Anda di halaman 1dari 44

BAHAN KIMIA

BERBAHAYA

BAHAN KIMIA BERBAHAYA


Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang
sifat-sifatnya, pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan
penggunaanya menimbulkan menyebabkan
iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan
dan bahaya lain dalam jumlah yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi
orang yang berhubungan langsung dengan
bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan
pada barang-barang

>> Klasifikasi Umum


Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia
berbahaya diperlukan untuk memudahkan
pengenalan serta cara penanganan dan
transportasi. Secara umum bahan kimia
berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa
golongan diantaranya sebagai berikut :

1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)


Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju organ-organ
tubuh tertentu.

Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu


organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paruparu, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat
tersebut berakumulasi dalam tulang, darah,
hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek
kesehatan pada jangka panjang.
Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh
dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel
efitel dan keringat.

2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)


Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia
dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan
seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan.
Kerusakan dapat berupa luka, peradangan,
iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan
menjadi amat peka terhadap bahan kimia).

Bahaya Peracunan (Toxicity Hazard


)

3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)


Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.
Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga
menimbulkan ledakan.
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran
keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga
menimbulkan kerusakan disekelilingnya.

Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan


pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan),
ada yang dibuat sengaja untuk tujuan
peledakan atau bahan peledak seperti
trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan
ammonium nitrat (NH4NO3).

5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)


Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak
mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
bahan-bahan lainnya.

6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water


Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah
bereaksi dengan air dengan mengeluarkan
panas dan gas yang mudah terbakar.

8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)


Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan,
baik gas yang ditekan maupun gas cair atau
gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan.

9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive


Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai
kemampuan memancarkan sinar radioaktif
dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002
microcurie/gram.

7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid


Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah
bereaksi dengan asam menghasilkan panas
dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas
yang beracun dan korosif.

MOBILITAS BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA


LEBIH MENENTUKAN BAHAYA MERACUNI
Dengan dasar perhitungan berat bahan, padatan
memiliki konsentrasi tinggi ribuan kali dan lebih beracun
dari pada gas.
Tetapi gas mempunyai kemungkinan atau akibat yang
lebih besar untuk dapat meracuni masyarakat dikarenakan
mobilitas dari padatan tersebut sangatlah jelek dibanding
gas.
PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA PADATAN
Ketika terjadi tumpahan bahan padat, maka harus segera
ditangani secara hati-hati ketika dipindahkan dari lokasi
tumpahan, sebelum menyebar ikut aliran udara, misalnya
dengan menutup dengan menutup tumpahan bahan padat
dengan lembaran plastik untuk mencegah berseraknya
debu bahan padat yang tumpah ke udara sampai semua
bahan padat bisa diambil kembali. Dengan demikian

Dari contoh kejadian diatas secara moril dapat


diambil kesimpulan bahwa bahaya tingkat
peracunan (toxicity hazard) yang ditimbulkan
oleh suatu bahan bukanlah satu-satunya fungsi
dari tingkat peracunannya (toxicity).

Yang perlu dan harus selalu perlu


dipertimbangkan adanya atau tumpahnya
sejumlah bahan adalah :
A. sifat-sifat bahan
B .mobilitas bahan dan lamanya paparannya
terhadap suatu masyarakat atau penduduk
daerah di sekitar tumpahan.

TIPE BAHAN KIMIA

BAHAN KIMIA YANG MUDAH TERBAKAR


BAHAN MUDAH TERBAKAR ADALAH BAHAN YANG MUDAH
BEREAKSI DENGAN OKSIGEN DAN MENIMBULKAN
KEBAKARAN

BAHAN MUDAH TERBAKAR DIKLASSIFIKASIKAN


ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
GAS MUDAH TERBAKAR

BAHAN GAS DINYATAKAN MUDAH TERBAKAR


> TITIK DIDIH < 20 O C, pada TEKANAN 1 ATM

BAHAN CAIR DINYATAKAN SANGAT MUDAH


TERBAKAR
TITIK NYALA < 21 O C, TITIK DIDIH > 20 O C
PADA TEKANAN 1 ATM
BAHAN CAIR DINYATAKAN MUDAH
TERBAKAR
TITIK NYALA > 21 O C DAN < 50 O C, TEKANAN
1 ATM

ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR

BELERANG (SULFUR)
FOSFOR
KERTAS/RAYON
HIDRIDA LOGAM
KAPAS

ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR

DALAM INDUSTRI A.L. :YI PELARUT


ETER
ALKOHOL
ASETON
BENZENAHEKSAN
DLL
Materi K4

18

BERAT JENIS PELARUT ORGANIK PERLU


DIPERHATIKAN
LEBIH RINGAN DARI AIR DAN TIDAK LARUT
DALAM AIR MINYAK TANAH, BENSIN,
HEKSAN, BILA TERBAKAR BERBAHAYA JIKA
DISIRAM DENGA N AIR.

Materi K4

19

GAS MUDAH TERBAKAR

GAS ALAM
ASETILEN
HIDROGEN
ETILEN OKSIDA

Materi K4

20

BAHAN KIMIA MUDAH MELEDAK


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ASETILEN
DIAZO
NITROZO
NITRO
ALKIL POLINITRO
OKSIM
AZO
N- NITROSO

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Materi K4

N- NITRO
AZIDA
DIAZONIUM
N- LOGAM BERAT
HIDROKSIL AMONIUM
PERKHLORIL
PEROKSIDA
DAN OZON

21

SELAIN ITU ADA DEBU DAN


CAMPURAN EKSPLOSIF
DEBU KARBON DLM INDUSTRI BATUBARA
ZAT WARNA DIAZO PADA PABRIK TEKSTIL
MAGNESIUM PADA PABRIK BAJA

Materi K4

22

Materi K4

23

EKSPLOSIF DAPAT TERJADI KRN


CAMPURAN BAIK
DALAM REAKTOR MAUPUN PENYIMPANAN

OKSIDATOR: KClO3, NaNO3, ASAM NITRAT,


KMnO4, CrO3
REDUKTOR :KARBON, BELERANG, ETANOL,
GLISEROL, HIDRAZIN

Materi K4

24

BAHAN KIMIA REAKTIF TERHADAP AIR


BILA BEREAKSI DENGAN AIR AKAN
MENGELUARKAN PANAS DAN GAS YANG
MUDAH TERBAKAR. MISAL : ALKALI (Na, K);
ALKALI TANAH (Ca)
LOGAM HALIDA ANHIDRAT (ALUMUNIUM
TRIBROMIDA)
CaO
SULFURIL CHLORIDA
Materi K4

25

Materi K4

26

Materi K4

27

BAHAN KIMIA REAKTIF TERHADAP


ASAM
MENGHASILKAN PANAS DAN GAS YANG
MUDAH TERBAKAR ATAU GAS2 YANG
BERACUN DAN KOROSIF
MIS : KClO3
KMnO4
Cr2O3
Materi K4

28

BAHAN KIMIA KOROSIF


BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA DAPAT
MERUSAK LOGAM

Materi K4

29

Materi K4

30

BAHAN KIMIA IRITAN


BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA DAPAT
MENIMBULKAN KERUSAKAN ATAU
PERADANGAN /SENSITISASI BILA KONTAK
DENGAN PERMUKAAN TUBUH YANG
LEMBAB,SPT KULIT, MATA DAN
PERNAFASAN.BAHAN IRITAN PADA UMUMNYA
ADALAH BAHAN KOROSIF.

Materi K4

31

Materi K4

32

BAHAN IRITAN MENURUT BENTUK ZAT


BAHAN IRITAN PADAT. MISAL : NaOH, FENOL
BAHAN IRITANCAIR. MISAL : ASAM SULFAT, ASAM FORMAT.
BAHAN IRITAN GAS.
MISAL : GAS AMAT LARUT DLM AIR. (AMONIAK,
FORMALDEHIDE)
GAS DG KELARU TAN SEDANG : SULFUR DIOKSIDA
GAS DG KELARUTAN KECIL,MERUSAK ALAT PERNAFASAN
BAGIAN DALAM

Materi K4

33

BAHAN KIMIA BERACUN


BAHAN KIMIA YANG DALAM JUMLAH KECIL
MENIMBULKAN KERACUNAN PADA
MANUSIA ATAU MAKHLUK HIDUP LAINNYA
DINYA TAKAN BERACUN JIKA :
A. PEMAPARAN MELALUI MULUT LD 50 > 25

ATAU 200 MG/KG.BERAT BADAN,


B. PEMAPARAN MELALUI KULIT LD 50 >25

ATAU 400 MG/KG BB ATAU


C. MELALUI PERNAFASAN LD 50 > 0,5 MG/L

ATAU 2 MG/L
Materi K4

34

Materi K4

35

BAHAN KIMIA KARSINOGENIK


BAHAN LAIN YANG DAPAT MENGUBAH
STRUKTUR GENETIK MANUSIA.SPT KANKER,
MUTAGENESIS.

Materi K4

36

GAS BERTEKANAN
BAHAN INI ADALAH BAHAN GAS YANG
DISIMPAN DALAM TEKANAN TINGGI, BAIK GAS
YANG DITEKAN, GAS CAIR, ATAU GAS YANG
DILARUTKAN DALAM PELARUT DENGAN
TEKANAN

Materi K4

37

HAZARDOUS MATERIAL

Bahan Kimia Berbahaya secara garis besarnya dapat


digolongkan juga menjadi :
A. Bahaya Kebakaran dan Peledakan (Fire & Explosion
Hazards)
B. Bahaya Peracunan (Toxicity Hazard)
C. Bahaya Sifat Reaksinya/Reaktivitasnya (Reactivity)
D. Bahaya Pencemaran Lingkungan (Environment
Hazards)
Untuk memudahkan pengenalan terhadap bahaya bahanbahan kimia dengan mudah dan cepat, beberapa badan
atau organisasi di dunia mempergunakan beberapa cara
atau metode untuk mengidentifikasi bahan-bahan
berbahaya terutama untuk golongan bahaya A, B, dan C
tersebut diatas.
Cara pemberian label atau simbol ini juga berbeda-beda
diantara negara-negara atau organisasi-organisasi di dunia.
Di Indonesia karena kita banyak mengimport bahan-bahan
kimia dari berbagai negara, maka perlu kita mengenal
label-label tersebut.

NFPA ( National Fire Protection Association )


mengadakan pembagian bahan kimia
berbahaya sesuai dengan sifat bahayanya,
yakni :
1.Bahaya terhadap Kesehatan ( Health Hazard )
2.Bahaya terhadap Kebakaran ( Fire Hazard )
3.Bahaya Reaktivitasnya ( Reactivity )
Tingkat bahaya dari ketiga jenis bahaya tersebut
diatas diberikan rangking angka mulai dari 0
sampai 4, dimana angka 4 adalah rangking yang
paling berbahaya, sedangkan angka 0 adalah
tidak berbahaya.

Bahaya Kebakaran dan Peledakan (Fire & Explosion


Hazards)
Apabila kita bicara mengenai kebakaran, maka akan
terpikir dan terbayang oleh kita suatu kebakaran gedung
atau kebakaran hutan dengan nyala api dan asap yang
membubung tinggi ke udara.
Itu semua adalah merupakan jenis kebakaran yang
biasanya melibatkan bahan-bahan umum yang
mempunyai sifat mudah terbakar (Ordinary Combustible
Materials) seperti kayu, kertas, kain, plastik dan karet.
Untuk kebakaran seperti tersebut diatas para anggota
pemadam kebakaran biasanya telah mengenal dengan
baik dan terbiasa dengan keadaan seperti itu.

Akan tetapi bahan-bahan yang berbahaya (hazardous


materials) bisa menimbulkan bahaya kebakaran yang
mempunyai sifat tambahan yang sifatnya khusus.

Kemampuan untuk Terbakar (Flammability)


Untuk pengukuran Flammability dari suatu bahan :
Flash Point : Adalah temperatur terendah dimana bahan
baik itu padat atau cair dapat menghasilkan uap yang cukup
dipermukaannya dan apabila diberi percikan nyala akan
terbakar sekejap. Angka ini cukup menunjukkan bahwa zat
tersebut cukup volatil untuk menyala
Fire Point : adalah temperatur terendah dimana bahan baik
itu padat atau cair dapat menghasilkan uap yang cukup
dipermukaannya untuk terbakar secara terus menerus
apabila diberi percikan nyala api. Angka ini sudah
menunjukkan keadaan zat tersebut akan terbakar
Auto Ignition Temperature (AIT) : adalah temperatur
terendah dimana suatu bahan baik itu padat, cair maupun
gas dapat menyala dengan sendirinya tanda adanya
percikan atau nyala api.
Dengan mengetahui Flash Point dari suatu bahan maka bisa
ditentukan Flammability dari bahan-bahan tersebut.

Untuk bisa mengetahui flammability (tingkat kemudahan


untuk terbakar) dari suatu zat atau bahan, selain Flash
Point dan Fire Points, diperlukan juga faktor lain seperti :
- Lower Flammable Limits (LFL)
- Lower Explosive Limits (LEL)
- Upper Flammable Limits (UFL)
- Upper Explosive Limits (UEL)
Lower Flammbale Limits (LFL) atau Lower Explosive
Limits (LEL) adalah batas konsentrasi terendah uap atau
gas bahan bakar di udara yang dapat menyala dan
terbakar apabila diberi percikan api, yang biasanya
dinyatakan dalam persen volume uap bahan bakar di
udara.
Suatu zat berbahaya mudah terbakar umumnya akan
bersama-sama dengan zat inert, kadar terendah dan
terbesar dari zat tersebut dapat menyala dan terbakar
tersebut disebut LFL dan UFL.

Sama dengan penjelasan tersebut diatas, konsentrasi


tertinggi dari gas atau uap suatu bahan di udara yang dapat
meledak apabila diberi panas yang cukup dikenal dengan
istilah Upper Explosive Limits (UEL) dan konsentrasi
terendah dari gas atau uap suatu bahan di udara yang
dapat meledak apabila diberi panas yang cukup dikenal
dengan istilah Lower Explosive Limits (LEL).
Nilai LEL dan LFL dari bahan-bahan yang mudah terbakar
dihubungkan dengan Flash Point dari bahan tersebut.

Secara teoritis Flash Point adalah merupakan temperatur


bahan pada kondisi tekanan atmosphere dimana dalam
kondisi tersebut bahan menguap dan menghasilkan
konsentrasi uap atau gas dipermukaannya yang sesuai
dengan LFL dan LEL.

Anda mungkin juga menyukai