Anda di halaman 1dari 5

PENGUJIAN CHI-KUADRAT (X2)

A. PENDAHULUAN

Pengujian chi-kuadrat dapatdigunakan untuk menguji proporsi perbedaan


parameter dua populasi atau lebih. Statistik chi-kuadrat dari distribusi sampling,
variabelnya mendekati kontinu sehingga kurva yang dihasilkan sedikit miring ke
kanan dan disebut distribusi chi-kuadrat, yaitu distribusi probabilitas dan luas
seluruh kurva sama dengan 1,0 atau 100%.
Distribusi chi-kuadrat akan mengadakan pendekatan ke distribusi normal
apabila sampel semakin besar atau derajat kebesarannya (dk) yang semakin besar.
Ini berarti setiap dk mempunyai kurva tersendiri. Dalam hal ini tidak berbeda
dengan distribusi t.
Contoh soal: Ada studi eksperimen yang akan menguji obat (katakanlah
obat A dan obat B) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan tekanan
darah. Kemudian obat A dan obat B diujicobakan pada dua kelompok relawan
penderita hipertensi. Hasil eksperimen didapatkan bahwa rata-rata penurunan
tekanan darah setelah minum obat A adalah 40 mmHg dan pada kelompok yang
minum obat B rata-rata- penurunannya adalah 39 mmHg. Setelah itu dilakukan uji
statistik dan hasilnya signifikan/bermakna (p value < alpha). Apakah kesimpulan
dari temuan ini?
Jawab: Secara statistik memang terjadi perbedaan bermakna, namun
secara substansi tidaklah mempunyai perbedaan yang berarti, oleh karena
perbedaan mean penurunan tekanan darah antara obat A dan obat B hanya 1
mmHg. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa antara obat A dan obat B tidak
ada perbedaan (sama saja) khasiatnya.

KETENTUAN PEMAKAIAN CHI-KUADRAT (X2)


Agar pengujian hipotesis dapat digunakan dengan baik, maka hendaknya
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut.
1. Jumlah sampel harus cukup besar untuk meyakinkan bahwa terdapat
kesamaan antara distribusi teoritis dengan distribusi sampling chi-kuadrat.
2. Pengamatan harus bersifat independen (unpaired), yaitu jawaban satu
subjek tidak berpengaruh pada jawaban subjek lainnya atau satu subjek
hanya satu kali digunakan dalam analisis.
B.

3. Pengujian chi-kuadrat hanya dapat digunakan pada data deskrit (data

frekuensi atau data kategori) atau data kontinu yang telah dikelompokkan
menjadi kategori.
4. Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi
yang diamati.
5. Pada derajat kebebasan sama dengan satu (tabel 2 x 2) tidak boleh ada
nilai ekspektasi yang sangat kecil.
Secara umum, bila nilai yang diharapkan terletak dalam satu sel terlalu
kecil (< 5) sebaiknya chi-kuadrat tidak digunakan karena dapat menimbulkan
taksiran yang berlebih (over estimate) sehingga banyak hipotesis yang ditolak
kecuali dengan koreksi dari Yates. Bila dk cukup besar, maka adanya satu nilai
ekspektasi yang lebih kecil dari 5 tidak akan banyak mempengaruhi hasil yang
diinginkan.
BESARNYA DERAJAT KEBEBASAN (dk)
Kita ketahui bahwa pada pembahasan distribusi t besarnya derajat
kebebasan sama dengan n 1. Pengujian hipotesis menggunakan chi-kuadrat yang
terdiri dari dua variabel dan masing-masing terdiri dari beberapa kategori. Untuk
menghitung besarnya derajat kebebasan, yaitu dengan menggunakan tabel
kontingensi.
C.

Misalnya terdapat 2 variabel, dimana variabel ke-1 terdiri dari 3 kategori


dan variabel ke-2 terdiri dari 4 kategori. Dengan demikian dapat dibuat tabel
kontingensi 3 x 4 seperti berikut.

Variabel 2
A

1
b

2
b

3
b

4
tb

Jumlah
x

tb

tb

tb

tb

tb

Jumlah

b = dapat ditentukan dengan bebas


tb = tak bebas
x = nilainya diketahui
Jumlah nilai dari baris dan kolom disebut nilai marginal. Jika nilai
marginal dan seluruhnya (grand total) telah diketahui, maka pada baris pertama

terdapat 3 nilai yang dapat ditentukan dengan bebas. Demikian pula dengan baris
kedua, tetapi pada baris ketiga semuanya tidak bebas karena jumlah marginal
telah diketahui. Jadi, disini terdapat enam nilai yang dapat ditentukan dengan
bebas (2 x 3 = 6).
Secara umum rumus untuk menghitung derajat kebebasan pada pengujian
hipotesis menggunakan chi-kuadrat adalah seperti berikut.
RUMUS:

dk = (jumlah baris - 1) (jumlah kolom - 1)


atau
= (B - 1) (K - 1)

Pada contoh diatas, dk = (3 - 1) (4 - 1) = 2 x 3 = 6

D. MENGHITUNG NILAI EKSPEKTASI

Nilai ekspektasi adalah nilai yang diharapkan terjadi sesuai dengan


hipotesi penelitian. Nila ekspektasi dapat dihitung dengan menggunakan perkalian
antara nilai marginal kolom dan baris yang bersangkutan dibagi dengan jumlah
seluruhnya (N) atau (grand total) yang terletak pada sudut kanan tabel
kontingensi.
Contoh soal: seorang dokter rumah sakit menyatakan bahwa frekuensi
anemia pada ibu hamil di Rumah Sakit A sama dengan di Rumah Sakit B dan
sama dengan di Rumah Sakit C. pernyataan tersebut akan diuji pada derajat
kemaknaan 5%.
Pernyataan tersebut diuji dengan mengambil sampel secara independen.
Sampel yang diambil adalah ibu hamil yang memeriksakan diri ke ketiga rumah
sakit tersebut. Masing-masing Rumah sakit A = 50, Rumah Sakit B = 40, dan
Rumah Sakit C = 60. Frekuensi anemia ibu hamil selama pengamatan adalah
sebagai berikut.

Rumah Sakit A
Rumah Sakit B
Rumah Sakit C

Anemia

Tidak anemia

20
25
35

30
15
25

Jawab: Untuk memudahkan menghitung nilai ekspektasi maka dibuat


tabel kontingensi 3 x 2 seperti berikut.
Anemia

Tidak anemia

Jumlah

RS A
RS B
RS C

1) 20
3) 25
5) 35

Jumlah

80

2) 30
4) 15
6) 25

50
40
60

70

150

Nilai hasil pengamatan = simbol O (observed)


Nilai ekspektasi = simbol (expected)
Untuk memudahkan menghitung besarnya nilai ekspektasi maka setiap sel
diberi nomor urut.
E1 = (50 x 80)/150 = 26,6
E2 = (50 x 70)/150 = 23,3
E3 = (40 x 80)/150 = 21,3
E4 = (40 x 70)/150 = 19,3
E5 = (60 x 80)/150 = 32,0
E6 = (60 x 70)/150 = 28,0
RUMUS:

X2 =

Menguji Hipotesis dengan X2


Contoh soal: dari contoh diatas, akan dilakukan pengujian tentang
pernyataan kepala rumah sakit!
Jawab: perhitungannya adalah sebagai berikut.
H O : f 1 = f2 = f 3
H a : f1 f2 f3

O
20
30

E
26,6
23,3

(O - E)
3,4
6,7

(O - E)2
11,56
44,89

(O - E)2 / E
0,43
1,93

25
15
35
25

21,3
19,3
32,0
28

3,7
-4,3
3,0
-3,0

13,69
18,49
9,00
9,00

0,64
0,96
0,28
0,32
4,56

Pada tabel 3 x 2 tersebut, dk = (3 - 1) (2 - 1) = 2; pada tabel x 2, cari x2


dengan dk = 2 ditulis seperti berikut.
X2 dk = 2 0,05 = 5,991 (dari tabel x2)
X2 hasil perhitungan adalah 4,56, sedangkan x2 yang didapat dari tabel
adalah 5,991 karena 4,56 < 5,991 maka x2 = 4,56 terletak di daerah penerimaan
atau dengan kata lain hipotesis diterima pada = 0,05.
Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan frekuensi anemia pada ketiga rumah
sakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai