2. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita
TORCH. Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah
(lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun
hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar, disebabkan
karena oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa bulan ( Howard, 1987).
3. Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid,
sista), kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam
tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka (Remington dan McLeod 1981, dan
Levine 1987).
4. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya
TORCH. Misalnya seorang pria terkena salah satu penyakit TORCH kemudian
melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita (padahal sang wanita
sebelumnya belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut nantinya akan
terkena penyakit TORCH sebagaimana yang pernah diderita oleh lawan jenisnya.
5. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung
maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena penyakit TORCH
melalui plasenta.
6. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini
bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu
penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa menular kepada sang
bayi yang sedang disusuinya.
7. Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga
bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi apabila
seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat baju yang baru saja
dipakai si penderita penyakit TORCH.
8. Faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia, antara
lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah buahan segar yang dicuci
kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, mengkonsumsi
makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga kemungkinan
terkontaminasi oosista lebih besar.
9. Air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Cara
penularannya juga hampir sama dengan penularan pada hubungan seksual.
Berdasarkan kenyataan di atas, penyakit TORCH ini sifatnya menular. Oleh karena itu dalam
satu keluarga biasanya kalau salah satu anggota keluarga terkena penyakit
tersebut maka yang lainnya pun juga bisa terkena. Malah ada beberapa kasus
dalam satu keluarga seluruh anggota keluarganya mulai dari kakek nenek, kakak
adik, bapak ibu, anak anak semuanya terkena penyakit TORCH.
Untuk mendeteksi sejauh mana penyakit tersebut menyerang anggota keluarga maka
biasanya cukup mengambil salah satu anggota keluarga sebagai sample,
kemudian diadakan uji laboratorium untuk mengetahui IgG dan IgM nya terjangkit
atau tidaknya penyakit TORCH padanya akan ketahuan dengan uji lab tersebut.
Infeksi pada kehamilan tri semester I dapat menyebabkan kelainan bawaan yang erat pada
bayi. Kelainan bawaan yang terjadi dapat berupa Hidrosefalus, Microsefalus,
pengapuran otak, gangguan syaraf seperti kejang kejang, gangguan refleks,
reterdasi mental dan gangguan penglihatan yang dapat menyebabkan kebutaan dan
radang hati.