Anda di halaman 1dari 10

PENYILANGAN ANTHURIUM MACROPHYLLUM DENGAN

ANTHURIUM ANDREANUM
Pengampu : Ir. Sri Hartati. M.P

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


Gadis Andhita Sari H0813071
Nur Agni Mayasari H0813133
Shara Maharani

H0813163

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anthurium berasal dari daerah tropis Amerika Tengah dan masuk ke
Indonesia sekitar abad ke- 18 dibawa oleh bangsa Belanda. Ada dua golongan
anthurium, yang berdaun indah dan yang berbunga indah. Anthurium berdaun
indah memiliki bentuk, warna, dan ketebalan daun yang beragam, sedangkan
seludang bunganya tidak memiliki keistimewaan. Anthurium daun yang sudah
beradaptasi dengan iklim indonesia adalah Anthurium macrophyllum (kuping
gajah). Anthurium bunga memiliki seludang bunga dan spadik dengan warna dan
bentuk yang indah dan beragam, namun daunnya kurang menarik. Anthurium
yang terkenal akan keindahan bunganya adalah Anthurium andreanum (Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).
Di dunia ada sekitar 1.700 varietas anthurium bunga yang dibudidayakan.
Untuk anthurium berdaun indah ada sekitar 500 spesies, belum termasuk
hibridanya. Keragaman sumber gen yang luas ini memperbesar peluang untuk
membentuk varietas baru yang memiliki karakter unik dan menarik melalui
persilangan. Salah satu cara untuk memperindah warna dan bentuk daun
anthurium bunga adalah dengan menyilangkannya dengan anthurium daun.
Persilangan antara anthurium bunga dan anthurium daun akan menghasilkan
tanaman yang berbunga indah sekaligus berdaun indah. Dalam persilangan ini,
anthurium bunga digunakan sebagai tetua betina dan anthurium daun sebagai tetua
jantan (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).

PEMBAHASAN
Anthurium
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman anthurium mempunyai
klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Subkelas
: Arecidae
Ordo
: Arales
Famili
: Araceae
Genus
: Anthurium
Spesies
: A. crytallianum, A. jemanii, A. Hookeri, dan lain-lain.
(Sugiono dan Desi, 2006 dalam Frisiola, 2009).
Nama anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu anthos (bunga) dan oura
(ekor). Sebutan bunga ekor itu tepat untuk anthurium sebab bunganya menyerupai
ekor tertutup seludang berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli
Indonesia, tetapi anthurium cukup populer di antara tanaman hias lainnya (Tim
Penulis Kaliurang Garden, 2007 dalam Suwaldi, 2009).
Anthurium merupakan tanaman hias komersial di Indonesia. Tanaman ini
disukai konsumen karena keindahan warna serta variasi bunga dan daun yang
beragam. Karena sifatnya yang memerlukan naungan atau tempat teduh, tanaman
ini lebih tepat dijadikan tanaman hias indoor. Selain berbunga indah, daunnya
juga tampak unik (Budhiprawira, 2006 dalam Frisiola, 2009). Di dunia ada sekitar
1.700 varietas anthurium bunga yang dibudidayakan. Untuk anthurium berdaun
indah ada sekitar 500 spesies. Belum termasuk hibridanya. Keragaman sumber
gen yang luas ini memperbesar peluang untuk membentuk varietas baru yang
memiliki karakter unik dan menarik melalui persilangan (Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2009).
Sifat Bunga Anthurium
Bunga anthurium memiliki tiga bagian penting, yaitu seludang bunga
(spate), tongkol bunga (spadik), dan tangkai bunga. Seludang bunga terdiri atas
satu kelopak bunga yang pada awalnya menggulung menyelimuti spadik.
Seludang kemungkinan berfungsi untuk menarik perhatian serangga dan

melindungi spadik. Dari seluruh bagian bunga anthurium, seludang bungalah yang
memiliki bentuk dan warna yang beragam, yaitu merah, putih, pink, coklat, hijau,
paduan dua warna dan lainnya. Spadik berfungsi sebagai alat berkembang biak
secara generatif. Pada spadik terdapat bunga jantan dan betina (Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 2009).
Bunga anthurium merupakan bunga sempurna dan berumah satu, namun
tidak dapat menyerbuk sendiri karena bunga betina masak lebih dahulu daripada
bunga jantan. Bunga betina yang telah masak atau siap diserbuki disebut masa
reseptif yang ditandai dengan adanya lendir yang menyelimuti spadik. Lendir
berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari yang dibawa serangga, angin
atau manusia. Masa reseptif biasanya berlangsung 3 hari dan tiap varietas
memiliki masa reseptif yang berbeda. Hasil penelitian Marlina dan Supenti
mendapatkan masa reseptif kultivar Carnaval 13- 15 hari (maksimum 20- 25 hari)
dan untuk kultivar Tropical 10- 12 hari (maksimum 18- 23 hari). Masa reseptif
dimulai saat spate membuka dan spadik mulai terlihat (Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2009).

Sumber: Yoyo Sulya, Balai Penelitian Tanaman Hias

Sumber: Yoyo Sulya, Balai Penelitian Tanaman Hias

Sumber: Yoyo Sulya, Balai Penelitian Tanaman Hias


Perbanyakan Anthurium
Secara konvensional perbanyakan tanaman anthurium dilakukan melalui
biji yaitu dengan melakukan penyerbukan silang (cross pollination) untuk
menghasilkan hibrida atau kultivar yang lebih unggul. Untuk melakukan
persilangan ini pertama yang harus dipersiapkan adalah tanaman induk jantan dan
induk betina yang sudah terpilih serta kuas kecil untuk menempelkan pollen.
Bunga betina yang sudah matang dan siap dibuahi ditandai dengan permukaan
spadik yang licin (berlendir). Dan bunga jantan akan segera matang 2 sampai 4
hari setelah bunga betina matang, ditandai dengan keluarnya serbuk sari yang
berwarna putih kekuningan (Yoyo Sulya, Balai Penelitian Tanaman Hias).
Kultur anther Anthurium menghasilkan regeneran yang bervariasi
ploidinya yaitu 33,5% haploid, 62,7% diploid dan 5,7% triploid (Winarto, 2011).
Pertumbuhan dan kemampuan kultur anther Anthurium berhasil ditingkatkan
melalui perbaikan media kultur. Jumlah bakal tunas mencapai 20 bakal tunas per

eksplan, tetapi pembentukan tunas tertinggi yaitu 4,8 tunas per eksplan (Winarto,
2010)
Penyilangan Anthurium macrophyllum dengan Anthurium andreanum
Waktu Penyilangan
Penyilangan anthurium sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Namun berdasarkan hasil percobaan Sanusi dan Qodriyah, penyilangan yang
dilakukan pada pukul 07.00-10.00 memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi
(90%) dibandingkan penyilangan pada sore hari (pukul 15.00-17.00) dengan
tingkat keberhasilan 70% (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).
Metode Penyilangan
Untuk memulai melakukan penyilangan, pertama kita harus menentukan
sifat-sifat yang ingin diperoleh dari varietas baru yang akan terbentuk. Setelah
menentukan kriteria sifat yang ingin diperoleh, kita amati induk yang memiliki
sifat-sifat tersebut. meskipun sifat-sifat para induk belum tentu dapat muncul pada
keturunannya karena bersifat resesif, paling tidak dengan memperhatikan sifat
masing-masing induk, kita sudah mendekati metode yang benar (Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 2009).
Alat Penyilangan
Selanjutnya persiapkan alat-alat berupa kuas, kertas atau kantong plastik,
dan tempat menanmpung serbuk sari. Kuas digunakan untuk menempelkan serbuk
sari ke putik, dan kantung kertas atau plastik transparan untuk mengerudungi
spadik yang telah diserbuki.
Cara Penyilangan
Tahap selanjutnya adalah memilih bunga betina yang matang, ditandai
dengan adanya lendir yang menyelimuti spadik atau spadik didatangi serangga
penyerbuk dan semut. Lalu dipilih bunga jantan dari tanaman lain yang sudah
matang, ditandai dengan keluarnya serbuk sari berwarna kuning pada spandik.
Serbuk sari diambil dengan cara menyapu lembut spadik yang berserbuk sari
dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. Serbuk sari yang telah
terkumpul lalu dioleskan ke spadik bunga betina dengan arah gerakan dari atas ke
bawah. Spadik yang telah diserbuki lalu dikerudungi dengan kantong kertas atau
plastik transparan. Bunga yang telah disilang diberi label yang memuat keterangan
tentang nama tetua betina dan jantan yang disilangkan dan tanggal penyilangan
(Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).

Dua minggu kemudian kerudung dibuka untuk mengetahui keberhasilan


persilangan. Bila spadik berbentuk kasar atau ada tonjolan bakal buah maka
persilangan berhasil. Bila spadik berwarna kuning atau kecoklatan dan mengering
berarti persilangan gagal. Yang sering terjadi adalah persilangan berhasil sebagian.
Umur panen buah anthurium bergantung jenisnya (Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2009).
Persilangan Anthurium macrophyllum dengan Anthurium andreanum
Persilangan antara anthurium yang berbunga indah (B), berdaun kecil (D),
daun kompak (K) serta daunnya tebal (T) dengan anthurium yang bunganya
kurang menarik (b), berdaun lebar (d), daun tidak kompak (k), serta daunnya tidak
tebal (t).
BBDDKKTT >< bbddkktt
BbDdKkTt
Jadi, persilangan antara Anthurium macrophyllum yang berbunga indah
(B), berdaun kecil (D), daun kompak (K) serta daunnya tebal (T) dengan
Anthurium andreanum yang bunganya kurang menarik (b), berdaun lebar (d),
daun tidak kompak (k), serta daunnya tidak tebal (t). Menghasilkan anthurium

yang daunnya lebih kompak, tebal dan lebih kecil serta bunganya indah.

Sumber: Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009.

PENUTUP
Kesimpulan
Anthurium silangan antara anthurium bunga dan anthurium daun memiliki
harga yang lebih tinggi dari anthurium bunga. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan harga jual anthurium bunga pot perlu memperbaiki sifat-sifat yang
sudah ada, antara lain bentuk dan warna daun. Salah satu cara untuk memperindah
warna dan bentuk daun anthurium bunga adalah dengan menyilangkannya dengan
anthurium daun. Persilangan antara anthurium bunga dan anthurium daun akan
menghasilkan tanaman yang berbunga indah sekaligus berdaun indah.
Persilangan antara anthurium bunga dan anthurium daun memiliki
beberapa keunggulan, antara lain:
1. Umur panen biji menjadi lebih pendek
2. Harga biji anthurium hasil silangan anthurium bunga dengan anthurium daun
lebih mahal dibanding biji anthurium bunga
3. Harga bibit/tanaman dewasa anthurium hasil silangan anthurium bunga dengan
anthurium daun lebih mahal dibanding anthurium bunga
4. Mendapatkan anthurium bunga yang daunnya menyerupai anthurium daun.
Saran
Perlu dilakukannya persilangan terus menerus untuk menghasilkan
anthurium yang lebih baik dalam segala hal yang memiliki semua kelebihan pada
berbagai jenis anthurium sehingga akan menghasilkan anthurium dengan nilai jual
yang sangat tinggi.

DAFTAR PUTAKA
Frisiola, Emma TS. 2009. Skripsi. Analisis Usaha Tani Tanaman Hias Anggrek
dan Anthurium.
Sulya, Yoyo. Budidaya dan Perbanyakan Anthurium.
Suwaldi, Iskawati. 2009. Skripsi. Budidaya Tanaman Hias Anthurium hookeri. Hal
31- 43.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009. Silangan Anthurium Bunga
dan Anthurium Daun: Prospektif Dikembangkan. 31 (2): 12-14.
Winarto, B. 2010. Peningkatan Pertumbuhan dan Regenerasi Eksplan Hasil Kultur
Anther Anthurium Melalui Perbaikan Media Kultur. Jurnal Hort. 20(4):342351.
. 2011. Pewarnaan Kromosom dan Pemanfaatannya dalam Penentuan Tingkat
Ploidi Eksplan Hasil Kultur Anther Anthurium. Jurnal Hort. 21(2):113-123.

Anda mungkin juga menyukai