Anda di halaman 1dari 2

Pada kedua grup proporsi 4 kali atau lebih kunjungan ANC menurun secara signifikan antara

periode pertama dan kedua kalinya.


Secara keseluruhan jumlah SC pada grup rujukan resmi turun dari 58,8 % menjadi
49,2 % antara periode pertama dan kedua kalinya (OR 0.68, CI 0.60-0.78, p < 0.001), dimana
rating antara wanita tanpa rujukan tidak berubah, alasan utama merujuk adalah sama pada
kedua periode. Pada persalinan SC, hanya kematian neonatal yang secara kasar menunjukkan
hubungan antara periode waktu dengan peningkatan secara keseluruhan angka kematian
neonatal, dari 0,9% menjadi 1,2% (p < 0.03) antara periode pertama dan kedua. Periode
waktu tambahan sebagai variabel penjelas pada model regresi tidak memberikan dampak
pada estimasi yang telah ditentukan.

Diskusi

Berdasarkan data dari 21.000 persalinan di pusat pelayanan tersier tanzania, kami
menemukan bahwa 80% wanita yang bersalin adalah datang tanpa rujukan dan hanya 20%
yang berdasarkan rujukan resmi. Rujukan resmi dihubungkan dengan asal kediaman dari
pedesaan, pendidikan rendah dan profil obstetri resiko tinggi. Seperti diduga, rating SC tinggi
pada rujukan resmi dibandingkan dengan datang sendiri, tetapi grup utama yang paling
berkontribusi (wanita dengan riw. SC dan nullipara) adalah sama terlepas dari status rujukan.
Secara keseluruhan, terdapat angka yang tinggi pada SC berulang dan prevalensi rendah dari
persalinan pervaginam dengan bantuan alat. Keduanya dihubungkan dengan skor APGAR
yang rendah dan perawatan neonatal. Hasil luaran neonatal yang buruk tinggi pada beberapa
sub grup (bokong, kehamilan ganda, persalinan kurang bulan) menunjukkan risiko yang
signifikan terhadap wanita yang tidak menjalani rujukan sesuai prosedur. Kebalikannya, kami
temukan tidak ada perbedaan pada efek buruk hasil luaran maternal setelah SC pada grup
rujukan resmi VS yang datang sendiri.

Pada penelitian ini, kami menampilkan data dasar yang dikumpulkan dari tempat
terbanyak melakukan persalinan, data ini bisa berguna dalam mengevaluasi dengan metode
standar. Kekuatan studi ini bergantung pada jumlah sampel yang besar dan kelengkapan data
tentang persalinan SC. Pada wilayah yang hanya memiliki data sedikit tentang persalinan SC
tidak dimasukkan dalam penelitian. Menggunakan data berdasarkan register mengakibatkan
banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini. Meskipun cek validitas dilakukan secara rutin.

Data register memiliki kualitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan data yang
memang dikumpulkan untuk tujuan penelitian. Kami tidak mendapatkan data langsung dari
fasilitas perujuk maupun informasi dari staff kesehatan. Kami juga tidak mendapatkan data
tentang rujukan komunitas yang berhubungan dengan proses saat pengambilan keputusan
pada saat terjadinya komplikasi obstetri, atau informasi tentang wanita yang tidak pernah
mendapatkan penanganan sesuai standar. Beberapa tambahan data akan meningkatkan
kualitas dari penelitian ini. Rujukan berjenjang dan lambatnya penanganan pada saat di
perawatan tersier tidak dapat dinilai karena informasi tidak terdapat dalam register. Hal ini
membatasi kami dalam menyimpulkan hasil luaran.

Menariknya, grup yang berkontribusi paling banyak secara keseluruhan hasil SC pada
kedua grup sama. Dibandingkan dengan sistem klasifikasi 10 grup dari USA dan EROPA,
kami menemukan kemiripan angka SC pada grup 1 dan 2 dan kontribusi pada grup 1+2+5
terhadap jumlah total [23]. Kami menemukan tingginya angka SC pada nullipara dengan
hamil tunggal presentasi kepala berkontribusi terhadap tingginya angka SC. Kami juga
menemukan ketidak miripan seperti tingginya angka SC pada wanita yang datang tanpa
rujukan pada grup 1 dan 3 dibandingkan dengan grup 2 dan 4. Pada pengaturan kami
dibandingkan dengan konteks yang memiliki data lebih besar. Hal ini mengakibatkan
kegagalan dalam mendeteksi kematian obstetri pada saat ANC untuk induksi/SC elektif,
sehingga banyak kasus dengan resiko tinggi yang dilakukan persalinan pervaginam. Grup 5
bertanggung jawab terhadap 40% kasus SC pada wanita tanpa rujukan. Kami percaya hal ini
terjadi 70% karena sedikitnya usaha partus percobaan dikerenakan kurangnya SDM.
Penggunaan ventouse / forsep tidak menjadi bagian dari kurikulum pendidikan residen
sehingga akan meningkatkan angka SC pada grup obstetri dibandingkan dengan pengaturan
pada tempat lain.

Meskipun tidak dibandingkan secara langsung, kematian dini perinatal pada rumah
sakit memiliki angka yang tinggi (4,4%) dibandingkan dengan RS yang memiliki SDM yang
mencukupi sebanyak 0,5%. Kematian dini neonatus karena SC sebanyak 1,3%. Pada fasilitas
ini tidak hanya menggambarkan komplikasi obstetri, tetapi juga karena kurangnya pelayanan
ahli NICU. Investigasi antara perbedaan sub grup pada grup tanpa rujukan menunjukkan
bahwa grup 5

Anda mungkin juga menyukai