2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk m e n g u r u s r u m a h t a n g g a , s e b a g a i p e n g a s u h d a n
p e n d i d i k a n a k - anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan s o s i a l n y a s e r t a s e b a g a i a n g g o t a m a s y a r a k a t d a r i
lingkungannya, d i s a m p i n g i t u j u g a i b u d a p a t b e r p e r a n
s e b a g a i p e n c a r i n a f k a h tambahan dalam keluarganya.
3 . P e r a n An a k : An a k - a n a k m e l a k s a n a k a n p e r a n a n p s i k o s i a l s e s u a i
d e n g a n t i n g k a t perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Bentuk
Tradisional
1. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri.
Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru.
3. Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anakanak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
4. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
5. Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
6. Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
7. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
9. Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
2 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
Fungsi
3 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
4 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
b) Fungsi Psikologis
c) Fungsi Sosialisasi
5 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
d) Fungsi Ekonomi
e) Fungsi Pendidikan
c) Fungsi Reproduksi
d) Fungsi Ekonomi
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok kelurga terhadap keluarga lainnya, yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggotak e l u a r g a s e h i n g g a m e m u n g k i n k a n m e r e k a
t u m b u h d a n b e r k e m b a n g s e s u a i u s i a d a n kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Tugas
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masingmasing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
Dinamika
Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan.
Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah,
keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.
Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai
masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya
Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga:
7 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal
dengan harga diri atau self-esteem.
2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang
dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya
merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga.
4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar
keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199 :
1. Pasangan baru (keluarga baru). Keluarga baru dimulai saat masing-masing
individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
damapi anak pertama berusia 30 bulan :
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dankegiatan keluarga
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama
(2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi danrasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain jugaharus terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
D. Keluarga dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada
usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,sehingga keluarga sangat sibuk :
Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
Mempertahankan keintiman pasangan
8 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
E. Keluarga dengan anak remaja. Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun
dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga iniadalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remajasudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
F. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tahap ini dimulai pada saat anak
pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika
ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
G. Keluarga usia pertengahan. Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal :
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
Meningkatkan keakraban pasangan
H. Keluarga usia lanjut. Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
II.
9 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2
Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
yaitu:
a. Host: Penjamu. Yaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain:
- Faktor keturunan. Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti
misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan
darah.
- Mekanisme pertahanan tubuh. Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh dapat
dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan pertahanan tubuh
khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai berikut:
i.
Umum: kulit yang utuh, mukosa yang utuh, kuku, rambut, bulu hidung,
sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar limpa.
ii.
Khusus: pembentukan antibody, leukositosis, patositosis, imunisasi,
pemberian serum.
- Umur. Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan pada
anak-anak.
- Jenis kelamin. Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim
pada perempuan.
- Ras. Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu,
misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat,
terutama Negara Inggris.
- Status perkawinan. Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai
resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.
- Pekerjaan. Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita
penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya.
- Kebiasaan hidup. Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih
mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
b. Agent: Bibit penyakit. Yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau
ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana
dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:
- Golongan nutrient. Golongan nutrient adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan nutrient dibedakan menjadi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang mengalami
kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit tertentu.
- Golongan kimia. Golongan kimia adalah berbagai zat kimia yang ditemukan di
alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh. Sebenarnya golongan
nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan
tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan. Apabila
tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam berat,
gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.
- Golongan fisik. Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara
yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau trauma
mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Perannya dalam
menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang ekstrim,
baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.
10 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
11 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
Pada simbol genogram biasanya tercantum tanggal lahir (dan kalau ada tanggal
kematian) dan nama. Genogram dapat berisi informasi keluarga, tidak hanya
informasi nama dalam silsilah keluarga tetapi juga hubungan antara satu sama lain di
dalam keluarga tersebut.
Genogram berfungsi untuk menyatakan karakter dari pribadi-pribadi yang terkait atau
berarti bagi diri kita sendiri. Ingat bahwa diri kita dibentuk dalam lingkungan sosial primer
yakni keluarga. Ayah dan ibu kita berpengaruh atas pribadi kita; begitu pula masing-masing
orangtua telah dipengaruhi oleh ayah dan ibu mereka, begitu seterusnya.
Cara kerja pembuatan genogram antara lain sbb:
(a) mulai dengan genogram keluarga sendiri;
12 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
(b)
(c)
Definisi : Adanya interaksi (hubungan) antara individu dalam lingkungan sehingga individu
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun
kelompok sosial yang sama. ( Pertemuan II-Psikodinamika Keluarga 20081-Isna Asyri Syahrina)
Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan.
Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah,
keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.
Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai
masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya
Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga.
1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal
dengan harga diri atau self-esteem.
2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka
yang dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya
merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga.
13 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar
keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Masalahnya, tidak semua pimpinan keluarga peka dengan dinamika yang ada. Kadang juga
terlalu tegang menyikapi kesenjangan antara idealita dengan realita. Ketidakpekaan dan
ketegangan inilah yang kerap membuat dinamika keluarga menjadi redup. Para anggota menjadi
ikut kikuk, bungkam, dan takut.
Agar terbentuknya keluarga yang dimanis, sehingga dibutuhkannya interaksi dan komunikasi
yang baik. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses
komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.
Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan
tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih
saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan
pertikaian.
Interaksi sosial merupakan hubungan tersusun dalam bentuk tindakan berdasarkan norma dan
nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dan disinilah dapat kita amati atau rasakan bahwa
apabila sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi tersebut akan berlangsung
secara baik, begitu pula sebaliknya, manakala interaksi sosial yang dilakukan tidak sesuai dengan
norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi yang terjadi kurang berlangsung dengan baik
Komunikasi keluarga tidak sama dengan komunikasi antar anggota kelompok
biasa.Komunikasi yang terrjadi dalam suatu keluarga tidak sama dengan komunikasi keluarga
yang lain.Setiap keluarga mempunyai pola komunikasi tersendiri.Relasi antara anak dan orang
tua menunjukkan adanya keragaman yang luas.Relasi orang tua dan anak dipengaruhi dan
ditentukan oleh sikap orang tua.Sikap yang berhubungan dengan afeksi dan dominasi; ada orang
tua yang mendominasi, yang memanjakan, acuh tak acuk dan oang tua akrab, terbuka, bersahabat
.Sikap orang tua yang berhubungan dengan ambisi dan minat yaitu sikapp orang tua yang
mengutamakan sukses social, milik keduniswian, suasana keagamaan dan nilai-nilai
artistic.Perbedaan struktur social dapat menyebabkan perbedaan relasi antara orang tua dan anak.
1. Masyarakat industri modern : anak sering kurang melakukan relasi dengan orang tuanya
sehingga koordinasi relasi lemah.
2. Masyarakat pertanian : terdapat relasi yang dekat dengan tetangga dekat
3. Masyarakat yang mengenal pemisahan orang dewasa dan anak : banyak menimbulkan
prasangka
4. Kehidupan di rumah sewaan (di kota besar) dan rumah sederhana (di desa) : Proses hidup dan
kehidupan terbuka
Tiga Teori Dinamika Keluarga
Teori Peran :
Keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi
peran dan interaksi di antara kinerja peran dari setiap anggotanya.
Empat konsep yang merupakan dasar untuk mengerti kesehatan mental dan keluarga :
- Komplementaritas.
14 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
- Pertukaran Peran.
- Konflik Peran.
- Kebalikan Peran.
Dengan menilai peran keluarga, konselor dapat mengerti dinamika keluarga dan dapat
membimbing dengan intervensi yang paling sesuai untuk meningkatkan berfungsinya keluarga.
Teori Perkembangan :
Keluarga yang berhasil, berfungsi dengan baik, bahagia, dan kuat tidak hanya seimbang, tetapi
perhatian terhadap anggota keluarga yang lain, menggunakan waktu bersama-sama, memiliki
pola komunikasi yang baik, memiliki tingkat orientasi yang tinggi terhadap agama, dan dapat
menghadapi krisis dengan pola yang positif. Krisis dalam keluarga dapat lebih dimengerti,
apabila tiap tahap perkembangan keluarga diteliti, karena setiap tahap mempunyai permintaan
peran, tanggung jawab, problem dan tantangan-tantangan sendiri-sendiri.
Tahapan perkembangan keluarga (Becvar, 1993 : 128-129) :
1. Keluarga baru.
2. Keluarga dengan anak.
3. Keluarga dengan balita..
4. Keluarga dengan anak sekolah.
5. Keluarga dengan anak remaja.
6. Keluarga sebagai pusat peluncuran.
7. Keluarga tahun-tahun tengah.
8. Pensiun.
Teori Sistem :
Beberapa asumsi mengenai keluarga :
1. Perubahan dan stress anggota keluarga berpengaruh terhadap seluruh keluarga.
2. Keluarga memiliki pola interaksi.
3. Simptom fisik dan psikososial berkaitan dengan pola interaksi keluarga.
4. Ciri keluarga sehat adalah kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5. Berbagi tanggung jawab bersama.
6. Perilaku bermasalah harus dipecahkan, sebelum menganggu keharmonisan keluarga.
Sistem keluarga yang disfungsional memiliki 2 dimensi, yang masing-masing memiliki 4
tingkatan, yaitu : Family Cohesion (keterikatan emosional), terdiri dari rigid, structured, flexible,
dan kacau; dan Family Adaptability (kemampuan penyesuaian terhadap perubahan), yang terdiri
dari disengaged (lepas), separated (terpisah), connected (berhubungan), dan enmeshed (terlibat).
Bentuk system keluarga tersusun dalam model Circumplex (Olson, 1986). Dimana masingmasing bentuk merupakan hasil interaksi dari masing-masing tingkatan di antara kedua dimensi
tersebut. Bentuk-bentuk system keluarga tersebut akan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori,
yaitu : seimbang, campuran, dan tidak seimbang.
V.
Memahami dan Menjelaskan konsep keluarga dalam islam dan Cara merawat
orang sakit dalam islam
KONSEP KELUARGA MENURUT ISLAM
15 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
Konsep keluarga menurut islam secara substansial tidak begitu berbeda dengan bentuk
konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu membentuk rumah tangga yang
bernafaskan Islam, yang mawaddah wa rahmah. Hanya pada poin-poin tertentu yang
memberi penekanan yang lebih dalam pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut
tentang hak dan kewajiban atau peran suami-istri di dalam rumah tangga.
Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam keluarga.
Kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi seorang ayah sebagai kepala keluarga
meliputi :
a) Kebutuhan yang berhubungan dengan jasdiyah
1. Yang berhubungan dengan jasdiyah atau yang identik dengan
kebutuhan lahiriyah antara lain seperti:
2. kebutuhan sandang,
3. kebutuhan pangan,
4. kebutuhan tempat tinggal, dan
5. kebutuhan yang sifatnya sosial seperti kebutuhan berinteraksi dengan
sesamanya dan lain sebagainya.
b) Kebutuhan yang berhubungan dengan rhiyah,
a) Kebutuhan beragama,
b) kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid, dsb.
.
Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api neraka
Selain sebagai seorang suami dan atau ayah yang mempunyai tanggung jawab terhadap
keluarga yang dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang muslim juga mempunyai tugas
yang tidak kalah pentingya dan merupakan tugas pokok setiap muslim atau mumin yaitu
melakukan amar maruf nahi munkar.
Seperti yang tertera dalam Al-Quran QS Al-Imran ayat 104, Allah SWT berfirman :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.
16 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
Dalam hadis ini Allah SWT. Telah menempatkan kedudukan orang-orang yang sakit seolah-olah
Allah Taala sendiri yang sakit. Ini artinya manusia dituntut agar selalu memperhatikan orangorang yang sakit dengan memberikan bantuan baik moril maupun materiil, sehingga mereka
tidak terkucil, khususnya secara moral dari masyarakat. Sementara itu, ajaran Islam juga sarat
dengan tuntunan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, apalagi penyakit yang
berpotensi untuk menular. Nabi Muhammad SAW menegaskan :
Artinya :
Tidak boleh membahayakan diri sendiri, dan tidak boleh membahayakan orang lain
Artinya :
Bahaya itu harus dihilangkan
Bahkan sekiranya ada dua faktor tarik-menarik antara bahaya (kerugian) dan kepentingan
(keuntungan), maka yang diprioritaskan adalah menghilangkan bahaya. Kaidah fiqh menuturkan:
Artinya :
Menghindari kerusakan-kerusakan itu harus didahulukan dari mencari keuntungankeuntungan
Karenanya, tanpa harus mengurangi perlakuan baik kepada orang yang sakit, Islam mengajarkan
agar kita mewaspadai, dan menghindari kemungkinan penularan penyakit dari orang yang sakit
tersebut.
18 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17030/4/Chapter%20II.pdf
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/keluarga.pdf
http://ade-jailani.blogspot.com/2012/02/konsep-keluarga-menurul-islam.html
19 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2