Kota dibagi menjadi dua realitas yang berbeda yaitu kota de jure (kota administrasi) dan kota de facto
(aglomerasi sosial ekonomi yang lebih luas). Kota de jure memilikibatas yang jelas untuk
perdagangan, pertahanan dan pusat kota yang terdefinisi dengan baik. Kota de facto sesuai dengan
realitas fisik atau sosial-ekonomi yang terbentuk berdasarkan morfologi atau definisi fungsional.
Saat ini realitas kota de facto telah berkembang jauh melampaui kota de jure. Perluasan kota de facto
mengakibatkan batas-batas perkotaan dan pedesaan menjadi tidak jelas atau bahkan hilang. Batas
antara kota dan pedesaan menghilang sementara perkotaan dan pedesaan telah melebur menjadi
rurban baru.
Berdasarkan Peraturan Mendagri RI no.4 tahun 1980, Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasan
administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan
kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris , misalnya ibukota kabupaten, ibukota
kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.