PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anoreksia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan
secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. Anoreksia nervosa merupakan sebuah
penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal,
pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi
hati akut pada tingkat lanjut.
Terjadinya anoreksia nervosa meningkat sejak 20 tahun terakhir. Diperkirakan ada 1
dari 100 wanita usia 16-18 tahun menderita anoreksia nervosa. Peningkatan telah dilaporkan
di semua Negara Barat, sedang di Negara lain ada beberapa laporan yang sporadic.
Perbandingan penderita wanita dengan pria adalah 10 banding 1. pada mulanya dilaporkan
hanya ada pada kelompok sosioekonomi menengah ke atas, namun sekarang anoreksia
nervosa juga ada pada kelompok sosioekonomi yang lebih rendah lagi. Anoreksia nervosa
telah didiagnosa pada berbagai etnik dan ras. Meningkatnya insiden gangguan makan yang
berhubungan dengan anoreksia nervosa berkaitan dengan latar belakang keluarga.
(Parakrama Chandrasoma, 2005)
Anoreksia nervosa terjadi terutama pada gadis remaja yang disebabkan oleh gangguan
persepsi citra dan ukuran tubuh yang membuat pasien beranggapan bahwa dirinya tampak
jauh lebih gemuk. Hal ini menyebabkan sangat dibatasinya asupan makanan yang
menyebabkan malnutrisi energi-protein. Yang pada banyak hal serupa dengan marasmus.
(Parakrama Chandrasoma, 2005). Dari data diatas penulis tertarik mengangkat kasus
Anoreksia nervosa,karena peran dan fungsi perawat dalam merawat pasien Anoreksia
Nervosa,sangat penting,selain itu Anoreksia Nervosa berbahaya,bahkan dapat menyebabkan
kerusakan pada pencernaan dan organ lainnya. Maka dari itu peran perawat dalam kasus
Anoreksia Nervosa ini adalah membantu proses kesembuhan diri pasien, baik fisik maupun
psikis, mengayomi, memberi motivasi dan menjaga pasien.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui keadaan pada klien dengan gangguan Anoreksia
Nervosa.
Untuk Mengetahui konsep medis dari Penyakit Anoreksia Nervosa.
pasien
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Anoreksia Nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan
secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. AN merupakan sebuah penyakit kompleks
yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya
ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT,[ hingga disfungsi hati akut pada
tingkat lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai sebagai suatu gangguan makan yang
terutama menyerang wanita muda dan ditandai oleh penurunan berat badan yang ekstrim
dan disengaja oleh diri sendiri,. periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah
puber
Tanda-tanda
Anoreksia
Nervosa:Berat
badan
turun
secara
drastic,Diet
berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat
badannya dibawah rata rata,Gejala yang tidak semestinya pada bentuk/ berat badan dalam
eveluasi diri,Sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi,Lebih memilih makan
sendirian,Latihan berlebih,Rambut atau kuku pecah-pecah dan depresi. (Dona L wong,
2008)
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang ditandai dengan
penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag minimal, gangguan
persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh atau menolak untuk mengakui
bahwa ada masalah.(Sheila L. Videbeck, 2008)
Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih bersifat
psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap anoreksia nervosa
mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin yang diproduksi sendiri oleh
tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama kelaparan jangka panjang .(Sherwood, lauralee,
2001)
2.3 Prognosis
4
Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua gangguan jiwa,
dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan gangguan akhirnya mati
karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-orang dengan anoreksia juga lebih
tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis
dengan DSM-IV baik anorexia nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masingmasing yang dinilai setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri.
Dokter diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh
diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan bulimia
(10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.
2.4 Etiologi / penyebab
Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang jelas,dan
diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun demikian,
manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada kemungkinan faktor-faktor organic pada
etiologi.
Faktor predisposisi:
Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan pertama wanita pada
orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi umum. Model
biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di
hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan
kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model
biologis ini masih dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung terjadi
dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin muncul yang dipicu oleh diet
yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe
kepribadian tertentu atau kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic
mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L. Videbeck, 2008 )
Perkembangan
5
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa penyebabnya
berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini. Perjuangan untuk
mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik adalah 2 tugas yang
penting.( Sheila L. Videbeck, 2008 )
Lingkungan
Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi gangguan
makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika Serikat juga
sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi
indicator untuk evaluasi diri.(Gail w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat badan
dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang
sempurna disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008 )
Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah keinginan yang kuat
untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2
tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya dipicu oleh
krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan interpersonal
traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai tidak terkontrol.
Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan lemak
normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang lain bahwa
remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan respon terhadap
sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk kuliah.
Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang
normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping
merupakan faktor yang sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan,
kerampingan, payudara yang kecil seperti model model yang ditampilkan oleh semua
bentuk media.
Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti perpisahan
atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja mengalami kehilangan
kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah area yang dapat
melatih kontrol individu.( Dona L Wong,2008 )
Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 700 kalori
dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka merasa yang
dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka . Beberapa indivu yang
mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian. Walaupun melakukan
pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami preokupasi atau terobsesi oleh makanan
dan sering masak untuk keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan dapat
melakukan berbagai perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan.
Menggunakan diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid.
Banyak pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami
gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif komflusif dan gangguan kepribadian.
Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia
cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak ke atas
yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan tuntutan dan
harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini, penolakan wanita untuk
makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara menunjukan kendali. Kemungkinan
lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita anoreksia mewakili kenakalan
seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi, wanita mengalami underweight parah tidak
memilki karakteristik seksual lain, seperti feminin yang sesunguhnya.
Gangguan tidur timbul pada beberapa penderita anoreksia dan terdapat gerakan
mata yang cepat, seperti yang sering terdapat pada penderita depresi. Masalah pada
pengaturan suhu , khususnya hipotermia.
Tidak mau makan dengan sengaja karena ketakutan yang berlebihan akan
dengan amenorea yang berkaitan dengan pola tidak matang dari sekresi hormon
luteinizing.
Adanya disfungsi hypothalamic- pituitary-adrenal axis dibuktikan dengan
antara lain dengan meningkatnya kortisol, hilangnya variasi diurnal pada sekresi
kortisol , dan kegagalan deksametason untuk menekannya.
Peningkatan area nitrogen pada darah dapat timbul sebagai akibat dehidrasi
dan penurunan kecepatan penyaringan glomerulus, namun kadar yang normal dapat
ditemukan pada keadaan serupa karena rendahnya pemasukan protein pada penderita
dehidrasi.
Konstipasi merupakan komlikasi masalah motilitas yang sangat sering terjadi
2.6 Komplikasi
Ketidakseimbangan hormon.
Osteoporosis.
Kematian.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit,
kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan
elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat
pengobatan antidepresan.
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung
dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan
oleh malnutrisi.
2.9 Terapi Pengobatan/Treatment
Treatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;
1) Mengembalikan berat badan kembali normal.
Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan
kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah
sakit. Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan
komplikasi yang muncul.
2) Terapi psikologi
Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan cara
pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan
mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT
(Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan
kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan
makan kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT
juga kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada
pasien dalam menjalani penyembuhan.
3) Penyembuhan total
Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan
kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan
kembali
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anoreksia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang paling
banyak terjadi pada anak gadis remaja dan wanita muda dan disebabkan oleh
berbagai faktor seperti biologi, sosial dan psikososial.Diperlukan terapi yang
menyeluruh dalam penatalaksanaan anoreksia nervosa termasuk didalamnya
hospitalisasi, psikoterapi dan terapi biologis.Tanda dan gejala yang sering timbul
pada
penyakit
ini
adalah
Berat
badan
turun
secara
drastic,diet
makan
sendirian,Latihan
berlebih,selain
itu
penyakit
ini
dapat
menyebabkan kematian.
3.2 Saran
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab,
epidemilogi, penatalaksanaanAnoreksia Nervosa, dan anatomi dari system
percernaan yang menjadi target dari Anoreksia Nervosa agar dalam menjalankan
proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi
dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal
pada klien Anoreksia Nervosa. Selain itu Mahasiswa juga dapat memperbanyak
ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.
12
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi edisi 2. Jakarta:
EGC
Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.
Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan
remaja.Jakarta:EGC
Gail,W,Stuart.2006. Buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Sherwood, lauralee.2001. fisiologi manusia: dari sel ke system.Jakarta :EGC
Darmawan, Bambang. 2007.gangguan penolakan makan(anoreksia nervosa)
Diunduh di: http://mediacastore.com/penyakit/67/anoreksia nervosa.html.
13