Anda di halaman 1dari 13

KONSERVASI

TANAH

KONSERVASI
TANAH DAN
AIR

KONSERVA
SI AIR

KONSERVASI TANAH
Penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan
tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan tanah (Sitanala Arsyad, 1989)

KONSERVASI AIR
Upaya penyimpanan air secara maksimal pada
musim penghujan dan pemanfaatannya secara
efisien pada musim kemarau (Deptan, 2006).

Konservasi tanah dan air merupakan dua hal


yang saling kait-mengkait, oleh karena itu
berbagai macam tindakan konservasi tanah

secara otomatis juga merupakan tindakan


konservasi air.

PENDEKATAN DASAR KONSERVASI


TANAH DAN AIR :
1.

Menyediakan penutup tanah dengan tanaman atau mulsa


agar tanah terlindung dari pukulan hujan langsung.

2.

Memperbaiki dan menjaga kondisi tanah agar tanah tahan


terhadap penghancuran dan pengangkutan, serta
meningkatkan kapasitas infiltrasi.

3.

Mengatur aliran permukaan sedemikian rupa sehingga


mengalir dengan energi yang tidak merusak, dengan cara (a)
mengurangi aliran permukaan, (b) menahan aliran
permukaan, dan ( c ) mengendalikan aliran permukaan

4.

Meningkatkan efisiensi penggunaan air.

5.

Menjaga kualitas air.

6.

Mendaur ulang air.

PROFIL LAHAN PERTANIAN DI


INDONESIA

Gambaran dalam kurun waktu 1986-2001 :


Luas lahan sawah menunjukkan penurunan
Luas lahan kering menunjukkan sedikit
kenaikan
Luas lahan perkebunan meningkat pesat
semenjak tahun 1988
Luas lahan kering relatif tetap

SUMBERDAYA LAHAN DAN


PERMASALAHANNYA
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah, dari
luas daratan di Indonesia 35,35% kawasan

lindung, 64,65% kawasan budidaya. Kawasan


budidaya untuk usaha pertanian dan nonpertanian (pemukiman, daerah industri, dll)
Berdasarkan Neraca Penggunaan Lahan tahun
2000 dari Badan Pertanahan Nasional, kawasan
lindung yang idealnya 100% hutan ternyata telah
berubah fungsi menjadi non hutan sekitar 18%,
terjadi berturut-turut di Jawa dan Bali (53,6%),
Sumatera (35,1%0)

Pulau Jawa dengan 7,82 juta ha areal sawah (43,89%


total luas sawah nasional) menghasilkan 56,1%
produksi beras nasional
Areal sawah di Pulau Jawa terus mengalami alih
fungsi dari pertanian ke non-pertanian, pada
periode 1999-2000, laju penurunan luas areal sawah
di P.Jawa rata-rata 0,21%
Pencegahan alih fungsi areal sawah perlu dilakukan,
mengingat (1) mengancam swasembada pangan,
(2) ekosistem sawah relatif stabil karena tingkat
erosi yang relatif kecil, dan (3) sawah merupakan
pengikat kelembagaan pedesaan yang mendorong
masyarakat pedesaan bekerja lebih produktif

PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pengelolaan sumberdaya untuk menghasilkan
kebutuhan pokok manusia (sandang, pangan,
dan papan) sekaligus mempertahankan dan
meningkatkan
kualitas
lingkungan
dan
melestarikan sumberdaya alam. Definisi yang
lebih luas dikemukakan Gips (1986), yang
mencakup : (1) mantap secara ekologis, (2)
dapat berlanjut secara ekonomis, (3) adil, (4)
manusiawi, (5) luwes

CIRI UTAMA PENGGUNAAN LAHAN


BERKELANJUTAN
1. Berorientasi jangka panjang
2. Dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
3.
4.
5.
6.

mengorbankan potensi untuk masa depan


Pendapatan per kapita meningkat
Kualitas dapat dipertahankan/ditingkatkan
Dapat mempertahankan produktivitas dan
kemampuan lahan
Mampu mempertahankan lingkungan dari
ancaman degradasi

MASALAH PADA LAHAN-LAHAN DI


INDONESIA
Pencucian dan erosi, mengingat curah hujan

yang tinggi dan tingkat kemiringan yang


bervariasi dari < 15% hingga > 45%
Kekeringan dan tingginya kepekaan tanah
terhadap erosi, untuk lahan-lahan yang
berada pada daerah kering (dry land)

USAHA TANI KONSERVASI


Penggunaan tanah untuk kegiatan usaha tani

secara efisien dalam jangka waktu yang tidak


terbatas (Sitanala Arsyad, 2000)
Bentuk
pengusahaan pertanian yang
mengkombinasikan teknik konservasi, baik
mekanik maupun vegetatif dalam suatu pola
usaha tani terpadu (Sukma et al., 1990)

KOMPONEN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


TEKNOLOGI SISTEM USAHA TANI KONSERVASI
1. Teknologi pengawetan tanah dan air
2. Pola tanaman tahunan yang mendukung

kegiatan konservasi tanah dan air


3. Pola tanaman semusim yang mendukung (1)
dan (2)
4. Usaha tani ternak yang sesuai dengan (1),
(2), dan (3)
(Proyek Penelitian Penyelamatan Hutan Tanah
dan Air, 1985).

Anda mungkin juga menyukai