Anda di halaman 1dari 2

DAFTAR PUSTAKA

1.

Sugiharti, Riris N, Djarismawati. Pengetahuan dan perilaku pedagang cabe


merah giling dalam penggunaan rhodamin b di pasar tradisional di jakarta.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.

2.

Banyak makanan memakai pewarna kain. Tersedia dari http://www.pikiranrakyat.com/node/142947. (verified 26 April 2011)[diunduh pada 27 April
2012].

3.

Marks A, Smith C. Markss essential medical biochemistry. 2nd ed. Maryland


Pennsylvania: Lippincott William & Wilkins; 2007. P.20.

4.

Murray RK. Metabolisme xenobiotik. Dalam : Murray RK, Granner DK,


Rodwell VW, Eds. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC; 2006. hal.653660.

5.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahan tambahan pangan.


BPOM. Bandung.2006.

6.

Cahyadi W. Analisis & aspek kesehatan bahan tambahan pangan. Jakarta:


Bumi Aksara; 2008. hal.53-75.

7.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


republik Indonesia Nomor 239/MENKES/PER/V/1985. Jakarta. 1985.

8.

Paramita EB. Analisis rhodamin B dalam saos dan cabai giling di pasar
kecamatan lawesan kotamadya surakarta dengan metode kromatografi lapis
tipis. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2008.

9.

Pasar Tradisional. Tersedia dari http://www.cimahikota.go.id/index.php?


option=com_content&view=article&id=172&Itemid=194 . (verified 19
Agustus 2010)[diunduh pada 30 Agustus 2012].

10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


republik Indonesia Nomor 722/MENKES/PER/IX/1988. Jakarta. 1988.
11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
republik Indonesia Nomor 1168/MENKES/PER/X/1999. Jakarta. 1999.
12. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Keputusan Direktur Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 00386/C/SK/II/90. BPOM. Jakarta. 1990.
13. Winarno FG. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
1992. hal.171-99
14. Naik P. Biochemistry. 3rd ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publisher
(P) Ltd; 2010. p. 601-5.
15. Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE. Tietz fundamentals of clinical chemistry.
6th ed. New Delhi: Elsevier; 2008. p. 540-4.
40

16. Juliastuti H, Inayati I. Survey adanya penggunaan xenobiotik berbahaya pada


jajanan anak sekolah dasar di wilayah cimahi. Cimahi: Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Achmad Yani.2007.
17. Devlin TM. Textbook of biochemistry with clinical correlation. 6th ed. New
Jersey: Wiley-Liss; 2006. p. 422-5.
18. Hodgson E. A Textbook of modern toxicology. 3rd ed. New Jersey: John Wiley
& Sons, Inc; 2004. p. 111-48.
19. Putri WKA. Pemeriksaan penyalahgunaan rhodamin B sebagai pewarna pada
sediaan lipstik yang beredar di pusat pasar kota medan. Medan: Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.2009.
20. Hamdani S. Rhodamin B. Tersedia dari http://catatankimia.com/ diunduh
pada tanggal 28 Mei 2012.
21. Kelner MJ. Rhodamine B ingestion as a cause of flourescent red urine. West J
Med; 1985. p. 523-4.
22. Halogen. Tersedia dari http://kimia.upi.edu/ diunduh pada 28 Mei 2012.
23. Anna Lk. Inilah ciri makanan mengandung zat berbahaya. Tersedia dari
http://health.kompas.com/read/2011/03/02/15154324 (verified 2 Maret 2011)
[diunduh pada 28 Mei 2012].
24. Cabai giling dalam kemasan. Tersedia dari www.iptek.net.id/ind/warintek/?
mnu=6&ttg=6&doc=6d08 diunduh pada 28 Mei 2012.
25. Andarwulan P, Kusnandar F, Herawati D. Analisis Pangan. Jakarta: Dian
Rakyat; 2011.hal 226-256.
26. Utami W, Suhendi A. Analisis rhodamine B dalam jajanan pasar dengan
metode kromatografi lapis tipis. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2009.
27. Anggraeny F. Pengaruh rhodamine B terhadap hati embrio mencit. Malang:
Universitas Negeri Malang. 2010.
28. Bahaya penggunaan rhodamine B sebagai pewarna makanan. Tersedia dari
http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/923-bahaya-penggunaanrhodamine-b-sebagai-pewarna-makanan.html diunduh pada 28 Mei 2012.
29. Butarbutar S. Analisa kandungan rhodamin b dan natrium benzoat pada cabai
merah (capsicum annum L) giling yang dijual di beberapa pasar di Kota
Medan tahun 2007. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2007.
30. Syarif AM. Identifikasi rhodamin b yang terkandung pada terasi dan ciri-ciri
fisik dari terasi yang umum diperjualbelikan di pasar tradisional Kota Cimahi.
Cimahi: Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani. 2012.
31. Djarismawati. Pengetahuan dan perilaku pedagang cabe merah giling dalam
penggunaan rhodamin b di pasar tradisional di DKI Jakarta. Ekologi
Kesehatan. 2004; 3: 7-12.
41

Anda mungkin juga menyukai