PENDAHULUAN
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apakah PAIKEM itu?
B. Apasaja Landsan-landasan PAIKEM?
C. Metode apa yang digunakan dalam PAIKEM?
D. Apa Prinsip-prinsip PAIKEM?
E. Indikator PAIKEM?
1.4 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
PAIKEM
(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)
2.1 Pengertian PAIKEM
a.
b.
e.
h.
belajar pelajaran itu lagi. Tidak malah sebaliknya siswa akan sakit perut jika
mengingat akan bertemu dengan pelajaran dan guru tersebut
Pada dasarnya belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan
berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, bila menginginkan
hasil belajar yang lebih baik. Belajar pada intinya tertumpu pada kegiatan
memberi kemungkinan kepada siswa agar terjadi proses belajar yang efektif
agar dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan.
Dalam sejarah pendidikan di negara kita, dalam kurun waktu yang
lama pendidikan digunakan penguasa untuk melestarikan sistem dan nilai
yang menguntungkan mereka. Cukup lama siswa dibuat menjadi korban
untuk menjadi yes people, manusia penurut. Dalam filsafat klasik itu, siswa
dianggap orang yang belum tahu apa-apa dan mereka harus diberitahu oleh
guru. Dampaknya sistem pembelajaran lebih menekankan guru yang aktif dan
siswa pasif menerima (Suparno, 1997).
Sebaliknya menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan itu
merupakan bentukan siswa yang sedang belajar. Dalam hal ini guru tidak
dapat memaksakan pengetahuannya kepada siswa. Pembelajaran lebih
menekankan pada bagaimana membantu siswa aktif mengkonstruksi
pengetahuan mereka dan bukan bagaimana memaksa siswa menerima segala
sesuatu yanag diinformasikan oleh guru. Dalam pendekatan ini, yang penting
bagaimana siswa menggeluti bahan, mengolah, menganalisis, dan
merumuskannya. Pendekatan seperti ini disebut pendekatan ketrampilan
proses dengan prinsip student active learning. Dalam hal ini Slavin (1994)
menyebutkan bahwa Learning is much more than memory for student to
really understand and be able to apply knowledge. They must work to solve
problems, to discover things for themselves, to wrestle with ideas. Menurut
teori ini dalam belajar siswa tidak hanya menghafal tapi harus memahami
(Agustina, 2008).
2.4 Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
e.
Percobaan
berperan aktif dalam
Diskusi kelompok
pembelajaran
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/cerita/puisi
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan
Siswa:
kepada siswa untuk
Menarik kesimpulan
Diskusi
mengungkapkan gagasannya Lebih banyak pertanyaan terbuka
sendiri secara lisan atau tulisan Hasil karya yang merupakan anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan Siswa dikelompokkan sesuai dengan
kegiatan belajar dengan
kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
kemampuan siswa
a.
b.
c.
d.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan..
PAIKEM juga salah satu faktor faktor yang berasal dari seseorang sendiri
dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Apabila PAIKEM diterapkan maka
juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
3.2
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rahmi. 2008. Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran
PAIKEM.http://cittiami.blogspot.com/2008/04/mensiasati-injury-timedengan.html. Diakses tanggal 24 April 2012.
Herman, 2008. Menjadi guru favorit Pilihan Siswa. http://hlasrinkosgorobogor
.wordpress.com/2008/11/07/menjadi-guru-favorit-pilihan-siswa/. Diakses tanggal
24 April 2012.
Khoiri. 2008. Pembelajaran Kreatif dengan Peraga. http://www.indopos.co.id/
index.php?act=detail_c&id=325101. Diakses tanggal 24 April 2012.
Pararaja, Arifin. 2008. Metodologi PAKEM. http://smk3ae.wordpress.com/
2008/06/26/metodologi-pakem/. Diakses tanggal 24 April 2012.
Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktifinovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 24 April 2012.
Siswa terlibat
Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat
tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana
pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya,
guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti
yang dimaksud.
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan
anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut
belajar secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat
bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan
menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak
perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri
anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik
daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).
g.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugastugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa
dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
h.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa
duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika
salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAIKEM.
i. Pengelolaan Kelas PAIKEM
Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses
belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan
pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar.
Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas konstruktif
merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah
benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik
seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya belajar secara umum,
instruksi, dan belajar bersama. Lima metode kunci untuk merancang seting kelas
yang konstruktif , yaitu :
3)
4)
yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima
prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
a . Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta
belajar memilki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi
tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik..
Kesiapan mental diartikan sebagai kesipan kemampuan awal, yaitu pengetahuan
yang telah dimiliki siswa belajar yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari
materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun desain pesan, guru harus lebih dahulu
mengetahui kesiapan siswa melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang
diberikan pada siswa. Jika diketahui pengetahuan awal siswa belum mencukupi,
maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi.
Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa siswa dalam melakukan kegiatan belajar
tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya untuk belajar musik siswa
tidak boleh terganggu pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan
dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi
siswa untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh karena itu,
dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru berupaya mendorong motivasi siswa
dengan menunjukkan pentingnya mempelajari pesan pembelajaran yang sedang
dipelajari.
b. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian siswa/si belajar
terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin
baik. Perhatian memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik
perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian siswa antara lain:
1) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
2) Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan
media-media pembelajaran visual lainnya.
3) Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik- topik
yang sudah dipelajari.
4) Menggunakan musik penyeling
5) Mencipatakan suasana riang
6) Teknik penyajian yang bervariasi
7) Mengurangi bahan/matteri yang tidak relevan
c . Prinsip partisipasi aktif siswa
Meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Contoh
aktifitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktifitas emosional misalnya semangat,
sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh aktifitas fisik
misalnya melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk melakukan ketrampilan
tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah:
1) Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung
2) Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan
3) Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan
4) Membentuk kelompok belajar
5) Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif
d. Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan
atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam
dan standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah
kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus
dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga
aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional
Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini,
pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
merupakan pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk
menentukan keberhasilan pembelajaran Model PAIKEM
Media dan bahan ajar. Media dan Bahan Ajar selalu menjasi penyebab
ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang
selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas
mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya media pembelajaran dan
bahan ajar yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan
ada korelasi antara ketersediaan media bahan ajar di sekolah dengan keberhasilan
pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan
proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Kita
yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan
klasik selalu kita dengar bahwa sekolah tidak punya dana untuk itu!.
Dalam pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan
aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif
yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema
mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia
seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu
mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru
dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan
berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat,
seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna
memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Media simulasi untuk pembelajaran PAKEM tidak selalu harus dibeli jadi, tetapi
dirancang bisa dirancang oleh seorang guru mata pelajaran sendiri. Guru dituntut
lebih kreatifdan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide dan inofatifnya..
Jadi, model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, atau yang kita
sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada
produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada pola fikir dan strategi yang
digunakan secara tepat oleh seorang guru itu sendiri dalam merancang dan
mengajarkan materi pelajarannya.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk
diperhatikanoleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar
individu peserta didik, seperti dalam pendekatan Quantum Learning dan Learning
Style Inventory. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna
merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media
pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik
(Computer Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian bahan ajar harus
dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan
fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu
dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para
siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi
(baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam
setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul.
Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran
tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).
5. Jenis Penilaian Sesuai Dengan Pembelajaran Model PAIKEM
1).
(d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik;
(e) Menentukan strategi pembelajaran;
(f) Akuntabilitas lembaga; dan
(g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3). Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala
sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4.) Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini
seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau
bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
6. Tujuan Penilaian Pembelajaran Model PAIKEM
1). Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2). Menentukan kebutuhan pembelajaran
3). Membantu dan mendorong siswa
4). Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5). Menentukan strategi pembelajaran
6). Akuntabilitas lembaga
7). Meningkatkan kualitas pendidikan
B. Merancang Dan Melaksanakan Penilaian Pembelajaran Model PAIKEM
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran
tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan
dalam pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat
baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan
menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama
PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)
PAIKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektifSeperti
telah disebutkan di muka, pendekatan STM pada awalnya dikembangkan untuk
pembelajaran sains, khususnya sains alam, tetapi dapat dikaji penggunaannya pada
pembelajaran bidang-bidang lain. Pertanyaan dasar yang dapat digunakan adalah
bagaimana proses pembelajaran dirancang agar sejauh mungkin diselaraskan
dengan pengalaman pribadi peserta didik dan kecenderungan peserta didik dalam
memahami lingkungan sekitarnya. Pendekatan ini bisa diujicobakan pada
pembelajaran bidang-bidang lain, tidak hanya sains atau ilmu sosial. Sebagai contoh,
dari sudut pandang peserta didik, bahasa tumbuh dari lingkungan sosial yang
dijalaninya. Dengan demikian pembelajaran bahasa perlu diawali dari lingkungan
sosial peserta didik, dengan mengangkat isu hangat di lingkungannya sebagai
konteks pembelajaran, ataupun dengan memilih budaya atau cara berbahasa yang
tumbuh di lingkungan sosial peserta didik sebagai titik awal proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2005. Pembelajaran Aktif. Buletin P & P, Versi Elektronik, Edisi 3 (April
Jun 2005)
Depdiknas. Tanpa Tahun. Konsep
Pakem.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/konsep-pakem/feed,
November, 23, 2007.
Edgar Dale. 1969. Audio-Visual Methods in Teaching (3 rd edition) Holt, Tinehart and
Winston, 1969
Tim DBE2. 2007. Pengenalan Pembelajaran Efektif Dalam Mata Pelajaran Pokok.
Jakarta.
The Citykids Foundation. Teori Dan Strategi Pengajaran Pembelajaran Dalam
Merekabentuk Perisian Kursus. Malaysia.http://www.tripod.lycos.com/. May 23, 2007
A. Pendahuluan
PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak ( student-centre
learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi
untuk erus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. (
Rusman, 2010:321). Untuk itu, maka aspek
pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk erus memotivasi anak agar mereka mengadakan
eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.
Di samping itu, PAKEM adalah penerjemahan dari pilar pendidikan yang di canangkan oleh
UNESCO:
1. Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam
pembelajaran
2. Learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman dan
pelaksanaannya.
3. Learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian
dengan diri anak ( ini juga sesuai dengan konsep multiple intelligent dari Howard Gardner, dan
4. learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek
kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagamaan
yang ada disekeliling siswa.
Tujuan PAKEM ini adalah terdapstnya perubahan paradigm di bidang pendidikan, seperti
yang dicanangkan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak
dari
(1)
(3) government
B. Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Rusman, 2010:322). Dengan pelaksanaan pembelajaran
PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari dari kurikulum yang sudah
dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks
(Rusman, 2010;323), yaitu pembaruan dalam harus dimulai dari bagaimana anak belajar, dan
bagaimana guru mengajar, bukan dari ketentuan hasil.
Guru harus mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika siswa belum
dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi berdasarkan interaksi yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan supaya kompetensi dasar dan
standar kompetensi yang telah di rancang dapat tercapai. Guru juga harus ditutut agar melakukan
inovasi dalam segala hal yang berkaitan dengan kompetensi yang disandangnya seperti inovasi
dalam pembelajaran.
Untuk itu guru juga dituntut harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis
belajar ( multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun
internal. Dalam model PAKEM menurut (Rusman, 2010;323); guru dituntut untuk dapat melakukan
kegiatan pembelajaran yang dapat ,elibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan,
pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
1.
Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran secara optimal. Pembe pembelajaranlajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan
siswa pada kegiatan ( childcentre/student centre) bukan pada dominasi guru dalamn materi
pelajaran (teacher centre). Jadi pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru
berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif
dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
2.
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreaktif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam
mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakuakan suatu tindakan. Berpikir kreatif
selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Berpikir
kritis
harus
dikembangkan
dalam
proses
pembelajaran
agar
siswa
terbiasa
mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagi
berikut ( Mulyasa, 2006: 192), yaitu:
a. Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.
b. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi
tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
c. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis
tersebut benar, tepat dan rasional
d. Tahap keempat; verifkasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah
rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah
kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk
sebuah hasil karya baru.
4.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa
membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara
optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar
bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah
pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan
pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk
menafsirkan informasi yang di sajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal
sehat. Dalam pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam
rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.
Pembelajaran
efektif
perlu
didukung
oleh
suasana
dan
lingkungan
belajar
yang
memadai/kondusif. Oleh karena itu guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan
pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
Menciptakan kelas yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa
dilakukan secara parsial,melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
(1) melakukan appersepsi , (2) melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok
dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan varuiasi metode, (3)
melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam pembentukan
kompetensi siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4) melakukan penilaian,
yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk
melakukan perbaikan program pembelajaran.
Untuk melakukan pembelajaran yang efektif , guru harus memerhatikan beberapa hal,
sebagai berikut: (1) pengelolaan tempat belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan
pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan (5) pengelolaan media dan sumber
belajar.
5.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang
di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa
atau tertekan ( not under pressure) ( Mulyasa, 2006:194). Dengan kata lain, pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak
menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang
demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang
pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi
yang dapat melibatkan siswa secara optimal.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan
refkeksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran
PAKEM terpenuhi.
a.
Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa di ajarkan dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak
cara untuk penerapannya antara lain seperti eksperimen, pengamatan, penyelidikan , dan
wawancara. Aspek pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui
pengalaman langsung.
b.
Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, mengemukakan pendapat,
peresentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja. Kegiatan ini siswa dapat mengungkapakan
gagasan, dapat mengkonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan
orang lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.
c.
Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar
pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh siswa-siswa
berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat
menyebabkan hasil belajar meningkat.
d.
Refleksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh
siswa selama mereka belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna
yangbtelah dikeluarkan oleh siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa
diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru.
Dari hasil uraian model PAKEM khususnya guru, diharapkan dapat menghasilkan
pembelajaran yang berkualitas/bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti
dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi, pengelolaan
kelas serta menjadikan guru menjadi inovatif.
Model-model pembelajaran yang mendukung pembelajaran PAKEM menurut Udin S.Saud (
Rusman, 2010:329) antara lain:
1. Pembelajaran kuantum
http://mcholieq.blogspot.com/2013/10/makalah-pembelajaran-aktif-inovatif.html
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikem-pembelajaran-aktif.html
http://nurhidayatus123.wordpress.com/2013/04/08/makalah-paikem/
http://makalahilmupengetahuan.blogspot.com/2012/12/makalah-modelpembelajaran-paikem.html
http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/strategi-pembelajaran-paikem.html
5) metode simulasi.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika
siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif
di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time
on task) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan
hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak
akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif
sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik
diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory
atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan
pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
3. Kreatif
pembelajaran PAIKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas.
Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan
kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua
bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang
pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis situasi
pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi
belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor
keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi
belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
4. Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai
semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam,
karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai
strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa
berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAIKEM seringkali tidak efisien
(memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam
pembelajaran PAIKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan
waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang
dicapai hanya pada tataran kognitif saja.
5. Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan
suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan?
Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana
A. Keimpulan
1. Yang di maksud dengan Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan
kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan
dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja.
2. Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara
lain: Mengalami,Komunikasi, Interaksi, Refleksi.
3. Landasan Teoritis Srategi Pembelajaran PAIKEM adalah melalui
pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap
verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan
pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
4. Cara menerapkan PAIKEM Dalam Proses Pembelajaran adalahdengan
melihat berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM atau pembelajaran
di kelas. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEMadalah :
a.
b.
c.
d.
Bagi para pembaca apabila terdapat kesalahan di dalam makalah ini kami
penulis mengharapkan partisipasinya untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun guna terciptanya makalah yang lebih baik lagi.