NIM
Kelas
SUMBER REFERENSI
METODOLOGI PENELITIAN
Perakitan Varietas Unggul Tanaman Melon Tanpa Rongga Daging Buah Dengan Rekayasa
Genetika
I.
PENDAHULUAN
Kegiatan bisnis hortikultura yang meningkat pesat sejak sepuluh tahun terakhir telah memberi
kontribusi cukup besar terhadap pendapatan bruto nasional. Untuk lebih meningkatkan peran
industri hortikultura dalam pembangunan perekonomian nasional, pemerintah perlu menerapkan
kebijakan yang dapat mendukung pengembangan usaha secara optimal.
Di sisi lain, perubahan lingkungan global strategis yang disertai dengan peningkatan
permintaan di dalam dan di luar negeri memberi keyakinan akan prospek yang cerah bagi bisnis
hortikultura. Sejalan dengan pengembangan agribisnis hortikultura, kebutuhan akan agroinput juga
meningkat tajam akibat penerapan teknologi modern di tingkat petani.
Varietas unggul merupakan salah satu sarana produksi yang paling dibutuhkan untuk
mendapatkan produktivitas yang optimal. Oleh karena itu, perakitan varietas unggul ini mendapat
prioritas utama dalam penelitian. Penelitian tidak saja bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul
dengan produktivitas tinggi, tetapi juga kualitas genetik tanaman meningkat terutama untuk
komoditas prioritas sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dengan demikian pengembangannya akan berdampak luas bagi pembangunan perekonomian
nasional. Kemampuan pemerintah untuk membiayai penelitian pemuliaan ini semakin terbatas,
sementara tuntutan pengguna akan varietas unggul semakin meningkat. Untuk mengatasi
keterbatasan dana ini, strategi penyediaan varietas baru dilakukan melalui kerja sama dengan pihak
swasta. Salah satu metode pemuliaan yang mengikutsertakan peran swasta secara aktif dalam
program seleksi adalah rekayasa genetika.
Bangsa Moor juga banyak berjasa mengembangkan tanaman ini. Melon kemudian mengalami
perkembangan jenis di Jepang, Cina, India, Spanyol, dan Iran. Pada perkembangannya melon
tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtrois ternasuk indonesia.
Buah melon masuk ke Indonesia dan mulai dibudidayakan pada tahun 1970. Pada saat
itu, melon menjadi buah yang bergengsi tinggi dan sangat mahal. Konsumennya pun terbatas, hanya
kalangan yang tergolong ekonomi tinggi. Namun, buah yang mengandung banyak air kini sudah
bisa dinikmati semua kalangan. Bahkan, tanaman ini sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia.
Kalianda (Lampung) dan Cisarua (Bogor) merupakan daerah pertama yang mengembangbiakkan
melon secara serius.
dan digunakan tubuh untuk memperbaiki fungsi mata, terutama dalam ruangaan dengan
pencahayaan minim.
6. Mencegah Impotensi
Menurut beberapa penelitian di Inggris, buah melon mengandung asam amino yang disebut
dengan citrulline yang dapat memproduksi arginine. Arginine berguna dalam meningkatkan aliran
darah, terutama aliran darah yang menuju organ seksual. Arginine bekerja sebagai stimulator yang
memperlebar pembuluh darah, sehingga aliran darah menuju organ seksual menjadi lancar dan
terhindar dari disfungsi rekesi (impotensi).
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl.
Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di
bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
dengan sentrifugasi kerapatan dengan menggunakan CsCl. Teknik isolasi DNA diatas, dalam
rencana perakitan varietas baru ini diaplikasikan dalam DNA genomik dan DNA vektor, khususnya
plasmid.
b) Pemotongan Molekul DNA
Tahap kedua yang akan dilakukan dalam rencana ini adalah pemotongan molekul DNA,
baik genomik maupun plasmid. Molekul DNA semangka yang telah ditemukan kemudian dipotong
menggunakan enzim restriksi Ecor 1. Hal ini sama juga pada pemotongan molekul gen pada buah
melon yang mengakibatkan buah melon mempunyai rongga dalam pada daging buahnya, kemudian
dibuang.
Enzim restriksi yang digunakan diperoleh dari bakteri Escherichia coli strain R dengan
beberapa tempat metilasi.
c) Ligasi Molekul-molekul DNA
Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi harus
menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya, fragmen-fragmen DNA genomik
nantinya harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier.
Cara yang digunakan dalam ligasi secara in vitro pada proyek ini adalah dengan cara ligasi
dengan menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri.
d) Transformasi Sel
Transformasi sel adalah tahap yang dirasa paling sulit. Yaitu tahap dimana kita
memasukan campuran reaksi ligasi kedalam sel inang dalam hal ini adalah sel buah melon. Sel
inang diharapkan akan mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul DNA
rekombinan.
Dalam hal ini dilakukan perlakuan kalsium klorid (CaCl2). Molekul CaCl2 akan
menyebabkan sel-sel rekombinan membengkak dan membentuk sferoplas yang kehilangan protein
periplasmiknya sehingga dinding sel menjadi bocor. DNA yang ditambahkan dalam campuran ini
akan membentuk kompleks resisten DNAse dengan ion-ion Ca2+ yang terikat pada permukaan sel.
DAFTAR PUSTAKA