Anda di halaman 1dari 3

2.

pH dan Kelarutan Garam


Kalsium karbonat (CaCO3) sukar larut dalam air, tetapi larut dalam larutan HCl. Fakta ini dapat diterangkan sebagai berikut.
Dalam larutan jenuh CaCO3 terdapat kesetimbangan sebagai berikut.
CaCO3 (s) Ca2+ (aq) + CO32-(aq)
Dalam larutan asam, ion CO32- akan diikat oleh ion H+membentuk HCO3- atau H2CO3. H2CO3 selanjutnya akan terurai
membentuk CO2 dan H2O. hal ini akan menggeser kesetimbangan di atas ke kanan atau dengan kata lain menyebabkan
CaCO3 melarut.

Secara umum, pembuatan


Kalsium karbonat (CaCO3 ) secara kimia
dilakukan dengan mengalirkan gas Karbon
dioksida (CO2) ke dalam slurry Kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) dengan
memperhatikan suhu, waktu, kepekatan
suspensi, dan kecepatan pengadukan
(Othmer,1965)
Kalsinasi merupakan proses
penguraian batu kapur menjadi kapur tohor.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaCO3 CaO + CO2
Reaksi diatas merupakan reaksi bolak- balik
untuk itu diusahakan agar CO2 yang keluar
tidak terhambat, sehingga keseimbangan
reaksi dapat bergeser kekanan.
CaO hasil kalsinasi ditambahkan air
untuk menghasilkan kapur padam.
Agar reaksi yang terjadi berjalan
sempurna maka berat CaO adalah dua kali

dari berat air yang ditambahkan


(Kobe,1957). Reaksi yang terjadi adalah :
CaO + H2O Ca(OH)2
Pemadaman dilakukan dalam
tempat tertutup. Hal ini dikarenakan dalam
pemadaman kapur tohor terjadi reaksi
eksoterm yang menimbulkan panas
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
penguapan air.
Pengaliran gas CO2 ke dalam slurry
kalsium hidroksida merupakan peristiwa
absorbsi yang disertai reaksi kimia dan
dapat menghasilkan kalsium karbonat dan
air. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
Persamaan reaksi diatas dapat
dilihat, bahwa reaksi akan dapat berjalan
dengan baik, karena daya larut CaCO3
dalam air jauh lebih kecil dari daya larut
Ca(OH)2 dalam air. Dengan kenaikan suhu
kelarutan kalsium hidroksida
[Ca(OH)2] dalam air makin berkurang,
sedangkan kelarutan CaCO3 dalam air
makin bertambah. Kelarutan Ca(OH)2
dalam air pada suhu 25C = 0,158 gr/100

ml, pada suhu 100C = 0,077 gram/ 100 ml.


Kelarutan CaCO3 pada suhu 25C =

Orbital s akan membentuk ikatan sigma dan orbital p akan membentuk ikatan pi. Orbital
dengan tanda asterik (*) berarti merupakan orbital anti pengikatan yang menyebabkan molekul
menjadi tidak stabil. Semakin banyak elektron pada orbital anti pengikatan, suatu molekul akan
semakin tidak stabil. Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa gas O2 merupakan gas
paramagnetik karena elektron tidak mengisi orbital *px dan *py secara penuh.
Sehingga konfigurasi elektron valensi molekul O2 adalah:
(2s)2 (*2s)2 (2pz)2 (2px)2 (2py)2 (*2px)1 (*2py)1 atau (2s)2 (*2s)2 (2p)2(2p)4 (*2p)2
Kita dapat menuliskan seperti bentuk kedua karena orientasi x, y, z tidak menjadi masalah yang
berarti.
Bentuk diagram energi lainnya dari O2:

Anda mungkin juga menyukai