Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Antioksidan
Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif yang
secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron tidak
berpasangan. Radikal bebas memiliki kemiripan sifat dengan oksidan karena
memiliki aktivitas yang sama dan memberikan akibat yang hampir sama
meskipun melalui proses yang berbeda. Reaksi dari radikal bebas dapat diredam
oleh senyawa yang bersifat antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa pemberi
elektron (electron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul
kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan car
mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat
menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang
sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dihambat.
Antioksidan dapat berupa enzim, vitamin dan senyawa lainnya.
Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer) terhadap
kondisi stress oksidatif dan bekerja dengan cara mencegah terbentuknya senyawa
radikal bebas baru. Selain itu, adapun antioksidan non-enzimatis yang dapat
berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisi. Kedua kelompok antioksidan nonenzimatis disebut juga antioksidan sekunder karena dapat diperoleh dari asupan
bahan makanan (Winarsi 2007).
Berbagai antioksidan telah banyak dikembangkan, baik dari antioksidan
alami maupun antioksidan sintetik. Antioksidan alami umumnya berupa senyawasenyawa fenolik yang terdapat dalam berbagai tanaman (Khalil et al. 2007)
sedangkan antioksidan sintetik, seperti butil hidroksi anisol (BHA) dan butil
hidroksi toluen (BHT), merupakan antioksidan yang dirancang berdasarkan
mekanisme penghambatan radikal oleh antioksidan alami (Bondet et al. 1997).
Sebagian besar senyawa-senyawa fenolik yang terdapat pada tanaman memiliki
aktifitas antioksidan yang rendah akan tetapi tidak memiliki efek samping
layaknya antioksidan sintetik (Gharavi et al. 2007).

Metode DPPH
Metode yang sering digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan adlah
menggunakan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Senyawa
antioksidan mampu bereaksi dengan radikal pada larutan metanol. DPPH
merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan senyawa yang dapat
mendonorkan atom hidrogen dan dapat berguna untuk pengujian aktivitas
antioksidan komponen tertentu dalam sautu ekstrak. Karena suatu radikal bebas
memiliki elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada
517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap
radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah
elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna
larutan DPPH dari ungu menjadi kuncing pucat (Dehpour et al. 2009). Perubahan
absorbansi akibat reaksi ini digunakan untuk menguji kemampuan beberapa

molekul sebagai penangkap radikal bebas. Metode DPPH adalah metode yang
mudah, cepat dan sensitif untuk menguji aktivitas senyawa atau ekstrak tertentu
(Koleva et al. 2010)

Fungsi Pereaksi
Fungsi larutan DPPH adalah sebagai radikal bebas yang dapat bereaksi
dengan senyawa yang mendonorkan atom hidrogen yang berguna untuk menguji
aktivitas antioksidan dan memberi serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm
(Dehpour et al. 2009). Larutan metanol berfungsi sebagai pereaksi reduksi
didalam radikal bebas DPPH yang memiliki warna dengan penghambatan radikal
bebas. Buffer asetat adalah larutan penyangga yang berfungsi untuk
mempertahankan PH. Asam askorbat atau vitamin C adalah standar dalam
pengukuran aktivitas antioksidan karena vitamin C merupakan salah satu
antioksidan sekunder yang memiliki kemampuan menangkap radikal bebas dan
mencegah reaksi berantai (Masoko & Eloff 2007).

Daftar pustaka
Dehpour AA, Ebrahimzadeh MA, Fazel NS, Mohammad NS. 2009. Antioxidant
Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its Essential Oil
Composition, Grasas Aceites, 60(4), 405-412.
Koleva II, Van Beek TA, Linssen JPH, DeGroot A, Evstatieva LN. 2002.
Screening of Plant Extracts For Antioxidant Activity: A Comparative Study on
Three Testing Methods, Phytochemical Analysis, 13(8-17)
Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta (ID):
Kanisius.
Khalil MY, Moustafa AA, Naguib NY. 2007. Growth, Phenolic Compounds,
and Antioxidant Activity of Some Medical Plants Grown under Organic
Farming Condition, World Journal of Agricultural Sciences, 3(4): 451-457
Gharavi N, Susan H, Ayman OS. 2007. Chemoprotective and Carcinogenic
Effects of tert-Butylhydroquinone and Its Metabolites, Current Drug
Metabolism, 8, 1-7.
Bondet V, Brand-Williams W, Berset C. 1997. Kinetics and Mechanisms of
Antioxidant Activity using the DPPH Free Radical Method, Lebensm.-Wiss. u.Technol., 30, 609615.
Masoko P, Eloff JN. 2007. Screening of twenty-four South African Combretum
and Six Terminalia Species (Combretaceae) for

Antioxidant Activites, African Journal ofTraditional, Complimentary and


Alternative Medicines 4(2), 231-239

Anda mungkin juga menyukai