Anda di halaman 1dari 5

ies.

2002

Pengembangan Multilevel Voltage Source Inverter


dengan Topologi Sumber dc Terpisah untuk Suplai Motor Induksi
Joke Pratilastiarso , Novie Ayub Windarko
Research Group on Applied Power Electronic Jurusan Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
e-mail: ayub@eepis-its.edu; joke@eepis-its.edu

Abstrak
Pada paper ini disajikan pengembangan multilevel voltage
source inverter (VSI) dengan topologi sumber dc terpisah
sebagai suplai motor induksi. Dikembangkan VSI 18-step
dan diujikan pada motor induksi untuk mendapatkan bentuk
gelombang tegangan keluaran VSI dan arus yang diserap
motor beserta THD yang dihasilkan. Dengan menggunakan
program pspice sebagai referensi, didapatkan bentuk
gelombang tegangan keluaran VSI dengan THD sebesar
9,74% dan bentuk gelombang arus yang diserap motor
dengan THD sebesar 1,21%. Bentuk gelombang tersebut
dianalisis menggunakan deret Fourier yang kemudian
diterapkan pada program MATLAB, menghasilkan THD
tegangan dan arus masing-masing sebesar 9,64% dan
1,31% yang sesuai dengan hasil simulasi menggunakan
pspice. Komponen harmonisa tegangan, meskipun sangat
kecil, muncul pada harmonisa ke-18m 1, sedangkan
komponen harmonisa arus hampir seluruhnya dapat
dihilangkan.
Kata kunci: Multilevel Inverter, Total Harmonic Distortion,
Deret Fourier.
Pendahuluan - Dalam pengemudian elektrik dengan
kecepatan variable, digunakan motor elektrik sebagai prime
mover karena memiliki beberapa keuntungan antara lain
memiliki kapasitas dibebani lebih, dapat mengatur kecepatan
yang halus dalam range yang lebar, dan dapat beroperasi
dalam empat kuadran dalam kurva torka-kecepatan [9].
Dengan berkembangnya konverter statis yang dapat
menghasilkan tegangan dan frekuensi variable, motor ac
mulai banyak dipakai dalam pengemudian elektrik. Pada
tahun 1995, ac drive menempati 70% penggunaannya dari
seluruh system drive yang ada, sehingga adjustable speed
drive menjadi peralatan standar di industri [1]. Adjustable
speed drive ini dipilih karena memang dibutuhkan dalam
proses, aspek penghematan energi, dapat memperbaiki
kualitas dan kuantitas produk, serta memiliki umur
pemakaian yang panjang, sehingga sekitar 20% dari electric
drive adalah adjustable speed drive [9].
Adjustable speed drive yang paling umum digunakan
adalah motor induksi, karena secara praktis tidak
membutuhkan perawatan [2], [9]. Peningkatan efisiensi
motor induksi berarti mengurangi kerugian yang
ditimbulkannya. Kerugian tersebut adalah rugi tembaga yang
disebabkan oleh resistansi belitan stator dan rotor, dan rugi
besi yang terdiri atas rugi histerisis dan arus edy. Histerisis
terjadi karena adanya magnetisasi dan demagnetisasi pada
besi. Kerugian ini meningkat terhadap frekuensi. Rugi arus
edy dapat direduksi dengan membagi inti besi menjadi
berlapis-lapis yang terisolasi satu dengan yang lainnya.

Motor induksi dirancang untuk bekerja pada tegangan


dan frekuensi tertentu. Magnetisasi motor ditentukan oleh
rasio tegangan/frekuensi (v/f). Jika v/f naik, motor
mengalami magnetisasi lebih, sebaliknya jika v/f turun motor
mengalami magnetisasi kurang. Magnetisasi yang kurang
akan melemahkan medan magnet motor sehingga motor
tidak mampu menghasilkan torsi yang dibutuhkan, dan
apabila hal ini didiamkan lama, motor mengalami overheat.
Sedangkan magnetisasi lebih pada motor menyebabkan
kelebihan penggunaan daya oleh motor yang didisipasikan
dalam bentuk panas, sehingga motor menjadi panas pula.
Magnetisasi pada motor induksi membutuhkan daya,
sehingga untuk mendapatkan efisiensi yang baik, pengaturan
magnetisasi ini sangat perlu diperhatikan. Adjustable
frequency drive (AFD) merupakan pilihan yang tepat untuk
mengontrol kecepatan motor induksi [2]. AFD mengontrol
kecepatan motor dengan cara mengubah tegangan dan
frekuensi jala-jala yang tetap menjadi dapat diubah-ubah.
AFD dapat dirancang dengan menggunakan beberapa prinsip
pengontrolan untuk mendapatkan tegangan dan frekuensi
yang dapat diubah-ubah. Pengubahan tegangan output AFD
dapat dilakukan dengan [3]: (1) Mengubah tegangan dc yang
diberikan ke inverter, (2) Tegangan dc konstan diberikan ke
inverter dan kontrol tegangan diperoleh dengan mengatur
switching didalam inverter, (3) Tegangan output ac inverter
diubah pada amplitudonya. Pengembangan terbesar
menggunakan tegangan dc konstan sebagai sumber inverter
[2], yang dikenal dengan pulse width modulation (PWM),
yang masih memiliki THD yang besar yang pada gilirannya
akan menurunkan efisiensi. Sedangkan cara (3) memiliki
kendala pada peralatan pengubah amplitudo, karena
gelombang ac yang dihasilkan oleh inverter tidaklah
sinusoidal.
Pada paper ini disampaikan pengembangan VSI
dengan topologi sumber dc terpisah sebagai suplai motor
induksi. Akan diamati bentuk gelombang tegangan keluaran
VSI dan arus yang ditarik motor induksi serta dihitung THD
yang dihasilkan. Dilakukan pula analisis menggunakan
MATLAB dan simulasi menggunakan pspice yang hasilnya
dipakai sebagai referensi untuk mendapatkan kebenaran dari
analisis yang dilakukan.
Multilevel VSI dengan Sumber dc Terpisah Gambar 1
memperlihatkan rangkaian inverter yang bisa menghasilkan
bentuk gelombang tegangan keluaran 18-step dengan sumber
dc terpisah. Konfigurasinya menggunakan 4 buah bridge
inverter konvensional yang masing-masing disuplai oleh
sumber dc yang terpisah.
Untuk mendapatkan bentuk gelombang tegangan
keluaran 18-step, digunakan diagram penyakelaran seperti
ditunjukkan pada gambar 2. Dengan demikian, rangkaian
pada gambar 1 bekerja dengan 4 mode kerja, yaitu:

ies.2002

Mode 1: Pada saat saklar S11, S13, S21, S31, dan S41
atau S12, S14, S24, S34, dan S44 dikontakkan selama
20o, maka tegangan yang muncul pada terminal
keluaran inverter sebesar +E atau E.
Mode 2: Pada saat saklar S11, S13, S21, S23, S31, dan
S41 atau S12, S14, S22, S24, S34, dan S44 dikontakkan
selama 20o, maka tegangan yang muncul pada terminal
keluaran inverter sebesar +(1+k)E atau (1+k)E.
Mode 3: Pada saat saklar S11, S13, S21, S23, S31, S33
dan S41 atau S12, S14, S22, S24, S32, S34, dan S44
dikontakkan selama 20o, maka tegangan yang muncul
pada terminal keluaran inverter sebesar +(1+2k)E atau
(1+2k)E.
Mode 4: Pada saat saklar S11, S13, S21, S23, S31, S33,
S41 dan S43 atau S12, S14, S22, S24, S32, S34, S42
dan S44 dikontakkan selama 3x20o, maka tegangan
yang muncul pada terminal keluaran inverter sebesar
+(2+2k)E atau (2+2k)E.

S11
S12
S13
S14
S21
S22
S23
S24
S31
S32
S33
S34
S41

Dengan mengoperasikan inverter berdasarkan diagram


pewaktuan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2,
didapatkan bentuk gelombang tegangan keluaran inverter
seperti ditunjukkan pada gambar 3. Sedangkan spektrum
komponen harmonisa tegangan ditunjukkan pada gambar 4
dengan THD sebesar 9,74%. Magnitudo komponen
harmonisa yang muncul ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.
Tampak bahwa komponen harmonisa yang muncul memiliki
pola n = 18m 1 , yaitu n = 17, 19, 35, 37 dengan m adalah
bilangan integer positif.

S42
S43
S44

60

120

180

240

300

360

Gambar 2. Diagram pewaktuan penyalaan saklar.

Gambar 3. Bentuk gelombang tegangan keluaran VSI.

Gambar 1. VSI dengan 4 sumber dc terpisah.

Gambar 4. Spektrum harmonisa tegangan keluaran VSI.

ies.2002
Tabel 1. Hasil perhitungan komponen harmonisa
tegangan sampai komponen ke-64.
HARMONIC
NO
1
.
.
17
19
.
.
35
37
.
.
53
55

FREQUENCY
(HZ)

FOURIER
COMPONENT

5.556E+01

2.065E+02

9.444E+02
1.056E+03

1.240E+01
1.066E+01

1.944E+03
2.056E+03

6.150E+00
5.370E+00

2.944E+03
3.056E+03

4.153E+00
3.548E+00

THD = 9.740776E+00 PERCENT

Gambar 6. Spektrum harmonisa arus yang diserap motor.

Tabel 2. Hasil perhitungan komponen harmonisa


arus sampai komponen ke-64.
HARMONIC
NO

Bentuk gelombang tegangan 18-step tersebut digunakan


untuk mensuplai motor induksi dengan memilih slip sebesar
25% untuk diamati bentuk gelombang arus yang diserap
motor beserta spektrum komponen harmonisanya. Hasilhasilnya ditunjukkan pada gambar 5 untuk bentuk
gelombang arus dan gambar 6 untuk spektrum komponen
harmonisa arus. Tampak bahwa bentuk gelombang arus
sangat mendekati bentuk sinusoidal sehingga spektrum
komponen harmonisa yang muncul hanya pada komponen
fundamentalnya saja dengan THD=1,21%.

1
.
.
17
19
.
.
35
37
.
.
53
55

FREQUENCY
(HZ)

FOURIER
COMPONENT

5.556E+01

8.122E+01

9.444E+02
1.056E+03

4.402E-01
3.886E-01

1.944E+03
2.056E+03

1.094E-01
1.206E-01

2.944E+03
3.056E+03

3.488E-02
3.226E-02

THD = 1.212023E+00 PERCENT

Analisis Hasil Simulasi Berdasarkan bentuk gelombang


tegangan keluaran inverter yang ditunjukkan pada Gb.3, dan
karena sifat simetrisnya, maka koefisien deret Fourier dapat
dinyatakan sebagai:

a0 = 0
an = 0.....untuk..semua..n
bn = 0.....untuk..n..genap

Gambar 5. Bentuk gelombang arus yang diserap motor.

bn =

/2

f (t )sin(t )d (t ).....untuk..n..ganjil
0

dengan... f (t ) = Vout (t ).
Untuk semua n, maka deret Fourier diberikan sebagai:

f (t ) =

b sin(nt )
n

n =1

dan dengan membuat = t , maka:

bn =

/2

f ( )sin(n )d ( )
0

ies.2002
40 o
20o

E sin (n )d ( ) + 2,5 E sin (n )d ( )

4
20 o

bn == 0 60o
/2

+ 4 E sin (n )d ( ) + 5E sin (n )d ( )
40o

60 o
o
o
20
40
4 E [cos(n )]0 2,5[cos(n )]20o
bn =
o
n 4[cos(n )]60 o 5[cos(n )] /o2
40
60

4E
bn =
1 + 1,5 cos n 20o + 1,5 cos n 40o + cos n60o
n

)]

Akhirnya deret Fourier dari bentuk gelombang


tangga dapat dituliskan sebagai berikut:


4E

Vout (t ) =
n
n =1

1 + 1,5 cos n20o

+ 1,5 cos n 40o

o
+ cos n60

) sin(nt )

(1)

Berdasarkan persamaan bentuk gelombang tegangan


keluaran
pada
persamaan
(1),
komponen
fundamental (h1 ) dan komponen harmonisa (h n ) masingmasing diberikan sebagai:

( )
( ) = 5,17 E
( )
1 + 1,5 cos(n 20 )
4E
=
+ 1,5 cos(n 40 )

n + cos(n60 )

1 + 1,5 cos 20 o
4E
+ 1,5 cos 40 o
h1 =

+ cos 60 o

nX
n = sin 1 m
R

n =3

Dengan membagi persamaan (1) dengan (7) didapatkan arus


yang diserap motor sebagai berikut:

4E
i out (t ) =
n Z
n
n =1

cos( n ) + 1,5
cos n 20 o
n
+ 1,5

o
cos n 40 n
+ cos n60 o n

(
(

)
)

sin (nt )
n

(8)
Pembuktian Analisis Hasil Simulasi Dari analisis
menggunakan deret Fourier seperti yang ditunjukkan pada
persamaan (1) sampai dengan (8) dilakukan pengujian
menggunakan
program
MATLAB.
Hasil-hasilnya
ditunjukkan pada gambar 7 dan 8 dengan THD sebesar
9,64%.
Bentuk gelombang tegangan pada gambar 7 digunakan
untuk mensuplai motor induksi sehingga didapatkan hasil
seperti ditunjukkan pada gambar 9 dan 10 dengan THD
sebesar 1,31%. Tampak pula bahwa bentuk gelombang arus
sangatlah mendekati bentuk sinusoidal sehingga komponen
harmonisanya hampir tidak ada. Dengan demikian hasil
analisis yang diuraikan dapat diterima, karena hasilnya sama
dengan hasil simulasi menggunakan pspice.
Bentuk gelom bang tegangan k eluaran inverter

250

200

(3)

Tegangan (Volt)

150

100

Sedangkan persamaan untuk menghitung THD adalah:

hn2

n=2

THD =

(4)

h1

1 + 1,5 cos n 20o


4E
+ 1,5 cos n 40o

n =3
o
+ cos n60
5,17 E

-150

-250
0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

W ak tu (detik )

Gambar 7. Bentuk gelombang tegangan keluaran inverter


sesuai dengan persamaan (1).

(5)

Bentuk spek trum k om ponen harm onisa tegangan k eluaran inverter

250

Tegangan output inverter digunakan untuk


mensuplai motor induksi dengan parameter rangkaian
pengganti sebagai berikut:
Impedansi motor pada frekuensi fundamental:
(6)

= sin 1

Pada frekuensi harmonisa ke-n, impedansi motor menjadi:

200

150
Tegangan (Volt)

Z m = Rm + jX m ;........... Z m = R m2 + X m2 ;
Xm

Rm

-50

-200

50

-100

sehingga dengan memasukkan persamaan (2) dan (3)


kedalam persamaan (4) didapatkan THD sebesar:

THD =

(7)

hn

(2)

Z n = R m + jnX m ;.......... Z n = R m2 + n 2 X m2

100

50

-50
0

10

20

30

40

Frek uensi (x55,5556 Hz )

50

60

70

ies.2002
Gambar 8. Spektrum komponen harmonisa tegangan
keluaran inverter sesuai dengan persamaan (1).

4.

Kesimpulan Telah dipaparkan suatu pengemba-ngan


multilevel voltage source inverter dengan topologi sumber
dc terpisah untuk suplai motor induksi. Dari hasil simulasi
menggunakan pspice didapatkan THD tegangan dan arus
masing-masing sebesar 9,74% dan 1,21%. Sedangkan hasil
analisis menggunakan deret Fourier menghasilkan bentuk
gelombang tegangan dan arus yang mendekati sama dengan
hasil simulasi pspice tetapi memberikan THD tegangan dan
arus masing-masing 9,64% dan 1,31%. Selain itu,
munculnya komponen harmonisa tegangan memiliki pola
n = 18m 1 , dengan n adalah urutan harmonisa dan m
bilangan bulat.

5.

Daftar Pustaka
1. Dietrich Herrmann, Modern Technology in Electric
Drive Systems: A Motor for Improving Industrial and
Commercial Processes, Guest Lecturing, Surabaya,
1995.
2. ...................., Adjustable Speed Drives for AC and DC
Motor Control, Danfoss Product Manual, 1995.
Bentuk gelom bang arus yang diserap m otor

1.5

A rus (A m pere)

0.5

-0.5

-1

-1.5

-2
0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

W ak tu (detik )

Gambar 9. Bentuk gelombang tegangan keluaran inverter


sesuai dengan persamaan (8).

Bentuk spek trum k om ponen harm onisa arus yang diserap m otor

0.07

0.06

0.05

A rus (A m pere)

0.04

0.03

0.02

0.01

-0.01
0

10

20

30

40

50

60

70

Frek uensi (x55,5556Hz )

Gambar 10. Spektrum komponen harmonisa tegangan


keluaran inverter sesuai dengan persamaan (8).
3.

V. Subrahmanyam, Thyristor Control of Electric


Drives, Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New
Delhi, 1988.

6.

7.

8.

9.

Shoji Iida, et. Al.,Improved Voltage Source Inverter


With 18 Step Output Waveforms, IEEE Trans. on Ind.
Appl., January/February 1988.
Ned Mohan, et al.,POWER ELECTRONICS:
Converter, Applications, and Design, John Wiley &
Sons, Inc. Canada, 1989.
Mario
Marchesoni,HighPerformance
Current
Control Techniques for Applications to Multilevel HighPower Voltage Source Inverter, IEEE Trans. on Power
Electronics, January 1992.
Joke Pratilastiarso, Development of Single Phase
Voltage Source Inverter with 18 Step Output
Waveforms, Proceedings Industrial Electronics
Seminar, October, 1999.
Leon M. Tolbert et al., Multilevel PWM Methods at
Low Modulation Indices, IEEE Trans. on Power
Electronics, July 2000.
Soebagio, Pengemudian Elektrik, Diktat Kuliah,
Januari 2002.

Anda mungkin juga menyukai