Laporan Praktikum 1
Kesanggupan / Daya Tahan / Endurance
(Physical Fitness)
HERI SAPUTRA
143112620120058
Dasar Teori
1. Kebugaran kardiovaskuler
berarti
pembuluh
darah
dan
pembuluh
jantung.
Sehingga
istilah
sedang aktif, sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme. Oleh karena itu
kebugaran kardiovaskuler dianggap sebagai komponen kebugaran jasmani yang
paling pokok. Tujuan untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskuler setiap individu
berbeda-beda tergantung kebutuhan dan kondisi seseorang. Semakin berat tugas
atau kerja fisik seseorang, semakin tinggi pula tingkat kebugaran kardiovaskuler
yang harus dimiliki oleh orang tersebut (Dwi Artya, 2011).
2. Tes Harvard
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi
atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam
penilaian kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat
jantung berdaptasi (kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh. Tes Harvard
adalah cara yang akurat untuk menilai kebugaran untuk menyelesaikan tes aerobik
yang maksimal dan mengukur denyut jantung serta konsumsi oksigen yang
menggunakan alat bantu pernapasan dan oksigen / 10 karbon dioksida. Tentu saja
pendekatan ilmiah ini berada di luar jangkauan bagi banyak orang dan tidak praktis.
(Anonim, 2008).
Pelaksanaan :
Mula mula probandus berdiri didepan Bench / bangku dengan salah satu kaki
berada di atas bangku. Saat ada aba-aba Ya/ Peluit, probandus melakukan
gerakan naik turun bangku ( Lihat Gambar 1). Lakukan gerakan tersebut selama 3-5
menit (menyesuaikan kebutuhan) dengan kecepatan 30 step / menit (gunakan
metronome untuk mengukur kecepatan langkah) Pencatatan dilakukan dalam tiga
periode: 30 menit setelah istirahat pertama, 30 menit setelah istirahat kedua, 30
menit setelah istirahat ketiga.
Kelebihan dan kekurangan tes Harvard:
Kelebihan dari Tes Harvard :
1. Peralatannya sederhana;
2. Mudah untuk dilakukan;
3. Dapat dikelola sendiri (Anonim, 2008).
Kekurangan dari Tes Harvard :
1. Tingkat stres tinggi;
2. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak;
Jumlah absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah
darah akan meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang
ke ginjal, lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja yang meningkat.
Peningkatan arus darah ke otot yang aktif merupakan kerja 14 persarafan
vasodilator dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan penurunan pH atau
peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan terlihat lebih banyak
kapiler dan arteriol yang membuka. Faktor lain yang berperan dalam pengaturan
arus darah adalah siklus jantung. Telah diketahui bahwa dengan bertambahnya
beban kerja, akan terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung dan
hal ini
mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang digunakan untuk satu siklus jantung
termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian
terbanyak adalah pada fase diastole. Dengan berkurangnya fase diastole maka arus
darah koroner juga akan berkurang (Kusmiyati, 2009).
5) Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg
dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan sistol,
tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg
dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastolrelaif
tidak berubah secara signifikan ketika melakukan latihan
kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga latihan
penyakit jantung koroner dan
latihan. Tekanan
intensif. Faktanya
tekanan sistolik akan meningkat secara progresiv sedangkan pada tekanan diastolik
tetap atau sedikit menurun (Guyton, 2007).
Pembahasan
Daya tahan tubuh seseorang dapat dinilai dari penilaian terhadap
kesanggupan
otot
maupun
kesanggupan
vaskulernya.
Berdasarkan
tes
kesanggupan / daya tahan / endurance (physical fitness) yang telah dilakukan pada
tanggal 17 September 2014 yang terdiri dari beberapa tes seperti salah satunya
Harvard step test. Tes ini berguna untuk mengetahui daya tahan vaskuler sesorang
dengan cara naik turun bangku (19 inci) dengan irama yg tetap dan dilakukan
sampai orang percobaan (OP) tidak kuat lagi (tetapi tidak boleh lebih dari 5 menit).
Dari percobaan latihan ini didapatkan kesanggupan yang baik dapat ditunjukkan
pada kertas hasil bahwa selama 122 detik naik-turun tangga dengan irama konstan,
rata-rata denyut nadi yang didapat adalah 156 kali. Selain itu terjadinya penurunan
denyut nadi secara cepat ke denyut normal yang menunjukkan jantung bekerja
dengan baik. Frekuensi nadi dapat dipengaruhi oleh penyakit, latihan fisik, usia,
emosi, suhu tubuh yang meningkat, jenis kelamin, dll. Frekuensi nadi dibawah 100
dpm disebut bradikardia dan Frekuensi nadi diatas 100 dpm disebut takikardia. (242)
Selanjutnya pada tes percobaan menahan nafas, dimana OP harus menahan
nafas selama mungkin didapatkan kesanggupan baik dengan rata-rata menahan
nafas sekitar 21,3 detik.
Pada percobaan Lorenz, OP melakukan tes dengan cara jongkok-berdiri
sebanyak 20 kali dalam 20 detik dimana denyut nadi OP telah dihitung sebelumnya.
Hasil tes yang didapatkan pada OP tergolong dalam kesanggupan kurang karena
OP hanya memerlukan waktu 6 menit (lebih dari 2 menit) untuk kembali pada denyut
nadi semula. Setelah melakukan percobaan, didapatkan denyut nadi yang
meningkat. Hal ini disebabkan karena kardiak output jantung. Pada saat melakukan
aktivitas ini, organ tubuh lain akan membutuhkan suplai O2 dan nutrisi yang di
dapatkan dari jantung. Oleh sebab itu kardiak output inilah yang berperan, dimana
darah akan lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam
peningkatan tekanan darah di dan peningkatan darah yang terjadi mengakibatkan
gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri semakin cepat dan selanjutnya
akan mengakibatkan denyut nadi meningkat.
Pada tes lari 1,5 mile (2.4 km) Cooper yang dilakukan oleh OP pria dengan
usia 22 tahun, didapatkan hasil 650 detik. Hasil tes yang didapatkan dikategorikan
dalam kesanggupan yang baik. Tes ini dilakukan untuk menilai ketahan
kardiorespiratorik. Sasaran dari uji ini adalah lari dengan jarak yang telah ditentukan
dalam waktu sesingkat mungkin. Tersedia data normatif untuk perkiraan VO 2max
yang akurat dari individu yang telah diuji. VO2 max adalah volume maksimal O2
yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif.
Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan
dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan. Rumus sederhana untuk
mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh dalam meter 504.9) /
44.73.
golongan
hiporeaktor
atau
hiperreaktor
didapatkan
hasil
yang
KESIMPULAN
Berikut kesimpulan yang dapat kami peroleh dari percobaan yang telah kami
lakukan:
1. Denyut nadi berangsur-angsur naik sesuai dengan posisi tubuh, hanya di
sini kami hanya melakukan dengan posisi duduk saja jadi hanya mendapatkan
satu hasil penelitian;
2. Tekanan darah tidak mulus naik seiring dengan beratnya aktivitas yang
dilakukan;
3. Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur-angsur turun setelah
beristirahat ini yang normal tetapi di percobaan kami denyut nadi probandus
tetap atau konstan;
4. Tekanan darah pada saat selesai beraktivitas mengalami peningkatan;
5. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas;
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik, jenis
kelamin, usia, dll;
7. Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metode tidak langsung
dengan auskultasi dan palpasi yang bisa menggunakan spigmomanometer
(manual atau digital) dan stetoskop;
8. Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya
vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada
organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan
dan ginjal berkurang.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggita.
2012.
Faktorfaktor
tekanan
darah.
http://www.scribd.com/doc/56191664/Faktor-Jenis- Kelamin-Dan-Gravitas
2. Anonim,2008, Harvard Step Test, http://www.fitnessvenues.com/uk/fitnesstesting-harvard-step-test
3. Dwi artya.
2011, Pengertian
dari Kebugaran
Kardiovaskuler,
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-publichealth/2239768-pengertian-dari kebugaran kardiovaskuler/#ixzz2DVzbyl8l
4. Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
5. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
6. Guyton,Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran.
EGC: Jakarta.