Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN JALAN

KELOMPOK 3 BT 2012

BAB IV
KEAUSAN AGGREGAT
DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES
4.1 TUJUAN
Tujuan umum
Dapat mengetahui dan memahami Keausan Aggregat
Tujuan khusus
1. Mampu menggunakan peralatan sesuai fungsinya
2. Mampu melakukan perhitungan ketahanan aggregat terhadap keausan menggunakan
mesin abrasi Los Angeles
4.2 DASAR TEORI
Daya Tahan Aggregat adalah ketahanan aggregat untuk tidak hancur/pecah oleh
pengaruh mekanis (Degradasi) ataupun kimia (Disintegrasi). Degradasi didefinisikan
sebagai pelapukan mekanis yang diberikan pada waktu penimbunan, pemadatan ataupun
beban lalu lintas. Disintegrasi didefinisikan sebagai pelapukan pada aggregat menjadi butirbutir halus akibat pengaruh kimiawi seperti kelembapan, kepanasan, ataupun perbedaan
temperatur sehari-hari.
Dengan Mesin Los Angeles, hal yang dapat diuji adalah kerena pengaruh Mekanis
(Degradasi) saja. Sedangkan disintegrasi dengan metode yang lain. Pengujian ketahanan
aggregat terhadap keausan dapat dilakukan dengan salah satu dari tujuh cara berikut :
1. Cara A : Gradasi A, bahan lolos 37.5 mm sampei tertahan 9.5 mm. Jumlah bola 12 buah
dengan 200 putaran
2. Cara B : Gradasi B, bahan lolos 19 mm sampei tertahan 9.5 mm. Jumlah bola 11 buah
dengan 500 putaran

D-III Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN JALAN


KELOMPOK 3 BT 2012

3. Cara C : Gradasi C, bahan lolos 9.5 mm sampei tertahan 4.75 mm ( No.4 ). Jumlah bola 8
dengan putaran 500 putaran
4. Cara D : Gradasi D, bahan lolos 4.75 ( No.4 ) sampei tertahan 2.63 mm ( No.8 ). Jumlah
bola 6 buah dengan 500 putran
5. Cara E : Gradasi E, bahan lolos 75 mm sampei tertahan 37,5 mm. Jumlah bola 12 buah
dengan 1000 putaran
6. Cara F : Gradasi F, bahan lolos 50 mm sampei tertahan 25 mm. Jumlah bola 12 buah
dengan 1000 putaran
7. Cara G : Gradasi G, bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 19 mm. Jumlah bola 12 buah
dengan 1000 putaran
Rumus Perhitungan nilai keausan aggregat yang biasa digunakan adalah :
keausan

a b
100%. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(11)
a

Keterangan :
a = Berat benda uji semula (gram)
b = Berat benda tertahan saringan no.12 (gram)
4.3 PERALATAN & BAHAN
1. Neraca / timbangan dengan ketelitian 0,02 gram
2. Cawan/Talam
3. Saringan 3/4", 1/2", 3/8", dan No. 12
4. Mesin Abrasi Los Angeles (LA) dilengkapi dengan bola-bola baja dengan diameter rata
4,68 cm dan berat masing-masing antara 400-440 gram
4.4 LANGKAH KERJA
1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Cara B
(Cara B: Gradasi B, bahan lolos 19 mm sampai tertahan 9,5 mm. Jumlah bola 11 buah
dengan 500 putaran)
2. Siapkan agregat kasar
3. Sediakan saringan No. 3/4", 1/2", 3/8", dan No.12
D-III Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN JALAN


KELOMPOK 3 BT 2012

3. Masukkan agregat kedalam saringan yang sudah tersusun sesuai urutan (No. 3/4", 1/2",
3/8")
4. Ambil dua buah talam untuk menempatkan agregat yang tertahan pada saringan 1/2" dan
3/8"
5. Talam ditimbang, kemudian timbang agregat yang tertahan pada saringan tersebut masing
masing 2500 gram
6. Agregat dimasukkan dalam mesin Los Angeles sesuai dengan ketentuan untuk cara B
5. Tekan tombol on untuk menyalakan mesin
6. Setelah selesai untuk proses pemutaran di mesin Los Angeles sebanyak 500 putaran,
ambil agregat dan letakkan pada cawan / talam
7. Agregat disaring dengan saringan No. 12 (1,7 mm), kemudian butiran yang tertahan
ditimbang
4.5 DATA HASIL PRAKTIKUM
Hasil Pengujian :
Pengujian dengan Cara D
Berat benda uji (a)
Berat benda uji tertahan saringan No.12 (b)
4.6 HASIL PRAKTIKUM
Nilai Keausan =
`

a b
100%
a

5000 3404
100%
5000

31,92 %

D-III Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014

=
=

5000
3404

gram
gram

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN JALAN


KELOMPOK 3 BT 2012

4.7 KESIMPULAN
Berdasarkan SNI 03-2417-1991, nilai keausan aggregat yang baik adalah maksimal 40
%. Pada praktikum yang telah dilakukan, diperoleh nilai keausan sebesar 31,92%. Jadi,
agregat masih cukup kuat untuk menahan gaya gesek yang diberikan terhadap agregat
tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh nilai keausan yang diperoleh tidak melebihi nilai keausan
maksimal yang ditentukan.

D-III Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014

Anda mungkin juga menyukai