Anda di halaman 1dari 13

REVIEW CHAPTER 10

Macro-Network Analysis - Procedure and Uses


Ratri Rizki K
210120100013
Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam proses
audit komunikasi, khususnya komunikasi organisasi. Audit komunikasi menurut Anthony Booth
(1988) dalam Hardjana (2000:12) adalah proses pembuatan analisis atas komunikasi-komunikasi
di dalam organisasi oleh konsultan internal atau eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi organisasi. Bab 10 dalam buku ini memaparkan tentang prosedur dan kegunaan analisis
jaringan makro dalam sebuah organisasi. Melalui analisis jaringan komunikasi dapat diketahui
dengan siapa dan kepada siapa anggota organisasi berkomunikasi.Hal ini berguna untuk
memetakan kegiatan komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
Dalam bab ini diperkenalkan sebuah cara menganalisis jaringan komunikasi dalam
sebuah organisasi, katakanlah perusahaan X. Penulis buku ini menyarankan bahwa cara yang
paling berguna untuk mendapatkan data jaringan komunikasi adalah dengan cara melapiskan
kelompok jaringan komunikasi di atas hirarki organisasi. Untuk menjelaskan maksudnya
tersebut, digunakan 2 jenis jaringan komunikasi (meski sebenarnya ada banyak jenis jaringan
komunikasi lain yang disebutkan di Bab-bab sebelumnya), yaitu Jaringan Komunikasi Kerja
Work Communication Network (WCN) dan Innovation Communication Network(ICN).

WCN atau Jaringan Komunikasi Kerja digunakan untuk melihat grup yang terbentuk dari
orang-orang di dalam perusahan yang saling berkomunikasi satu sama lain dalam hal-hal
yang terkait dengan pekerjaan. Orang-orang yang saling bertukar informasi mengenai
tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam organisasi dibuat menjadi satu kelompok.

ICN atau Jaringan Komunikasi Inovasi digunakan untuk melihat grup-grup yang
terbentuk karena adanya difusi inovasi atau ide-ide baru di antara orang-orang dalam
perusahaan. Gagasan-gagasan baru yang berdifusi dari satu orang ke orang lain yang
tidak berada dalam divisi yang sama dianggap membentuk sebuah jaringan komunikasi.

Untuk lebih mempermudah penjelasannya, penulis buku ini memberikan ilustrasi berupa
gambar dengan kode-kode tertentu untuk menunjukkan mana orang-orang yang membentuk
WCN dan mana yang membentuk ICN. (gambar-gambar dapat dilihat di lampiran). Selain itu,
dipetakan pula adanya orang yang menjadi isolate serta koneksi bridge dan liaison yang
terbentuk daIam jaringan komunikasi tersebut. Setelah dipetakan secara terpisah, selanjutnya
pemetaan pada WCN dan ICN dibandingkan dan dipetakan dalam satu gambar, sehingga dapat
terlihat dengan jelas (pada fig.10-6 dan fig.10-7), bagaimana orang yang sama dapat membentuk
kelompok jaringan komunikasi yang berbeda. Selain itu dapat dilihat pula bagaimana seseorang
dalam posisi yang sama dalam sebuah organisasi dapat berperan berbeda dalam dua kelompok
jaringan komunikasi. Contohnya, orang #1 (boss) yang berperan sebagai liaison dalam WCN
ternyata tidak berperan sebagai liaison dalam penggabungan ini, bahkan tidak memiliki koneksi
bridge satu pun.Melalui hasil ini, kita dapat menilai bahwa Sang Boss dalam Perusahaan X lebih
maintenance kan penyelesaian tugas/ pekerjaan dibandingkan berhadapan dengan ide-ide baru.
Teknik analisis yang disajikan dalam bab ini memberikan data ada tiga level, yaitu keseluruhan
hirarki organisasi, kelompok yang spesifik dalam hirarki organisasi, dan yang ketiga berkaitan
dengan individu.
Data-data yang diperoleh dari pemetaan tersebut selanjutnya digunakan untuk
menentukan beberapa descriptors untuk perusahaan yang dipetalcan tersebut. Dalam sub bab ini,
berbagai aspek jaringan clinyatakan daIarn rasio dan persentase. Hal ini memudahkan
penggambaran

kelompok

komunikasi

dan

individu

dalam

jaringan.Selain

itu

juga

memungkinkan untuk mengkaji jaringan komunikasi dalam kaitannya dengan dimensi-dimensi


penting organisasi, seperti produktivitas, iklim, tingkat kesalahan (error rate), dan kepuasan
karyawan.Bahasan selanjutnya lebih kepada bagaimana menganalisis data tersebut.
Meskipun kata descriptors tidak dijelaskan batasan atau definisinya di dalam bab ini,
namun berdasar paparan yang diberikan, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
descriptors di sini meliputi konsep-konsep tertentu yang dipilih untuk dianalisis atau dievaluasi
dalam sebuah jaringan komunikasi. Descriptors yang dianalisis dalam contoh kasus di bab ini di
antaranya adalah connectedness, indirect links, dan dominance.

Connectedness menjelaskan jumlah link yang terbentuk dalam sebuah kelompok.


Kelompok dengan link yang sedikit dikatakan "loosely" connected, sedangkan jika setiap

orang dalam kelompok memiliki koneksi dengan setiap anggota lain dalam kelompok,
maka nilai connectedness-nya 100% .

Indirect links menggambarkan hubungan yang tidak langsung antara satu anggota
kelompok dengan kelompok lain, misalnya orang #1 tidak memiliki koneksi dengan
orang #2, tetapi ia memililci koneksi dengan orang #3 yang terkoneksi dengan orang #2.
Dengan demikian link antara orang #1 dengan orang #2 disebut indirect link, tepatnya
two-step link karena melalui dua tahap dengan perantara orang #3. Indirect links dapat
juga berupa three-step link, four-step link dan seterusnya.

Dominance menggambarkan derajat di mana komunikasi dalam sebuah kelompok


tersentralisasi pada satu atau sedikit orang saja. Kelompok dengan nilai dominance yang
rendah, anggotanya lebih banyak melakukan komunikasi langsung, artinya sedikit
indirect link yang terbentuk, demikian pula sebaliknya.
Ketiga descriptors tersebut dapat diidentifikasi dari tabel (table 10-1) yang dibuat

berdasarkan pemetaan terhadap jaringan komunikasi yang telah dilakukan sebelumnya, dalam
kasus ini diambil ICN .Menurut penulis buku ini, hal yang perlu diperhatikan ketika memilih
berapa banyak dan apa jenis pengukuranyang akan digunakan, harus memperhatikan tujuan
investigasi atau audit yang dilakukan. Apa tujuannya?
Analisis lain terhadap data yang diperoleh dapat dijelaskan dengan tabel (table 10-2)
yang dibuat dari pemetaan WCN dan penggabungan ICN dan WCN yang sudah dilakukan
sebelumnya. Bagaimana kelompok yang terbentuk berdasar WCN tersebut dapat dilihat
komponen-komponennya satu per satu. Adapun komponen yang ditinjau adalah:

Role, menunjukkan peran individu dalam kelompok, apakah sebagai group member (M),
bridge-group member (B), liaison (L), atau sebagai isolate (I).

Group, menunjukkan termasuk dalam kelompok yang manakah individu ybs.berdasarkan


pemetaan yang telah dilalcukan sebelumnya.

Within, menunjukkan link dalam atau intemal link yang dimilild individu.

Bridge, menunjukkan link luar atau external link yang dimiliki individu.

Liaison, menunjukkan link luar yang dimiliki individu, khususnya link dengan liaison.

Reciprocated, merujuk pada hubungan saling berkomunikasi.

Unreciprocated, merujuk pada hubungan komunikasi, di mana satu orang menyebutkan


orang nama orang lain dalam daftarnya, sementara orang lain tersebut tidak menyebutkan
dia dalam daftarnya.

Unacknowledged, merujuk tidak adanya hubungan komunikasi.

Komponen selanjutnya dinyatakan dalam persentase (%)

Reciprocity, ditentukan oleh penghitungan hubungan saling komunikasi.

Individual connectedness, ditentukan oleh berapa banyak link yang dimiliki seseorang
dalam sebuah kelompok.

Individual bridge linkage, ditentukan oleh jumlah keseluruhan link yang dimiliki individu
dengan individu lain yang memiliki peran sebagai bridge.

Individual liaison linkage, ditentukan oleh jumlah link yang dimiliki individu dengan
individu lain di luar kelompok yang berperan sebagai liaison.

Contribution to group-bridge linkage, ditentukan oleh jumlah link dengan bridge yang
dimiliki individu dibandingkan dengan jumlah hridgelink yang ada dalam kelompok
tersebut.

Contribution to group-liaison linkage, ditentukan oleh jumlah link dengan liaison yang
dimiliki oleh individu dibanding jumlah liaison link kelompok tersebut.

Contribution to between-group linkage, ditentukan oleh jumlah kombinasi bridge link


dan liaison link yang dimiliki individu dibanding jumlah keseluruhan kedua link tersebut.
Pengolahan data yang sedemikian rupa, seperti telah disebutkan sebelumnya, dapat

memetakan aliran informasi dalam kelompok-kelompok yang teridentifikasi di dalam sebuah


organisasi, yang mana kelompok tersebut melapisi (menurut istilah penulis buku ini) hirarki atau
struktur organisasi yang resmi. Keuntungan lain dari pemetaan ke dalam bentuk tabel tersebut
adalah kemudahan yang diperoleh untuk menyusun sebuah "individual communicator's
portofolio" .Portofolio ini berguna untuk melihat kemampuan komunikasi seseorang di dalam
sebuah organisasi, sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk penempatan yang tepat agar
komunikasi dalam organisasi dapat efektif.Hal ini tentu saja sangat bergantung pada kebutuhan
perusahaan.

Di samping keuntungan di atas, manfaat lain yang dapat diperoleh dari analisis jaringan
komunikasi tersebut adalah pengawasan atau monitoring jaringan komunikasi yang "sehat"
terkait dengan hal-hal tertentu yang telah disebutkan di atas. Selanjutnya, hasil analisis jaringan
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan organisasi dalam hal distribusi dan
pengumpulan informasi, yang tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi organisasi.
Sebagai pelengkap penjelasan analisis jaringan, terdapat beberapa contoh aplikasi analisis
jaringan komunikasi dalam sebuah perusahaan, yaitu

Pertama, Officer Landscape school of design. Pada dasarnya, dalam prosedur ini, data
yang diperoleh dari analisis jaringan komunikasi menunjukkan hubungan tugas (task
related) dan tipe interaksi lain yang terjadi dalam setting kantor. Dengan demikian
penataan fisik perangkat kerja dan kantor disesuaikan dengan jaringan komunikasi yang
ada. Misalkan perlu atau tidaknya ada sekat diantara meja pegawai, penataan ruang dosen
dalam universitas, dan sebagainya.

Kedua, industri yang menyediakan teknologi komunikasi. Perusahaan tersebut harus


mengetahui aliran informasi dalam sebuah organisasi. Dengan demikian, data yang
diperoleh dari analisis jaringan komunikasi dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendesain pemasangan alat komunikasi yang dibutuhkan oleh sebuah kantor. Misalkan,
pemasangan jaringan telepon dan komputer dalam universitas, bagaimana agar informasi
tersebut mengenai mahasiswa yang mendaftar ke sebuah universitas dapat diterima oleh
pihak universitas.

Ketiga, word-processing system. Sistem ini secara umum melihat pada produksi pesan
cetak secara mandiri, baikm mesin tik, mesin fotokopi, atau mesin cetak lainnya.
Beberapa perusahaan di bidang ini seringkali membutuhkan data dari analisis jaringan
komunikasi terkait dengan penyediaan alat-alat tersebut. Misalkan, menentukan jumlah
dan penempatan printer atau mesin fotokopi di sebuah bank harus disesuaikan dengan
aliran informasi di bank tersebut sehingga pengadaan mesin tersebut dapat digunakan
dengan efektif dan efisien.
Secara keseluruhan, bab 10 dalam buku ini memberikan penjelasan bagaimana prosedur

dalam melakukan analisis jaringan komunikasi dalam sebuah perusahaan dengan menggunakan
analisis jaringan makro seperti yang telah dipaparkan diatas. Penggambaran yang cukup detail

mengenai link-link yang ada, baik bridge maupun liaison sangat berguna dalam pemetaan aliran
informasi dalam sebuah organisasi. Selain itu, yang menarik dari paparan ini adalah sistematika
analisis jaringan komunikasi yang pada akhirnnya dapat menghasilkan portofolio individu
komunikator.
Pada bagian analisis gabungan, analasis jaringan makro inimasih dapat dipahami bila
menyangkut dua kategori jaringan komunikasi, yakni WCN dan ICN. Lalu, apakah
memungkinkan bila kita ingin melihat lebih dari dua tabel yang sangat detail dan cukup rumit
(menurut saya) sepertinya akan menyulitkan auditor. Namun, terlepas dari kerumitan tersebut,
penulis buku initelah menyajikan secara sistemastis mengenai prosedur yang harus dilakukan
dalam analisis jaringan komunikasi. Selain itu, contoh aplikasi analisis jaringan komunikasi yang
diberikan juga menjadi penutup tulisan dalam bab ini dengan cukup melegakan.

NOTES:
1. Isolate adalah individu yang tidak memiliki link dengan individu lain dalam kelompok
2.Bridge adalah individu yang menjembatani individu-individu lain, baik dengan sesame
anggoita kelompok maupun dengan anggota di luar kelompok
3. Liaison adalah individu yang bukan anggota kelompok dimana ia menjadi penghubungnya
4. Reciprocated, merujuk pada hubungan saling berkomunikasi. Maksudnya, jika ia menuliskan
nama orang lain dan orang tersebut juga menuliskan namanya ke dalam daftar dengan siapa ia
berkomunikasi
5. Unreciprocated, merujuk pada hubungan komunikasi, dimana satu orang menyebutkan nama
orang lain dalam daftarnya, sementara orang lain tersebut tidak menuliskan dia dalam, daftarnya.
Jadi orang lain tidak nmerasa berkomunikasi dengannya, tetapi sebaliknya ia merasa
berkomunikasi dengan orang tersebut.
6.Unacknoeledge, merujuk tidak adanya hubungan komunikasi, maksudnya, ia dan orang lain
yang dimaksudkan sama-sama tidak memasukkan nama ke dalam daftar orang dengan siapa
mereka berkomunikasi

AUDIT KOMUNIKASI
Nama : Refinery Clarensia
NPM : 210 110 120 474

RANGKUMAN
Macro Network Analysis Procedure and Uses
Audit komunikasi, menurut Anthony Brooth (1988), adalah proses pembuatan analisis atas
komunikasi-komunikasi di dalam organisasi oleh konsultan internal atau eksternal dengan tujuan
untuk meningkatkan efisiensi organisasi. Salah satu cara pengumpulan data dalam proses audit
komunikasi adalah dengan analisis jaringan komunikasi. Dengan analisis jaringan komunikasi,
kegiatan komunikasi di dalam suatu organisasi dapat dipetakan. Dengan pemetaan dapat
diketahui dengan siapa dan kepada siapa saja anggota dalam suatu organisasi berkomunikasi.
Terdapat dua jenis jaringan komunikasi, yaitu:

WCN atau Jaringan Komunikasi Kerja. WCN digunakan untuk melihat group yang
terbentuk dari orang-orang yang berada dalam perusahaan yang saling berkomunikasi
satu sama lain. Komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang ini biasanya terkait
informasi mengenai pekerjaan dan tugas mereka. Karena itu, orang-orang ini
dikelompokkan dalam satu group.

ICN atau Jaringan Komunikasi Inovasi. ICN digunakan untuk melihat group-group yang
terbentuk karena adanya difusi inovasi atau ide baru yang ada di dalam perusahaan. Ide

baru yang berdifusi dari satu orang ke orang lain di luar group mereka maka akan
dianggap dapat membentuk sebuah jaringan komunikasi.
Teknik analisis jaringan komunikasi dibagi ke daam tiga level, yaitu:

Keseluruhan hierarki organisasi

Kelompok yang spesifik dalam hierarki organisasi

Individu

Teknis analisis lain dijelaskan dengan menggunakan tabel hasil pemetaan WCN maupun tabel
hasil pemetaan gabungan WCN dan ICN. Hasil pemetaan terbagi menjadi beberapa komponen,
yaitu:

Role, menunjukkan peran individu dalam kelompok. Apakah individu tersebut berperan
sebagai group member (M), bridge member (B), liasion (L), atau sebagai isolate (I).

Group, menunjukkan kelompok-kelompok individu berdasarkan hasil pemetaan yang


telah dilakukan sebelumnya.

Within, menunjukkan link dalam atau internal link yang dimiliki individu

Bridge, menunjukkan link luar atau external link yang dimiliki individu antar kelompok

Liasion, menunjukkan link luar yang dimiliki individu dengan berbagai pihak

Reciprocated, merujuk pada hubungan yang anggotanya saling berkomunikasi

Unreciprocated, merujuk pada hubungan komunikasi dimana salah seorang menyebutkan


nama orang lain dalam komunikasinya tetapi orang yang dituju tidak menyebutkan nama
orang tersebut.

Unacknowledge, merujuk pada tidak adanya hubungan komunikasi antar anggota dalam
organisasi

Komponen lainnya yang terdapat dalam hasil pemetaan adalah

Reciprocity, ditentukan dengan adanya hubungan komunikasi

Individual connectedness, ditentukan dengan banyaknya link yang dimiliki seseorang


dalam sebuah kelompok

Individual bridge linkage, ditentukan dengan jumlah keseluruhan link yang dimiliki
seseorang dengan orang lainnya yang memiliki peran sebagai bridge

Individual liaison linkage, ditentukan dengan jumlah link yang dimiliki seseorang dengan
orang lain yang berada di luar kelompok yang berperan sebagai liaison.

Contribution to group-bridge linkage, ditentukan dengan jumlah link yang dimiliki


seseorang sebagai bridge dengan jumlah bridgelink yang ada dalam kelompok tersebut

Contribution to group-liaison linkage, ditentukan dengan jumlah link yang dimiliki


seseorang sebagai liaison dengan jumlah liaisonlink yang ada dalam kelompok tersebut

Contribution to between-group linkage, ditentukan dengan jumlah kombinasi bridge link


dan liaison link yang dimiliki seseorang dibandingkan dengan jumlah keseluruhan kedua
link tersebut.

Data-data yang diperoleh dari hasil pemetaan selanjutnya digunakan untuk menentukan
descriptors. Descriptors meliputi konsep-konsep tertentu yang dapat dianalisis dan dievaluasi
dalam sebuah analisis jaringan komunikasi. Descriptors yang dianalisis dalam contoh kasus di
dalam bab ini adalah

Connnectedness, menjelaskan jumlah link yang terbentuk dalam sebuah kelompok.


Kelompok dengan link lebih sedikit dari yang lainnya disebut dengan loosely connected,
sedangkan kelompok dengan link yang lebih banyak dari yang lainnya dimana setiap

anggota memiliki koneksi dengan anggota kelompok lainnya maka nilai connectedness
kelompok tersebut adalah 100%.

Indirect links, menggambarkan hubungan yang tidak langsung antra satu anggota dengan
anggota kelompok lainnya. Misal, A tidak memiliki koneksi dengan B, tetapi A memiliki
koneksi dengan C dan B dengan C memiliki koneksi. Dengan demikian koneksi antara A
dan B disebut dengan indirect link tepatnya two step link karena melalui dua tahap
perantara. Indirect link dapat berupa three step link, four step link, dan seterusnya.

Dominance, menggambarkan derajat dimana komunikasi dalam sebuah kelompok


tersentralisasi pada satu ada beberapa orang saja. Kelompok yang anggotanya lebih
banyak melakukan komunikasi langsung atau sedikit melakukan indirect link maka dapat
dikatakan nilai dominance kelompok tersebut rendah. Nilai dominance didalam suatu
kelompok dikatakan tinggi ketika hanya beberapa atau sedikit anggota kelompok yang
melakukan komunikasi langsung.

Pengolahan data digunakan untuk memetakan aliran informasi dalam kelompok yang
teridentifikasi dalam sebuah organisasi dimana kelompok tersebut harus melapisi hierarki atau
struktur organisasi yang resmi.
Keuntungan yang diperoleh dari pemetaan adalah kemudahan untuk menyusun sebuah
individual communicators portofolio. Portofolio ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan
komunikasi seseorang di dalam sebuah organisasi sehingga orang tersebut dapat diberikan
rekomendasi agar komunikasi dalam organisasi dapat berjalan efektif. Selain itu, keuntungan
yang diperoleh dari pemetaan analisis jaringan komunikasi adalah pengawasan atau monitoring
hubungan komunikasi antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam suatu organisasi. Hasil

analisis jaringan komunikasi juga dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan organisasi
dalam hal distribusi dan pengumpulan informasi yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi.
Sebagai pelengkap penjelasan analisis jaringan, terdapat beberapa contoh aplikasi analisis
jaringan komunikasi dalam sebuah perusahaan, yaitu

Pertama, Officer Landscape school of design. Pada dasarnya, dalam prosedur ini, data
yang diperoleh dari analisis jaringan komunikasi menunjukkan hubungan tugas (task
related) dan tipe interaksi lain yang terjadi dalam setting kantor. Dengan demikian
penataan fisik perangkat kerja dan kantor disesuaikan dengan jaringan komunikasi yang
ada. Misalkan perlu atau tidaknya ada sekat diantara meja pegawai, penataan ruang dosen
dalam universitas, dan sebagainya.

Kedua, industri yang menyediakan teknologi komunikasi. Perusahaan tersebut harus


mengetahui aliran informasi dalam sebuah organisasi. Dengan demikian, data yang
diperoleh dari analisis jaringan komunikasi dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendesain pemasangan alat komunikasi yang dibutuhkan oleh sebuah kantor. Misalkan,
pemasangan jaringan telepon dan komputer dalam universitas, bagaimana agar informasi
tersebut mengenai mahasiswa yang mendaftar ke sebuah universitas dapat diterima oleh
pihak universitas.

Ketiga, word-processing system. Sistem ini secara umum melihat pada produksi pesan
cetak secara mandiri, baikm mesin tik, mesin fotokopi, atau mesin cetak lainnya.
Beberapa perusahaan di bidang ini seringkali membutuhkan data dari analisis jaringan
komunikasi terkait dengan penyediaan alat-alat tersebut. Misalkan, menentukan jumlah
dan penempatan printer atau mesin fotokopi di sebuah bank harus disesuaikan dengan

aliran informasi di bank tersebut sehingga pengadaan mesin tersebut dapat digunakan
dengan efektif dan efisien.
Secara keseluruhan, penjelasan mengenai prosedur dalam analisis jaringan komunikasi dapat
digunakan dengan analisis jaringan makro.penggambaran yang cukup detail mengenai link-link
yang ada dalam komunikasi sangat berguna untuk pemetaan aliran informasi dalam sebuah
organisasi. Selain itu, dengan pemetaan analisis jaringan komunikasi dapat dihasilkan portofolio
individu yang berguna untuk mencari permasalahan yang ada di suatu organisasi dan
rekomendasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai