Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

FRAKTUR AKIBAT OSTEOPOROSIS

OLEH :
KELOMPOK VIII

CI Lahan

CI Institusi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014

ANALISIS JURNAL
Judul Artikel : Fraktur Akibat Osteoporosis
Kata Kunci

: Fraktur, Osteoporosis, Wanita, Kalsium, Gaya Hidup

Penulis

:Yulianingsih Syam (Candidate Thesis Faculty of Medicine,


University of Sam Ratulangi, Djarot Noersasongko), Haryanto
Sunaryo dan Djarot Noersasongko (Department of Surgery Faculty
of Medicine, University of Sam Ratulangi)

Step 1 (Fokus penelitian jelas)


1. Problems
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis fraktur akibat
osteoporosis, pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis osteoporosis,
dan penanganan osteoporosis secara umum. Isi dari penelitian ini
ditujukan untuk mengurangi terjadinya fraktur akibat osteoporosis. Metode
yang digunakaan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan bahan-bahan
acuan dan data tentang fraktur akibat osteoporosis yang berasal dari buku
teks, jurnal, internet, maupun majalah.
Jurnal ini menjadi referensi untuk didiskusikan karena pada masa
sekarang ini orang-orang/masyarakat kurang peduli dengan osteoporosis.
Kebanyakan masyarakat terutama wanita tidak memikirkan dampak ke
depan dari osteoporosis, pencegahan yang dilakukan juga jarang
dilakukan. Misalnya saja minum susu yang kaya dengan kalsium. Selain
itu beberapa orang juga masih sedikit yang menyadari bahwa naik tangga
juga dapat mengurangi resiko terjadiya steoporosis, tetapi orang-orang
lebih memilih naik lift atau escalator. Mereka juga lebih memilih naik
kendaraan bermotor daripada berjalan kaki walau jaraknya dekat.
WHO memperkirakan pada pertengahan abad mendatang, jumlah
patah tulang pada panggul karena osteoporosis akan meningkat tiga kali
lipat, dari 1,7 juta pada tahun 1990 menjadi 6,3 juta kasus pada tahun 2050
kelak. International Osteoporosis Foundation (IOF) menyebutkan bahwa

seluruh dunia, satu dari tiga wanita dan satu dari delapan pria yang berusia
di atas 50 tahun memiliki risiko mengalami patah tulang akibat
osteoporosis dalam hidup mereka. Data dari International Osteoporosis
Foundation (IOF) menyebutkan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita
patah tulang karena osteoporosis sebanyak 200 juta wanita. Di Indonesia
jauh lebih besar dari data terakhir Depkes, yang mematok angka 19,7
persen dari seluruh penduduk. Catatan di beberapa kota seperti Jakarta,
Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan bahkan sudah mencapai 30
persen (lebih tinggi dari luar negeri).
Oleh karena itu masyarakat perlu menyadari bahwa pentingnya
berolahraga, mengkonsumsi susu yang kaya kalsium untuk menjaga
kepadatan tulang.

Olahraga

yang dimaksud tidak mesti

berlari

mengelilingi lapangan atau pergi ke Gym. Cukup berjalan kaki seribu


langkah atau naik turun tangga. Jika dilakukan dengan rutin, resiko
osteoporosis akan berkurang atau tidak ada.
2. Intervention
Intervensi yang dalam jurnal, yaitu:
a. Asupan kalsium cukup
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan
tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang
pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup
kalsium.
b. Melakukan olah raga beban
Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga
dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan
tulang. Olahraga beban misalnya berjalan dan menaiki tangga.
c. Gaya hidup sehat
Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat.
Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek signifikan dalam
menurunkan resiko osteoporosis.

d. Paparan sinar UV B matahari


Sinar matahari UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang.
3. Comparison Intervention (Intervensi Pembanding)
Tidak terdapat intervensi pembanding dalam jurnal ini.
4. Outcome (Hasil Penelitian)
Menunjukkan bahwa osteoporosis merupakan penyakit wanita
dibanding pria karena dipengaruhi oleh hormon estrogen. Jumlah wanita yang
terancam osteoporosis di Indonesia semakin meningkat yang disebabkan
karena kurangnya asupan kalsium dan perubahan gaya hidup seperti merokok,
konsumsi alkohol, dan penggunaan steroid jangka panjang.

Step 2 (Validitas)
1. Recruitment
Jurnal ini hanya diambil dari text book, internet, jurnal dan
majalah.

Jurnal

ini

tidak

dilakukan

penelitian

langsung

pada

objek/masyarakat sehingga tidak dapat dibandingkan dengan hasil jurnal


yang lain. Tidak terdapat metode penelitian yang digunakan, jumlah
sampel, kriteria inklusi dan eksklusi. Oleh karena itu penulis jurnal tidak
dapat melakukan penyuluhan, pencegahan, dan penanganan osteoporosis
kepada masyarakat.
2. Maintenance (Pelaksanaan Intervensi)
Intervensi dalam jurnal hanya sebagai referensi tidak dilakukan penelitian.
Sehingga tidak diketahui keefektifan intervensi, pengaruh, dan besarnya
sampel.
3. Measurement (Pengukuran Variabel Penelitian)
Tidak dilakukan pengukuran variabel penelitian.

Step 3 (Aplikabilitas)
Referensi dari jurnal dapat diterapkan, dapat dilakukan penyuluhan
untuk melihat efektifitas dari intervensi yang diberikan, yaitu pentingnya
berolahraga, mengkonsumsi susu yang kaya kalsium untuk menjaga kepadatan
tulang, gaya hidup sehat, dan pemaparan sinar UV B.
Jurnal ini tidak dilakukan penelitian langsung pada objek/masyarakat
sehingga tidak dapat dibandingkan dengan hasil jurnal yang lain. Oleh karena
itu penulis jurnal tidak dapat melakukan penyuluhan, pencegahan, dan
penanganan osteoporosis kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai