Anda di halaman 1dari 26

Andika Jati Nugroho (3)

Bella Syaifillah (7)


Erila Krismayanti (10)
Jhon Phillia Yuliandjaja (18)
Naufa Hanif (23)
Reza Firmansyah (29)
Gitta Primadanti (33)

PENDAHULUAN

Secara ringkas, daur karbon


merupakan salah satu siklus
biogeokimia dimana terjadi pertukaran
/ perpindahan karbon antara bidangbidang biosfer, geosfer, hidrosfer,
dan atmosfer. Kenapa sering
dibarengi dengan oksigen??? hal ini
karena siklus karbon sangat terkait
dengan oksigen, terutama dalam hal
fotosintesis dan respirasi. Sesuai
dengan pengertian tadi, ada empat
tempat keberadaan untuk karbon,
yaitu : Biosfer (di dalam makhluk
hidup), Geosfer
(di dalam bumi),
hidrosfer ( di air), dan atmosfer ( di
udara). Siklus karbon terjadi di
daratan dan perairan. tidak ada
perbedaan yang significant karena
tempat yang berbeda tersebut. Yang
berbeda hanyalah organismenya.

PROSES DALAM SIKLUS KARBON


Secara umum, karbon akan diambil dari udara
oleh organisme fotoautotrof (tumbuhan,
ganggang, dll yang mampu melaksanakan
fotosintesis). organisme tersebut, sebut saja
tumbuhan, akan memproses karbon menjadi
bahan makanan yang disebut karbohidrat,
dengan proses kimia sebagai berikut :
6 CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap
Klorofil) C6H12O6 + 6 O2
Karbondioksida + Air (+Sinar Matahari yg
diserap Klorofil) Glukosa + Oksigen

Hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk


hidup heterotrof sebagai makanan plus oksigen untuk
bernafas. Ngga peduli makhluk herbivora, carnivora,
atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan
dalam karbohidrat adalah tumbuhan. Karbon di dalam
sistem respirasi akan dilepas kembali dalam bentuk
CO2 yang nantinya dilepaskan saat pernafasan. Selain
pelepasan CO2 ke udara saat pernafasan, para detrivor
(pembusuk) juga melepaskan CO2 ke udara dalam
proses pembusukan. Manusia juga tidak kalah peran
dalam proses ini. Hasil segala pembakaran, mulai dari
pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar
minyak di dalam kendaraan bermotor, asap pabrik, dan
lain-lain juga melepaskan CO2 ke udara. CO2 di udara
nantinya akan ditangkap oleh tumbuhan lagi dan siklus
mulai dari awal lagi.

Di daratan, proses pengubahan CO2


menjadi karbohidrat dan melepaskan
oksigen dilakukan oleh tumbuhan darat,
sebaliknya, di daerah perairan, peran
ini dimainkan oleh organismeorganisme fotoautotrof perairan seperti
ganggang, fitoplankton, dan lain-lain.
begitupula dengan peran yang
melepaskan CO2 ke udara. Hal itu
dilaksanakan oleh para detrovor dan
organisme heterotrof. Di daratan ada
manusia, kambing, sapi, harimau, dll. di
lautan ada berbagai jenis ikan dan
makhluk-makhluk perairan.

PERMASALAHAN DALAM SIKLUS KARBON

Di udara, konsentrasi karbondioksida sangat kecil


bila dibandingkan dengan oksigen dan nitrogen
(kurang dari 0,04 %). akan tetapi gas ini adalah gas
rumah kaca yang berperan dalam efek rumah kaca.
Penambahan gas ini dapat meningkatkan suhu udara
di bumi. Sekarang ini, populasi tumbuhan semakin
berkurang (banyak hutan rusak dan lain-lain )
sedangkan kedaraan bermotor bertambah banyak.
Jadi kita bisa bayangkan bahwa pelepasan CO2 ke
udara tidak sebanding dengan pengubahannya oleh
tumbuhan menjadi Karbohidrat. ini akan
mempengaruhi keseimbangan atmosfer dan
keseimbangan ekosistem di bumi.

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon


dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer
Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon
yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang
dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut
adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula
freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut
dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk
bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon
antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi,
dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengadung kolam
aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian
laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang
lambat dengan atmosfer.

Neraca karbon global adalah kesetimbangan


pertukaran karbon (antara yang masuk dan
keluar) antar reservoir karbon atau antara
satu putaran (loop) spesifik siklus karbon
(misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca
karbon dari sebuah kolam atau reservoir
dapat memberikan informasi tentang apakah
kolam atau reservoir berfungsi sebagai
sumber (source) atau lubuk (sink) karbon
dioksida.

KARBON DI ATMOSFER

Bagian terbesar dari karbon yang berada


di atmosfer Bumi adalah gas karbon
dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini
merupakan bagian yang sangat kecil dari
seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya
sekitar 0,04% dalam basis molar,
meskipun sedang mengalami kenaikan),
namun ia memiliki peran yang penting
dalam menyokong kehidupan. Gas-gas
lain yang mengandung karbon di atmosfer
adalah metan dan kloroflorokarbon atau
CFC (CFC ini merupakan gas artifisial
atau buatan). Gas-gas tersebut adalah
gas rumah kaca yang konsentrasinya di
atmosfer telah bertambah dalam dekade
terakhir ini, dan berperan dalam
pemanasan global.

KARBON DIAMBIL DARI ATMOSFER DENGAN


BERBAGAI CARA:

- Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan


fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer.
Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada
hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau
hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang
cepat.
- Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi
lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut.
Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa
oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di
permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau
interior laut (lihat bagian solubility pump).

- Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan


produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan
yang mengandung karbon, beberapa organisme juga
membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh
lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran
karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).

- Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses


sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke
dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer.
Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto
terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang
terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai
untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang
sebaliknya (reverse reaction).

KARBON DAPAT KEMBALI KE ATMOSFER


DENGAN BERBAGAI CARA PULA, YAITU:

- Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan


dan binatang. Hal ini merupakan reaksi
eksotermik dan termasuk juga di dalamnya
penguraian glukosa (atau molekul organik
lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
- Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan.
Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa
karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati
dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida
jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika
tidak tersedia oksigen.

- Melalui pembakaran material organik yang


mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan
karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap).
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk
dari industri perminyakan (petroleum), dan gas alam akan
melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan
tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan
penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di
atmosfer.
- Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur
atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan
cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang
akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah
yang banyak.

- Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat,


karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
- Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan
melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut
termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang.
Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer
secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon
dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan
silikat; Kedua proses kimia ini yang saling
berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan
yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh
terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam
skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.

KARBON DI BIOSFER

Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian
yang penting dalam kehidupan di Bumi. Ia memiliki peran yang penting
dalam struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Dan
kehidupan memiliki peranan yang penting dalam siklus karbon:
- Autotrof adalah organisme yang menghasilkan senyawa organiknya
sendiri dengan menggunakan karbon dioksida yang berasal dari udara
dan air di sekitar tempat mereka hidup. Untuk menghasilkan senyawa
organik tersebut mereka membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir
sebagian besar autotrof menggunakan radiasi matahari untuk
memenuhi kebutuhan energi tersebut, dan proses produksi ini disebut
sebagai fotosintesis. Sebagian kecil autotroph memanfaatkan sumber
energi kimia, dan disebut kemosintesis. Autotroph yang terpenting
dalam siklus karbon adalah pohon-pohonan di hutan dan daratan dan
fitoplankton di laut. Fotosintesis memiliki reaksi 6CO2 + 6H2O
C6H12O6 + 6O2

- Karbon dipindahkan di
dalam biosfer sebagai
makanan heterotrop
pada organisme lain
atau bagiannya (seperti
buah-buahan). Termasuk
di dalamnya
pemanfaatan material
organik yang mati
(detritus) oleh jamur dan
bakteri untuk fermentasi
atau penguraian.

Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan


atau respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi,
yang melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya
dengan reaksi C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O. Pada keadaan
tanpa oksigen, respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang
melepaskan metan ke lingkungan sekitarnya yang akhirnya
berpindah ke atmosfer atau hidrosfer.
Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang
digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat
juga memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang
banyak.
Karbon juga dapat berpindah dari bisofer ketika bahan organik
yang mati menyatu dengan geosfer (seperti gambut). Cangkang
binatang dari kalsium karbonat yang menjadi batu gamping
melalui proses sedimentasi.

Sisanya, yaitu siklus karbon di laut dalam, masih dipelajari.


Sebagai contoh, penemuan terbaru bahwa rumah larvacean
mucus (biasa dikenal sebagai "sinkers") dibuat dalam jumlah
besar yang mana mampu membawa banyak karbon ke laut
dalam seperti yang terdeteksi oleh perangkap sedimen. Karena
ukuran dan kompisisinya, rumah ini jarang terbawa dalam
perangkap sedimen, sehingga sebagian besar analisis biokimia
melakukan kesalahan dengan mengabaikannya.
Penyimpanan karbon di biosfer dipengaruhi oleh sejumlah proses
dalam skala waktu yang berbeda: sementara produktivitas primer
netto mengikuti siklus harian dan musiman, karbon dapat
disimpan hingga beberapa ratus tahun dalam pohon dan hingga
ribuan tahun dalam tanah. Perubahan jangka panjang pada
kolam karbon (misalnya melalui de- atau afforestation) atau
melalui perubahan temperatur yang berhubungan dengan
respirasi tanah) akan secara langsung memengaruhi pemanasan
global.

KARBON DI LAUT

Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian


besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa
karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah
penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi
penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai
sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling
dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling,
karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling
karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2
memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan
kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan
adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol
perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 H+ + HCO3

Unsur C (karbon) diserap tumbuhan dalam


bentuk CO2 . Tumbuhan tidak dapat
menyerapnya dalam bentuk gula atau zat
tepung. Sebaliknya, hewan hanya dapat
memanfaatkan karbon dalam bentuk
persenyawaan organik. Unsur C dan O
selalu terlibat dalam proses respirasi dan
fotosintesis, yaitu dalam bentuk CO2 dan O2
. Oleh karena itu, membahas daur karbon
pada dasarnya juga melibatkan pembahasan
daur oksigen.

GAMBAR SIKLUS KARBON

Daur karbon ini diawali oleh penyerapan CO2 oleh tumbuhan,


dan dijadikan persenyawaan organik, seperti glukosa, melalui
proses fotosintesis. Selanjutnya, glukosa disusun menjadi
amilum, kemudian amilum diubah menjadi senyawa organik
lainnya seperti, lemak, protein, dan vitamin. Pada proses
pernafasan tumbuhan, dihasilkan lagi CO2. Dengan demikian,
daur karbon terpendek terjadi pada tumbuhan-lingkungantumbuhan. Demikian pula daur oksigen.
Hewan mendapatkan karbon setelah memakan tumbuhan baik
secara langsung maupun tak langsung. Tubuh hewan dan
tumbuhan yang mati diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan
mineral oleh makhluk hidup pengurai. Karbon dioksida yang
terbentuk dilepaskan ke udara. Demikian seterusnya daur karbon
ini berlangsung. Daur karbon ini merupakan daur karbon
terpanjang yang berlangsung melalui tumbuhan-hewan-penguraikarbon dioksida di udaratumbuhan.

Dalam ekosistem normal, terjadi keseimbangan


antara daur karbon dan oksigen. Oksigen diserap
hewan dan tumbuhan untuk respirasi dan hasilnya
berupa karbon dioksida akan dilepaskan ke udara.
Karbon dioksida ini digunakan oleh tumbuhan untuk
fotosintesis.
Keberlimpahan karbon ini, bersamaan dengan
keanekaragaman senyawa organik dan
kemampuannya membentuk polimer membuat
karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan.
Unsur ini adalah unsur yang paling stabil diantara
unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan
dalam mengukur satuan massa atom.

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk


senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang
terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan.
Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi
seluler berkebalikan dengan persamaan di atas.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain
akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi
kimia.

OKSIGEN

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam


sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O
dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan
hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi
oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu
senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen
merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan massa dan unsur paling
melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik
mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat


pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat,
dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula
senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang,
gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2
dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang,
dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan
pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk
hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob,
yang merupakan bentuk kehidupan paling
dominan pada masa-masa awal evolusi
kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada
atomsfer sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.
Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon
(O3). Lapisan ozon pada atomsfer membantu
melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun
pada permukaan bumi ia adalah polutan yang
merupakan produk samping dari asbut.

Anda mungkin juga menyukai