Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan

Morbili
A.

Pengertian
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya
ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan
campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi
( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).

B. Etiologi
Penyebab utama penyakit morbili adalah virus morbili yaitu
Rubela.

Virus

ini

berupa

virus

RNA

yang

termasuk

famili

Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Virus morbili berasal dari secret


saluran pernafasan, darah urin dari orang yang terinfeksi. Penyebaran
virus ini melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang
terinfeksi selama 10-20 hari, dimana periode yang sangat menular ialah
hari pertama hingga hari ke-4 setelah timbulnya rash/ruam kulit.

C. Patofisiologi
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran
pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berklembang biak
dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan
menimbulkan

gejala

pada

saluran

pernafasan,

saluran

cerna,

konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik


dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam
pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi
seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.

D. Pathway

Droplet infection pada system


pernafasan, berkembang biak
dan replikasi di nasofaring

Replikasi dan
kolonisasi hingga
kelenjar limfe

Virus menyebar
keseluruh tubuh
melalui darah

E.

Manifestasi
kulit

pencernaan

pernafasan

Ruam,

Muntah

Koriza (pilek)

Macula (bintik
merah datar)

Anoreksia

Batuk

Papula (bintik
merah
menonjol
Ganguan
integritas kulit

metabolisme

Peningkatan suhu
tubuh

Malaise
Diare
Mulut terasa
pahit
Resiko
Stadium
volume
kataral
cairan
kurang
(2-4
hari)
dari kebutuhan
tubuh

Ketidak
efektifan jalan
nafas

Hipertermi

klinis

demam ringan hingga sedang,


Resiko nutrisi
batuk kering ringan, coryza (pilek),
kurang dari
fotofobia, konjungtivitis (radang pd
kebutuhan
tubuh
mata), Bercak koplik berwarna
putih kelabu, demam

Muncul ruam yang bertahan 5-6


hari, Coryza(pilek) dan batuk-batuk
bertambah, imbul enantema / titik
merah

Stadium erupsi
(5-6 hari)

dipalatum

durum

dan

palatum mole, Rasa gatal, muka


bengkak,

pembesaran

kelenjar

getah bening, diare dan muntah,


Black Measles (perdarahan pada
kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus),
Setelah 3 hari ruam berangsur
menghilang, Ruam kulit menjadi

Stadium konvalesensi

kehitaman, dan mengelupas yang


akan

menghilang

setelah

1-2

minggu. Suhu menurun sampai


menjadi normal kecuali bila ada
komplikasi

F. Komplikasi
1. Laryngitis akut
2.
3.
4.
5.

Demam kejang
Bronchopneumonia
Ensefalitis (infeksi otak)
OMA (Otitis Media Akut)

G. Penatalaksanaan
Morbili merupakan

suatu

penyakit

self

pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu:


1. Memperbaiki keadaan umum.
2. Antipiretika bila suhu tinggi.

limiting,

sehingga

3. Obat batuk.
4. Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis
tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami
ensefalitis
H.

Konsep dasar asuhan keperawatan


Pengkajian
1. Biodata
a. Anak yang sakit
b. Orang tua
2. Riwayat imunisasi
3. Kontak dengan orang yang terinfeksi
4. Pemeriksaan fisik:
a. Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia
b. Kepala : sakit kepala
c. Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza,
perdarahan hidung (pada stad eripsi ).
d. Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa
pahit.
e. Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam
makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad.
Konvalensi), evitema, panas (demam).
f. Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing,
renchi, sputum
g. Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/
imunisasi.
h. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare
i. Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan
5. Kesadaran umum
6. Diagnosa keperawatan
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
c. Deficit pengetahuan orang tua tentang penyakit berhubungan
dengan
informasi

kurangnya

pemahaman

terhadap

sumber-sumber

d. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan


obstruksi jalan nafas
e. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan
perubahan integrasi sensori
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ruam dan
stomatitis
7. Perencanaan
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
Kriteria standart:
1) Menunjukkan peningkatan
peningkatan yang tepat.
2) Menunjukkan perilaku /

berat

badan

perubahan

menuju

pola

hidup

tujuan
untuk

meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang


tepat.
Intervensi Keperawatan:
1) Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak
memakai es).
2) Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan
tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan
yang hangat ketika diminum).
3) Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah,
sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir
tetapi dengan kuantitas yang sering.
4) Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu
makan mulai membaik.
b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Kriteria standart:
1) Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh
mencapai normal.
2) Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.
Intervensi keperawatan:

1) Memberikan kompres dingin / hangat.


2) Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.
3) Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat
tidur sesuai indikasi.
c. Deficit pengetahuan orang tua tentang penyakit berhubungan
dengan

kurangnya

pemahaman

terhadap

sumber-sumber

informasi
Kriteria standart:
1) Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.
2) Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan
meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang
berat.
Intervensi keperawatan:
1) Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik
bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat
infeksi.
2) Menjelaskan
hubungan

pada

orang

pencegahan

tua

dengan

tentang

morbili

vaksinasi

tentang

campak

dan

peningkatan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang


berat.
d. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas
Kriteria standart:
1) Pasien akan menunjukkan status pernafasan yang adekuat
2) Tidak aka nada hambatan saat bernafas
Intervensi keperawatan:
1) Kaji status pernafasan
2) Atur posisi duduk semi fowler untuk membuka jalan nafas
3) Kolaborasi pemberian obat bronchodilator dan ekspektoran
e. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan
perubahan integrasi sensori
Kriteria standart:
1) Pasien akan memiliki penglihatan yang baik

2) Tidak terjadi konjungtivitis


3) Respon terhadap cahaya baik
Aktivitas keperawatan:
1) Kaji status penglihatan pasien
2) Modifikasi lingkungan disesuaikan dengan kondisi penglihatan
pasien
3) Berikan vitamin A (vitamin A kapsul biru untuk bayi usia 6-11
bulan, merah usia 12-59 bulan)
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ruam dan
stomatitis
Kriteria-standart:
1) Intregitas kulit yang baik dapat dipertahankan ( sensasi,
elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi )
2) Tidak ada luka atau lesi pada kulit
3) Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera berulang
4) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
Aktivitas keperawatan:
1) Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar
2) Hindari kerutan pada tempat tidur
3) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4) Mobilisasi pasien ( ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali )
5) Monitor kulit adanya kemerahan

DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/12/campak-morbili.html
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai