Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap bagus dan layak untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran adalah PAIKEM, singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Di era
kontemporer ini, PAIKEM sangat dianjurkan mengingat semakin kompleksnya
permasalahan di dunia pendidikan dan juga besarnya tuntutan yang dibebankan
kepada guru dalam menyukseskan pembelajaran di sekolah ataupun para dosen
di universitas.
Pelatihan-pelatihan tentang PAIKEM-pun juga telah banyak diadakan dalam
rangka meningkatkan kualitas guru/dosen. PAIKEM kini telah menjadi salah satu
bagian dari usaha sebuah unit pendidikan dalam meningkatakan kualitas
pembelajarannyaSelain itu, yang paling mendasar tujuan penerapan PAIKEM
adalah agar siswa-siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, lebih enjoy dalam belajar dan tentu saja menjadi lebih bisa
menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Dapat dikatakan, intinya
penerapan PAIKEM merupakan hal yang sangat penting dan harus dipahami
dengan baik oleh semua guru serta harus dapat diterapkan secara benar.
Namun pada kenyataanya, belum semua guru ataupun para penggiat pendidikan
memahami dengan sebenarnya pendekatan PAIKEM ini, oleh sebab itu, saya
mencoba membantu untuk memberikan pemahaman tentang PAIKEM yang lebih
konprehensif dan mudah untuk dipelajari melalui artikel berikut.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di jelaskan nanti yaitu :


1. Apa pengertian PAIKEM ?
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
3. Mengapa PAIKEM perlu diterapkan?
4. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

II.

RUMUSAN MASALAH
A. Apakah PAIKEM itu?
B. Apasaja Landsan-landasan PAIKEM?
C. Metode apa yang digunakan dalam PAIKEM?
D. Apa Prinsip-prinsip PAIKEM?
E. Indikator PAIKEM?

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusun makalah ini :


1. Menjelaskan pengertian PAIKEM
2. Mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
3. Mengetahui Mengapa PAIKEM perlu diterapkan?
4. mengetahui cara Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
PAIKEM
(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)
2.1 Pengertian PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,


Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran
yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan
dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan,
dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya
saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory
atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus
disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak
kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti


meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup
jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode PAIKEM sama dengan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan
metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru
menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa, seorang guru
mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan cara bagaimana
seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi
dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa
dan tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance yang menarik serta bisa
dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian
banyak kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit
di mata siswa (Herman, 2008).
2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM

a.

Memahami sifat yang dimiliki anak


Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia,
atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua
sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,
anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak
karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan
guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud

b.

Mengenal anak secara perorangan


Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan
dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas
tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain


berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang
d.

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan


memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua
jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan
yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik daripada
yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan, yang umumnya tertutup
(jawaban betul hanya satu).

e.

Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik


Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa
gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata
dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang
sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang
dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh

indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,


membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram
g.

Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar


Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik
pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri
dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka

h.

Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan
daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain,
dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa
takut sangat bertentangan dengan PAIKEM (Agustina, 2008).

2.2 Mengapa PAIKEM perlu diterapkan?

Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah mengajar dengan


pembelajaran yang aktif inovatif kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
Banyak metode mengajar yang dapat di paikemkan sebenarnya. Terserah
gurunya mengajar dengan model, metode, strategi apa, tapi dalam
melaksanakan di kelas guru melakukannya dengan paikem. Di era globalisasi
sekarang mestinya guru dapat mengajar dengan lebih menyenangkan, dan
tidak zamannya guru mengajar jaim dan jumawa, sok menjaga wibawa,
memperlihatkan performance sedemikian rupa sehingga siswa akan sangat
segan (baca:takut) kepadanya, (jangankan menegur dengan sopan melirik saja
mungkin siswa tidak berani), saya pikir sekarang siswa justru lebih
menghargai kepada guru yang bersahabat, ramah, dan tentu saja akan lebih
sangat dihargai lagi jika guru tersebut cerdas dalam bidangnya dan cerdas
dalam mengelola kelas. Bagaimana caranya guru bisa membuat siswa tertarik
untuk belajar dengannya dan akan rindu/menanti nanti datangnya jam

belajar pelajaran itu lagi. Tidak malah sebaliknya siswa akan sakit perut jika
mengingat akan bertemu dengan pelajaran dan guru tersebut
Pada dasarnya belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan
berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, bila menginginkan
hasil belajar yang lebih baik. Belajar pada intinya tertumpu pada kegiatan
memberi kemungkinan kepada siswa agar terjadi proses belajar yang efektif
agar dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan.
Dalam sejarah pendidikan di negara kita, dalam kurun waktu yang
lama pendidikan digunakan penguasa untuk melestarikan sistem dan nilai
yang menguntungkan mereka. Cukup lama siswa dibuat menjadi korban
untuk menjadi yes people, manusia penurut. Dalam filsafat klasik itu, siswa
dianggap orang yang belum tahu apa-apa dan mereka harus diberitahu oleh
guru. Dampaknya sistem pembelajaran lebih menekankan guru yang aktif dan
siswa pasif menerima (Suparno, 1997).
Sebaliknya menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan itu
merupakan bentukan siswa yang sedang belajar. Dalam hal ini guru tidak
dapat memaksakan pengetahuannya kepada siswa. Pembelajaran lebih
menekankan pada bagaimana membantu siswa aktif mengkonstruksi
pengetahuan mereka dan bukan bagaimana memaksa siswa menerima segala
sesuatu yanag diinformasikan oleh guru. Dalam pendekatan ini, yang penting
bagaimana siswa menggeluti bahan, mengolah, menganalisis, dan
merumuskannya. Pendekatan seperti ini disebut pendekatan ketrampilan
proses dengan prinsip student active learning. Dalam hal ini Slavin (1994)
menyebutkan bahwa Learning is much more than memory for student to
really understand and be able to apply knowledge. They must work to solve
problems, to discover things for themselves, to wrestle with ideas. Menurut
teori ini dalam belajar siswa tidak hanya menghafal tapi harus memahami
(Agustina, 2008).
2.4 Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

Menurut Ramadhan (2008), secara garis besar, penerapan PAIKEM


dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
a.

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan


pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber
belajar
untuk
menjadikan
pembelajaran
menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.

e.

Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam


pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama


KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan
yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah
tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian
Dengan PAIKEM.
Kemampuan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan
Guru melaksanakan KBM dalam
mengelola KBM yang
kegiatan yang beragam, misalnya:
mendorong siswa untuk

Percobaan
berperan aktif dalam

Diskusi kelompok
pembelajaran

Memecahkan masalah

Mencari informasi

Menulis laporan/cerita/puisi

Berkunjung keluar kelas


Guru menggunakan alat bantu
Sesuai mata pelajaran, guru
dan sumber yang beragam.
menggunakan, misalnya:

Alat yang tersedia atau yang dibuat


sendiri

Gambar

Studi kasus

Nara sumber

Lingkungan
Guru memberi kesempatan
Siswa:
kepada siswa untuk

Melakukan percobaan, pengamatan, atau


mengembangkan keterampilan wawancara

Mengumpulkan data/jawaban dan


mengolahnya sendiri

Menarik kesimpulan

Memecahkan masalah, mencari rumus


sendiri.

Menulis laporan hasil karya lain dengan


kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan
Melalui:
kepada siswa untuk

Diskusi
mengungkapkan gagasannya Lebih banyak pertanyaan terbuka
sendiri secara lisan atau tulisan Hasil karya yang merupakan anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan Siswa dikelompokkan sesuai dengan
kegiatan belajar dengan
kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
kemampuan siswa

Bahan pelajaran disesuaikan dengan

a.

b.

c.
d.

kemampuan kelompok tersebut.

Siswa diberi tugas perbaikan atau


pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan

Siswa menceritakan atau memanfaatkan


pengalaman siswa sehari-hari.
pengalamannya sendiri.

Siswa menerapkan hal yang dipelajari


dalam kegiatan sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan Guru memantau kerja siswa.
belajar siswa secara terus
Guru memberikan umpan balik.
menerus
Pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat membawa angin perubahan
dalam pembelajaran, yaitu:
Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antara
keduanya. Guru dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pengajar
dan pendidik juga berperan sebagai fasilitator.
Guru dan murid dapat mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran.
Guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam hal: teknik pengajaran,
penggunaan multimetode, pemakaian media, dan guru dapat berperan sebagai
mediator bagi murid-muridnya.
Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, tidak merasa
tertekan sehingga proses berpikir anak akan berjalan normal.
Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan..
PAIKEM juga salah satu faktor faktor yang berasal dari seseorang sendiri
dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Apabila PAIKEM diterapkan maka
juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

3.2

SARAN

Dalam karya PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif


dan Menyenangkan). Sehingga berangkat dari itu semua ada hal yang harus
diperhatikan agar lebih memahami dan memperhatikan PAIKEM yang perlu
didukung untuk meningkatkan prestasi belajar melalui belajar .

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rahmi. 2008. Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran
PAIKEM.http://cittiami.blogspot.com/2008/04/mensiasati-injury-timedengan.html. Diakses tanggal 24 April 2012.
Herman, 2008. Menjadi guru favorit Pilihan Siswa. http://hlasrinkosgorobogor
.wordpress.com/2008/11/07/menjadi-guru-favorit-pilihan-siswa/. Diakses tanggal
24 April 2012.
Khoiri. 2008. Pembelajaran Kreatif dengan Peraga. http://www.indopos.co.id/
index.php?act=detail_c&id=325101. Diakses tanggal 24 April 2012.
Pararaja, Arifin. 2008. Metodologi PAKEM. http://smk3ae.wordpress.com/
2008/06/26/metodologi-pakem/. Diakses tanggal 24 April 2012.
Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktifinovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 24 April 2012.

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM


PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu
proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif,
maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari
siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time
on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki
sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti
bermain biasa.
PAIKEM merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan
paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses
Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media,
referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan
pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog
atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali
tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah
lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan
melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan
dan/atau wawancara).

Pelaksanaan Paikem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar


siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran
Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas
visual, auditorial dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa
kekuatan belajar siswa terletak pada indera mata (membaca teks, grafik atau
dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera
pendengaran (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan
kinestetik terletak pada perabaan (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan).
Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka
seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran
kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar
siswa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Siswa terlibat

dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan


mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
-Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
-Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan pojok baca
-Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok
-Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa,
anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan

Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat
tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana
pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya,
guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti
yang dimaksud.
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan
anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut
belajar secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat
bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan
menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak
perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif

untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri
anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik
daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).

e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik


Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disaran-kan dalam PAIKEM.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti
itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan
baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk
bahan belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Peng-gunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan ling-kungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pe-manfaatan
lingkungan dapat mengembang-kan sejumlah keterampilan seperti meng-amati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

g.

Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugastugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa
dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
h.

Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa
duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika
salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAIKEM.
i. Pengelolaan Kelas PAIKEM
Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses
belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan
pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar.
Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas konstruktif
merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah
benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik
seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya belajar secara umum,
instruksi, dan belajar bersama. Lima metode kunci untuk merancang seting kelas
yang konstruktif , yaitu :

1) melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan


mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan
membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar,
2)

menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi

3)

mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar

4)

mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah

laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam


belajarnya; dan
5)

mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa, 1998).

Penataan dan atau pengelolaan kelas dalam PAIKEM perlu mempertimbangkan


enam elemen Constructivist Learning Design (CDL) yang dikemukakan oleh Gagnon
and Collay, yaitu situation, groupings, bridge, questions, exhibit, and
reflections. Situation, terkait dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode
pembelajaran yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan
kelas, bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang
diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas tersebut
(as a process of solving problems, answering question, creating metaphors, making
decisions, drawing conclusions, or setting goals).
Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan pada
karakteristik materi. Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk
menjembatani atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan
pengetahuan baru yang akan dibangun siswa.
Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain (panduan
pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan
membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang digunakan untuk
menengetahui cara berpikir dan aktivitas belajar siswa.
Exhibit, bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka melalui
demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.

Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan tugas


mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images, and language of their thought),
apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar kelas.
BAB II
A. Implementasi Model Pembelajaran PAIKEM
1. Desain Pesan Pembelajaran PAIKEM
Kata desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil. Sebagai suatu
proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis masalah pembelajaran
hingga pemecahan masalah yang disumuskan dalam bentuk produk. Produk yang
dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah atau stori board, dan sebagainya.
Mengenai desain pesan, desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa
bentuk fisik dari pesan atau informasi. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip
perhatian, persepsi, dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari
pesan atau informasi, agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima.
Fleming dan Levie (dalam Seel&Richie,1994) membatasi pesan pada pola-pola
isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti
bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah.
Karakteristik lain dari desain pesan adalah bahwa desain pesan harus bersifat
spesifik baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti
bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung apakah medianya
bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya, misalnya suatu potret, film,
atau grafik komputer. Juga apakah tugas belajarnya berupa pembentukan konsep
atau sikap, pengembangan ketrampilan atau strategi belajar, ataukah menghafalkan
informasi verbal.
2. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
Berdasarkan pada pembahasan tentang teori-teori belajar kognitif dan teori
pemrosesan informasi serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip

yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima
prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
a . Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta
belajar memilki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi
tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik..
Kesiapan mental diartikan sebagai kesipan kemampuan awal, yaitu pengetahuan
yang telah dimiliki siswa belajar yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari
materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun desain pesan, guru harus lebih dahulu
mengetahui kesiapan siswa melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang
diberikan pada siswa. Jika diketahui pengetahuan awal siswa belum mencukupi,
maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi.
Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa siswa dalam melakukan kegiatan belajar
tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya untuk belajar musik siswa
tidak boleh terganggu pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan
dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi
siswa untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh karena itu,
dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru berupaya mendorong motivasi siswa
dengan menunjukkan pentingnya mempelajari pesan pembelajaran yang sedang
dipelajari.
b. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian siswa/si belajar
terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin
baik. Perhatian memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik
perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian siswa antara lain:
1) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa

2) Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan
media-media pembelajaran visual lainnya.
3) Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik- topik
yang sudah dipelajari.
4) Menggunakan musik penyeling
5) Mencipatakan suasana riang
6) Teknik penyajian yang bervariasi
7) Mengurangi bahan/matteri yang tidak relevan
c . Prinsip partisipasi aktif siswa
Meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Contoh
aktifitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktifitas emosional misalnya semangat,
sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh aktifitas fisik
misalnya melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk melakukan ketrampilan
tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah:
1) Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung
2) Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan
3) Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan
4) Membentuk kelompok belajar
5) Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif
d. Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan
atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam

memberikan umpan balik diantaranya dengan memberikan soal atau pertanyaan


kepada siswa, kemudian memberitahunya dengan benar. Memberikan tugas,
kemudian memberitahukan tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar.
Kembalikan pekerjaan siswa yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi
komentar/catatan oleh guru.
e. Prinsip Perulangan
Mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan
materi pembelajaran atau ketrampilan tertentu memerlukan perulangan.. tidak
adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak
bertahan lama dalam ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan.
Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama dan dengan
media yang sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang, membaca buku dua
atau tiga kali. Perulangan dapat juga dengan cara dan media yang berbeda pula.
Misalnya setelah mendengar metode ceramah, siswa diminta untuk membaca buku
dengan topik yang sama. Penggunaan epitome, advance organizer, rangkuman,
atau kesimpulan.
3. Aplikasi Desain Pesan dalam Kegiatan Belajar Mengajar PAIKEM
Terjadinya belajar dilihat dari adanya perbedaan kecakapan seseorang antara
sebelum dan sesudah mengalami dan berada dalam situasi belajar tertentu. PAIKEM
memungkinkan pebelajar memperoleh kemampuan berdasarkan teori Gagne yaitu
ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan
sikap. Berikut akan dijelaskan masing-masing defini kemampuan tersebut,dan
pengintregasian prinsip desain dengan pendekatan PAIKEM akan dijelaskan dalam
matrik.
Ketrampilan Intelektual yang dimaksud ketrampilan intelektual adalah kemampuan
untuk menggunakan lambang-lambang seperti bilangan, bahasa, dan lambanglambang lainnya yang mewakili benda-benda nyata pada lingkungan individu.
Ketrampilan intelektual dibagi menjadi empat kategori yaitu
diskriminasi,konsep,aturan dan pemecahan masalah.

Diskriminasi adalah kemampuan untuk memberi respon yang berbeda terhadap


stimuli yang berbeda satu dengan yang lain menurut satu dimensi fisik atau lebih.
Konsep adalah kemampuan yang memungkinkan individu untuk mengidentifikasi
stimulus yang mempunyai karakteristik walaupun stimulinya berbeda secara
menyolok. Aturan adalah subyek dapat merespon hubungan dan kesatuan obyek.
Pemecahan masalah aturan-aturan yang lebih komplek untuk memecahkan
masalah.
Strategi kognitif meliputi kemampuan yang dipergunakan untuk mengelola proses
perhatian belajar, mengingat, dan berfikir. Kemampuan informasi verbal terkait
dengan mempelajari fakta-fakta, mempelajari serangkaian informasi yang
terorganisasikan. Ketrampilan sikap adalah keadaan internal yang komplek yang
mempengaruhi pemilihan tingkah laku itu sendiri. Ketrampilan motorik adalah
kemampuan yang dipelajari untuk melakukan kecakapan yang hasilnya dicerminkan
oleh adanya kecakapan, ketepatan, dan kelancaran gerakan tubuh.

4. Penilaian Hasil Belajar.


Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah Penilaian Mendorong
Pembelajaran ? atau apakah pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ?
atau apakah Pembelajaran dan Tes tersebut dilakukan guna mendapatkan
pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam
pelaksanaan konsep PAIKEM, penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam
lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif,
kreatif dan senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan
keberhasilan lulusan (output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi

dan standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah
kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus
dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga
aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional
Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini,
pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
merupakan pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk
menentukan keberhasilan pembelajaran Model PAIKEM
Media dan bahan ajar. Media dan Bahan Ajar selalu menjasi penyebab
ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang
selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas
mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya media pembelajaran dan
bahan ajar yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan
ada korelasi antara ketersediaan media bahan ajar di sekolah dengan keberhasilan
pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan
proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita
yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan
klasik selalu kita dengar bahwa sekolah tidak punya dana untuk itu!.
Dalam pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan
aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif
yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema
mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia
seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu
mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru
dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan
berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat,
seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna
memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Media simulasi untuk pembelajaran PAKEM tidak selalu harus dibeli jadi, tetapi
dirancang bisa dirancang oleh seorang guru mata pelajaran sendiri. Guru dituntut
lebih kreatifdan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide dan inofatifnya..
Jadi, model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, atau yang kita
sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada

produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada pola fikir dan strategi yang
digunakan secara tepat oleh seorang guru itu sendiri dalam merancang dan
mengajarkan materi pelajarannya.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk
diperhatikanoleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar
individu peserta didik, seperti dalam pendekatan Quantum Learning dan Learning
Style Inventory. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna
merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media
pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik
(Computer Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian bahan ajar harus
dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan
fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu
dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para
siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi
(baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam
setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul.
Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran
tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).
5. Jenis Penilaian Sesuai Dengan Pembelajaran Model PAIKEM
1).

Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian

otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang


perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai
dan dicapai.
2.) Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:
(a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu;
(b) Menentukan kebutuhan pembelajaran;
(c) Membantu dan mendorong siswa;

(d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik;
(e) Menentukan strategi pembelajaran;
(f) Akuntabilitas lembaga; dan
(g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3). Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala
sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4.) Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini
seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau
bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
6. Tujuan Penilaian Pembelajaran Model PAIKEM
1). Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2). Menentukan kebutuhan pembelajaran
3). Membantu dan mendorong siswa
4). Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5). Menentukan strategi pembelajaran
6). Akuntabilitas lembaga
7). Meningkatkan kualitas pendidikan
B. Merancang Dan Melaksanakan Penilaian Pembelajaran Model PAIKEM
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran
tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan
dalam pembelajaran.

2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Paikem, penilaian dirancang


sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu
berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan
berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

BAB III

PENUTUP
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat
baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan
menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama
PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)
PAIKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektifSeperti
telah disebutkan di muka, pendekatan STM pada awalnya dikembangkan untuk
pembelajaran sains, khususnya sains alam, tetapi dapat dikaji penggunaannya pada
pembelajaran bidang-bidang lain. Pertanyaan dasar yang dapat digunakan adalah
bagaimana proses pembelajaran dirancang agar sejauh mungkin diselaraskan
dengan pengalaman pribadi peserta didik dan kecenderungan peserta didik dalam
memahami lingkungan sekitarnya. Pendekatan ini bisa diujicobakan pada
pembelajaran bidang-bidang lain, tidak hanya sains atau ilmu sosial. Sebagai contoh,
dari sudut pandang peserta didik, bahasa tumbuh dari lingkungan sosial yang
dijalaninya. Dengan demikian pembelajaran bahasa perlu diawali dari lingkungan
sosial peserta didik, dengan mengangkat isu hangat di lingkungannya sebagai
konteks pembelajaran, ataupun dengan memilih budaya atau cara berbahasa yang
tumbuh di lingkungan sosial peserta didik sebagai titik awal proses pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2005. Pembelajaran Aktif. Buletin P & P, Versi Elektronik, Edisi 3 (April
Jun 2005)
Depdiknas. Tanpa Tahun. Konsep
Pakem.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/konsep-pakem/feed,
November, 23, 2007.
Edgar Dale. 1969. Audio-Visual Methods in Teaching (3 rd edition) Holt, Tinehart and
Winston, 1969
Tim DBE2. 2007. Pengenalan Pembelajaran Efektif Dalam Mata Pelajaran Pokok.
Jakarta.
The Citykids Foundation. Teori Dan Strategi Pengajaran Pembelajaran Dalam
Merekabentuk Perisian Kursus. Malaysia.http://www.tripod.lycos.com/. May 23, 2007

Model PAKEM ( Partisipatif, Aktif, Kreaktif, Efektif, dan


Menyenangkan)

A. Pendahuluan
PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak ( student-centre
learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi
untuk erus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. (
Rusman, 2010:321). Untuk itu, maka aspek

learning is fun menjadi salah satu aspek dalam

pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk erus memotivasi anak agar mereka mengadakan
eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.
Di samping itu, PAKEM adalah penerjemahan dari pilar pendidikan yang di canangkan oleh
UNESCO:
1. Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam
pembelajaran
2. Learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman dan
pelaksanaannya.
3. Learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian
dengan diri anak ( ini juga sesuai dengan konsep multiple intelligent dari Howard Gardner, dan
4. learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek
kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagamaan
yang ada disekeliling siswa.
Tujuan PAKEM ini adalah terdapstnya perubahan paradigm di bidang pendidikan, seperti
yang dicanangkan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak
dari

(1)

schooling menjadi learning,

(2)instructive menjadi facilitative,

(3) government

role menjadi community role, dan (4) centralistic menjadi decentralitic.


Dengan demikian, perubahan paradigm pendidikan saat ini berarti bukan hanya menjadi tanggung
jawab lembaga pendidikan formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua
pihak. Hal ini juga senada dengan konsep tripusat yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu:
(1) pendidikan di lembaga pendidikan (formal), (2) pendidikan dilembaga masyarakat (nonformal),
dan (3) pendidikan di keluarga (informal).
Perubahan paradigm juga harus terjadi bahwa pada kondisi sekarang ini, peran guru harus menjadi
seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam belajar dan bukan sebaliknya hanya
sebagai pemberi informasi; belajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja tanpa
mengetahui apakah materi yang disampaikan itu sudah bias dipahami oleh siswa atau belum.
Perubahan paradigm juga berkenaan dengan pengambilan keputusan.

B. Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Rusman, 2010:322). Dengan pelaksanaan pembelajaran
PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari dari kurikulum yang sudah
dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks
(Rusman, 2010;323), yaitu pembaruan dalam harus dimulai dari bagaimana anak belajar, dan
bagaimana guru mengajar, bukan dari ketentuan hasil.
Guru harus mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika siswa belum
dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi berdasarkan interaksi yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan supaya kompetensi dasar dan
standar kompetensi yang telah di rancang dapat tercapai. Guru juga harus ditutut agar melakukan
inovasi dalam segala hal yang berkaitan dengan kompetensi yang disandangnya seperti inovasi
dalam pembelajaran.
Untuk itu guru juga dituntut harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis
belajar ( multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun
internal. Dalam model PAKEM menurut (Rusman, 2010;323); guru dituntut untuk dapat melakukan
kegiatan pembelajaran yang dapat ,elibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan,
pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
1.

Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran secara optimal. Pembe pembelajaranlajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan
siswa pada kegiatan ( childcentre/student centre) bukan pada dominasi guru dalamn materi
pelajaran (teacher centre). Jadi pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru
berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif
dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

2.

Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan


aktivitas siswa dalam mengases berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas
memberikan kemudahan belajar (to facilitate of kearning) kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa
terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedamngkan guru lebih banyak
memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
3.

Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreaktif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam
mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakuakan suatu tindakan. Berpikir kreatif
selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Berpikir

kritis

harus

dikembangkan

dalam

proses

pembelajaran

agar

siswa

terbiasa

mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagi
berikut ( Mulyasa, 2006: 192), yaitu:
a. Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.
b. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi
tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
c. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis
tersebut benar, tepat dan rasional
d. Tahap keempat; verifkasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah
rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah
kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk
sebuah hasil karya baru.
4.

Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa
membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara
optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar

bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah
pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan
pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk
menafsirkan informasi yang di sajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal
sehat. Dalam pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam
rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.
Pembelajaran

efektif

perlu

didukung

oleh

suasana

dan

lingkungan

belajar

yang

memadai/kondusif. Oleh karena itu guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan
pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
Menciptakan kelas yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa
dilakukan secara parsial,melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
(1) melakukan appersepsi , (2) melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok
dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan varuiasi metode, (3)
melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam pembentukan
kompetensi siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4) melakukan penilaian,
yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk
melakukan perbaikan program pembelajaran.
Untuk melakukan pembelajaran yang efektif , guru harus memerhatikan beberapa hal,
sebagai berikut: (1) pengelolaan tempat belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan
pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan (5) pengelolaan media dan sumber
belajar.
5.

Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang
di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa
atau tertekan ( not under pressure) ( Mulyasa, 2006:194). Dengan kata lain, pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak
menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang
demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang
pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi
yang dapat melibatkan siswa secara optimal.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan
refkeksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran
PAKEM terpenuhi.
a.

Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa di ajarkan dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak
cara untuk penerapannya antara lain seperti eksperimen, pengamatan, penyelidikan , dan
wawancara. Aspek pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui
pengalaman langsung.

b.

Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, mengemukakan pendapat,
peresentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja. Kegiatan ini siswa dapat mengungkapakan
gagasan, dapat mengkonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan
orang lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.

c.

Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar
pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh siswa-siswa
berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat
menyebabkan hasil belajar meningkat.

d.

Refleksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh
siswa selama mereka belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna
yangbtelah dikeluarkan oleh siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa
diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru.
Dari hasil uraian model PAKEM khususnya guru, diharapkan dapat menghasilkan
pembelajaran yang berkualitas/bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti
dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi, pengelolaan
kelas serta menjadikan guru menjadi inovatif.
Model-model pembelajaran yang mendukung pembelajaran PAKEM menurut Udin S.Saud (
Rusman, 2010:329) antara lain:
1. Pembelajaran kuantum

2. Pembelajaran berbasis kompetensi


3. Pembelajaran kontekstual

http://mcholieq.blogspot.com/2013/10/makalah-pembelajaran-aktif-inovatif.html
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikem-pembelajaran-aktif.html
http://nurhidayatus123.wordpress.com/2013/04/08/makalah-paikem/
http://makalahilmupengetahuan.blogspot.com/2012/12/makalah-modelpembelajaran-paikem.html
http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/strategi-pembelajaran-paikem.html

Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk


mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah:
1)
2)
3)
4)

metode ceramah plus,


metode diskusi;
metode demonstrasi;
metode role-play; dan

5) metode simulasi.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika
siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif
di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time
on task) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan
hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam


membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan pojok baca
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Berikut ini penjelasan mengenai PAIKEM sesuai dengan huruf yang menyusun
namanya, pembelajaran
PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
1. Aktif
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif
merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di
dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar
konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu
pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan
siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan
dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan
serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000).
Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.
2. Inovatif
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam

pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak
akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif
sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik
diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory
atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan
pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
3. Kreatif
pembelajaran PAIKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas.
Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan
kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua
bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang
pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis situasi
pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi
belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor
keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi
belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
4. Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai
semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam,
karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai
strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa
berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAIKEM seringkali tidak efisien
(memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam
pembelajaran PAIKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan
waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang
dicapai hanya pada tataran kognitif saja.
5. Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan
suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan?
Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana

pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi


pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang
maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat
baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya
belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu
yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar
jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka
dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa
pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan
dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika
disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini
merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAIKEM
sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
B. Perubahan Yang Mendasari PAIKEM
PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan diantaranya sebagai
berikut:
1. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar
bersama(cooperative learning)
2. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar untuk
memahami (learning for understanding)
3. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge-transmitted) ke bentuk
interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah;
4. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar;
5. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti
portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Shadiq dalam Setiawan,
2004)
Dasar peralihan tersebut di atas sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19, ayat (1) yang berbunyi:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpar- tisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Prinsip-Prinsip PAIKEM Dalam Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan aspek keaktifan,
kreatifitas dan inovatif, sehingga membuat pembelajaran menjadi efektif

dan menyenangkan, menuntut guru untuk menguasai berbagai metode


mengajar serta keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai
metode mengajar tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih
metode yang sesuai dengan metode yang sesuai dengan tujuan, materi,
peserta didik dan aspek-aspek lainnya, sehingga prinsip-prinsip PAIKEM
dapat diterapkan secara optimal.
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
1. Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental
maupun emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran
akan lebih memberi makna kepada sisa dari pada hanya
mendengarkan;
2. Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya
komunikasi antara guru dan peserta didik;
3. Interaksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya
interaksi multi arah.
4. Refleksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik
memikirkan kembali apa yang telah dilakukan. Proses refleksi
sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian
proses pembelajaran.[10]

A. Keimpulan
1. Yang di maksud dengan Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan
kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan
dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja.
2. Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara
lain: Mengalami,Komunikasi, Interaksi, Refleksi.
3. Landasan Teoritis Srategi Pembelajaran PAIKEM adalah melalui
pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap
verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan
pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
4. Cara menerapkan PAIKEM Dalam Proses Pembelajaran adalahdengan
melihat berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM atau pembelajaran
di kelas. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEMadalah :

a.
b.
c.
d.

Memahami sifat yang dimiliki anak


Mengenal anak secara perorangan
Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
B. Saran

Bagi para pembaca apabila terdapat kesalahan di dalam makalah ini kami
penulis mengharapkan partisipasinya untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun guna terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai