ANEMIA
2. Anatomi Fisiologis
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat penting
dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai dua komponen yaitu komponen padat dan
komponen cair. Fungsi transportasi darah adalah membawa dan mengantarkan nutrisi dan
oksigen dari usus dan paru-paru kepada sel diseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa
metabolisme ke ogan-organ pembuangan. Darah juga membawa dan menghantar hormonhormon dari kelenjar endokrin ke organ sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer,
elektrolit, dan berbagai zat kimia untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu tubuh karena dengan
cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-pusat produksi panas untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke permukaan tubuh yang pada akhirnya diatur
pelepasannya dalam upaya homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia
bervariasi tergantung berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah 70cc/kgBB.
Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Bagian padat darah
merupakan 45% dari seluruh volume darah, 55% adalah plasma yang merupakan komponen
cair darah.
Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel darah merah normal tidak
mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron yang bersifat kenyal sehingga bisa berubah
bentuk menyesuaikan pembuluh darah yang dilaluinya.
Sel darah merah dibuat di dalam sumsum tulang. Rata-rata umur hidup sel darah merah
sekitar 105-120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan dihancurkan dalam system
retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati. Globin dan globulin diubah menjadi asam
amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari
hemoglobin diubah menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-hijauan.
Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita 12-14%.
Trombosit berbentuk keeping-keping yang merupakan bagian-bagian kecil dari sel yang
besar yang membuatnya yaitu megakaryosit. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru
dan limfa. Ukurannya kecil sekitar 2-4 mikron. Umur peredarannya hanya berkisar 10 hari.
Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan :
1. Daya aglutinasi (membeku atau menggumpal
2. Daya adesi (saling melekat)
3. Daya agregasi (berkelompok)
4. Jumlah trombosit di dalam tubuh antara 150.000-350.000 keping/mm3 darah.
Trombosit mempunyai dua zat, prostaglandin dan tromboxan yang akan keluar bila ada
kerusakan pembuluh darah. Zat ini juga dapat menimbulkan efek vasokontriksi sehingga
aliran darah berkuang dan membantu proses pembekuan darah.
d. Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium transfor dan 7-9% terdiri dari
zat padat (protein seperti albumin, globulin, fibrinogen, juga ada unsure natrium, kalium,
kalsium, fosfor, bese, asam amino, kolesterol, glukosa, dan enzim). Albumin yang dibentuk
di hati merupakan 53% dari seluruh protein serum, berperan dalam mempertahankan volume
darah dengan menjaga tekanan osmotic koloid,pH dan keseimbangan elektrolit.
3. Klasifikasi Anemia
Anemia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Pendekatan fisiologis akan menuntun
apakah defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh efek produksi sel darah merah atau
(anemia hipoproliferatifa ) atau oleh dekstruksi sel darah merah (anemia hemolitika).Anemia
hipoproliferatif
a. Anemia aplastik
Anemia aplastik disebabkan oleh penurunan precursor dalam sumsum tulang dan
penggantian sumsu tulang dengan lemak. Dapat terjadi secara congenital maupun didapat.
Dapat juga idiopatik ( dalam hal ini, tanpa penyebab yang jelas ), dan merupakan penyebab
utama. Berbagai macam infeksi dan kehamilan dapat mencetuskannya, atau dapat pula
disebabkan oleh obat. Bahan kimia, atau kerusakan radiasi. Bahan yang sering menyebabkan
aplasia sumsum tulang meliputi benzene dan turunan benzene ( misalnya perekat pesawat
terbang ), obat anti tumor seperti nitrogen mustard, anti metabolic termasuk meotrexate dan
6-merkaptopurin, dan berbagai bahan toksit seperti arsen anorganik.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Derajat anemia yang terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir sangat
berfariasi, tetapi secara umum terjadi pada pasien dengan nitrogen urea darah yang lebih dari
10mg/dl. Hematokrit biasanya menurun sampai antara 20 % dan 30%, meskipun pada
beberapa kasus jarang mencapai dibawah 15%.
Anemia ini disebabkan oleh menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritropoetin. Beberapa eritropoetin terbukti diproduksi diluar ginjal, karena
terdapat eritropoesis yang masih terus berlangsung, bahkan pada pasien yang ginjalnya telah
diangkat
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik ( sel darah merah dengan ukuran dan warna yang abnormal ). Kelainan ini
meliputi arthritis rematoid, abses paru, osteomielitis, tuberculosis, dan berbagai keganasan.
Anemia biasanya ringan, berkembang secara bertahap selama 6- 8 minggu dan normal
kembali pada kadar hematokrit kurang dari 25%. Hemoglobin jarang turun sampai dibawah
9 g/dl dan sumsum tulang mempunyai peningkatan selularitas normal dengan peningkatan
cadangan besi.
d. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah keadaan dimana keadaan kandungan besi tubuh total
turun dibawah tingkat normal. Penyebab tersering defisiensi besi pada pria dan wanita pasca
menopouese adalah perdarahan atau malabsorpsi, terutama setelah reseksi gaster. Pada
wanita premenopouse adalah menoragia atau pendarahan menstruasi berlebih. Pasien dengan
alkoholisme kronis sering mengalami ketidak cukupan asupan besi dan kehilangan besi
akibat kehilangan darah dari traktus gastrointestinal dan menimbulkan anemia.
e. Anemia megaloblastik
Disebabkan oleh defisiensi B12 dan asam folat menunjukan perubahan yang sama antara
sumsum tulang dan darah tetapi kedua vitamin tersebut esensial bagi sintesis DNA normal.
Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum tulang, dan precursor eritroid dan myeloid
besar dan aneh; beberapa mengalami multi nukleasi. Tetapi, beberapa sel ini mati dalam
sumsum tulang, sehingga jumlah sel matang yang menimbulkan sumsum tulang menjadi
sedikit, terjadilah pansitopenia. Pada keadaan lanjut, hb dapat turun 4-5g/dl, hitung se darah
putih 2000-3000 per mm3, dan hitungan trombosit kurang dari 50000 mm3 .sel darah merah
besar dan PMN hipersegmen.
f. Defisiensi vitamin B12
Dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Gangguan ini jarang sebagai akibat asupan diet yang
tidak addekuat, namun dapat terjadi pada vegetarian yang tidak makan daging sama sekali.
Gangguan absorpsi traktus GI lebih sering terjadi.
g. Defisiensi asam folat
Merupakan vitamin lain yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang normal.
Simpanan folat dalam tubuh jauh leih kecil dibandingkan vitamin B12.sehinga lebih sering di
jumpai defisiensi folat dalam diet. Alcohol meningkatkan kebutuhan akan asam folat, dan
pada saaat yang sama, orang yang menderita alkoholisme biasanya makan makanan yang
kurang mengandung vitamin. Kebutuhan asam folat juga meningkat pada orang yang
menderita anemia hemolitik dan pada wanita hamil.
4. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat,
dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
a. Perdarahan hebat
b. Kecelakaan
c. Pembedahan
d. Persalinan
e. Pecah pembuluh darah
f. Penyakit Kronik (menahun)
g. Perdarahan hidung
h. Wasir (hemoroid)
i. Tumor ginjal atau kandung kemih
j. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
k. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
l. Kekurangan zat besi
m. Kekurangan vitamin B12
n. Kekurangan asam folat
o. Kekurangan vitamin C
p. Penyakit kronik
q. M eningkatnya penghancuran sel darah merah
r. Pembesaran limpa
s. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
t. Penyakit sel sabit
5. Patofisologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
PATHWAYS
Perdarahan masif
Kurang bahan
baku pembuat
sel darah
Penghancuran
eritrosit yang
berlebihan
Terhentinya pembuatan
sel darah oleh sum-sum
tulang
Anemia
Resti Gg nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Lemas
Komparten sel
penghantar oksigen/ zat
nutrisi ke sel <
Kadar HB
Anoreksia
Cepat lelah
Intoleransi
aktifitas
Gg perfusi jaringan
7 Pemeriksaan Diasnotik
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit
hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang
terhadap kehilangan darah/hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia).
LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel
darah merah : atau penyakit malignasi.
8. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia meliputi:
1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi
tertekan)).
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan
untuk
pembentukan sel darah merah.
4) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi
informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
3.Intervensi dan Imflementasi
No
Diagnosa
Kep
Hasil
Intervensi
Rasional
Intoleransi
-Dapat
-Kaji
aktivitas
mempertahankan/men
ADL pasien.
berhubungan
ingkatkan
dengan
ambulasi/aktivitas,
gangguankeseimbang
ketidakseimb
dengan
hasil
kemampuan -Mmempengaruhi
pilihan
: kelemahan otot.
-Menunjukkan
karena
defisiensi
suplai
melaporkan
oksigen
(pengiriman)
aktivitas
-Observasi
tanda- vitamin
keamanan
B12
dan
aktivitas sehari-hari)
kebutuhan.
menunjukkan
tenang,
penurunan
intolerasi
batasi -Manifestasi
tanda pengunjung,
dan kardiopulmonal
misalnya
nadi, pertahankan
pernapasan,
dan baring
di jumlah
bila
oksigen
adekuat ke jaringan.
teknik -Meningkatkan
-Gunakan
menghemat
dan
jantung
dari
energi, istirahat
untuk
pasien menurunkan
oksigen
istirahat bila terjadi kebutuhan
dan
kelelahan
dan tubuh
kelemahan, anjurkan menurunkan regangan
anjurkan
bertahap
diri).
sampai
normal
dan
memperbaiki
tonus
otot/stamina
tanpa
kelemahan.
Meingkatkan
diri
dan
harga
rasa
terkontrol.
2
Kriteria
hasil
infeksi
mengidentifikasi
berhubungan
perilaku
-Tingkatkan
cuci -Mencegah
oleh
-Berikan
adekuatnya
n risiko infeksi.
kulit,
pertahanan
meningkatkan
bacterial.
perawatan -Menurunkan
perianal
risiko
dan kerusakan
kulit/jaringan
dan
sekunder
penyembuhan
luka, -Pantau/batasi
(penurunan
bebas
hemoglobin
leucopenia,
dan demam.
drainase pengunjung.
infeksi.
Berikan -Membatasi
bila pemajanan
memungkinkan.
pada
bakteri/infeksi.
atau
proses
penurunan
Catat
granulosit
menggigil
(respons
inflamasi
tanpa demam.
tertekan)).
-Berikan
adanya inflamasi/infeksi
dan membutuhkan
-Mungkin digunakan
antiseptic secara
propilaktik
; untuk
menurunkan
topical
antibioticsistemik
(kolaborasi).
pengobatan
proses
infeksi local.
3
Perubahan
Kebutuhan
termasuk
hasil
Mengidentifikasi
makanan defisiensi,
dari
Kriteria
kebutuhan
menunujukkan
tubuh
peningkatan/mempert
masukkan
berhubungan
dengan
kegagalan
untuk
mal nutrisi.
-Nnutrisi.
mencerna
Menununjukkan
: yang disukai.
memudahkan
makanan
Mengawasi
masukkan kalori atau
kekurangan
konsumsi makanan.
Berikan -Mengawasi
mampuan
pola
mencerna
meningkatkan
makanan
nutrient yang
berat
diperlukan
sesuai.
untuk
hidup
badan
efektivitas
-Menurunkan
meningkatkan
flatus pemasukkan
dan
distensi
pembentukan
sel
yang berhubungan
darah
gaster.
Gejala
merah.
GI
dapat
menunjukkan
efek
anemia
(hipoksia)
pada organ.
Kurang
pengetahuan
memahami
sehubungan
penyakit,
dengan
diagnostic
kurang
rencana pengobatan.
terpajan/men
tentang tentang
informasi
dan kenyataan
anemia.
dasar
prosedur spesifik.
informasi -Memberikan
tujuan
dan persiapan
dan selanjutnya
untuk meningkatkan
beban
tidak
penatalaksanaan
pemeriksaan
jantung. Pengetahuan
mengenal
penyakit.
diagnostic.
menurunkan ansietas.
sumber
mengidentifikasi
Kaji
informasi.
penyakitnya -Dengan
kondisinya penyakit
mengetahui
dan
kondisinya sekarang,
-Minta
klien
kembali
materi
yang
dan
diberikan.
-Minta
klien
dan menilai
yang
diberikan.
telah
serta
keberhasilan
tindakan
tentang dilakukan.
kembali
materi
keluarga
yang
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. EGC : Jakarta
Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G.2002.Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah.Penerbit Buku
Kedokteran:Jakarta.
http://www.google.co.id/images.hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=521&q=anatomi.
Diposkan oleh kristian Aarisandy di 08:30