Anda di halaman 1dari 57

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

JURUSAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN KULIT


KONSEENTRASI TEKNOLOGI BAHAN KULIT
( KELAS B)
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

Oleh :
Cahya Widiyati
NIP. 1958 1203 1988 03 2 002

Yogyakarta, 8 Agustus 2013

Mengetahui
Pembantu Direktur I

Menyetujui
Ketua Program Studi
Teknologi Penyamakan

Drs. Sugiyanto, S.Sn, M.Sn


NIP. 1966010119940310

Dra. Maria Sriwiyanti, Msi,Apt


NIP.

KATA PENGANTAR
Buku ini disusun untuk menunjang kegiatan praktikum Kimia Organik
Semester I Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit Konsentrasi Teknologi
Bahan Kulit Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan praktikum Kimia Organik secara kualitatif dan
kuantitatif ini masih sederhana, dengan tujuan agar mudah dipahami oleh
mahasiswa. Buku ini masih belum sempurna, diharapkan dalam pembuatan
laporan resmi praktikum, teori dilengkapi dengan pustaka yang mendukung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya buku ini.

Yogyakarta, 8 Agustus 2013


Penulis
(Ir. Cahya Widiyati, M.Kes)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iv

TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PEDOMAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN

I.

Menentukan Titik Didih Zat Organik

PERCOBAAN

II.

Pembuatan Asam Formiat

PERCOBAAN

III.

Analisis Kuantitatif Lemak

11

PERCOBAAN

IV.

Analisis Kuantitatif Protein

15

PERCOBAAN

V.

Identifikasi Lemak dan Protein

18

PERCOBAAN

VI.

Identifikasi Karbohidrat

22

PERCOBAAN

VII.

Identifikasi Asam Karboksilat

26

PERCOBAAN

VIII.

Identifikasi Aldehid dan Keton

32

PERCOBAAN

IX.

Identifikasi Alkohol

36

DAFTAR PUSTAKA

39

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BLANGKO LAPORAN SEMENTARA :
PERCOBAAN

I.

Menentukan Titik Didih Zat Organik

40

PERCOBAAN

II.

Pembuatan Asam Formiat

41

PERCOBAAN

III.

Analisis Kuantitatif Lemak

42

PERCOBAAN

IV.

Analisis Kuantitatif Protein

43

PERCOBAAN

V.

Identifikasi Lemak dan Protein

44

PERCOBAAN

VI.

Identifikasi Karbohidrat

46

PERCOBAAN

VII.

Identifikasi Asam Karboksilat

48

PERCOBAAN

VIII.

Identifikasi Aldehid dan Keton

52

PERCOBAAN

IX.

Identifikasi Alkohol

54

TATA TERTIB
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Para

mahasiswa

yang

mengikuti

praktikum

kimia

organic

diwajibkan melaksanakan peraturan-peraturan sebagai berikut :


1.

Mahasiswa diharapkan tidak terlambat hadir, bila terlambat


lebih 15 menit segera lapor kepada dosen/asisten.

2.

Diwajibkan

mengikuti

tes

tertulis

sebelum

mengikuti

praktikum oleh asisten yang bersangkutan.


3.

Mahasiswa

melakukan

praktikum

harus

mengenakan

jas

praktek, tas diletakkan di rak yang disediakan.


4.

Mahasiswa sebelum melakukan praktek, meminjam alat yang


diperlukan kepada petugas dengan menulis pada buku yang
tersedia.

5.

Mehasiswa

memeriksa

jumlah

dan keutuhan

alat,

bila

ada

yang tidak sesuai segera melapor kepada petugas.


6.

Peralatan yang akan dipakai sebelum praktek dimulai dicuci


terlebih

dahulu,

dan

saat

mengembalikan

dalam

kondisi

bersih.
7.

Mahasiswa

yang

memecahkan/menghilangkan

alat

diwajibkan

mengganti dengan alat yang sesuai.


8.

Mahasiswa dilarang merokok, makan dan minum atau bersendau


gurau saat praktikum.

9.

Mahasiswa bila meninggalkan praktikum harus mendapat ijin


dosen/asisten.

10. Hasil praktikum dikonsultasikan kepada dosen/asisten yang


bersangkutan.
11. Hasil

praktikum

ditulis

dalam

laporan

sementara

dan

disahkan oleh asisten yang bersangkutan.


12. Laporan

sementara

dilampirkan

dalam

laporan

resmi

praktikum.
13. Laporan praktikum dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum.
14. Bagi mahasiswa yang gagal praktikum/tidak hadir praktikum
tanpa surat keterangan sakit dari dokter, tidak diadakan
praktikum ulangan.
15. Mahasiswa setiap selesai praktikum harus mengisi daftar
hadir.

PETUNJUK PRAKTIKUM

Guna

menghindari

kemungkinan

terjadinya

kecelakaan

dan

kesalahan pada saat praktikum berlangsung, maka para praktikum


diharuskan

menjalankan

beberapa

pedoman

bekerja

di

laboratorium kimia, yaitu :


1. Baca dan pelajarilah petunjuk-petunjuk praktikum yang akan
dilakukan dengan teliti sebelum praktikum dimulai.
2. Sediakan alat-alat yang bersih secukupnya untuk bekerja dan
gunakan

bahan

kimia

percobaan-percobaan,

seperlunya.
periksalah

Sebelum

mulai

alat-alat

melakukan

yang

telah

dipasang sendiri oleh praktikan kepada asisten.


Sediakan dua kain pembersih, yang satu untuk memebersihkan
tangan dan yang lain untuk membersihkan peralatan praktikum.
3. Mulailah bekerja dengan tertib, amati dan pikirkan hasil apa
yang akan didapat pada percobaan itu, misalnya :
Terjadinya/tidaknya endapan, warnanya bagaimana ?
Timbul/tidaknya gas, warna gas tersebut bagaimana ?
Larutan menjadi keruh/jernih ?
Timbul/tidaknya panas selama reaksi ?
4. Jika pada percobaan timbul gas berbahaya / beracun untuk
kesehatan misal : SO2, P2O5,NO2, CO, H2O2, Cl2, NH3, Br2,

maka

percobaan tersebut harus dilakukan di dalam almari asam.


5. Berhati-hatilah

bila

bekerja

dengan

zat-zat

menimbulkan bahaya bagi praktikan, seperti :

yang

dapat

a. Bahan Kimia yang agresif antara lain : H2SO4 pekat, HNO3


pekat, CH3COOH, KOH, NaOH, NH4OH, H2O2, air brom, senyawa
Cr, CaOCl2, asam oksalat.
b. Bahan

Kimia

yang

eksplosif

perkhlorat) , H2SO4 pekat

antara

lain

HClO4(asam

dan H2O2

c. Bahan kimia yang mudah terbakar antara lain :


Etanol

(C2H5OH),

Dietileter

(C2H5OC2H5)

CS2(carbon

disulfida) dan aseton(CH3COCH3)


Untuk bahan kimia yang agresif jangan memipet dengan mulut,
tetapi menggunakan propipet, hindari percikan pada kulit.
Bila bekerja dengan bahan kimia yang eksplosif dan yang
mudah terbakar, jangan berdekatan dengan sumber api.
6. Posisi mulut tabung reaksi dihadapkan ke tempat yang kosong
agar mudah untuk mencegah bahaya karena racun atau letupan
yang timbul.
7. Bila

mencampur

reagen,

lakukan

sedikit

demi

sedikit

dan

cucilah alat-alat setelah dipakai dan sebelum dipergunakan


lagi. Bila mengambil bahan kimia yang berupa kristal/tepung,
gunakan sendok

yang berlainan untuk masing-masing zat yang

berbeda, untuk mencegah tercampurnya zat-zat tersebut.


8. Cucilah tangan dan bagian tubuh saudara, setelah memegang
atau terkontaminasi bahan kimia.
9. Bila akan bekerja pada suhu tinggi, pilihlah peralatan gelas
yang tahan suhu tinggi, seperti merk Durobax, Duran, Pyrex.

Untuk pemanasan dalam percobaan distilasi, ke dalam labu


distilasi masukkan pecahan porselin sebagai boiling stone
yang

dapat

membantu

distribusi

panas

serta

mencegah

terjadinya letupan-letupan.
10.

Guna mencegah kekeliruan, maka berilah label pada setiap

hasil

percobaan,

kemudian

catatlah

dengan

singkat

hasil-

hasil pekerjaan yang dilakukan dalam laporan sementara yang


telah disiapkan sebelumnya.
11.

Buatlah laporan resmi praktikum dengan jelas, berdasarkan

hasil-hasil praktikum, kemudian diserahkan kepada asisten


yang

bersangkutan

sebelum

praktikum

berikutnya.

PERCOBAAN I
TITIK DIDIH ZAT ORGANIK

MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan titik didih zat organik


TEORI :
Titik didih (boiling point) adalah suhu dimana tekanan
uap zat cair sama dengan tekanan luar atau tekanan udara lebih
besar tekanan zat cair tersebut. Selama tekanan luar tetap,
maka titik didih zat cair murni akan tetap pula.
Adanya

daerah

titik

didih

(boiling

range)

menunjukkan

tingkat kemurnian zat cair. Untuk menentukan kemurnian zat


cair dicari dengan titik didihnya.
Guna menentukan titik didih zat cair ada dua cara, yaitu :
a. Cara sederhana :
Umumnya dipakai untuk zat yang murni, tetapi hasilnya kurang
teliti.
b. Cara distilasi :
Cara ini biasa dipakai untuk zat yang tidak murni.
Pada cara ini zat cair didistilasi, kemudian diamati sampai
suhunya konstan. Suhu yang tetap tersebut menunjukkan titik
didihnya.

BAHAN :
ALAT-ALAT

asam formiat,
:

labu

aquadest dan pecahan porselin.

distilasi,

kondensor,

penampung (gelas ukur) dan kompor listrik.


CARA KERJA :

termometer,

labu

1. Siapkan alat-alat tersebut, cuci dengan air dan keringkan.


2. Masukkan pecahan porselin secukupnya ke dalam labu distilasi
sebelum pemanasan dimulai.
3. Pasanglah

peralatan

distilasi

sesuai

petunjuk

asisten.

Pemasangan klem tidak boleh terlalu keras dan pemasangan


gabus harus rapat sekali, sedangkan pemasangan termometer
harus bisa terlihat skalanya dengan jelas. Bagian

air

raksa

termometer

cair

yang

tidak

boleh

larutan

asam

tenggelam

dalam

zat

diteliti.
4. Masukkan

formiat

ke

dalam

labu

distilasi

dengan corong yang bersih sebanyak 3/5 bagian volume labu


tersebut.
5. Alirkan air pendingin ke dalam kondensor secara berlawanan
arah, bila zat cair dalam labu telah dipanaskan. Dijaga agar
selama

distilasi

berlangsung

jangan

sampai

air

tidak

mengalir.
6. Panaskan cairan dalam labu distilasi dengan kompor listrik
yang kecil sampai cairan mulai mendidih.
7. Catat suhu pada saat tetesan distilat yang pertama jatuh ke
dalam gelas ukur.
8. Kemudian api
Setelah
begitu
sampai

diperbesar sampai mendidih dengan sempurna.

volume

distilat

seterusnya
dicapai

dihentikan.

setiap

suhu

mencapai
interval

yang

cc,

catat

distilat

konstan,

kemudian

suhunya,
cc

suhunya

distilasi

9. Bila

akan

dipakai

untuk

menentukan

titik

didih

larutan

organik yang lain, peralatan harus dicuci dengan air dulu


dan dikeringkan.
Perhitungan :
Titik didih = suhu didih pengamatan rata2
rerata

PERCOBAAN II
PEMBUATAN ASAM FORMIAT

MAKSUD PERCOBAAN : Pembuatan asam formiat (HO-COH)


REAKSI KIMIA :
CH2OHCH(OH)CH2(OH) + (COOH)2

CH2(OH)CH(OH)CH2OCOCOOH

H2O
CH2(OH)CH(OH)CH2OCOOH

CH2(OH)CH(OH)CH2OCOH + CO2

CH2(OH)CH(OH)CH2OCOH + H2O

BAHAN

glycerol

HO-COH + CH2OHCHOHCH2OH

anhydrous,

asam

oksalat,

pecahan

porselin.
ALAT

labu

distilasi,

thermometer,

kondensor,

erlenmeyer,kompor listrik
CARA KERJA :
1. Membuat glycerol anhydrous : ambil gliserol 60 cc, panaskan
dalam cawan porselin dengan hati-hati di atas gause (kasa
asbes),

sambil

diaduk

terus

dengan

thermometer

secara

perlahan-lahan sampai suhunya mencapai 175-1800 C.


2. Biarkan

agak

dingin

(jangan

sampai

mengental),

kemudian

ambil 50 cc gliserol anhydrous ini dan masukkan ke dalam


labu distilasi ukuran 250 cc yang sebelumnya telah diisi
dengan 40 gram asam oksalat kristal dan sedikit pecahan
porselin.
3. Pasanglah peralatan sesuai petunjuk, termometer harus masuk
ke dalam larutan gliserol.

4. Air

pendingin

distilasi

selalu

dialirkan

ke

dalam

kondensor,

labu

dipanaskan dengan api secara pelan-pelan sampai

mencapai suhu 110-1200C. Atur apinya supaya suhunya tetap.


Pada saat reaksi berlangsung akan keluar gas CO2, bersama
ini akan terbentuk pula asam formiat, yang keluar sebagai
distilat yang ditampung dalam labu erlenmeyer.
5. Bila gas CO2 yang keluar telah habis (cek dengan air kapur,
maka tidak lagi timbul endapan keruh) berarti pembentukan
asam

formiat

sudah

berkurang,

maka

cairan

dalam

labu

distilasi didinginkan sampai suhunya turun menjadi 70-800C.


6. Kemudian tambahkan lagi asam oksalat 40 g ke dalam labu
distilasi tersebut dan panaskan lagi sampai suhunya 1200C,
maka

akan

sebagai

terbentuk

distilat.

lagi

Pada

saat

asam

formiat

percobaan

yang

diembunkan

berlangsung,

harus

dijaga jangan sampai air mendidih dalam kondensor berhenti.


7. Hasil distilasi (distilat) diukur volumenya.

PERCOBAAN III
ANALISIS KUANTITATIF LEMAK

MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan kadar asam lemak di dalam bahan


tertentu dengan ekstraktor soxhlet.
TEORI :
Lemak dan zat-zat yang menyerupai lemak yang disebut juga
lipoida tergolong zat-zat yang sukar larut dalam air. Lemak
dapat larut dalam zat pelarut organik seperti alkohol, benzol,
eter, kloroform atau campuran kloroform-metanol, karbon tetra
klorida, dan sebagainya.
Lemak
mempunyai
makanan

dalam
arti

makanan

sebagai

melebihi

merupakan

penyimpanan

kebutuhan,

maka

sumber
zat-zat

selebihnya

energi

biologis

cadangan.
diubah

Jika

menjadi

lemak dan disimpan dalam jaringan-jaringan tertentu.


Lemak
tertentu,

merupakan
misal

juga

dalam

bagian-bagian

jumlah

kecil

struktur

disamping

jaringan

lipoida

yang

penting, dalam kebanyakan membran (fosfatida, sterida, dsb).


Disini

diperlukan

pada

pembentukan

dinding-dinding

berganda

protein-lipida sesuatu membtan. Jika organisme pada suatu hari


memerlukan

lemak,

maka

diambilnya

dari

cadangan

lemak,

sehingga memerlukan dahuulu perombakan dari bentuk yang besar


menjadi kecil. Langkah pertama perombakan adalah penguraian
dalam gliserin dan asam lemak dengan bantuan enzim lipase,
yaitu

suatu

enzim

yang

tergolong

hidrolase

(esterase).

Penguraiannya

dimulai

dengan

melepaskan

satu

molekul

asam

lemak dan kemudian seterusnya, sehingga tertinggal gliserin.


Proses
isolasi

ekstraksi

senyawa

banyak

digunakan

bahan

yang

dari

dilaboratorium

terbuat

di

alam.

untuk
Proses

ekstraksi dapat digunakan untuk tujuan-tujuan :

Mengisolasi senyawa-senyawa yang terlarut di dalam larutan.

Mengambil kotoran-kotoran yang terlarut dalam campuran.


Alat

yang

digunakan

adalah

ekstraktor

soxhlet.

Pada

proses ini pelarut dididihkan, uapnya diembunkan dan turun ke


tempat bahan menggenangi bahan padatan yang diekstraksi. Bila
ketinggian
kembali

ke

telah

sirkulasi

tercapai,

dalam
yang

labu

pelarut

didih,

berulang-ulang

akan

tumpah

demikian
sampai

atau

seterusnya

zat

yang

turun

terjadi

diekstraksi

terlarut semua.
Ekstraksi

ini

akan

lebih

baik

jika

pelarut

yang

menggenangi dalam keadaan panas, lebih-lebih untuk zat yang


kelarutannya bertambah dengan kenaikan suhu. Setelah pelarut
masuk ke dalam partikel padatan, maka ekstraksi akan keluar
dari padatan, sehingga kecepatan proses ekstraksi dipengaruhi
suhu, besarnya partikel bahan dan viskositas mediumnya.
Kekurangan

pada

ekstraksi

ini

yaitu

suhu

pelarut

yang

terdapat dalam labu tidak sama dengan pelarut yang terdapat


pada tempat bahan. Suhu pelarut pada tempat bahan lebih rendah
daripada

suhu

di

dalam

labu

didih.

Hal

ini

mengakibatkan

pemisahan hanya berlangsung pada keadaan pelarut yang hangat,


tidak mendidih sehingga pemisahannya relatif lambat.

Pelarut yang baik untuk ekstraksi ini adalah pelarut yang


memenuhi syarat sebagai berikut :

Selektif, artinya hanya melarutkan zat-zat tertentu yang


dikehendaki sehingga memudahkan pemurniannya.

Titik didih rendah

Jika diuapkan tidak meninggalkan residu

Murah harganya dan mudah diperoleh

Tidak mudah terbakar


Beberapa pelarut yang sering digunakan adalah : etanol,

metanol,

eter,

petroleum

eter,

pentana,

n-heksana,

karbon

tetra klorida, dan sebagainya.


Pada

percobaan

ini,

ditentukan

kadar

asam

lemak

yang

terdapat dalam kulit dengan menggunakan pelarut karbon tetra


klorida.
Lemak banyak didapatkan dalam tumbuhan dan hewan, yang
merupakan komponen penting dalam metabolisme.
Kadar lemak :
Kulit Boks minimum 2 %, maksimum 6 %
Kulit sol sapi minimum : -, maksimum 2 %
Kulit

lapis

sapi

atau

kerbau

samak

minimum 2 %, maksimum 6 %.
Kadar asam lemak :

x 100%

kombinasi

krom

nabati

CARA KERJA :
1. Contoh kulit diiris kecil-kecil, lalu ditimbang sebanyak 10
gram

dan

kemudian

dimasukkan

ke

dalam

gulungan

kertas

saring bebas lemak.


2. Bagian bawah dan atas kertas saring ditekuk atau ditutup
dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam tempat bahan.
3. Alat

disusun

sesuai

petunjuk.

Labu

didih

diisi

dengan

pelarut sebanyak 2/3 bagian volumenya.


4. Labu

dipanaskan

dengan

kompor

listrik

sehingga

pelarut

mendidih, dan hitung sirkulasi pelarut (kira-kira 20 kali).


5. Setelah asam lemak sudah terekstraksi semua, dinginkan lalu
pindahkan

cairan

ke

dalam

labu

distilasi

dan

lakukan

distilasi pelarut.
6. Uapkan residu dalam labu distilasi di oven pada suhu (kirakira 1000C) lalu masukkan dalam desikator kemudian timbang
berat labu distilasi + batu didih + lemak.
7. Hitunglah berat lemak dan kadar lemak.

PERCOBAAN IV
ANALISIS KUANTITATIF PROTEIN
MAKSUD PERCOBAAN : Menetukan kadar protein dalam suatu bahan
dengan cara Kjeldhal
TEORI :
Protein

adalah

polimer

dari

asam

amino

dan

merupakan

sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat


tinggi.

Sebagian

protein

merupakan

penyusun

tubuh

(daging,

kulit dan lain-lain), sebagian mempunyai fungsi katalisator


(enzim),

yang

menyebabkan

reaksi-reaksi

tertentu

dapat

berlangsung dengan baik pada kondisi tubuh. Protein yang lain


berfungsi

sebagai

pengatur

(hormone)

dan

immunologi

(pertahanan tubuh).
Diperkirakan ada lima juta protein yang berbeda dalam
tubuh manusia, yang masing-masing mempunyai fungsi sendirisendiri untuk mempertahankan kehidupan.
Protein disusun oleh asam amino dengan melalui ikatan
aida, yang disebut ikatan peptide.
Protein tersusun atas unsur-unsur C, H, O dan N
Struktur primer protein :
- NH CH C NH CH C
R
Sifat

protein

- NH CH - C
R

R
ditentukan

penyusunnya. Karena sifat asam

oleh

jenis

asam

amino

amino ditentukan oleh gugus

amino dan gugus alkilnya, maka sifat proteinpun tidak asam

pula. Oleh karena itu dikenal bermacam-macam protein dengan


sifat dan fungsinya yang berbeda-beda pula.
Bedasarkan fungsinya protein dibedakan atas :
a. Protein sebagai katalis (enzim)
Contoh : amilasa, hidrolasa, ureasa dan seterusnya.
b. Protein sebagai pembangun
Contoh : keratin (pada kulit/kuku).
c. Protein sebagai alat transport
Contoh : haemoglobin (pengangkut O2 ke seluruh tubuh).
d. Protein sebagai pelindung
Contoh : zat antibodi untuk melawan kuman atau virus yang
masuk ke dalam tubuh.
e. Protein sebagai cadangan makanan
Contoh : kasein pada susu.
Selain protein yang berfungsi sebagai katalis atau
enzim,

maka

merupakan

ada

hasil

juga

hormon.

sekresi

Hormon

kelenjar

adalah

thiroid,

protein

yang

sebagian

dari

pankreas juga sebagian dari indung telur. Hormon berfungsi


mengendalikan

reaksi

biologis

dalam

tubuh.

Contoh

insulin

berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.


Suatu

zat

organik

yang

terdiri

atas

ikatan

hidrogen,

nitrogen dan ikatan karbon jika didestruksi dengan menggunakan


asam

sulfat

pekat,

maka

karbon

menjadi

karbon

dioksida,

hidrogen dioksidasi menjadi air, dan nitrogen menjadi amonia.


H2SO4
Protein

CO2 + H2O + NH4HSO4

Kemudian

dari

ditambahkan

ke

dibebaskan

dari

larutan
dalam

hasil

larutan

amonia

destruksi

NaOH,

maka

hidrosulfat

tersebut

amonia

dengan

akan

melalui

jika
mudah

sedikit

pemanasan.
2 NaOH + NH4HSO4

NH3 (g) + H2O + Na2SO4

Sehingga jika amonia tersebut ditangkap dengan larutan asam


sulfat berlebihan, maka banyaknya amonia dapat diketahui dari
berkurangnya kadar asam yang diperlukan dalam reaksi tersebut.
H2SO4 + NH4OH

(NH4)

H2SO4 + 2 NaOH

2SO4

+ 2 H2O

Na2SO4 + H2O

Untuk kulit mentah kadar protein = 5,62 x % Nitrogen. Nilai


5,62 adalah faktor konversi nitrogen menjadi protein.

CARA KERJA :
1. Timbang cuplikan kulit (ukuran 5 x 0,5 mm2) sebanyak 600
mgram

dan

kemudian

dimasukkan

ke

dalam

labu

Kjeldhal,

ditambah 10 g Na2SO4 pekat dan beberapa butir Cu-sulfat.


2. Panaskan di atas pemanas listrik dalam almari asam sehingga
cairan menjadi jernih.
3. Dinginkan, lalu pindahkan ke dalam labu ditilasi, tambah air
dan NaOH pekat sedikit demi sedikit sampai alkalis, diberi
indicator PP berlebihan, seterusnya didistilasi.
4. Tamping
kelebihan
dilakukan

gas

amoniak

H2SO4

yang

keluar

dititrasi

dengan

peniteran

tanpa contoh kulit.

blangko

dengan

dalam

larutan

larutan
cara

NaOH.

seperti

di

H2SO4,
Juga
atas

5. Kadar nitrogen dapat dihitung dari hasil peniteran blangko


dan peniteran yang pertama.
6. Kadar nitrogen dihitung sebagai prosen berat contoh kulit.
1 ml x N NaOH ? 14 gram Nitrogen

PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI LEMAK PROTEIN

MAKSUD PERCOBAAN : Mengidentifikasi lemak dan protein secara


Kualitatif
TEORI :
1. Lemak
Lemak dan zat-zat yang menyerupai lemak yang disebut juga
lipoid tergolong zat-zat yang sukar larut dalam air. Lemak
bias larut dalam zat pelarut organic seperti alcohol, benzol,
eter, chloroform atau campuran chloroform-metanol dsb.
Secara kimiawi lemak dapat diartikan sebagai trimester
glycerol yang biasa disebut trigliserida. Senyawa trigliserida
ini pada suhu kamar mempunyai dua bentuk :
a. Bentuk

cairan

kacang,

minyak

dikenal

sebagai

jagung,

minyak,

minyak

jarak

contoh

minyak

atau

(minyak

nabati), minyak sulfat. Minyak mempunyai titik lebur di


dalam suhu normal, sehingga pada suhu normal merupakan
zat cair.
b. Bentuk padat disebut lemak (minyak hewani)
Lemak dapat dihidrolisis terbentuk glycerol dan asamasam lemak.
Bila dihidrolisis dengan larutan sodium hidroksida pekat
akan

menghasilkan

sabun.

Peristiwa

penyabunan.

glycerol
ini

dengan

disebut

sodium

lemak

saponifikasi

atau
atau

Lemak mempunyai titi lebur di atas suhu kamar, sehingga


pada suhu kamar merupakan zat padat. Lemak disusun oleh
asam lemak jenuh, sedang minyak disusun oleh asam lemak
tidak jenuh.
2. Protein
Protein

adalah

komponen

utama

semua

sel

hidup,

fungsi

utamanya sebagai unsur pembentuk struktur sel. Misalnya dalam


rambut, kolagen, jaringan penghubung membrane sel dan lainlain. Secara kimiawi protein adalah gabungan sejumlah molekul
asam-asam

amino

terikat

dengan

ikatan

peptida

sehingga

terbentuk satu polimer kondensasi dan disebut polipeptida.


Sifar-sifat protein :
1. Sebagian

besar

protein

bersifat

sebagai

koloidal

hidrofil sehingga dapat diendapkan.


2. Schutzenberger

menghidrolisasi

protein

dengan

cara

memanaskan protein dengan air barit, sehingga dihasilkan


garam

barium

dari

berbagai

jenis

asam

amino.

Emil

Fischer melakukan hidrolisasi protein dengan larutan HCl


atau

H2SO4

protein

yang

dipanaskan.

diantaranya

asam

alpha-aminopropionat

Sebagai

amino

(alanin),

hasil

asetat
asam

hidrolisasi

(glisin),

asam

alpha-amino

isovalerat (valia), dll.


Bahan : minyak sampel, NaOH Kristal, alcohol, asam asetat
encer, lar.CaCl2, lar.MgSO4, lar.Pb asetat, HCl encer,
air brom, chloroform, putih telur, NaOH 10%, CuSO4 0,1

M,

HNO4

pekat,

lar.Ninhidrin,

asam

asetat

1,0

M,

lar.ZnSO4, lar.K2Cr2O7, lar.FeCl3.


Cara Kerja :
A. LEMAK
1. Ambil 10 ml minyak sampel dan tambahkan 1,5 gram NaOh dan 25
ml alcohol, didihkan dalam Erlenmeyer selama 15 menit, tutup
Erlenmeyer dengan gelas arloji.
Periksa apakah reaksi penyabunan telah sempurna atau belum
dengan

cara

ambil

beberapa

tetes

larutan

sabun

dan

tuangkan dalam tabung reaksi yang telah berisi aquades. Jika


larutan dapat larut semua (tak terbentuk gelembung-gelembung
sabun), maka reaksi telah sempurna. Kemudian diuapkan lagi
untuk menghilangkan alkoholnya. Setelah dingin tambahkan 75
ml air panas dan panaskan agar semua sabun larut. Larutan
sabun ini digunakan untuk percobaan sebagai berikut.
a. Garam-garam Ca, Mg dan Pb dari asam-asam lemak
Ambil 10 ml larutan sabun, cek kenetralan larutan dan
jika larutan dalam keadaan basa, netralkan dengan asam
asetat encer setetes demi setetes. Larutan yang diperoleh
dibagi tiga dan masukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ke dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan lar.CaCl2,
MgSO4, dan Pb asetat.
b. Pembentukan asam minyak
Ambil 10 ml larutan sabun kemudian asamkan dengan HCl
encer atau pekat, kemudian kocok, diamkan dan kemudian
kocok lagi. Asam minyak cair akan terpisah sebagai emulsi

dan setelah beberapa saat terdapat dua lapisan. Amati


kedua

lapisan

tersebut,

gambar

dan

terangkan

senyawa

apakah yang terdapat pada kedua lapisan tersebut.


2. Sifat emulsi dari sabun
Ambil

dua

tabung

tambahkan

beberapa

ml

tambahkan

tetes
air
tetes

reaksi,
minyak

pada
pada

(kira-kira
minyak

reaksi

pertama

tabung

yang

telah

ml).

pada

tabung

tabung

yang

telah

10

pada

tabung

terisi
kedua
terisi

beberapa ml air kemudian tambahkan lagi 2 ml larutan sabun.


Kedua tabung reaksi tersebut kemudian dikocok beberapa saat,
diamkan dan amati sifat emulsi kedua tabung tersebut.
3. Sifat ketidakjenuhan dari minyak
Ambil 1 ml minyak dan larutkan dalam 5 ml Chloroform, ambil
sebagian larutan dan tambahkan beberapa tetes brom. Amati
perubahan yang terjadi.
B. PROTEIN
Ambil bagian sampel dan masukkan pada sebuah gelas beker,
tambahkan
Larutan

50
ini

ml

aquades

digunakan

kemudian
sebagai

kocok

campuran

tersebut.

larutan

untuk

percobaan-

percobaan berikut :
1. TES BIURET
Ambil 2 ml larutan sampel dan masukkan ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 2 ml larutan NaOH 10% dan kocok, kemudian
tambahkan

bertetes-tetes

campuran tersebut.

larutan

CuSO4

0,1

dan

kocok

2. REAKSI XANTHOPROTEIN
Ambil 2 ml larutan sampel dan tambahkan 2 ml larutan HBO3
pekat dan panaskan larutan tersebut. Amati perubahan ewarna
yang dihasilkan.
3. REAKSI NIHHIDRIN
Ambil 2 ml larutan sampel dan tambahkan 2 ml larutan
ninhidrin dan kemudian panaskan. Amati perubahan warna yang
terjadi.
4. PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN GARAM-GARAM
Ambil
reaksi

larutan

dan

sampel

asamkan

dan

dengan

masukkan
asam

ke

asetat

dalam
0,1

M.

tabung

kemudian

masing-masing tabung reaksi tersebut ditambah lar. ZnSO4, Pb


asetat, K2Cr2O7, FeCl3. Amati perubahan yang terjadi.

PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

MAKSUD PERCOBAAN : Mengenal identifikasi karbihidrat secara


Kualitatif
TEORI :
Karbonat
polihidroksi

adalah
keton

polihidroksi

(ketosa).

aldehida

Menurut

(aldosa)

pembagiannya

atau

karbonat

dibagi beberapa golongan :


1. Monosakarida (tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul yang
lebih sederhana), yang terdapat di alam umumnya mempunyai 5
atom C (pentosa) yakni : ribosa, arabirosa, ksilosa, dan
yang mempunyai 6 atom C (heksosa) yakni : glukosa, mannosa,
galaktosa, fruktosa.
2. Disakarida : Disusun oleh dua molekul monosakarida, contoh
: sukrosa (gula pasir), laktosa, maltosa.
3. Polisakarida : Disusun oleh banyak sekali molekul-molekul
monosakarida (amilim, sellulosa).
4. Glikosida : Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula
dan

molekul

non

gula.

Molekul

bukan

gula

ini

disebut

aglikon dan umumnya merupakan senyawa aromatik (arbutin,


amigdalin).
Cara-cara menunjukkan adanya monosakarida :
Monosakarida masih mempunyai sifat-sifat sebagai aldehida
( hidroksi keton) :

1. Reduksi

larutan

Ag

ammoniakal

(reagent

Tollens)

cermin perak
2. Reduksi larutan Fehling

endapan Cu2O.

3. Bila dipanaskan dengan larutan alkali kuat terjadi warna


kuning atau coklat (pendamaran).
4. Pembentukan ozazon : Monosakarida bila dipanaskan dengan
Fenil hidrazin, maka akan terbentuk endapan ozazon, berupa
Kristal

yang

berwarna

kuning.

Contoh

reaksi

kimianya

sebagai berikut :
Glukosa bila direaksikan dengan fenil hidrazin menghasilkan
glukosazon, senyawa ini dapat dihidrolisis dengan HC1 dan
akan menghasilkan glukoson.

CHO

CH=N-N

CHOH

CoH5

CoH5

(CHOH)3 +

H2N-N

CH2OH

CH=N-N
H

Sifat-sifat Disakarida :
Disakarida

adalah

gabungan

dua

molekul

monosakarida.

Sifat yang menarik dari disakarida adalah sifat oksidasi dan


hidrolisisnya.

Beberapa

Fehling

reagent

juga

disakarida
Tollens.

dapat

mereduksi

Disakarida

akan

larutan

mengalami

hidrolisis menjadi bentuk monosakarida :


Sakarosa

glukosa

fruktosa

Maltosa

glukosa

glukosa

Laktosa

glukosa

galaktosa

BAHAN : lar. Glukosa 10%, lar. Sukrosa (gula tebu), lar. Zat
pati, H2SO4 encer, AgNO3, lar. amonia, NaOH 2 N, lar. Fehling A
dan Fehling B, lar benedict (campuran lar. CuSO4

dan lar.

Natrium kalium sitrat dalam NaOH).


1. PEMBENTUKAN OZAZON DARI GLIKOSA DAN LAKTOSA
Larutan karbohidrat 2 cc

ditambah 2 cc

phenylhidrazine,

kemudian dipanaskan dalam penangas air yang mendidih selama


10-15 menit sampai terbentuk Kristal berwarna kuning dari
ozazon.
2. REDUKSI LARUTAN PERAK AMONIAKAL
Cuci tabung reaksi yang sudah bersih dengan larutan NaOH,
bilas dengan air. Masukkan ke dalam tabung reaksi tersebut
2 ml larutan AgNO3, tambahkan beberapa tetes larutan NaOH,
kemudian tambahkab tetes demi tetes larutan amonia sampai
endapan yang terbentuk segera larut lagi. Ke dalam larutan
perak

amoniakal

ini

tambahkan

beberapa

tetes

larutan

glukosa kemudian panaskan 2 menit. Amati dan catat apa yang


terjadi.

Ulangi

percobaan

ini

untuk

memeriksa

larutan

sukrosa, kemudian untuk memeriksa zat pati. Amati dan catat


semua yang terjadi.
3. MEREDUKSI LARUTAN FEHLING
Campurkan

dalam

sebuah

tabung

reaksi

yang

kering

ml

larutan fehling A dengan 1 ml larutan fehling B, tambahkan


10

tetes

larutan

glukosa,

panaskan

dalam

penangas

air

sampai menmdidih. Amati dan catat apa yang terjadi. Ulangi


percobaan ini untuk memeriksa larutan sukrosa, juga untuk

larutan zat pati. Amati adakah perubahan yang terjadi pada


larutan sukrosa dan larutan pati tersebut. Tambahkan 1,5 cc
H2SO4 encer 5N, ke dalam 3 cc larutan sukrosa dan 3 cc
larutan pati. Panaskan dalam penangas air yang mendidih
selama

menit.

Dinginkan

dan

netralkan

dengan

larutan

NaOH, kemudian test dengan larutan fehling. Amati hasilnya.


4. MEREDUKSI LARUTAN BENEDICT
Tuangkan 5 ml larutan benedict dalam sebuah tabung reaksi
yang bersih dan kering, tambahkan 10 tetes larutan glukosa,
didihkan selama 2 menit, diamkan mendingin. Amati dan catat
apa

yang

terjadi.

Ulangi

percobaan

ini

untuk

memeriksa

larutan sukrosa dan juga untuk memeriksa larutan zat pati.


Amati dan catat apa yang terjadi. Masukkan ke dalam tabung
reaksi 3 cc larutan sukrosa dan tambahkan 1,5 cc larutan
H2so4 encer 5N. Panaskan dalam penangas air yang mendidih
selama 5 menit. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH
kemudian

test

dengan

larutan

Benedisct,

amati

Ulangi percobaan yang sama untuk larutan pati.

hasilnya.

BAB VII
ASAM KARBOKSILAT

MAKSUD PERCOBAAN : Identifikasi asam karboksilat.


TEORI :
Kombinsai

antara

gugus

karbonil

dan

hidroksil

disebut

gugus karboksil. Semua senyawa organikyang mengandung gugus


karboksil disebut asam.
Suku pertama asam amino karboksilat alifatis adalah asam
formiat.

Asam

formiat

tidak

mempunyai

gugus

alkil,

gugus

karboksil mengikat atom H, oleh karena itu dia dapat bersifat


aldehyde dan asam. Contoh lainnya adalah asam acetat dan asam
butirat.
Asam

dikarboksilat

alifatis

antara

lain

oksalat,

malonat, succinat, adipat.


Asam

karboksilat

aromatis

antara

lain

benzoate,

cinnamat, salisilat, pthalat.


Dalam asam karboksilat sering ada yang mengandung gugus
hidroksil. Contoh asam yang mengandung gugus hidroksil adalah
: lactat, asam tartrat, asam sitrat.
Semua asam organik adalah asam lemah kecuali asam oksalat
dan asam formiat.
Asam alifatis mudah larut dalam air dingin, asam aromatis
sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air
panas.

Asam

mono

karboksilat

alifatis

mulai

atom

pertama

sampai C sepuluh berupa cairan, untuk dikarboksilat alifatis


dan aromatis berupa padat.
Sifat-sifat

kimia

asam

karboksilat

dengan

alkohol

membentuk ester, bila dioksidasi akan membentuk CO2 dan H2O.


1. REAKSI KIMIA DARI ASAM KARBOKSILAT
ASAM FORMIAT :
Mercuri Khlorida test :
Tambahkan larutan mercuri chlorida kedalam 1 cc asam formiat
dan panaskan sampai terbentuk endapan putih dari mercuro
chlorida. Endapan ini tidak larut dalam asam chlorida encer.
Test ini tidak berlaku untuk asam asetat, asam okslat.
Reduksi terhadap Asam Permanganat :
Ke dalam 1 cc asam formiat ditambahkan beberapa cc asam
sulfat encer (5N), kemudian tetes demi tetes larutan KMn04
encer.

Perhatikan

warna

dari

larutan.

Lebih

cepat

bila

dipanaskan.
Reaksi ini tidak berlaku untuk : asam aetat, asam oksalat
dan asam citrat.
Reduksi terhadap Perak Nitrat beramonia :
Kalau

ke

dalam

tabung

yang

bersih

dimasukkan

cc

asam

formiat dan diberi beberapa tetes larutan perak ammoniakal


dan dikocok samapi homogen, kemudian panaskan dalam penangas
air sampai suhunya sekitar 700 C, maka bila tabung betul-

betul bersih akan terjadi cermin perak yang menempel pada


dinding tabung.
Reduksi ini tak berlaku untuk : asam asetat, citrat, oksalat
dan tartrat.
ASAM ACETAT :
Pembentukan Ester :
Ke dalam 1 cc etanol ditambahkan beberapa cc asam asetat dan
2 cc asam sulfat pekat, kemudian panaskan dalam penangas air
selama 1 menit dan tabung reaksi ditutup dengan gabus.
Setelah

pemanasan

selesai

didinginkan

dan

perhatikan

bau

dari etil asetat yang terjadi.


Reaksi dengan Ferri Khlorida :
Ambillah 2 cc asam asetat dan berilah larutan amonia samapi
alkali (cek dengan kertas lakmus).
Ke dalam tabung reaksi tersebut tambahkan pecahan porselin
dan kemudian panaskan sampai timbul bau amonia, sekitar 2
menit.
Dinginkan

larutan

tersebut,

kemudian

tambahkan

beberapa

tetes larutan FeCl3 netral sampai warna larutan merah.


Bila larutan ini dipanaskan akan terbentuk endapan merah
kecoklatan dari garam ferri asetat.
Reaksi ini juga diberikan oleh asam-asam lainnya.

Reaksi dengan Perak Nitrat :


Teteskan

larutan

AgNO3

ke

dalam

larutan

asam

asetat,

larutan

asam

asetat,

kemudian amati endapan yang terjadi.


Reaksi dengan Mercuri Nitrat :
Teteskan

larutan

HgNO3

ke

dalam

kemudian amati endapan yang terjadi.


ASAM OKSALAT
Test dengan Asam Sulfat (dekomposisi oleh asam sulfat) :
Ke dalam 2 cc asam oksalat ditambahkan 1 cc H2SO4 pekat,
lalu campur dengan baik. Kemudian panaskan, maka akan timbul
gas CO dan CO2. Untuk mengetahui gas CO2, alirkan gas ini ke
larutan air kapur (kalsium hidroksida), akan terjadi endapan
putih keruh.
Test ini juga berlaku untuk :asam tartrat, asam sitrat dan
asam laktat.
Reduksi terhadap Asam Permanganat :
Tambahkan

beberapa

cc

asam

sulfat

encer

ke

dalam

cc

larutan asam oksalat, kemudian panaskan pelan-pelan samapi


suhunya sekitar 700C. setelah dipanaskan, tambahkan tetes
demi tetes larutan KmnO4, amati perubahan warnanya.
Pembentukan Kalsium Oksalat (kalsium chlorida test):
Netralkan 2 cc asam oksalat dengan NaOH, lalu ke dalam 1 cc
larutan

asam

oksalat

netral

ini

tambahkan

larutan

CaCl2

samapai terjadi endapan putih dari kalsium oksalat yang tak


larut dalam asam asetat tetapi larut dalam asam HCl encer.
Kelarutannya dalam larutan NaOH :
Larutkan 1 cc asam oksalat ke dalam 5 cc larutan NaOH 10%.
Amati reaksi yang terjadi pada keadaan dingin dan bagaimana
kelarutannya.
Reaksi Dengan perak nitrat :
Teteskan larutan AgNO3 ke dalam larutan oksalat, kemudian
amati endapan yang terjadi.
Reaksi dengan Barium Hidroksida :
Teteskan Ba(OH)2 ke dalam larutan oksalat, kemudian amati
perubahan yang terjadi.
Reaksi dengan Kalsium Hidroksida :
Teteskan Ca (OH)2 ke dalam larutan oksalat, kemudian amati
perubahan yang terjadi.

Reaksi dengan Plumbum Asetat :


Teteskan larutan Pb asetat ke dalam larutan oksalat.
ASAM TARTRAT :
Reproduksi
Ke

dalam

terhadap larutan Perak Nitrat ammoniakal :


tabung

reaksi

yang

bersih

masukkan

cc

asam

tartrat yang telah dinetralkan dengan ammonium hidroksida.

Kemudian

tambahkan

cc

larutan

perak

ammoniakal,

dan

panaskan dalam penangas air beberapa menit sampai terbentuk


cermin perak.
Pembentukan senyawa kompleks dari Tembaga :
Ke

dalam

tabung

dimasukkan

cc

asam

tertrat,

kemudoan

larutan NaOH 10% kurang lebih 2 cc. selanjutnya tambahkan ke


dalamnya

larutan

CuSO4,

perhatikan

warna

larutan

yang

terjadi.
Pembentukan Kalsium Tartrat :
Ke dalam 2 cc asam tartrat yang telah dinetralkan dengan
larutan

ammonium

hidroksida,

ditambahkan

larutan

kalsium

khlorida sampai terbentuk endapan putih dari kalsium tartrat


dalam keadaan dingin. Endapan akan larut dalam larutan KOH
yang dingin, akan diendapkan lagi dengan dipanaskan lagi.
Reaksi dengan Perak Nitrat :
Teteskan lar. AgNO3 ke dalam larutan tartrat, kemudian amati
perubahan yang terjadi.
Reaksi dengan Kalsium :
Teteskan

larutan

garam

kalsium

ke

dalam

larutan

tartrat

pekat, bila perlu tambahkan sedikit etanol. Amati endapan


yang terjadi.
Reaksi dengan Kalium Khlorida :
Tambahkan

larutan

KCl

perubahan yang terjadi.

ke

dalam

larutan

tartrat,

amati

ASAM SITRAT :
Pembentukan Kalsium Sitrat :
Netralkan

cc

asam

sitrat

dengan

ammonium

hidroksida,

kemudian tambahkan larutan kalsium khlorida. Pada pemanasan


akan terjadi endapan putih dari kalsium sitrat tetapi bila
larutan didinginkan akan melarut lagi.

PERCOBAAN VIII
IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON

MAKSUD PERCOBAAN : Mengenal reaksi identifikasi dari aldehid


dan keton.
TEORI :
1. ALDEHID
Aldehid

adalah

suatu

senyawa

yang

mengandung

gugus

karbonil, dua rantai atom C yang lain mengikat satu alkil dan
satu atom H. untuk formaldehid, gugus karbonil mengikat 2 atom
H dan tidak mempunyai gugus alkil yang tersubtitusi.
Sifat-sifat kimia :
Aldehid

bila

dioksidasi

akan

menghasilkan

asam

karboksilat, bila direduksi menghasilkan alkohol primer.


2. KETON
Keton

mengandung

gugus

karbonil,

dua

rantai

atom

mengikat gugus alkil.


Sifat-sifat kimia :
Keton

dapat

dioksidasi

tetapi

dengan

oksidator

kuat

menjadi asam karboksilat. Bila rantai atom Cnya panjang, maka


pada gugus karbonil akan pecah bila dioksidasi. Keton bila
direduksi akan membentuk alkohol sekunder.
BAHAN : Asetaldehid, larutan perak amoniakal, reagen fehling,
larutan

NaOH

lar.KI

10%,

10%,

formaldehid,

larutan

NaOCl2,

lar.khloral
aceton,

hidrat,

lar.sodium

nitroprusid,

asam

asetat,

larutan

NaHSO2

pekat,

lar.HgCl2, lar. KOH alkoholis, lar.amonium sulfida.


ALAT-ALAT : tabung reaksi 15 buah dan rak tabung reaksi.
CARA KERJA :
Reaksi Identifikasi Aldehid :
ASETALDEHID :
Reduksi dari perak ammoniaksi :
Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan
beberapa

cc

amoniakal,

asetaldehid
kemudian

dan

beberapa

digojog

dan

tetes

tabung

larutan

reaksi

perak

tersebut

dipanaskan dalam penangas air sampai suhunya sekitar 700C. bila


tabung reaksi bersih dan kering akan terjadi cermin perak pada
dinding

tabung

reaksi.

Apabila

tabung

reaksi

tidak

cc

bersih

betul, akan terkadi endapan hitam halus.


Reduksi dari larutan Fehling :
Ke

dalam

tabung

reaksi

masukkan

larutan

Asetaldehid dan tambahkan reagen Fehling (Fehling A + Fehling


B, dalam volume yang sama) beberapa tetes. Kemudian panaskan
dalam penangas air beberapa menit, maka akan terjadi endapan
merah kuning dari CuO.
Pendamaran (Pembentukan Resin)
Ke

dalam

tabung

reaksi

tambahkan

Asetaldehid

dan

NaOH

10%, kemudian panaskan, maka akan terjadi endapan amorf dari


resin yang berwarna kuning coklat, baunya seperti buah apel
yang busuk. Formaldehid tak dapat memberikan reaksi ini.

Reaksi Yodoform :
Ke

dalam

tabung

reaksi

masukkan

cc

larutan

asetaldehid, kemudian tambahkan 3 cc larutan KI 10% dan 10


% cc larutan sodium hipokhlorit (NaOCl) atau larutan CaOCl2,
maka akan terjadi Yodoform yang dapat dikenal dari baunya dan
kristalnya berwarna kuning.

KHLORAL HIDRAT :
Reduksi dari Perak Ammoniakal :
Percobaannya sama seperti pada asetaldehid.
Reduksi dari reagen fehling :
Percobaannya sama seperti asetaldehid.
Pembentukan khloroform :
Ke dalam tabung reaksi masukkan 1cc larutan khloral
hidrat dan tambahkan larutan NaOH 10% 5cc, maka akan tejadi
khloroform, kemudian dinginkan. Larutan akan memisah, lapisan
sebelah bawah adalah khloroform.
Reaksi Identifikasi Keton :
ASETON :
Reaksi yodoform :
Masukkan

0,5

cc

aseton

ke

dalam

tabung

reaksi,

tambahkan 3cc KI 10% dan 10 cc sodium hipo khlorit (yang


baru dibuat) atau CaOCl2, campurkan dengan baik, amati reaksi
kimia yang akan terjadi.

Reaksi warna dari Nitropruside :


Masukkan
tambahkan

0,5
cc

cc

aseton

larutan

ke

dalam

sodium

tabung

nitropruside

reaksi
(yang

dan
baru

dibuat). Kemudian tambahkan NaOH encer sampai berlebih, maka


akan timbul warna merah. Warna tersebut akan makin jelas bila
diasamkan dengan asam asetat.
Adisi dari Natrium Bisulfit (NaHSO3) :
Dalam tabung reaksi campurkan 1 cc aseton dengan 0,5
cc larutan NaHSO3 yang pekat maka akan terjadi endapan putih.
Kemudian campuran tersebut dipanaskan, lalu dinginkan samapi
menjadi padat.
Reaksi Oksidasi Air Raksa :
Masukkan larutan Merkuri Khlorida (HgCl2) ke dalam tabung
reaksi

dan

tambahkan

larutan

KOH

alkoholis

sampai

basis

sekali. Lalu larutan ini dikocok dengan larutan aseton, maka


sebagian merkuri oksida akan larut dan terjadi tri merkuri
diaseton
filtratnya

hidrat

(HC-H12-O5-Hg3).

tambahkan

terjadi endapan hitam.

larutan

Saringlah,

amonium

dan

sulfida,

ke
maka

dalam
akan

PERCOBAAN IX
IDENTIFIKASI ALKOHOL

TEORI :
MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan reaksi identifikasi alkohol
Alkohol termasuk derivatif hidrokarbon jenuh yang mana
satu atom H diganti dengan gugus hidroksil atau derivatif dari
air yang mana satu atom H diganti dengan gugus alkil.
Berupa cairan tak berwarna, suku pertama samapi ke tiga yaitu
metil,

etil

dan

perbandingan.

propil

Sedangkan

larut

suku

ke

dalam
empat

air

ke

dalam

atas

semua

makin

sukar

larut dalam air, tetapi mudah larut dalam hidrokarbon jenuh,


yang jumlah atom C nya sama.
Tergantung letak gugus OH yang terikat dalam rantai atom C,
maka alkohol dibagi menjadi, : alkohol primer, sekunder dan
tersier. Bila dilihat banyaknya ikatan rangkap dalam atom C,
maka ada alkohol tidak jenuh, contoh : alkil alkohol.
Juga

jumlah

menghasilkan

gugus

OH

yang

poli-hidroksil,

terikat
contoh

dalam

atom

dihidroksil

akan

(etilan

glikol), tri hidroksil (gliserol), hexa hidroksil (manitol).


Disamping itu ada rantai atom C yang melingkar yaitu siklo
paeafin, contoh : siklo heksanol dan penil group, contoh :
bensil alkohol.
Glikol

dan

gliserol

yang

murni

mempunyai

viskositas

yang

besar, sangat higroskopis, menyerap air dari udara dan tak


berbau, tetapi alkohol lainnya berbau halus.

Sifat-sifat kimia alkohol :


Alkohol bila direaksikan dengan logam Na atau K akan terbentuk
gas hidrogen.
Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid, bila dioksidasikan
lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat.
Dengan asam organik dapat membentuk ester.
Reaksi kimia dari alkohol :
1. ETANOL
a. Menunjukkan adanya air
Masukkan 5 cc alkohol 50% ke dalam tabung reaksi yang
bersih dan kering, kemudian kristal tembaga sulfat yang
bebas

air

Kristal

(doidapat

dengan

memanaskan

serbuk

tembaga sulfat dalam krus porselin sampai warnanya dari


biru menjadi putih).
Setelah beberapa saat Kristal tembaga sulfat akan berubah
warnanya menjadi biru, karena menterap atau mengikat air
dari etanol tersebut.
b. Esterifikasi alcohol (tes etil asetat)
Ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 cc etanol
dimasukkan beberapa tetes asam asetat.
Kemudian tambahkan pula asam sulfat pekat 2 cc, lalu
panaskan

dalam

pemanas

air

selama

menit,

sambil

tabung reaksi ditutup dengan kapas atau gabus.


Setelah pemanasan selesai, dinginkan maka akan terjadi
etil asetat yang dapat dikenal dari baunya yang enak.
Buat blangko tanpa asetat, bandingkan baunya.

c. Tes Yodoform
Ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 0,5 cc etanol
ditambahkan 3 cc KI 10% dan 10 cc larutan NaOCL atau
CaOCl2. Diamkan beberapa saat sampai terbentuk Kristal
halus dari CHI3 yang berwarna kuning, panaskan 400 C
(kalau perlu). Selain itu Yodoform dapat dikenal dari
baunya. Reaksi ini tidak dapat terjadi pada methanol dan
propanol 1, tetapi dapat terjadi pula pada aseton dan
propanol 2.
d. Oksidasi etanol
Larutan

kalium

dikhromat

sebanyak

cc

dimasukkan

ke

dalam tabung reaksi dan ditambahkan pula 4 tetes asam


sulfat pekat dan 2 tetes etanol. Kemudian panaskan secara
pelan-pelan,

amati

terjadinya

perubahan

warna

menjadi

hijau.
2. GLISEROL
a. Acrolein test
Panaskan
serbuk

campuran
halus

dilakukan

di

antara

0,5

cc

gliserol

KHSO4

dalam

tabung

dalam

almari

asam,

dan

reaksi.
maka

akan

gram

Pemanasan
terjadi

acrolein (CH2CHCHO) yang dapat dikenal dari baunya yang


tajam dan merangsang.
b. Pembentukan senyawa kompleks dengan tembaga
Ambillah 2 buah tabung reaksi, tabung yang satu diisi
air, dan tabung yang satunya lagi diisi gliserol encer
2 cc.

Kemudian

ke

dalam

masing-masing

tabung

tersebut

dimasukkan larutan tembaga sulfat dan larutan NaOH 5 N.


Akan terjadi larutan berwarna biru tua dari Cupri Natrium
Gliserol, bandingkan perubahan pada kedua tabung tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

SII

0019-79

Mutu

dan

Cara

Uji

Kulit

Sol

Sapi,

Depperind Jakarta.
Anonim, SII 0517-81 Mutu dan Cara Uji Kulit Kerbau Samak
Kombinasi Krom Nabati, Depperind, Jakarta.
Anonim, SII 0638-82 Cara Uji Kadar Minyak atau Lemak dalam
Kulit Tersamak, Depperind, Jakarta.
Vogel,

A.I.,

Chemistry,

1961,

Text-Book

Spattiswoode,

Of

Practical

Bellantine

and

Co.

Organic
Ltd.,

London.
Fieser, L. and Fieser, M., 1956, Organic Chemistry, Reinhold
Publishing Corporation, New York.
Perry, R.H., 1977, Chemioal Engineers Hand Book, 6 ed., Mc
Graw Hill International Editions.
Brewsten,

R.Q.

and

Ewen,

W.E.,

1962,

Organic

Chemistry,

Prentice-Hall, Ich, Englewood Cliffs, New York.

LAMPIRAN

PERCOBAAN

: I

MAKSUD PERCOBAAN

: Menentukan titik didih zat organik

HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

Titik didih :

Suhu,

Volume,

cc

Asam asetat

= 118

Aseton

= 56,5

Alkohol

t1=

t2=
0

C
C

t3=
5

t4=

10

t5=
15

t=
20

25

Suhu terbaca = t = rerata dari t1 sampai t


N

= .........

tr

= .........0C

Harga SC

= ..........

Harga titik didih dari perhitungan = ........ 0C


Selisih dengan harga titik didih dari pustaka = ...... 0C

Asisten Pembimbing,

PERCOBAAN

: II

MAKSUD PERCOBAAN

: Pembuatan asam formiat

HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

Berat gelas arloji + sampel

gram

Berat gelas arloji

gram

Berat asam oksalat

gram

Lama pemanasan

menit

Volume asam formiat

cc

Menghitung berat asam oksalat

Asisten Pembimbing,

PERCOBAAN

: III

MAKSUD PERCOBAAN

: Analisis kuantitatif lemak

HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

A. Menghitung berat sampel


Berat gelas arloji + sampel=

gram

Berat gelas arloji

gram

Berat sampel

gram

B. Menghitung berat lemak


Berat labu didih + batu didih + lemak =

gram

Berat labu + batu didih

gram

Berat lemak

gram

Asisten Pembimbing,

PERCOBAAN

: IV

MAKSUD PERCOBAAN

: Analisis kuantitatif protein

HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

A. Menghitung berat sampel


Berat gelas arloji + sampel=

gram

Berat gelas arloji

gram

Berat sampel

gram

B. Titrasi sampel dengan larutan NaOH 1 N


Volume NaOH 1 N

cc

Titrasi larutan blangko dengan larutan NaOH 1 N


Volume NaOH 1 N

cc

Asisten Pembimbing,

PERCOBAAN

: V

MAKSUD PERCOBAAN

: Mengenal reaksi identifikasi lemak dan


protein

HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

NO.

PERCOBAAN

A.
1.

LEMAK
Penyiapan larutan sabun
Minyak 10 cc + 1,5 g NaOH +
25 cc alcohol, didihkan 15
menit
Lar. Sabun + air, amati,
uapkan, dinginkan, + 75 cc
air panas, panaskan
Garam-garam Ca, Mg dan Pb
dari asam-asam lemak
lar. Sabun 10 cc + as.asetat
sampai asam, lar. dibagi 3 :
+ lar. CaCl2
+ lar. MgSO4
+ lar. Pb. asetat
Pembentukan asam minyak
LAR. Sabun 10 cc + HCl pekat
sampai asam, kocok, diamkan,
kocok lagi, diamkan, amati
Sifat emulsi dari sabun
Minyak 5 tetes + 10 cc air,
kocok, diamkan
Minyak 5 tetes + 10 cc air +
2
cc
lar.
Sabun,
kocok,
diamkan, amati sifat emulsi
Sifat ketidakjenuhan minyak
Minyak 1 cc, larutkan dalam 5
cc chloroform, ambil 2 cc
lar. Tsb. + 5 tets brom
PROTEIN
Penyiapan larutan sampel
Sampel 10 cc + 50 cc air,
kocok
Tes biuret
Lar. Sampel 2 cc + 2 cc NaOH
10%, kocok + 10 tetes CuSO4
0,1 M, kocok

a.

b.

2.

3.

B.

1.

PENGAMATAN

REAKSI KIMIA

NO.

PERCOBAAN

2.

Reaksi Xanthoprotein
Lar. Sampel 2 cc + 2 cc HNO3
pekat, panaskan

3.

Reaksi Ninhidrin
Lar. Sampel 2 cc + 2 cc lar.
ninhidrin, panaskan

4.

Pengendapan
protein
dengan
garam-garam
Lar. Sampel + asam asetat 0,1
M sampai asam + lar. ZnSO4
Analog di atas. Lar. ZnSO4
diganti larutan Pb. Asetat
Analog di atas, lar. ZnSO4
diganti larutan K2Cr2O7
Analog di atas, lar. ZnSO4
diganti larutan FeCl3

a.
b.
c.
d.

PENGAMATAN

REAKSI KIMIA

Asisten Pembimbing,

PERCOBAAN

: VI

MAKSUD PERCOBAAN

: IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

NO.

PERCOBAAN

A.

2.
3.

PEMBENTUKAN
OZAZON
DARI
GLUKOSA DAN LAKTOSA
Glukosa
2
cc
+
2
cc
phenilhidrasin,
panaskan
dalam
penangas
air
yang
mendidih 10-15 menit sampai
terbentuk
Kristal
warna
kuning ozazon
Glukosa diganti laktosa
Glukosa diganti amilum

B.

REDUKSI LAR. PERAK AMONIAKAL

1.

Lar. AgNO3 + 5 tetes larutan


NaOH + tetes demi tetes lar.
ammonia, sampai endapan larut
lar. Perak amoniakal 10
tetes lar. Glukosa & panaskan
Glukosa diganti sukrosa
Glukosa diganti amilum

1.

2.
3.
C.
1.

2.
3.
4.

5.

MEREDUKSI LARUTAN FEHLING


Lar. Fehling A 1 cc + 1 cc
lar. Fehling B+ 10 tetes lar.
glukosa,
panaskan
dalam
penangas air
Glukosa diganti sukrosa
Glukosa diganti amilum
Asam sulfat 5 N 1,5 cc +
3 cc lar. Sukrosa, panaskan
5 menit, dinginkan dan
netralkan dengan lar. NaOH
tes dengan lar. Fehling
Sukrosa diganti amilum

PENGAMATAN

REAKSI KIMIA

NO.

PERCOBAAN

D.

PEMBENTUKAN LARUTAN BENEDICT

1.

Lar. Benedict 5 cc + 10 tetes


lar. glukosa, didihkan 2
menit, diamkan mendingin
Cuplikan
glukosa
diganti
sukrosa, caranya idem di atas
Cuplikan
glukosa
diganti
amilum, caranya idem dia atas
Lar. Sukrosa + 1,5 cc lar.
H2SO4 5N, panaskan 5 menit
dinginkan
dan
netralkan
dengan lar. NaOH, tes dengan
larutan benedict

2.
3.
4.

PENGAMATAN

REAKSI KIMIA

Asisten Pembimbing,

PERCOBAAN

: VII

MAKSUD PERCOBAAN

Mengenal

reaksi

identifikasi

asam

karboksilat
HARI/TGL/JAM

KELOMPOK

NO.

PERCOBAAN

A.
1.
a.

ASAM FORMIAT
Mercuri khlorida tes
Asam formiat 1 cc + 1 cc asam
sulfat 5 N + 5 tetes KMnO4
encer, dipanaskan
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam asetat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam oksalat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asan sitrat

b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.

b.
c.
d.
e.

Reduksi asam permangat


Asam formiat 1 cc + 1 cc asam
sulfat 5 N + 5 tetes KMnO4
encer, panaskan
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam asetat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam oksalat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam sitrat
Reduksi
perak
nitrat
beramonia :
Asam formiat 1 cc + 10 tetes
larutan perak amoniakal, di
kocok
samapai
homogeny,
panaskan
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam asetat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam oksalat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam sitrat
Analog
di
atas,
cuplikan
diganti asam tartrat

PENGAMATAN

REAKSI KIMIA

NO.

PERCOBAAN

D.

PEMBENTUKAN LARUTAN BENEDICT

1.

Lar. Benedict 5 cc + 10 tetes


lar. glukosa, didihkan 2
menit, diamkan mendingin
Cuplikan
glukosa
diganti
sukrosa, caranya idem di atas
Cuplikan
glukosa
diganti
amilum, caranya idem dia atas
Lar. Sukrosa + 1,5 cc lar.
H2SO4 5N, panaskan 5 menit
dinginkan
dan
netralkan
dengan lar. NaOH, tes dengan
larutan benedict

2.
3.
4.

PENGAMATAN

REAKSI KIMIA

Asisten Pembimbing,

Anda mungkin juga menyukai