Anda di halaman 1dari 33

FETAL WELL-BEING

Pembimbing :
Dr. Hendriette I. Mamo, Sp. OG (K)
Oleh:
Giovani F. Odo, S. Ked
Agustina Fernandez, S. Ked

Pendahuluan
Mengapa penting?
Kemajuan di bidang Obstetric modern
tuntutan pelayanan antenatal meningkat
Tingkat kesejahteraan janin morbiditas dan
mortalitas bayi dan ibu
Angka Kematian Bayi (AKB) dalam Survey
Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
32/1000 kelahiran hidup

Pengertian
suatu upaya untuk menilai keadaan janin
dikaitkan dengan aktifitas janin, kesehatan
ibu, keadaan plasenta, cairan amnion,
keadaan tali pusat dan kontraksi uterus.

Cara pemantauan kesejahteraan


janin

Anamnesis dan pemeriksaan fisik


Pemantauan Gerak janin
Pemeriksaan denyut jantung janin
USG
Kardiotokografi (CTG)
Amniosintesis
Amnioskop
Profil Biofisik

Anamnesis dan pemeriksaan


fisik
Anamnesis
Gerak janin menurun
Ibu risiko : anemia, DM, hipertensi, riw Obst.
Jelek

Pemeriksaan fisik
Pertambahan berat badan
Pemeriksaan TFU
Auskultasi DJJ

Pemantauan gerak janin


Setelah UK 28 minggu
2 cara :
Cardiff dalam 12 jam terdapat 10 gerakan
Sadovsky 4 gerakan dalam 1 jam. Jika
tidak, tambah 1 jam lagi.

Pemantauan denyut jantung


janin
Umumnya setelah trimester pertama
kehamilan.
Dihitung secara penuh dalam satu menit
Memperhatikan keteraturan serta
frekuensinya.

USG
Menentukan usia gestasi (panjang kepalabokong janin (CRL = crown-rump length)
Pemantauan keadaan janin (deteksi dini
anomali). rutin pada kehamilan 10 14
minggu dan 18 22 minggu.
Menilai gerakan janin serta fungsi pernapasan
janin pada profil biofisik.

Menilai jumlah cairan amnion pada trimester


ketiga.
Maximum Vertical Pool
< 2 cm oligohidramnion
> 8 cm polihidramnion

Amniotic Fluid Index (AFI)

Normalnya pada trimester 310-20 cm.


< 10 pengurangan jumlah cairan amnion
< 5 cm oligohidranion.
> 20 cm polihidramnion.

USG Doppler
Untuk mengetahui perfusi plasenta serta
janin.
Prinsip melihat gelombang yang
terbentuk pada arteri umbilikalis dan
pembuluh darah janin.

Kardiotokografi
Alat kardiotokografi (KTG) merupakan alat
bantu didalam pemantauan kesejahteraan
janin.
Pada KTG
denyut jantung janin (DJJ)
kontraksi rahim
gerak janin serta korelasi diantara ketiganya.

Posisi pasien harus setengah duduk atau


tidur miring (lateral recumbent position).

Syarat Pemeriksaan Kardiotokografi :


Usia kehamilan 28 minggu.
Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara
lisan).
Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ)
diketahui.

Beberapa perubahan periodik/episodik DJJ yang


dapat dikenali pada pemeriksaan KTG adalah

Akselerasi
Deselerasi dini
Deselerasi lambat
Deselerasi variabel

Mekanisme pengaturan Denyut


Jantung Janin

Sistem saraf Simpatis


Sistem saraf Parasimpatis
Baroreseptor
Kemoreseptor
Sistem saraf pusat
Hormonal
Proprioseptif

Non Stress Test (NST)


Secara teori pergerakan janin seharusnya diikuti
dengan akselerasi DJJ
Secara tidak langsung mengkaji fungsi dari
respirasi plasenta dengan mengamati DJJ serta
pergerakan janin.

Contraction Stress Test (CST)/ Oxytocin


Challenge Test (OCT)
Mengukur respon janin terhadap kontraksi uterus
& mengevaluasi perfusi plasenta

Reassuring (Reaktif)

Meragukan

Non-reassuring (Nonreaktif)

Terdapat gerakan janin


sedikitnya 2 kali dalam
20 menit, disertai
dengan akselerasi
sedikitnya 15 dpm
selama 15 detik.

Gerakan janin kurang


dari 2 kali dalam 20
menit, atau terdapat
akselerasi yang kurang
dari 15 dpm.

Tidak terdapat gerakan


janin dalam 20 menit,
atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan
janin.

Frekuensi dasar djj di


Frekuensi dasar djj
luar gerakan janin antara abnormal.
120 160 dpm.

Frekuensi dasar djj


abnormal (kurang dari
120 dpm, atau lebih dari
160 dpm).

Variabilitas djj antara 5


25 dpm.

Variabilitas djj kurang


dari 2 dpm.

Variabilitas djj antara 2


5 dpm.

Hasil NST yang reaktif keadaan janin yang


baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas
95% - 99%).
Hasil NST yang non-reaktif (sensitivitas
sebesar 20%)
kematian perinatal
nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat
intrapartum

Hasil NST yang meragukan harus diulang


dalam waktu 24 jam.

Kardiotokografi janin menunjukkan 150 kali denyut


per menit tetapi dengan reduce variability

Kardiotokografi pada kehamilan aterm. Walaupun baseline heart rate


normal, terdapat beberapa reduce variability, tidak adanya akselerasi dan
multiple deselerasi. Deselerasi terjadi saat uterus tidak lagi berkontraksi
sehingga disebut late deselerasi.

Normal kardiotokografi pada janin menunjukkan irama


normal, normal variabilitas (v) dan beberapa
akselerasi (a)

Interpretasi Contraction stress test


(CST)
Negatif

Positif

Mencurigakan

Frekuensi dasar djj normal.

Deselerasi lambat yang


persisten pada setiap
kontraksi.

Frekuensi dasar djj


abnormal.

Variabilitas DJJ normal.

Deselerasi lambat yang


persisten meskipun
kontraksi tidak adekuat

Deselerasi lambat yang


intermiten pada kontraksi
yang adekuat.

Tidak terdapat deselerasi


lambat.

Deselerasi variabel berat


yang persisten pada setiap
kontraksi.

Deselerasi variabel (derajat


ringan atau sedang).

Variabilitas DJJ berkurang


atau menghilang.

Ekuivokal Tidak memuaskan (unsatisfactory)


Hasil perekaman tidak baikibu gemuk, atau
gerakan janin yang berlebihan.
Tidak terdapat kontraksi yang adekuat.

Ekuivokal Hiperstimulasi
Terdapat kontraksi 5 kali atau lebih dalam 10
menit; atau lama kontraksi lebih dari 90 detik.
Seringkali disertai deselerasi lambat atau
bradikardia.

Hasil CST negatif keadaan janin baik


sampai 1 minggu (spesifisitas 99%).
Hasil CST positif keadaan perinatal
yang jelek pada 50% kasus.
Hasil CST yang mencurigakan harus terus
diobservasi secara ketat (CST diulang
setiap 30 60 menit) bila memungkinkan
dilakukan pemeriksaan pH darah janin.

Hasil CST yang tidak memuaskan harus


diulang dalam waktu 24 jam.
Bila terdapat hiperstimulasi, kontraksi
harus segera dihilangkan (tokolisis) dan
kehamilan/persalinan diakhiri.

Amniosintesis
Amniosintesis adalah penghisapan cairan
dari rahim melalui tusukan/pungsi
abdomen dengan tujuan menganalisa
cairan tersebut.

Cairan Amnion
- Feto Protein (AFP) mrp protein sirkulasi utama janin diusia
awal, level puncak pd usia gestasi 13 mgg lalu menurun.
Peningkatan AFP NTD (Neural Tube Defect) & kelainan
kongenital lainnya
Bilirubin dpt mendeteksi cairan amnion, digunakan utk
evaluasi penyakit hemolisis fetal
Creatinin
Indeks pulmonar test kematangan paru, Ratio: Lesitin(L) +
Spingomyelin(S) = Surfaktan
L/S: 30-32 mgg = 1:1
>35 mgg = 2:1
Meconium

Amnioskopi
Pemeriksaan ini menggunakan alat
teropong yang disebut amnioskopi.
Alat ini untuk melihat keadaan air ketuban
depan. Air ketuban yang normal akan
tampak jernih atau keputihan. Apabila
terdapat pewarnaan mekonium dalam air
ketuban, kemungkinan janin mengalami
hipoksia. Namun ketepatannya hanya 30
40% saja

Profil Biofisik

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai