FISIKA DASAR
PERCOBAAAN III
PENGUKURAN
OLEH :
NAMA : FACHRI WAHID
STAMBUK : A1C4 12 048
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LM. CINONG SIMBITI
A. DASAR TEORI
1. Mengukur Panjang dengan Alat Ukur Jangka Sorong, dan Mikrometer Sekrup
Dalam melakukan pengukuran orang selalu berhadapan dengan benda atau objek yang
diukur, alat ukur, dan satuan yang digunakan baik yang baku maupun yang tidak baku. Satuan
yang tak baku merupakan satuan yang nilainya tidak tetap dan tidak standart. Seorang petani
tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan
bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur
sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter.
Alat ukur adalah alat yang digunakan dalam pengukuran dan mempunyai satuan yang
baku. Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun
yang sudah menjadi produk teknologi modern. Untuk melengkapkan hasil pengukuran agar
lebih bermakna harus disertai satuan.
Satuan Panjang dalam SI adalah meter. Untuk mengukur panjang suatu benda haruslah dipilih
alat ukur yang sesuai dengan panjang benda yang diukur. Perhatikan tabel beberapa alat ukur
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian 0,1 mm atau 0.01
cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter kelereng dan diameter bagian
dalam pipa. Jangka sorong mempunyai 2 bagian penting.
Bagian tetap (rahang tetap), skala tetap terkecil 1mm atau 0,1 cm.
Bagian yang dapat digeser (rahang geser). Pada rahang geser ini dilengkapi skala nonius.
Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 0,1mm.
B. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti disbanding dengan
jangka sorong dan mistar, dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur ketebalan plat alumunium, diameter kawat yang kecil dan benda
yang mempunyai ukuran kecil dan tipis.
Skala utama
Skala putar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm 0,50 mm
Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan neraca dua lengan baik itu
timbangan dacin, Ohauss, timbangan pasar, cukup dengan cara meletakkan beban pada salah
satu lengan, dan meletakkan massa kalibrasi standar pada lengan satunya. Amati sampai
punggung lengan pada posisi sama mendatar.
Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan cara menjumlahkan skala
yang ditunjukan pada skala lengan depan, tengah dan belakang
Contoh Mengukur massa dengan neraca Ohauss tiga lengan:
Sebuah buku fisika kelas X ditimbang, setelah keadaan setimbang didapat keadaan lengan
depan, tengah dan belakang seperti pada gambar dibawah. Tentukan massa buku tersebut ?
Jawab:
1. Posisi anting depan
5,8 gram
300,0 gram
40,0 gram +
345,8 gram
m
. Untuk
V
massa jenis zat cair dapat dihitung secara langsung dengan alat yang dinamakan Hidrometer.
Orang yang hendak menggunakan alat ukur dalam pengukuran hendaknya memahami cara
menggunakannya dan cara membaca skala yang ditunjuk selama pengukuran. Salah satu
contoh adalah, untuk membaca pengukuran arus listrik biasanya digunakan cara sebagai
berikut.
Arus listrik =
X batas ukur
Gambar 14. Mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter yang disusun seri
Hal yang perlu diingat dalam pembacaan arus listrik menggunakan amperemeter adalah
bahwa amperemeter harus dirangkai seri dengan komponennya.
Pengukuran Mekanik:
-
II.
Jangka Sorong
Mikrometer Sekrup
Neraca
Kubus
Silinder
Bola
Pengukuran Listrik:
-
Power Supply
Voltmeter
Amperemeter
Hambatan
Kabel
C. DATA
I.
Pengukuran Mekanik:
No Benda
1 Kubus
Silinder
Bola
II.
Massa
66,6 gram
Panjang
2 cm
Lebar
2 cm
Tinggi
2 cm
Diameter
-
21,19
gram
2,98 cm
1 cm
1,05 gram
0,62 cm
Pengukuran Listrik:
No Besaran Potensial
(Power Supply)
1
3V
Arus
0,03 A
6V
5,6 volt
0,058 A
9V
8,2 volt
0,084 A
10
D. ANALISIS DATA
I.
Pengukuran Mekanik:
Benda
Ukuran
Kubus
s = 2 cm
Silinder
t = 2,98 cm
d = 1 cm
r = d/2 = 0,5 cm
Bola
d = 0,62 cm
r = d/2 = 0,31 cm
Volume
Massa
3
Massa Jenis
3
66,6 gram
s = 2 = 8 cm
21,19 gram
r t
22
2
= 0,5 3
7
3
= 2,36 cm
1,05 gram
4 3
3r
4 22
3
=
0,31
3 7
= 0,12
II.
Pengukuran Listrik:
Besaran Potensial
(Power Supply)
Arus (I)
Hambatan (R)
3 volt
2,8 volt
0,03 A
R = V/I = 93,33
6 volt
5,6 volt
0,058 A
R = V/I = 96,55
9 volt
8,2 volt
0,084 A
R = V/I = 97,62
11
12