Makalah Evaluasi Kurikulum
Makalah Evaluasi Kurikulum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara
keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum)
maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya
kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait.
Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu
tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum. Evaluasi kurikulum sendiri
berisikan hakekat evaluasi kurikulum, dimensi evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip
evaluasi kurikulum, fungsi, dan prosedur evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari
berbagai kriteria, evaluasi kurikulum juga suatu kebijakan publik, dimana dibanyak
negara keberadaan evaluasi didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum
terbuka untuk dievaluasi. Agar kurikulum yang baik dapat tercapai, harus
diimplementasikan dengan baik, kreatif, dan inovatif. Untuk dapat mengetahui tingkat
tersebut harus melewati satu tahap yang dinamakan evaluasi kurikulum. Kata-kata yang
kami ambil daru buku Prof. DR. S. HAMID HASAN adalah evaluasi kurikulum tanpa
kurikulum tidak punya arti sebaliknya kurikulum tanpa evaluasi tidak akan mendapatkan
hasil maksimal, baik dalam proses konstruksi kurikulum maupun dalam proses
pelaksanaan kurikulum. Maka dari itu, kelompok kami akan menjabarkan materi dari
evaluasi kurikulum disertai dengan studi kasus yang diangkat dari permasalahan evaluasi
kurikulum yang ada di Indonesia terutama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian evaluasi kurikulum
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi
keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini berarti
bahwa evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan
perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Sedangkan evaluasi merupakan
bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan
kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Evaluasi
yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase
pengembangan ini dengan efektif dan bermakana. Dari hasil-hasil evaluasi ini lah pihak
pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang
baru tersebut terlanjur disebarluaskan secara nasional. Menurut Hamid Hasan (1988:13)
evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan. Jadi dengan demikian, evaluasi kurikulum adalah suatu proses
evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang
lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam
bentuk pembelajaran.
Subjektif
2. Kriteria
-
Internal (program)
3. Objek penilaian
-
Fisibilitas dengan kondisi dan situasi di mana program itu akan dilaksanakan
3. OUTPUT (KELUARAN-HASIL)
secara keseuruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal
curriculum) maupun lingkup mikro (actual curricuum) dalam bentuk pembelajaran.
Dimensi evaluasi kurikulum mencakup dimensi program (tujuan, isi kurikulum
dan pedoman kurikulum) dan dimensi pelaksanaan (input, proses, output dan dampak).
1. Dimensi Program
a.
b. Isi Kurikulum (Struktur, Komposisi, Jumlah mata pelajaran, alokasi waktu) yang terdiri
dari : Kesesuaian dengan tujuan, scope dan sequence, sifat isi, esensi, kesinambungan,
organisasi, keseimbangan, dan kegunaan.
c.
2. Dimensi Pelaksanaan
a) Komponen Masukan
b) Komponen Proses
Interaksi unsur-unsur masukan untuk mencapai tujuan :
Peserta Peserta
Peserta Pengajar/pelatih
Peserta Lingkungan
Pengajar Pengajar
c) Komponen Keluaran
Komponen keluaran ini nantinya akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku
(kompetensi) setelah mengalami proses : pengetahuan, sikap/nilai, dan keterampilan.
d) Komponen Dampak
Dampak yang akan dirasakan oleh peserta didik di masyarakat /tempat kerja yaitu :
Kemandirian, kemampuan intelektual, kemampuan social, moral, etos kerja, dsb.
F. Prinsip-prinsip Evaluasi
Tujuan evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa ketercapaian tujuan
pendidikan
keterpaduan atau
perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa
atau peserta didik.
5. Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah,
dan lainnya.
Yang harus diperhatikan agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya:
1. Dirancang secara jelas abilitas
2. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar.
3. Agar hasil penilaian obyektif, menggunakan penilaian yang komprehensif.
4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
5. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian (grading)
6. Penilaian harus bersifat komparabel.
7. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya bagi siswa dan juga guru.
Secara sederhana dalam penggambaran prinsip-prinsip evaluasi menyangkut
beberapa hal yang mesti diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Kejelasan Tujuan adalah Menjabarkan segala proses dan hasil pembelajaran yang dicapai
b. Realistik dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi kondisi dan kemampuan para siswa
c.
d. Operasional adalah merumuskan secara spesifik dan terperinci segala sesuatu yang harus
diukur
e.
Klasifikasi merupakan Jenjang atau tingkatan, jenis pendidikan, daya dukung, dan
geografis
f.
g.
2.
akan disetujui dan pekerjaan evaluasi akan dapat dilaksanakan. Artinya, tidak ada
pekerjaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan proposal tersebut
4. Revisi Proposal
Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna jas
evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut berbagai
kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk melakukan revisi
tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada pengguna jasa evaluasi dan
disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu tidak ada hal yang perlu direvisi
maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak diperlukan.
5. Rekruitmen personalia
Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan ketika
proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen dianggap sudah
terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang, nama serta kualifikasi
harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan nilai lebih pada proposal.
6. Pengurusan persyaratan administrasi
Setiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan berbagai
formalitas administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari pengguna
kurikulum, pimpinan sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari pejabat yang terkait
dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu diperlukan berbagai surat seperti surat
izin melakukan evaluasi, surat permohonan kesediaan menjadi responden, surat identitas
anggota t, dan sebagainya. Keberadaan surat ini sangan penting dan sangat mutlak
diperlukan.
7. Pengorganisasian pelaksanaan
Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang tingkat
kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan jumlah evaluator
yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan semakin banyak evaluator
yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula pekerjaan management yang harus
dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan oleh seorang maka management tidak akan
serumit jika evaluator terdiri dari sebuah tim.
8. Analisis data
Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses
pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan adalah
model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data kuantitatif. Proses
dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model kuatitatif harus dilaksanakan.
9. Penulisan pelaporan
Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan laporan
harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus disesuaikan
dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.
10. Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa
Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam
pembahasan ini jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang memang
tercantum dalam kontrak maka adalah kewajiban evaluator untuk melengkapi laporan
tersebut.
11. Penulisan laporan akhir
Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus dilakukan
evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa.
BAB III
STUDI KASUS
Dalam proses pembelajaran yang kita ketahui bersama bahwa syarat dalam
menjalankan proses belajar mengajar harus disertai dengan perencanaan tertulis atau
biasa disebut kurikulum, dan dalam makalah ini kami akan mencoba untuk membahas
mengenai permasalahan yang terjadi pada evaluasi kurikulum dengan membandingkan
KBK ( kurikulum berbasis kompetensi) dan KTSP ( kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Sebelum masuk ke studi kasus yang kelompok kami ambil ada beberapa
persamaan dan perbedaan dari kedua kurikulum tersebut yaitu:
1. Persamaan KBK dan KTSP adalah:
A. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang bertujuan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan
bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan
mewujudkan karakter nasional.
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
c)
d) KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang
lebih 20%.
e)
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengam kebutuhan.
Memang dilihat dari perbedaan dan persamaan kedua kurikulum tersebut, KTSP
jauh lebih memahami siswa daripada KBK yang sedikit agak memberatkan siswa dilihat
dari beban belajar siswa. Tapi pada kenyataan KTSP pun masih dirasakan
kekurangannya, diantaranya adalah dalam hal struktur kurikulum, baik di tingkat SD/MI,
SMP/MTs, atau di tingkat SMA/MA. Yang perubahan strukturnya dirasakan banyak
adalah di tingkat SMA/MA. Sementara sosialisasi dan panduan KTSP belum merata.
Apalagi untuk Standar Isi (SK dan KD) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk
Madrasah Aliyah sulit didapat, entah apakah memang DEPAG RI belum mengeluarkan
standar isi tersebut atau sosialisasinya yang belum merata. Keadaan seperti ini
membingungkan sekolah dan guru-guru, sebenarnya mata pelajaran apa saja yang harus
dipelajari anak dalam KTSP. Di satu sisi sekolah dituntut untuk menyusun dan
melaksanakan KTSP, di sisi lain sosialisasi kurikulum baru ini belum merata dan
maksimal, selain itu perangkat untuk menyusun KTSP belum semuanya tersedia, dan
belum didistribusikan ke sekolah-sekolah. Banyak kasus dibeberapa sekolah, ada
beberapa mata pelajaran yang diajarkan tetapi ketika UAS tidak diujikan, begitu juga
sebaliknya. Selain itu format buku raport yang berubah-ubah, hal ini tentu membuat
semakin bingung pihak sekolah dan guru-guru, apa sebenarnya yang diinginkan
pemerintah dengan KTSP ini.
BAB IV
KESIMPULAN
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di evaluasi adalah
efektifitas, relevansi, evisiensi, dan kelaiakan ( feasibillty ) program.
dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi
baik data obyektif maupun data subyektif (judgment data) dalam kegiatan evaluasi.
e. Model CIPP
Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Karakteristik peserta didik,
dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur, dan
mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum pada model ini
dimaksudkan untuk membandinghkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi
program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk menimbulkan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, P. D. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hermawan, A. H. (2009). Kurikulum dan Pebelajaran. Bandung: Jurusan kurtekpen.