Anda di halaman 1dari 19

I.

Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga


Definisi
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Struktur
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapagenerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Peranan
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatanyang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalamkeluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencarinafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepalak e l u a r g a , s e b a g a i a n g g o t a d a r i k e l o m p o k s o s i a l n ya s e r t a
s e b a g a i anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakatdari lingkungannya.
1 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk m e n g u r u s r u m a h t a n g g a , s e b a g a i p e n g a s u h d a n
p e n d i d i k a n a k - anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan s o s i a l n y a s e r t a s e b a g a i a n g g o t a m a s y a r a k a t d a r i
lingkungannya, d i s a m p i n g i t u j u g a i b u d a p a t b e r p e r a n
s e b a g a i p e n c a r i n a f k a h tambahan dalam keluarganya.
3 . P e r a n An a k : An a k - a n a k m e l a k s a n a k a n p e r a n a n p s i k o s i a l s e s u a i
d e n g a n t i n g k a t perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Bentuk
Tradisional
1. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri.
Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru.
3. Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anakanak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
4. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
5. Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
6. Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
7. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
9. Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
2 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

10. Keluarga Usila


Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
Non Tradisional
a) Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama, pengalaman
yang sama.
b) Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c) Homosexual / Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
d) Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
e) Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak
Ciri-ciri
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
A. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota keluarga.
B. A d a k e t e r b a t a s a n : s e t i a p a n g g o t a m e m i l i k i k e b e b a s a n t e t a p i
m e r e k a j u g a m e m p u n y a i keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
C. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
Ciri-ciri keluarga Indonesia :

Suami sebagai pengambil keputusan


Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong

Fungsi
3 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

Fungsi keluarga menurut PP No. 21 tahun 1994


Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi keagamaan
Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hdiup seluruh anggota
keluarga
Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota
keluarga
Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran
agama
Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang
diperolehnya disekolah atau masyarakat
Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera
b. Fungsi budaya
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan
budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya
asing yang tidak sesuai
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan
masalah dari berbagai pengaruh negatif gobalisasi dunia
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku yang
baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi
Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat
atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera
c. Fungsi cinta kasih
Menumbuhkan kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara anggota keluarga
kedalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus
Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara kuantitatif
dan kualitatif
Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga
secara serasi, selaras dan seimbang
Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
d. Fungsi perlindungan
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul
dari dalam maupun dari luar keluarga
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan
tantangan yang datang dari luar
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera
e. Fungsi reproduksi
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi
anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya

4 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam usia,


pendewasaan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu
melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga
Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju
keluarga kecil sejahtera
f. Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana
pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama
Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak
saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orangtua dalam rangka
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
g. Fungsi ekonomi
Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera
Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap
anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang
h. Fungsi pelestarian lingkungan
Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga
Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan ekstern keluarga
Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
Menurut WHO (1978) :
a) Fungsi Biologis

Untuk meneruskan keturunan


Memelihara dan membesarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga

b) Fungsi Psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman


Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Memberikan identitas keluarga

c) Fungsi Sosialisasi

Membina sosialisasi pada anak


Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai keluarga

5 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

d) Fungsi Ekonomi

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga


Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.
Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.

e) Fungsi Pendidikan

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk


perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Friedman (1998) :


a) Fungsi Affective

Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling


mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
Mengenal identitas individu
Rasa aman

b) Fungsi Sosialisasi Peran

Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial


dan belajar berperan.
Fungsi dan peran di masyarakat.
Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.

c) Fungsi Reproduksi

Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

d) Fungsi Ekonomi

Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga


Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

e) Fungsi Perawatan Kesehatan

Konsep sehat sakit keluarga


6 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit, tujuan kesehatan keluarga, keluarga


mandiri

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok kelurga terhadap keluarga lainnya, yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggotak e l u a r g a s e h i n g g a m e m u n g k i n k a n m e r e k a
t u m b u h d a n b e r k e m b a n g s e s u a i u s i a d a n kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Tugas
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masingmasing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
Dinamika
Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan.
Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah,
keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.
Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai
masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya
Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga:
7 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal
dengan harga diri atau self-esteem.
2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang
dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya
merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga.
4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar
keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199 :
1. Pasangan baru (keluarga baru). Keluarga baru dimulai saat masing-masing
individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
damapi anak pertama berusia 30 bulan :
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dankegiatan keluarga
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama
(2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi danrasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain jugaharus terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

D. Keluarga dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada
usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,sehingga keluarga sangat sibuk :
Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
Mempertahankan keintiman pasangan
8 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,


termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

E. Keluarga dengan anak remaja. Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun
dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga iniadalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remajasudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
F. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tahap ini dimulai pada saat anak
pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika
ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
G. Keluarga usia pertengahan. Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal :
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
Meningkatkan keakraban pasangan
H. Keluarga usia lanjut. Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
II.

Memahami dan Menjelaskan Faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga

9 | B LO K K E D O KT E RA N K E LU A R G A 2 0 1 2

Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
yaitu:
a. Host: Penjamu. Yaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain:
- Faktor keturunan. Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti
misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan
darah.
- Mekanisme pertahanan tubuh. Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh dapat
dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan pertahanan tubuh
khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai berikut:
i.
Umum: kulit yang utuh, mukosa yang utuh, kuku, rambut, bulu hidung,
sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar limpa.
ii.
Khusus: pembentukan antibody, leukositosis, patositosis, imunisasi,
pemberian serum.
- Umur. Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan pada
anak-anak.
- Jenis kelamin. Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim
pada perempuan.
- Ras. Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu,
misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat,
terutama Negara Inggris.
- Status perkawinan. Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai
resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.
- Pekerjaan. Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita
penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya.
- Kebiasaan hidup. Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih
mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
b. Agent: Bibit penyakit. Yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau
ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana
dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:
- Golongan nutrient. Golongan nutrient adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan nutrient dibedakan menjadi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang mengalami
kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit tertentu.
- Golongan kimia. Golongan kimia adalah berbagai zat kimia yang ditemukan di
alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh. Sebenarnya golongan
nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan
tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan. Apabila
tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam berat,
gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.
- Golongan fisik. Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara
yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau trauma
mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Perannya dalam
menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang ekstrim,
baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.
10 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

Golongan mekanik. Golongan mekanik sering digolongkan pula kedalam


golongan fisik. Bedanya, pada golongan mekanik unsure campur tangan manusia
lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya, pukulan, dan
lain-lain.
- Golongan biologic. Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologic dapat
berupa jasat renik (micro organisme) dan atau yang bukan jasat renik baik yang
berasal dari hewan (flora) dan ataupun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(fauna). Contohnya adalah metazoan, protozoa, bakteri, virus, jamur.
c. Lingkungan. Yaitu agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organism. Secara umum,
lingkungan terbagi atas dua macam yaitu:
- Lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat di
sekitar manusia. Misalnya cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur geologi.
- Lingkungan non fisik. Lingkungan non fisik ialah lingkungan yang muncul
sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk faktor social budaya,
norma, nilai, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul
atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satunya sebagai reservoir
bibit penyakit, yaitu sebagai tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit
penyakit.
(sumber: hardius usman. pengenalan epidemiologi)
III.

Memahami dan Menjelaskan Genogram


Genogram adalah tampilan bergambar dari hubungan keluarga dan riwayat medis
seseorang. Mirip dengan pohon silsilah keluarga, sehingga memungkinkan pengguna
untuk memvisualisasikan pola keturunan (silsilah keluarga) dan faktor-faktor
psikologis yang menekankan hubungannya.
Genogram dibuat dengan simbol sederhana yang mewakili jenis kelamin, dan
berbagai macam garis-garis yang menggambarkan hubungan dalam suatu keluarga.

11 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

Pada simbol genogram biasanya tercantum tanggal lahir (dan kalau ada tanggal
kematian) dan nama. Genogram dapat berisi informasi keluarga, tidak hanya
informasi nama dalam silsilah keluarga tetapi juga hubungan antara satu sama lain di
dalam keluarga tersebut.

Genogram berfungsi untuk menyatakan karakter dari pribadi-pribadi yang terkait atau
berarti bagi diri kita sendiri. Ingat bahwa diri kita dibentuk dalam lingkungan sosial primer
yakni keluarga. Ayah dan ibu kita berpengaruh atas pribadi kita; begitu pula masing-masing
orangtua telah dipengaruhi oleh ayah dan ibu mereka, begitu seterusnya.
Cara kerja pembuatan genogram antara lain sbb:
(a) mulai dengan genogram keluarga sendiri;
12 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

(b)
(c)

bentuk genogram keluarga istri dan/atau suami serta;


lanjutkan dengan genogram pihak ayah dan ibu serta keluarga pihak mertua.
Ungkapkan informasi tentang orang-orang tertntu di dalamnya wataknya, sifat
atau kebiasaan, kebaikan dan keburukan bahkan kondisi kesehatannya atau usia
kematiannya. Lihat contoh.
Begitu kuatnya pengaruh keluarga terhadap pembentukan karakter seseorang. Bila
karakter yang terbentuk itu positif maka hal demikian amat baik. Akan tetapi yang sering terjadi
adalah terbentuknya pengaruh negatif pada diri kita, karena mengalami salah didik (salah asuh)
dan perlakukan tidak menyenangkan lainnya di masa lalu. Masa lalu memang telah selesai.
Namun dampak negatif masa itu harus diatasi, dipandang secara positif agar kepribadian kita
bisa bertumbuh dalam masa sekarang dan di masa yang akan datang.
David Fileds mengusulkan pentingnya kita mengetahui/mengevaluasi kehidupan masa
lalu dengan mengerti tiga hal penting:
(a) Bagaimana proses traingulasi terjadi dalam keluarga; mencari dimana komunikasi
mengalami masalah.
(b) Memahami label/julukan apa saja yang pernah diungkapkan orangtua dan cukup
membentuk karakter diri kita sendiri.
(c) Memahami ikatan ganda yang pernah dilakukan orangtua yang mungkin membuat
diri sendiri tidak bisa mandiri melainkan takut berdiri sendiri tanpa bantuan
(dukungan) orangtua.
IV.

Memahami dan menjelaskan Dinamika kehidupan keluarga

Definisi : Adanya interaksi (hubungan) antara individu dalam lingkungan sehingga individu
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun
kelompok sosial yang sama. ( Pertemuan II-Psikodinamika Keluarga 20081-Isna Asyri Syahrina)
Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan.
Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah,
keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.
Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai
masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya
Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga.
1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal
dengan harga diri atau self-esteem.
2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka
yang dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya
merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga.
13 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar
keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Masalahnya, tidak semua pimpinan keluarga peka dengan dinamika yang ada. Kadang juga
terlalu tegang menyikapi kesenjangan antara idealita dengan realita. Ketidakpekaan dan
ketegangan inilah yang kerap membuat dinamika keluarga menjadi redup. Para anggota menjadi
ikut kikuk, bungkam, dan takut.
Agar terbentuknya keluarga yang dimanis, sehingga dibutuhkannya interaksi dan komunikasi
yang baik. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses
komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.
Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan
tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih
saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan
pertikaian.
Interaksi sosial merupakan hubungan tersusun dalam bentuk tindakan berdasarkan norma dan
nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dan disinilah dapat kita amati atau rasakan bahwa
apabila sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi tersebut akan berlangsung
secara baik, begitu pula sebaliknya, manakala interaksi sosial yang dilakukan tidak sesuai dengan
norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi yang terjadi kurang berlangsung dengan baik
Komunikasi keluarga tidak sama dengan komunikasi antar anggota kelompok
biasa.Komunikasi yang terrjadi dalam suatu keluarga tidak sama dengan komunikasi keluarga
yang lain.Setiap keluarga mempunyai pola komunikasi tersendiri.Relasi antara anak dan orang
tua menunjukkan adanya keragaman yang luas.Relasi orang tua dan anak dipengaruhi dan
ditentukan oleh sikap orang tua.Sikap yang berhubungan dengan afeksi dan dominasi; ada orang
tua yang mendominasi, yang memanjakan, acuh tak acuk dan oang tua akrab, terbuka, bersahabat
.Sikap orang tua yang berhubungan dengan ambisi dan minat yaitu sikapp orang tua yang
mengutamakan sukses social, milik keduniswian, suasana keagamaan dan nilai-nilai
artistic.Perbedaan struktur social dapat menyebabkan perbedaan relasi antara orang tua dan anak.
1. Masyarakat industri modern : anak sering kurang melakukan relasi dengan orang tuanya
sehingga koordinasi relasi lemah.
2. Masyarakat pertanian : terdapat relasi yang dekat dengan tetangga dekat
3. Masyarakat yang mengenal pemisahan orang dewasa dan anak : banyak menimbulkan
prasangka
4. Kehidupan di rumah sewaan (di kota besar) dan rumah sederhana (di desa) : Proses hidup dan
kehidupan terbuka
Tiga Teori Dinamika Keluarga
Teori Peran :
Keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi
peran dan interaksi di antara kinerja peran dari setiap anggotanya.
Empat konsep yang merupakan dasar untuk mengerti kesehatan mental dan keluarga :
- Komplementaritas.
14 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

- Pertukaran Peran.
- Konflik Peran.
- Kebalikan Peran.
Dengan menilai peran keluarga, konselor dapat mengerti dinamika keluarga dan dapat
membimbing dengan intervensi yang paling sesuai untuk meningkatkan berfungsinya keluarga.
Teori Perkembangan :
Keluarga yang berhasil, berfungsi dengan baik, bahagia, dan kuat tidak hanya seimbang, tetapi
perhatian terhadap anggota keluarga yang lain, menggunakan waktu bersama-sama, memiliki
pola komunikasi yang baik, memiliki tingkat orientasi yang tinggi terhadap agama, dan dapat
menghadapi krisis dengan pola yang positif. Krisis dalam keluarga dapat lebih dimengerti,
apabila tiap tahap perkembangan keluarga diteliti, karena setiap tahap mempunyai permintaan
peran, tanggung jawab, problem dan tantangan-tantangan sendiri-sendiri.
Tahapan perkembangan keluarga (Becvar, 1993 : 128-129) :
1. Keluarga baru.
2. Keluarga dengan anak.
3. Keluarga dengan balita..
4. Keluarga dengan anak sekolah.
5. Keluarga dengan anak remaja.
6. Keluarga sebagai pusat peluncuran.
7. Keluarga tahun-tahun tengah.
8. Pensiun.
Teori Sistem :
Beberapa asumsi mengenai keluarga :
1. Perubahan dan stress anggota keluarga berpengaruh terhadap seluruh keluarga.
2. Keluarga memiliki pola interaksi.
3. Simptom fisik dan psikososial berkaitan dengan pola interaksi keluarga.
4. Ciri keluarga sehat adalah kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5. Berbagi tanggung jawab bersama.
6. Perilaku bermasalah harus dipecahkan, sebelum menganggu keharmonisan keluarga.
Sistem keluarga yang disfungsional memiliki 2 dimensi, yang masing-masing memiliki 4
tingkatan, yaitu : Family Cohesion (keterikatan emosional), terdiri dari rigid, structured, flexible,
dan kacau; dan Family Adaptability (kemampuan penyesuaian terhadap perubahan), yang terdiri
dari disengaged (lepas), separated (terpisah), connected (berhubungan), dan enmeshed (terlibat).
Bentuk system keluarga tersusun dalam model Circumplex (Olson, 1986). Dimana masingmasing bentuk merupakan hasil interaksi dari masing-masing tingkatan di antara kedua dimensi
tersebut. Bentuk-bentuk system keluarga tersebut akan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori,
yaitu : seimbang, campuran, dan tidak seimbang.
V.

Memahami dan Menjelaskan konsep keluarga dalam islam dan Cara merawat
orang sakit dalam islam
KONSEP KELUARGA MENURUT ISLAM
15 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

Konsep keluarga menurut islam secara substansial tidak begitu berbeda dengan bentuk
konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu membentuk rumah tangga yang
bernafaskan Islam, yang mawaddah wa rahmah. Hanya pada poin-poin tertentu yang
memberi penekanan yang lebih dalam pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut
tentang hak dan kewajiban atau peran suami-istri di dalam rumah tangga.
Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam keluarga.
Kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi seorang ayah sebagai kepala keluarga
meliputi :
a) Kebutuhan yang berhubungan dengan jasdiyah
1. Yang berhubungan dengan jasdiyah atau yang identik dengan
kebutuhan lahiriyah antara lain seperti:
2. kebutuhan sandang,
3. kebutuhan pangan,
4. kebutuhan tempat tinggal, dan
5. kebutuhan yang sifatnya sosial seperti kebutuhan berinteraksi dengan
sesamanya dan lain sebagainya.
b) Kebutuhan yang berhubungan dengan rhiyah,
a) Kebutuhan beragama,
b) kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid, dsb.

c) Kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyahnya.


Kebutuhan aqliyah adalah kebutuhan yang bersifat aqliyah yaitu kebutuhan akan
pendidikan.
Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas, kebutuhan ruhiyah lah yang paling
penting. Yaitu apa saja yang berhubungan dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini
berlanjut sampai kehidupan kelak di akherat. Allah SWT berfirman:

.
Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api neraka
Selain sebagai seorang suami dan atau ayah yang mempunyai tanggung jawab terhadap
keluarga yang dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang muslim juga mempunyai tugas
yang tidak kalah pentingya dan merupakan tugas pokok setiap muslim atau mumin yaitu
melakukan amar maruf nahi munkar.
Seperti yang tertera dalam Al-Quran QS Al-Imran ayat 104, Allah SWT berfirman :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.
16 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

Kewajiban-kewajiban dan peran seorang istri dalam keluarga.


Konsep lain seperti yang tertera dalam Al-Quran ialah sakinah, mawaddah,
warahmah. Didalam islam membina keluraga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah
sangat ditegaskan dan dianjurkan seperti yang di jelaskan dalam Al-Quran QS Arrum
ayat 21. Allah Berfirman :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteridari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfiki
Ulama tafsir menyatakan bahwa sakinah dalam ayat tersebut adalah suasana
damai yang melingkupi rumah tangga dimana masing-masing pihak (suami-isteri)
menjalankan perintah Allah SWT. dengan tekun, saling menghormati, dan saling
toleransi. Dari suasana as-sakinah tersebut akan muncul rasa saling mengasihi dan
menyayangi (al-mawaddah), sehingga rasa bertanggung jawab kedua belah pihak
semakin tinggi.
Sehingga ungkapan Rasulullah SAW. Baitii jannatii, rumahku adalah surgaku,
merupakan ungkapan tepat tentang bangunan rumah tangga/ keluarga ideal. Dimana
dalam pembangunannya mesti dilandasi fondasi kokoh berupa Iman, kelengkapan
bangunan dengan Islam, dan pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan, tanpa
mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan hidup sebagaimana layaknya manusia
tak lepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan maupun bukan.
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, merupakan suatu keluarga dambaan
bahkan merupakan tujuan dalam suatu perkawinan dan sakinah itu didatangkan Allah
SWT. Maka untuk mewujudkan keluarga sakinah harus melalui usaha maksimal baik
melalui usaha bathiniah (memohon kepada Allah SWT.), maupun berusaha secara
lahiriah (berusaha untuk memenuhi ketentuan baik yang datangnya dari Allah SWT. dan
Rasul-Nya, maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin dalam hal ini pemerintah
berupa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku).

Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat Orang Sakit


Sebagai Agama yang ajarannya penuh rahmat bagi penghuni dunia ini (rahmatan li alamin),
Islam telah memberikan tuntunan-tuntunan bagi pemeluknya. Ajaran Islam sarat dengan
tuntunan untuk menghindari penyakit, sebagaimana juga sarat dengan tuntunan untuk merawat
dan memperlakukan orang yang sakit dengan baik. Iyadh al-maridh yang sangat digalakkan oleh
Islam sebenarnya tidak hanya berarti menengok orang sakit, sebagaimana yang dipahami selama
ini, melainkan juga berarti merawat dan mengobati orang sakit.
Orang yang sakit, apapun sebabnya harus tetap mendapatkan tempat khusus dalam mayarakat
Muslim. Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah SWT mengatakan :
Wahai hamba-ku, aku ini sakit tetapi kamu tidak mau menjenguk dan merawat-ku. Hamba
menjawab, bagaimana aku dapat menjenguk dan merawat-MU sedangkan Engkau adalah
Rabbul Alamin?. Allah menjawab : seorang hamba-ku sakit, apabila kamu menjenguk
dan merawatnya tentu kamu akan menjumpai-ku di sana.
17 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

Dalam hadis ini Allah SWT. Telah menempatkan kedudukan orang-orang yang sakit seolah-olah
Allah Taala sendiri yang sakit. Ini artinya manusia dituntut agar selalu memperhatikan orangorang yang sakit dengan memberikan bantuan baik moril maupun materiil, sehingga mereka
tidak terkucil, khususnya secara moral dari masyarakat. Sementara itu, ajaran Islam juga sarat
dengan tuntunan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, apalagi penyakit yang
berpotensi untuk menular. Nabi Muhammad SAW menegaskan :
Artinya :
Tidak boleh membahayakan diri sendiri, dan tidak boleh membahayakan orang lain
Artinya :
Bahaya itu harus dihilangkan
Bahkan sekiranya ada dua faktor tarik-menarik antara bahaya (kerugian) dan kepentingan
(keuntungan), maka yang diprioritaskan adalah menghilangkan bahaya. Kaidah fiqh menuturkan:
Artinya :
Menghindari kerusakan-kerusakan itu harus didahulukan dari mencari keuntungankeuntungan
Karenanya, tanpa harus mengurangi perlakuan baik kepada orang yang sakit, Islam mengajarkan
agar kita mewaspadai, dan menghindari kemungkinan penularan penyakit dari orang yang sakit
tersebut.

18 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17030/4/Chapter%20II.pdf
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/keluarga.pdf
http://ade-jailani.blogspot.com/2012/02/konsep-keluarga-menurul-islam.html

19 | B L O K K E D O K T E R A N K E L U A R G A 2 0 1 2

Anda mungkin juga menyukai