Argentometri ialah metode volumetri ( titrimetri ) pada penentuan kadar zat dengan
pentiter larutan AgNO3
Sampel berupa zat yang mengandung anion yang mengendap dengan Ag, misalnya
halida ( F-, Cl-, Br- dan I- ) .
Prinsip dasar proses titrasi : PENGENDAPAN BERTINGKAT , berdasarkan perbedaan
harga Ksp-nya, yaitu : Titik Ekivalen ( TE ) ditandai dengan terbentuknya endapan garam AgSampel (endapan I ) sedangkan Titik Akhir Titrasi (TAT ) ditandai dengan terbentuknya
endapan Ag-indikator (endapan II ) . Kedua endapan ini berdasarkan harga Ksp masing
masing .
Contoh; Penentuan kadar Cl ( dari NaCl ) dengan indikator larutan K2CrO4
TE terjadi pada sat terbentuknya endapan AgCl yang berwarna putih ; yaitu pada
saat [Ag+] [Cl-] = Ksp. AgCl............................................................................. (1)
TAT terjadi saat terbentuk endapan warna merah-kecoklatan dari Ag2CrO4 , yaitu
jika : [Ag+]2 [CrO2- ] = Ksp.Ag2CrO4 ........................................................... (2)
DASAR PERHITUNGAN
Pada saat TE ( dianggap sama dengan TAT ) berlaku rumus dasar volum
mmolek sampel = mmolek pentiter
Dalam hal Argentometri :
Vs x N s = VAg+ x N Ag+
s = sampel
Pada TAT terbentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah-kecoklatan , setelah semua
Cl atau Br- diendapkan sebagai AgCl yang berwarna putih atau AgBr yang berwarna putih
kekuningan ; sehingga pada proses ini TAT terjadi setelah TE . Dan dalam praktek TAT
diamati berupa warna merah-kecoklatan pada cairannya.
Contoh
Dititrasi 0,1 M NaCl 10 mL dengan 0,1 M AgNO3 dengan indikator 1 mL larutan K2CrO4
0,005 M ( Ksp. AgCl = 1,2 x 10 -10 dan Ksp. Ag2CrO4 = 1,7 x 10 -12 )
Proses Titrasi :
1.Sebelum penambahan pentiter;
Dalam larutan sampel terdapat : [Cl-] = 0,1 M dan [ CrO42-] = 1/ 10 x 0,005 M = 0,0005 M
2. Selama titrasi : ( Menentukan at yang mengendap lebih dulu )
[ Ag+] yang diperlukan untuk mengendapkan Cl- = = = 1,2 x 10 -9 M
[Ag+] yang diperlukan untuk mengendapkan Cr042- = Karena [Ag+] yang diperlukan untuk
mengendapkan Cl- < dp untuk mengendapkan CrO42-, maka AgCl akan mengendap lebih dulu (
TE lebih awal dari TAT ) Pada saat AgCl mengendap (TE) dengan volume total 20 mL ,
larutannya jenuh dan terjadi
kesetimbangan sbb :
AgCl (s)
Pada saat ini; apakah telah terjadi endapan AgCrO4 ?. Kita lihat dari hasil perhitungan berikut
:
[CrO42-] = 1/20 x 0,005 M = 2,5 x 10 -4 M , sehingga :
[Ag+]2 [CrO42-] = ( 1,1 x 10 -5)2 ( 2,5 x 10 -4 ) = 3 x 10 -14 ;( < Ksp. Ag2CrO4 ) ; jadi :
belum terjadi endapan Ag2CrO4 . TAT terjadi setelah penambahan sedikit tetesan Ag+ (pentiter)
.Karena tambahan AgNO3 dikhawatirkan berlebih, maka dalam praktek perlu dilakukan
koreksisbb. Blanko ; berisi air (volume = vol akhir titrasi ) + 1 mLl indikator dititrasi dengan
Ag+ sampai terjadi endapan coklat-kemerahan. ( misalnya memerlukan pentiter = a mL ) .
Sampel + 1 mL indikator dititrasi sampai TAT , misalnya memerlukan b mL pentiter.. Maka
volume pentiter sesungguhnya yang diperlukan = (b a ) mL.
Argentometri cara Mohr harus dalam suasana asam atau sedikit basa, ( pH = 6,5 9 )sebab
:(1) Dalam suasa yang terlalau asam akan terjadi kesetimbangan berikut :
sehingga [CrO4 2- ] berkurang memerlukan larutan pentiter lebih banyak yang akan
menyebabkan makin besarnya kesalahan.
(2)
Dalam suasana basa kuat akan terbentuk endapan AgOH putih-keabu-abuan; sehingga
diperlukan pentiter yang lebih banyak, dan kesalahan lebih besar.
Argentometri cara Mohr tidak dapat digunakan untuk menentukan kadar I- dan SCN- sebaba;
Endapan AgI dan AgSCN menyerap dengan kuat CrO4 2- , sehingga TAT terjadi lebih awal.
CONTOH SOAL 1.
Akan ditentukan kemurnian (kadar) NaCl dalam garam dapur. Seberat 1,0 g sampel
garamdilarutkan dalam air sampai 100,0 mL . Sebanyak 10,0 mL larutan tersebut dititrasi dengan
larutan baku AgNO3 0,1100 N dengan cara Mohr. Untuk larutan sampel membutuhkan pentiter
9,60 mLsedangakan untuk blangko 0,10 mL . jika Mr. NaCl = 58,5 tentukan kadar NaCl dalam
sampel garam tersebut dalam % b/b
JAWAB
Vol. Pentiter yang diperlukan = 9,60 0,10 = 9,50 mL
Dari rumus di atas , maka : [Cl-] = N = 0,1056 M
Jadi kadar NaCl = [Cl-] = 0,1056 M = 0,1056 mol /L, atau dalam 100 ml sampel mengandung
NaCl = 100/1000 x 0,1056 mol = 0,01056 mol = 0,01056 x 58,5 g = 0, 62 g
= 0,62 / 1,0 x 100 % = 62 %
2. CARA VOLHARD
- Metode Argentometri cara Volhard dalah titrimetri yang pada TAT-nya terbentuk senyawa
berwarna yang LARUT.
- Cara Volhard dapat digunakan untuk menentukan kadar ion-ion Cl-, Br- dan I- Suasana larutan sampel : asam
AgSCN (s)
Perbandingan Penggunan cara Volhard untuk Penentuan Kadar Cl- dan Bra) Penentuan ClPada TAT terjadi kesetimbangan berikut.
(1)
(2).
Maka : = 169
Atau : [Cl-] yang masih ada dalam larutan jenuhnya = 169 x [SCN-]
dilarutkan dalam air sampai 10,0 mL. Seluruh larutan tersebut dititrasi secara Argentometri
dengan cara Volhard. Setelah ditambah 11,0 mL Ag+ 0,1020 N lalu dititrasi dengan larutan
standar KSCN , 0.0150 N ; ternyata dibutuhkan 1,50 ml . Hitung n Ar: Mg = 24 , Br = 73 H = 1
dan O = 16 ) ( Bantuan : dalam air : MgBr2. n H2O Mg2+ + 2 Br - + n H2O )
JAWAB :
Mr. MgBr2 . n H2O = 170 + 18 n
[ SCN - ] yang bereaksi dengan kelebihan Ag + = 0,1050 N x 1,50 mL = 0,1575 molek
Ag+ total untuk mentiter Br - dan SCN- = 0,1020 N x 11 mL = 1,1220 mmolek
Sehingga Ag+ untuk mentiter Br - = 1,1220 0,1575 = 0,9645 mmolek
Dari proses titrasi : mmolek Br - = mmolek Ag+ = 0,9645
Jadi [ Br -] dalam sampel = 0,9645 mmolek = 0,9645 mmol
Dari proses perurain zat dalam air : [ MgBr2 ] = x [ Br -] = x 0,9645 = 0,4823 mmol
Jadi berat zat = 0,4823 mmol x ( 170 + 18 n ) mg = ( 82 + 8,68 n ) mg
Berat sampel = 0,10 gram = 100 mg
Sehingga : 100 = ( 82 + 8,68 n ) ;
maka n =
= 2
3 CARA FAJANS
-
Terbentuk endapan AgCl yang berupa koloid dikelilingi oleh Cl- ( sisa ) ; karena kloid cenderung
untuk menyerap ion sejenis ( lapisan I ) , sedangkan lapisan II adalah ion-ion yang bermuatan
berlawanan dari lapisan I ( gbr. 1 )
1.Pada saat TAT
- Kelebihan pentiter AgNO3 sehingga ion Ag+ menjadi lapisan I dan NO3- menjadi lapisan II
- .Ion fluorescein ( - ) lebih kuat diserap dari pada NO3- , shingga terbentuk kompleks
berwarna merah muda dari Ag-fluorescein
Ketentuan Argentometri Cara Fajans
1.. Harus diupayakan sesedikit mungkin terjadinya bentuk koloid; yaitu larutan sampel jangan
terlalu encer , agar TAT jelas.
2.Ion indiktor harus bermuatan berlaweanan dengan ion pengendap; atau dengan kata lain
bermuatan sama dengan ion yang diendapkan.
3.Indikator idak diserap sebelum sampel mengendap dengan sempurna , tetapi secara kuat
diserap dengan cepat setelah TAT
4.Dengan adanya lapisan indikator pada endapan AgX menjadi sensitif sinar matahari , titrasi
dilakukan terhindar dari matahari
Pemilihan Indikator Adsorpsi
1.
Fluorescein;:
1. 3.
Eosin
1,00 mmol
Cl-
5,00 mmol
-1,0 mmol
4,0 mmol
AgCl (p)
Ag+
awal
4,99 mmol
AgCl (p)
5,00 mmol
Cl-
-4,99 mmol
0,01 mmol
5,00 mmol
Cl-
AgCl (p)
5,00 mmol
-5,00 mmol
[Ag+] = [Cl-]
Cl-
awal
6,00 mmol
5,00 mmol
perubahan
-5,00 mmol
-5,00 mmol
AgX (p)
AgCl (p)