Anda di halaman 1dari 16

FEBRIANA VENITA BANJARNAHOR

10 092
KELOMPOK 7

PPDGJ

I
(1973
-1983)
o
the
International Classification of Diseases 8 (WHO 1965) dg sistem numerik : 290
315 o Diagnostic mono axial.
PPDGJ II (1983) o ICD - 9 (WHO 1977)
sistem numerik 290 - 319. Konsep
klasifikasi& diagnosis merujuk ke the
Diagnostic And Statistical Manual of
Mental Dissorder 3th (APA 1980) o
Diagnostic multi axial DSM III
PPDGJ III (1993) o ICD-10 (1992)
dengan sistem Alfa Numerik F 00 - F 99.
Diagnostic multi axial - DSM IV

Istilah

yg

digunakan

dlm

PPDGJ

Gangguan Jiwa / Gangguan Mental


Gang.

Jiwa : Sindrom atau pola perilaku,

atau psikologik seseorang yg secara klinik

cukup bermakna & secara khas berkaitan


dg suatu gejala penderitaan (distress)
atau hendaya (impairment/disability) di

dlm satu atau lebih fungsi yg penting dari


manusia.

Disfungsi

yg dimaksud adalah segi

perilaku, psikologik atau biologik &


gangguan itu tdk semata-mata terletak
dlm hubungan antar orang itu dg
masayakat.

Gang.

Kinerja (performance) dlm peran

sosial&pekerjaan

tdk

dipakai

sbg

komponen esensial gangguan jiwa terkait


variasi sos-bud yg luas.
Disability

: keterbatasan kemampuan utk

melakukan

suatu

aktivitas

pd

tingkat

personal, yaitu: kegiatan hidup sehari-hari

yg biasa & diperlukan utk perawatan diri &


kelangsungan hidup (makan, berpakaian,
kebersihan diri, BAB&BAK, dll)

1)Adanya

gejala klinis yg bermakna


berupa : Sindroma atau pola perilaku,
Sindroma atau pola psikologik.
2)Gej.Klinik menimbulkan penderitaan
(Distress) dpt berupa nyeri, tdk
nyaman, tdk tentram, terganggu,
disfungsi organ tubuh, dll.
3)Gej.Klinis menimbulkan disabilitas
dlm aktivitas kehidupan sehari-hari yg
biasa&diperlukan utk perawatan diri &
kelangsungan hidup.

Pendekatan

Ateoretik : Tdk mengacu pd

teori tertentu berkaitan dg etiologik/proses


patofisiologi, kecuali utk gangguan-2 yg sdh
jelas&disepakati penyebabnya.
Tdk

menggap bahwa setiap gang.jiwa adalah

suatu kesatuan yg tegas dgn batas-batas yg


jelas antara gangguan jiwa tertentu dg

gangguan jiwa lainya atau antara adanya


gangguan jiwa dg tdk adanya gangguan
jiwa.

PPDGJ

tdk menggolongan orang-2, tapi


gangguan-2 yg diderita seseorang.
Sahingga
harus
dihindari
istilah
seorang Skizofrenia tapi seorang dg
skizofrenia.
Orang yg menderita gangguan jiwa yg
sama persamaannya terletak pd ciri-2
gangguan jiwanya, tetapi dpt juga
berbeda dlm beberapa hal yg penting &
mempengaruhi terapi.
PPDGJ III : Mengelompokkan diagnosis
ganguan jiwa dalam 100 Kategori
Diagnosis, F00 - F98. [ F99=Gangguan
jiwa yg tdk tergolongkan (YTT) ]

Proses

diagnosis gangguan jiwa


mengikuti prosedur klinis yang lazim
dilakukan dalam praktek kedokteran
klinis, yaitu meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :

Anamnesis,

merupakan pemeriksaan
yang terpenting dalam mendiagnosis
gangguan jiwa. Ada dua jenis
anamnesis yaitu :

Merupakan anamnesis yang dilakukan


kepada keluarga, saudara atau teman
dekat penderita dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi tentang :
Gejala gangguan jiwa saat ini
Riwayat gangguan jiwa sebelumnya
Riwayat perkembangan
Riwayat penyakit dalam keluarga (nuclear
dan extended)
Silsilah keluarga
Riwayat pribadi penderita
Stressor psikososial

Menggali informasi, tanda dan gejala


langsung kepada penderita :
Menggali
gejala yang ada, karena
penderita psikotik memiliki insight yang
buruk
Menggali stressor yang dialami bagi
penderita non psikotik
Menggali riwayat kehidupan, pekerjaan
dan informasi lainnya bagi penderita
non psikotik

PEMERIKSAAN,

terdiri

dari

fisik

diagnostic, status mentalis, laboratorium,


radiologik,

lainnya.

evaluasi

Diagnosis,

psikologik,

pada

dan

pemeriksaan

psikiatri diagnosis dibagi kedalam lima


aksis.
Setelah

diagnosis

ditegakkan,

terapi

dapat diberikan berupa farmakoterapi,


psikoterapi,

terapi

okupasional, dan lainnya.

social,

terapi

=GMO&Simtomatik (F00 - F09)


=Gang.Mental&perilaku akibat zat psikoaktif
(F10 - F19).
Cirikhas
:
Etiologi
organik/fisik
jelas,
primer/sekunder.
II
=Skizofrenia,Gang.Skizotipal&Gang.Waham
(F20 - F29).
Ciri khas: gejala psikotik, etiologi organik
tidak jelas.
III =Gang.Suasana perasaan [Mood/Afektif]
(F30 - F39).
Ciri khas: Gejala gang.afek (psikotik & non
psikotik).
IV
=Gang.Neurotik,Gang.Somatoform&Gang.Stress
(F40 - F49).
Ciri khas gang.Non psikotik, etiologi non
organik.

= Sindrom perilaku yg berhub dgn Gang.fisiologis


& faktor fisik (F50 - F59). Ciri khas : gej.
disfungsifisiologis, etiologi non organik.
VI = Gg.Kepribadian & perilaku masa dewasa (F60
- F69). Ciri khas: gej. perilaku , etiologi non
organik.
VII = Retardasi Mental (F70 - F79). Ciri khas :
gej.perkembangan IQ, onset masa kanak.
VIII = Gg.Perkembangan Psikologis (F80 - F89).
Ciri khas : Gej.perkembangan khusus, onset masa
kanak.
IX = Gg.Perilaku & emosional dg onset masa kanak
& remaja (F90-F98). Ciri khas : gx.
Perilaku/emosional, onset masa kanak.
X = Kondisi lain yg menjadi fokus perhatian klinis
(Kode Z). Ciri khas : tidak tergolong gangguan
jiwa.

Aksis

: Gg. Klinis
: Kondisi lain yg menjadi fokus
perhatian.

Aksis

II : Gg. Kepribadian

: Retardasi Mental
Aksis

III : Kondisi Medik Umum

Aksis

IV : Masalah Psikososial &


lingkungan

Aksis

: Penilaian fungsi secara global

Antara

ada

aksis I, II, III tidak selalu harus


hubungan

etiologik

atau

patogenesis.
Hubungan

antara Aksis I-II-III dan

Aksis IV dapat timbal balik saling


mempengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai