Anda di halaman 1dari 18

ASKEP PADA KLIEN DEGAN

ANEMIA

ABDUL KHALID HAFIFI


03200IDI2051

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN PEMERINTAH


PROVENSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN AKADEMIK
2012/2013

ASUHAN KEPERAWATANA DENGAN ANEMIA


1. Pengetian
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

2. Anatomi Fisiologis
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat penting
dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai dua komponen yaitu komponen padat dan
komponen cair. Fungsi transportasi darah adalah membawa dan mengantarkan nutrisi dan
oksigen dari usus dan paru-paru kepada sel diseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa
metabolisme ke ogan-organ pembuangan. Darah juga membawa dan menghantar hormonhormon dari kelenjar endokrin ke organ sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer,
elektrolit, dan berbagai zat kimia untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu tubuh karena dengan
cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-pusat produksi panas untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke permukaan tubuh yang pada akhirnya diatur
pelepasannya dalam upaya homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia
bervariasi tergantung berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah 70cc/kgBB.
Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Bagian padat darah
merupakan 45% dari seluruh volume darah, 55% adalah plasma yang merupakan komponen
cair darah.

a. Sel darah merah atau eritrosit

Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel darah merah normal tidak
mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron yang bersifat kenyal sehingga bisa berubah
bentuk menyesuaikan pembuluh darah yang dilaluinya.
Sel darah merah dibuat di dalam sumsum tulang. Rata-rata umur hidup sel darah merah
sekitar 105-120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan dihancurkan dalam system
retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati. Globin dan globulin diubah menjadi asam
amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari
hemoglobin diubah menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-hijauan.
Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita 12-14%.

b. Sel darah putih atau leukosit


Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara menghancurkan
antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leukosit :
1) Neutrofil (65%-75%)
2) Eosinofil (2%-5%)
3) Basofil (0,5%-1%)
4) Limfosit (20%-25%)
5) Monosit (3%-8%)
Leukosit berwarna kuning dan bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi
jumlahnya lebih kecil.
Leukosit sebagai bala tentara pertahanan dikerahkan ke tempat-tempat terjadi infeksi dan
jumlahnya pu dapat dilipatgandakan dalam keadaan infeksi. Leukosit bersama-sama
dengan system makrofag jaringan yaitu hepar,limfa, sumsum tulang, alveoli paru serta
kelenjar getah melakukan fagositosis terhadap kuman atau virus yang masuk. Jumlah
leukosit adalah 5000-9000/mm3 darah. Bila jumlah leukosit berkurang disebut leukopenia.
Sedangkan bila tubuh tidak membuat leukosit sama sekali disebut Agranulositosis.

c. Trombosit atau keping-keping darah

Trombosit berbentuk keeping-keping yang merupakan bagian-bagian kecil dari sel yang
besar yang membuatnya yaitu megakaryosit. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru
dan limfa. Ukurannya kecil sekitar 2-4 mikron. Umur peredarannya hanya berkisar 10 hari.
Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan :
1. Daya aglutinasi (membeku atau menggumpal
2. Daya adesi (saling melekat)
3. Daya agregasi (berkelompok)
4. Jumlah trombosit di dalam tubuh antara 150.000-350.000 keping/mm3 darah.

Fungsi trombosit yaitu :


a. Hemostasis (penghentian aliran darah/ perdarahan)
b. Pembekuan darah.Bila ada kerusakan pembuluh darah, trombosit akan berkumpul di
daerah tersebut dan menutup lubang bocoran dengan cara saling melekat, berkelompok
dan menggumpalyang kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah.

Trombosit mempunyai dua zat, prostaglandin dan tromboxan yang akan keluar bila ada
kerusakan pembuluh darah. Zat ini juga dapat menimbulkan efek vasokontriksi sehingga
aliran darah berkuang dan membantu proses pembekuan darah.
d. Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium transfor dan 7-9% terdiri dari
zat padat (protein seperti albumin, globulin, fibrinogen, juga ada unsure natrium, kalium,
kalsium, fosfor, bese, asam amino, kolesterol, glukosa, dan enzim). Albumin yang dibentuk
di hati merupakan 53% dari seluruh protein serum, berperan dalam mempertahankan volume
darah dengan menjaga tekanan osmotic koloid,pH dan keseimbangan elektrolit.

3. Klasifikasi Anemia
Anemia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Pendekatan fisiologis akan menuntun
apakah defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh efek produksi sel darah merah atau
(anemia hipoproliferatifa ) atau oleh dekstruksi sel darah merah (anemia hemolitika).Anemia
hipoproliferatif

a. Anemia aplastik
Anemia aplastik disebabkan oleh penurunan precursor dalam sumsum tulang dan
penggantian sumsu tulang dengan lemak. Dapat terjadi secara congenital maupun didapat.
Dapat juga idiopatik ( dalam hal ini, tanpa penyebab yang jelas ), dan merupakan penyebab
utama. Berbagai macam infeksi dan kehamilan dapat mencetuskannya, atau dapat pula
disebabkan oleh obat. Bahan kimia, atau kerusakan radiasi. Bahan yang sering menyebabkan
aplasia sumsum tulang meliputi benzene dan turunan benzene ( misalnya perekat pesawat
terbang ), obat anti tumor seperti nitrogen mustard, anti metabolic termasuk meotrexate dan
6-merkaptopurin, dan berbagai bahan toksit seperti arsen anorganik.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Derajat anemia yang terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir sangat
berfariasi, tetapi secara umum terjadi pada pasien dengan nitrogen urea darah yang lebih dari
10mg/dl. Hematokrit biasanya menurun sampai antara 20 % dan 30%, meskipun pada
beberapa kasus jarang mencapai dibawah 15%.
Anemia ini disebabkan oleh menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritropoetin. Beberapa eritropoetin terbukti diproduksi diluar ginjal, karena
terdapat eritropoesis yang masih terus berlangsung, bahkan pada pasien yang ginjalnya telah
diangkat
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik ( sel darah merah dengan ukuran dan warna yang abnormal ). Kelainan ini
meliputi arthritis rematoid, abses paru, osteomielitis, tuberculosis, dan berbagai keganasan.
Anemia biasanya ringan, berkembang secara bertahap selama 6- 8 minggu dan normal
kembali pada kadar hematokrit kurang dari 25%. Hemoglobin jarang turun sampai dibawah
9 g/dl dan sumsum tulang mempunyai peningkatan selularitas normal dengan peningkatan
cadangan besi.
d. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah keadaan dimana keadaan kandungan besi tubuh total
turun dibawah tingkat normal. Penyebab tersering defisiensi besi pada pria dan wanita pasca
menopouese adalah perdarahan atau malabsorpsi, terutama setelah reseksi gaster. Pada
wanita premenopouse adalah menoragia atau pendarahan menstruasi berlebih. Pasien dengan

alkoholisme kronis sering mengalami ketidak cukupan asupan besi dan kehilangan besi
akibat kehilangan darah dari traktus gastrointestinal dan menimbulkan anemia.
e. Anemia megaloblastik
Disebabkan oleh defisiensi B12 dan asam folat menunjukan perubahan yang sama antara
sumsum tulang dan darah tetapi kedua vitamin tersebut esensial bagi sintesis DNA normal.
Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum tulang, dan precursor eritroid dan myeloid
besar dan aneh; beberapa mengalami multi nukleasi. Tetapi, beberapa sel ini mati dalam
sumsum tulang, sehingga jumlah sel matang yang menimbulkan sumsum tulang menjadi
sedikit, terjadilah pansitopenia. Pada keadaan lanjut, hb dapat turun 4-5g/dl, hitung se darah
putih 2000-3000 per mm3, dan hitungan trombosit kurang dari 50000 mm3 .sel darah merah
besar dan PMN hipersegmen.
f. Defisiensi vitamin B12
Dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Gangguan ini jarang sebagai akibat asupan diet yang
tidak addekuat, namun dapat terjadi pada vegetarian yang tidak makan daging sama sekali.
Gangguan absorpsi traktus GI lebih sering terjadi.
g. Defisiensi asam folat
Merupakan vitamin lain yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang normal.
Simpanan folat dalam tubuh jauh leih kecil dibandingkan vitamin B12.sehinga lebih sering di
jumpai defisiensi folat dalam diet. Alcohol meningkatkan kebutuhan akan asam folat, dan
pada saaat yang sama, orang yang menderita alkoholisme biasanya makan makanan yang
kurang mengandung vitamin. Kebutuhan asam folat juga meningkat pada orang yang
menderita anemia hemolitik dan pada wanita hamil.

4. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat,
dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
a. Perdarahan hebat
b. Kecelakaan

c. Pembedahan
d. Persalinan
e. Pecah pembuluh darah
f. Penyakit Kronik (menahun)
g. Perdarahan hidung
h. Wasir (hemoroid)
i. Tumor ginjal atau kandung kemih
j. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
k. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
l. Kekurangan zat besi
m. Kekurangan vitamin B12
n. Kekurangan asam folat
o. Kekurangan vitamin C
p. Penyakit kronik
q. M eningkatnya penghancuran sel darah merah
r. Pembesaran limpa
s. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
t. Penyakit sel sabit

5. Patofisologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

PATHWAYS
Perdarahan masif

Kurang bahan
baku pembuat
sel darah

Penghancuran
eritrosit yang
berlebihan

Terhentinya pembuatan
sel darah oleh sum-sum
tulang

Anemia

Resti Gg nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Lemas

Komparten sel
penghantar oksigen/ zat
nutrisi ke sel <
Kadar HB

Anoreksia

Cepat lelah

Intoleransi
aktifitas

Gg perfusi jaringan

6. Tanda dan Gejala


Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala
ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna
pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

7 Pemeriksaan Diasnotik
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit
hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang
terhadap kehilangan darah/hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia).
LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel
darah merah : atau penyakit malignasi.

8. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.


3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Asuhan Keperawatan Dengan Anemia


1.Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
Pengkajian pasien dengan anemia meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat
untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : Takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik
diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda
lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat
(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.
Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna)
: pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan


transfusi darah.
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran
urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
(DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan
buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8) Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia meliputi:
1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi
tertekan)).
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan
untuk
pembentukan sel darah merah.
4) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi
informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
3.Intervensi dan Imflementasi

No

Diagnosa

Tujuan dan Kreteria

Kep

Hasil

Intervensi

Rasional

Intoleransi

-Dapat

-Kaji

aktivitas

mempertahankan/men

ADL pasien.

berhubungan

ingkatkan

- Kaji kehilangan atau intervensi/bantuan.

dengan

ambulasi/aktivitas,

gangguankeseimbang

ketidakseimb

dengan

an, gaya jalan dan perubahan neurology

angan antara Kriteria

hasil

kemampuan -Mmempengaruhi
pilihan

: kelemahan otot.

-Menunjukkan

karena

defisiensi

suplai

melaporkan

oksigen

peningkatan toleransi tanda vital sebelum mempengaruhi

(pengiriman)

aktivitas

-Observasi

tanda- vitamin

(termasuk dan sesudah aktivitas.

keamanan

B12

dan

aktivitas sehari-hari)

- Berikan lingkungan pasien/risiko cedera.

kebutuhan.

menunjukkan

tenang,

penurunan
intolerasi

batasi -Manifestasi

tanda pengunjung,

dan kardiopulmonal

fisiologis, kurangi suara bising, upaya

misalnya

nadi, pertahankan

pernapasan,

dan baring

di jumlah

bila

oksigen

adekuat ke jaringan.
teknik -Meningkatkan

-Gunakan
menghemat

dan

tirah paru untuk membawa

tekanan darah masih indikasikan.


dalam rentang normal.

jantung

dari

energi, istirahat

untuk

pasien menurunkan
oksigen
istirahat bila terjadi kebutuhan
dan
kelelahan
dan tubuh
kelemahan, anjurkan menurunkan regangan
anjurkan

melakukan jantung dan paru.


aktivitas semampunya -Meningkatkan
secara
(tanpa memaksakan aktivitas
pasien

bertahap

diri).

sampai

normal

dan

memperbaiki

tonus

otot/stamina

tanpa

kelemahan.
Meingkatkan
diri

dan

harga
rasa

terkontrol.
2

Risiko tinggi - Infeksi tidak terjadi.


terhadap

Kriteria

hasil

infeksi

mengidentifikasi

berhubungan

perilaku

-Tingkatkan

cuci -Mencegah

: tangan yang baik ; kontaminasi


pemberi silang/kolonisasi

oleh

untuk perawatan dan pasien.

dengan tidak mencegah/menurunka

-Berikan

adekuatnya

n risiko infeksi.

kulit,

pertahanan

meningkatkan

oral dengan cermat.

bacterial.

perawatan -Menurunkan

perianal

risiko

dan kerusakan
kulit/jaringan

dan

sekunder

penyembuhan

luka, -Pantau/batasi

(penurunan

bebas

hemoglobin

purulen atau eritema, isolasi

leucopenia,

dan demam.

drainase pengunjung.

infeksi.
Berikan -Membatasi
bila pemajanan

memungkinkan.

pada

bakteri/infeksi.

atau

-Pantau suhu tubuh. Adanya

proses

penurunan

Catat

granulosit

menggigil

(respons

takikardia dengan atau evaluasi/pengobatan.

inflamasi

tanpa demam.

tertekan)).

-Berikan

adanya inflamasi/infeksi
dan membutuhkan

-Mungkin digunakan

antiseptic secara

propilaktik

; untuk

menurunkan

topical
antibioticsistemik

kolonisasi atau untuk

(kolaborasi).

pengobatan

proses

infeksi local.
3

Perubahan

Kebutuhan

nutrisi -Kaji riwayat nutrisi,

nutrisi kurang terpenuhi dgn

termasuk

hasil

Mengidentifikasi

makanan defisiensi,

dari

Kriteria

kebutuhan

menunujukkan

-Observasi dan catat intervensi.

tubuh

peningkatan/mempert

masukkan

berhubungan

ahankan berat badan pasien.

dengan

dengan nilai normal.

kegagalan

tidak mengalami tanda setiap hari.

untuk

mal nutrisi.

-Nnutrisi.

mencerna

Menununjukkan

makan sedikit dengan penurunan berat badan

atau ketidak perilaku,

: yang disukai.

memudahkan

makanan

Mengawasi
masukkan kalori atau

-Timbang berat badan kualitas

kekurangan

konsumsi makanan.
Berikan -Mengawasi

perubahan frekuensi sering dan atau

mampuan

pola

mencerna

meningkatkan

makanan

atau mempertahankan -Observasi dan catat kelemahan,

nutrient yang

berat

diperlukan

sesuai.

untuk

hidup

badan

efektivitas

untuk atau makan diantara intervensi


dan waktu makan.
yang kejadian
mual/muntah,

-Menurunkan

meningkatkan
flatus pemasukkan

dan dan gejala lain mencegah

dan
distensi

pembentukan
sel

yang berhubungan

darah

gaster.
Gejala

merah.

GI

dapat

menunjukkan

efek

anemia

(hipoksia)

pada organ.

Kurang

Pasien mengerti dan .-Berikan

pengetahuan

memahami

sehubungan

penyakit,

dengan

diagnostic

kurang

rencana pengobatan.

terpajan/men

Kriteria hasil : pasien tipe

tentang tentang

informasi

Diskusikan pasien dapat membuat

dan kenyataan

bahwa pilihan yang tepat.

terapi tergantung pada -Ansietas/ketakutan


dan

beratnya tentang ketidaktahuan


meningkatkan stress,

anemia.

pemahamannya proses -Tinjau


; penyakit

dasar

anemia pengetahuan sehingga

prosedur spesifik.

gingat, salah menyatakan


interpretasi

informasi -Memberikan

tujuan

dan persiapan

dan selanjutnya
untuk meningkatkan

beban

tidak

penatalaksanaan

pemeriksaan

jantung. Pengetahuan

mengenal

penyakit.

diagnostic.

menurunkan ansietas.

sumber

mengidentifikasi

Kaji

informasi.

tingkat -Megetahui seberapa


factor penyebab.
pengetahuan klien dan jauh pengalaman dan
Melakukan tiindakan keluarga
tentang pengetahuan klien dan
yang perlu/perubahan penyakitnya.
keluarga
tentang
pola hidup.
-Berikan penjelasan penyakitnya. pada klie
tentang
dan
sekarang.

penyakitnya -Dengan
kondisinya penyakit

mengetahui
dan

kondisinya sekarang,

-Anjurkan klien dan klien dan keluarganya


akan merasa tenang
keluarga
untuk
dan mengurangi rasa
memperhatikan diet
cemas.
makanan nya.
-Diet dan pola makan

-Minta

klien

dan yang tepat membantu

keluarga mengulangi proses penyembuhan


tentang -Mengetahui seberapa

kembali
materi

telah jauh pemahaman klien

yang

dan

diberikan.
-Minta

klien

dan menilai

keluarga mengulangi dari

yang

diberikan.

telah

serta

keberhasilan

tindakan

tentang dilakukan.

kembali
materi

keluarga

yang

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. EGC : Jakarta

Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G.2002.Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah.Penerbit Buku
Kedokteran:Jakarta.

http://www.google.co.id/images.hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=521&q=anatomi.
Diposkan oleh kristian Aarisandy di 08:30

Anda mungkin juga menyukai