Anda di halaman 1dari 3

Metode Design Kengo Kuma

Gadisha Amelia / 1106068365


Dalam karya-karyanya, Kengo Kuma menginginkan hubungan yang erat
antara inside dan outside, antara alam dan arsitektur yang ia ciptakan.
Hubungan tersebut menciptakan suatu koneksi dan juga kekontinuan.
Salah satu metode yang diterapkan untuk memunculkan konsep tersebut
adalah layering pattern. Penggunaan material yang sama dengan berbagai
teknik pengolahan menjadikan material tersebut tidak sama dengan
wujud aslinya (efek ambigu) dan kualitas ruang yang tercipta lebih halus
(smooth) antara inside dan outside. Tujuan utamanya sebagai seoranag
desainer adalah untuk recover the place.
Berikut adalah hal-hal yang menginspirasi Kuma yang didapatnya dari
pengalaman sewaktu kecil adalah :
1. Tradisi pada gedung-gedung tradisional dan juga taman
tradisional Jepang
2. Rumah kayu tua di pinggiran Tokyo, juga rumah tradisional
Jepang
Hal-hal tradisional tersebut membuatnya terkesan pada material-material
modern seperti konkret dan konstruksi baja. Kuma kemudian mulai
berpikir bahwa material modern tersebut adalah masa depan untuk
Jepang dan ia memikirkan bagaimana suasana tradisional pada bangunanbangunan di Jepang bisa direpresentasikan dengan material-material
tersebut.
Eksplorasi yang detail mengenai material adalah ciri khas Kuma. Baik
material tersebut alami (kayu, bambu) atau buatan (konkret, baja), ia
melakukan eksplorasi dengan melihat detail yang terkandung pada
material tersebut. Dari sini ia belajar bagaimana material bisa menjadi
friendly dan juga aspek human yang ditimbulkan oleh material tersebut,
bagaimana pada akhirnya pengguna arsitektur tersebut adalah manusia.

Metode yang ia lakukan adalah :


1. Terinspirasi dari huruf shizen
(aksara China) yang terdiri dari dua
karakter. Karakter pertama berarti
one self (diri kita)dan karakter
kedua berarti siklus matahari, air,
dan benda hidup.
huruf shizen
2. Kedua karakter tersebut berarti
bahwa antara manusia dan alam
terkoneksi, seperti pada bangunan tradisional rumah jepang, baik
interior maupun eksterior.

3. Melakukan penghitungan skala manusia dengan benda alam. Ia


menghitung pangjang, lebar, dan kedalaman. Seperti dalam interior
rumah jepang di mana ukuran ruangan didapat dengan ukuran tatami

4. Melakukan ekplorasi mengenai warna, fleksibilitas, dan wangi


material dan bagaimana agar ketiga konsep tersebut dapat
disesuaikan dengan manusia yang akan mengalaminya
5. Mendapatkan konsep fluid dan modular yang mensimbolkan
hubungan antara konsep tradisional Jepang dengan material modern
(diterapkan untuk movement dan juga bentuk ruang).

6. Menumpuk atau melayer material demi kualitas yang friendly dan


membuat agar material (walaupun modern) tidak mengintimidasi
bagi yang melihatnya.

Shang Xia Boutique


Paris

Nangchang Nangchang

Sunny Hills
Cake Shop

FRAC Marseille

Office & Caf


Osaka

Sensing Space
Installation

Anda mungkin juga menyukai