Skep.,Ns.M.kes
Disusun oleh :
1. Yuslimatul Jannah
(P27820113023)
2. Ahmad Dayuardi
(P27820113024)
(P27820113035)
(P27820113036)
A. DEFINISI
Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik,
melalui uretra atau kandung kemih. Dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi, yaitu
menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter,
selang kateter adalah alat yang bebentuk pipa yang terbuat dari karet, plastic, metal woven
slik dan silikon. Yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau
mengeluarkan cairan.
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menyimpan atau
menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter
dari sepasang ginjal.
Pemasangan kateter adalah pemasukan selang yang terbuat dari plastic atau karet
melalui uretra menuju kandung kemih (vesikaurinaria).
B. TUJUAN
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandungkemih
2. Mendapatkan urine steril untuk specimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan
neuromuscular, atau inkompeten kandung kemih, serta pasca oprasi besar
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
C. INDIKASI
1. Kateter sementara.
a. Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria.
b. Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria.
2. Kateter tetap jangka pendek.
a. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika urinaria, urethra
dan organ sekitarnya.
c. Preventif pada obstruksi urethra dari pendarahan.
d. Untuk memantau output urine.
D. KONTRAINDIKASI
Hematoria (keluarnya darah dari uretra)
F. PROSEDUR
1. Pemasangan kateter sementara
a. Persiapan
1. Bak instrumen steril berisi :
a) Kateter sesuai ukuran
b) Pinset anatomis 1 buah
c) Sarung tangan 1 pasang
2) Kapas DTT dalam tempatnya
3) Vaselin dalam tempatnya
4) Bengkok 3 buah
5) Perlak bokong dan alasnya
6) Botol steril untuk tempat urin jika diperlukan
7) Selimut mandi
8) Sampiran
b. Prosedur
1) Pada wanita
a) Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
b) Mendekatkan alat-alat
c) Memasang sampiran
d) Mencuci tangan
e) Menanggalkan pakaian bagian bawah
f) Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
g) Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
h) Meletakan 2 bengkok diantara tungkai klien
i) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
j) Lakukan vuva higyene
k) Mengambil kateter lalu ujungnya diberi vaselin 3-7 cm
l) Membuka labia mayora menggunakan jari telunjukdan ibu jari tangan kiri
sampai terlihat meatus uretra, sedangkan tangan kanan memasukan kateter
perlahan-lahan ke dalam uretra smapai urin keluar,sambil pasien dianjurkan
menarik napas panjang
m) Menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Bila urine sudah keluar semua, anjurkan klien menarik nafas
panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan ke dalam bengkok berisi
larutan klorin
n) Melepaskan sarung tangan dan masukan ke dalam bengkok bersama dengan
kateter an pinset
o) Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas
p) Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
q) Membersihkan alat
r) Mencuci tangan
2) Pada pria
a) Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
b) Mendekatkan alat-alat
c) Memasang sampiran
d) Mencuci tangan
e) Menanggalkan pakaian bagian bawah
b. Prosedur
1) Pada wanita
a) Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
b) Mendekatkan alat-alat
c) Memasang sampiran
d) Mencuci tangan
e) Menanggalkan pakaian bagian bawah
f) Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
g) Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
h) Meletakan 2 bengkok diantara tungkai klien
i) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
j) Lakukan vuva higyene
k) Mengambil kateter lalu ujungnya diberi vaselin 3-7 c
l) Memasukan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra
m) Menampung urin ke dalam bengkok atu botol steril jika diperlukan untuk
pemeriksaan
n) Bila urin sudah keluar semua, masukan aquades 10-15 cc (sesuai ukuran
kateter) dihubungkan dengan pipa penyambung pada urin bag
o) Fiksasi kateter dengna menggunakan plester pada paha klien
p) Mengikat urin bag pada sisi tempat tidur
q) Melepaskan sarung tangan dan masukan ke dalam bengkok bersama dengan
kateter dan pinset
r) Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas
s) Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
t) Membersihkan alat
u) Mencuci tangan
2) Pada pria
a) Memberitahukan dan menjelaskan pada klien
b) Mendekatkan alat-alat
c) Memasang sampiran
d) Mencuci tangan
e) Menanggalkan pakaian bagian bawah
f) Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
g) Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
h) Meletakan 2 bengkok diantara tungkai klien
i) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
j) Memegang penis dengan tangan kiri
k) Menarik preputium sedikit ke pangkalnya, kemudian memberihkan dengan
kapas DTT
l) Mengambil kateter dan ujungnya diberi vaselin 20 cm
m) Memasukan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra 20 cm sambil penis
diarahkan ke atas. Jika kateter tertahan jangan dipaksakan. Usahakan penis
lebih dikeataskan sedikit dan pasien dianjurkan menarik nafas panjang, dan
memasukan kateter perlahan-lahan sampai urin keluar, kemudian menampung
urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan
n) Bila urin sudah keluar semua, masukan aquades 10-15 cc (sesuai dengann
ukuran kateter) dihubungkan dengan pipa penyambung pada urin bag
o) Fiksasi kateter dengna menggunakan plester pada paha klien
p) Mengikat urin bag pada sisi tempat tidur
q) Melepaskan sarung tangan dan masukan ke dalam bengkok bersama dengan
kateter dan pinset
r) Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas
s) Menarik selimut dan mengambil selimut mandi
t) Membersihkan alat
u) Mencuci tangan