n
Organization
Periksa klinis
dan
anthropometri
BB dan TB anak
YANKES RUJUKAN
ANAK
Penyakit berat
Gizi kurang
Gizi buruk
Penyakit ringan /
berat
RAWAT JALAN
Obati penyakit
Penambahan energi
dan protein 20 50 %
diatas AKG
RAWAT INAP
Obati penyakit
Penambahan energi
dan protein 20 50 %
diatas AKG
RAWAT INAP
Obati penyakit
Diet gizi buruk
10 tata laksana gizi
buruk
PULANG
P
U
S
K
E
S
M
A
S
RUMAH
TANGGA
Posyandu / Pusat
Pemulihan Gizi
(PPG)
ASUHAN GIZI
DI PUSKESMAS
Datang sendiri
Dirujuk :
MTBS
Non MTBS
ASUHAN
GIZI
DI PUSKESMAS
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI RUMAH SAKIT / PUSKESMAS PERAWATAN
Buku Saku
Buku saku asuhan gizi di Puskesmas : pedoman pelayanan gizi bagi petugas kesehatan
1. Nutrition disorders. 2. Nutritional status. 3. Child nutrition disorders. 4. Infant nutrition disorders.
5. Maternal welfare. 6. Child welfare. 7. Infant welfare. 8. Handbooks. 9. Indonesia. I. WHO Country
BB
(kg)
6
9
13
19
27
34
46
56
60
62
62
60
58
36
46
50
54
55
55
54
53
TB
(cm)
61
71
91
112
130
142
158
166
168
168
168
168
168
145
155
157
159
159
159
159
159
Energi
(kkal)
12
16
20
28
38
50
62
62
62
62
62
60
58
52
60
58
58
58
57
57
55
+18
+18
+18
+17
+17
550
700
1050
1550
1800
2100
2550
2650
2700
2550
2250
1800
1500
2000
2150
2150
2250
2100
1900
1500
1400
+180
+300
+300
+330
+400
Protein
(g)
BB
(kg)
6
9
13
19
27
34
46
56
60
62
62
60
58
36
46
50
54
55
55
54
53
TB
(cm)
61
71
91
112
130
142
158
166
168
168
168
168
168
145
155
157
159
159
159
159
159
3
4
6
9
10
12
14
15
15
14
13
10
8
11
12
12
12
12
10
9
8
+4
+4
+4
+3
+3
0.3
0.4
0.7
1.0
1.1
1.3
1.5
1.6
1.6
1.6
1.4
1.1
0.9
1.2
1.3
1.3
1.4
1.3
1.1
0.9
0.9
+0.3
+0.3
+0.3
+0.4
+0.4
0.3
0.4
0.6
0.8
0.9
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
1.0
1.1
1.1
1.1
1.1
1.0
0.8
0.7
1.1
1.2
1.3
1.4
1.3
1.2
1.0
0.8
Vitamin B3
(mg)
Vitamin B2
(mg)
Vitamin B1
(mg)
+0.5
+0.5
+0.4
+0.4
+0.4
1.2
1.2
1.2
1.3
1.3
1.5
1.5
1.5
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.7
1.7
1.7
0.1
0.3
0.5
0.6
1.0
Vitamin B6
(mg)
375
400
425
425
425
425
425
425
+25
+25
+25
+75
+75
20
25
30
30
30
30
30
30
+0
+0
+0
+5
+5
+25
+25
+10
+10
+10
50
65
75
75
75
75
75
75
50
75
90
90
90
90
90
90
11
15
15
15
15
15
15
15
35
55
55
65
65
65
65
65
145
155
157
159
159
159
159
159
36
46
50
54
55
55
54
53
600
600
600
500
500
500
500
500
15
15
15
15
15
15
20
20
11
15
15
15
15
15
15
15
35
55
55
65
65
65
65
65
+300
+300
+350
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+350
+350
+0
+0
+4
+4
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+200
+200
1250
1250
1250
700
700
700
700
700
1250
1250
1250
700
700
700
700
700
100
250
500
500
500
P
(mg)
+200
+200
+200
1200
1200
1200
1100
1000
1000
1000
1000
1200
1200
1100
1000
1000
1000
1000
1000
200
250
650
1000
1000
Ca
(mg)
+20
+20
+0
+0
+0
162
207
225
324
330
330
324
318
153
207
252
350
350
350
350
350
30
55
60
95
135
Mg
(mg)
+400
+400
+100
+100
+100
700
795
890
900
900
900
900
900
700
795
890
900
900
900
900
900
200
220
340
440
570
Cu
(ug)
+20
+20
+3,5
+3.5
+3.5
21.0
22,5
24.0
30,5
28,8
25,5
20,8
19,1
25.0
30.0
35.0
36,5
35,2
31,2
25,5
20,4
0,2
5,5
11.0
15.0
20.0
Cr
(ug)
+6
+8
+0
+9
+13
20
26
26
26
26
12
12
12
13
19
15
13
13
13
13
13
0,5
7
8
9
10
Fe
(mg)
+100
+100
+100
+100
+100
120
150
150
150
150
150
150
150
120
150
150
150
150
150
150
150
90
120
120
120
120
I
(ug)
+4,5
+4.5
+1,2
+4,2
+10,2
12,9
15,8
14
9,3
9,8
9,8
9,8
9,8
14,0
18,2
16,9
13,0
13,4
13,4
13,4
13,3
1,3
3,0
4.0
5.0
11,3
+10
+10
+5
+5
+5
20
30
30
30
30
30
30
30
20
30
30
30
30
30
30
30
5
10
17
20
20
+0,8
+0.8
+0,2
+0.2
+0.2
1,6
1,6
1,6
1,8
1,8
1,8
1,8
1,8
1,9
2,2
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
0,003
0,6
1,2
1,5
1,7
+0
+0
+0
+0
+0
1,9
2,4
2,5
2,5
2,7
2,7
2,7
2,7
1,7
2,4
2,7
3,0
3,1
3,1
3,1
3,1
0,01
0,4
0,6
0,9
1,2
+0
+0
+0
+0
+0
1500
1500
1500
1500
1500
1300
1200
1200
1500
1500
1500
1500
1500
1300
1200
1200
120
200
1000
1200
1200
Na
(mg)
15
15
15
15
15
15
20
20
F
(mg)
600
600
600
600
600
600
600
600
Mn
(mg)
34
46
56
60
62
62
60
58
Se
(ug)
142
158
166
168
168
168
168
168
Zn
(mg)
5
10
15
20
25
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
375
550
550
550
550
550
550
550
20
25
30
30
30
30
30
30
40
50
40
45
45
4
5
6
7
7
36
46
50
54
55
55
54
53
125
150
200
250
375
5
6
8
12
12
Vitamin C
(mg)
5
5
155
15
15
+400
+400
+0
+0
+0
4500
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4500
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
400
700
3000
3800
3800
K
(mg)
Vitamin K
(g)
145
155
157
159
159
159
159
159
Choline
(mg)
Biotin
(g)
+800
+500
375
400
400
450
500
Vitamin E
(mg)
34
46
56
60
62
62
60
58
0
0
+45
+55
+300
+300
+300
6
9
13
19
27
Vitamin D
(g)
142
158
166
168
168
168
168
168
+2
+2
0
0
0
+25
+40
+40
1800
2000
2100
2300
2300
2300
1600
1500
61
71
91
112
130
Vitamin A
(g)
6
9
13
19
27
+100
+100
+0.4
+0.4
+1
+1
+1
28
30
30
32
30
26
21
20
270
300
300
320
300
280
250
220
1800
2000
2200
2500
2600
2600
1900
1600
BB
(kg)
61
71
91
112
130
+200
+200
+200
+0.2
+0.2
+0.2
4
5
5
5
5
5
5
5
29
35
37
38
36
32
25
21
290
350
350
370
380
330
300
250
800
1200
1500
1900
Air
(mL)
TB
(cm)
BB
(kg)
400
400
400
400
400
400
400
400
1.8
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
4
5
5
5
5
5
5
5
0
10
15
22
25
58
80
145
210
250
Serat
(g)
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -<6 bl
6-<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
TB
(cm)
400
400
400
400
400
400
400
400
1.8
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
1.7
1.8
2
2
3
Pantotenat
(mg)
+11
+13
+6
+10
+10
70
70
70
75
60
50
40
40
70
85
88
90
70
60
50
42
30
35
40
60
70
Karbohidrat
(g)
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -<6 bl
6-<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
65
80
160
200
300
Folat
(g)
0.4
0.5
0.9
1.2
1.2
Vitamin B12
(g)
Lemak
(g)
TABEL 3. KECUKUPAN MINERAL DAN ELEKTROLIT YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -<6 bl
6-<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ thn
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
TABEL 2b. KECUKUPAN VITAMIN LARUT DALAM AIR YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -< 6 bl
6 -<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
TABEL 1. KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK, KARBOHIDRAT DAN AIR YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
TABEL 2a. KECUKUPAN VITAMIN LARUT DALAM LEMAK YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
BUKU SAKU
ASUHAN GIZI
DI PUSKESMAS
PEDOMAN
PELAYANAN GIZI
BAGI PETUGAS KESEHATAN
Kerjasama
Kementerian Kesehatan RI
dan
WHO Indonesia
World Health
n
Organization
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
TIM PENYUSUN
Pengarah :
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H. MARS.
Direktorat Jendral Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak,
Dr. Minarto, MPS.
Direktur Gizi Masyarakat
Sugeng Eko Irianto. MPS. Ph.D
WHO Indonesia
Kontributor :
Iip Syaiful, Andry Harmany, Yetty MP Silitonga, Julina, Moesijanti Y.E.
Soekarti, Irfany Anwar, Syarif Darmawan, A.Razak Thaha, Veni Hadju,
Suryani Asad, Satriono, Nurpudji Astuti, Sri Kardjati, Sri Sudaryani Nasar,
JC Susanto, Sulastini, Itje Aisah Ranida, Suroto, Djasmidar , Tatang S. Falah
Asrijanti, Inti Mudjiati Hera Nurlita, Retnaningsih, Sugeng Eko Irianto,
Sri Sukotjo, Siti Fatimah, Rofiqi.
ii
KATA PENGANTAR
Sampai saat ini masalah gizi masih menjadi masalah yang besar di Indonesia.
Seperti negara-negara berkembang lainnya, masalah gizi cenderung bertambah
berat dengan terjadinya beban ganda karena masalah kekurangan gizi belum
teratasi, pada saat yang sama masalah kelebihan gizi makin meningkat.
Menghadapi beban ganda masalah gizi di negeri ini, dibutuhkan penanganan
yang komprehensif mulai dari tindakan preventif dan promotif hingga kuratif dan
rehabilitatif.
Di bidang gizi, kesadaran akan pentingnya pendekatan promotif dan preventif
telah dimanifestasikan dalam berbagai bentuk program yang dilengkapi dengan
buku-buku pedoman pelaksanaan program. Sementara saat ditemukan kasus
atau masalah gizi pada tingkat yang membutuhkan tindakan kuratif di lini terdepan
pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas, para petugas yang bertanggung jawab
untuk hal tersebut belum memiliki buku pedoman yang memadai.
Oleh karena itu , Kementerian Kesehatan menyusun buku saku yang dapat
digunakan sebagai pedoman praktis dalam melakukan tugas sehari-hari.
Penyusunan buku ini telah melewati sebuah proses yang panjang dengan
melibatkan banyak pihak yang kompeten antara lain para pakar dari berbagai
perguruan tinggi dan organisasi profesi gizi (khususnya PERSAGI dan PDGKI)
serta praktisi lapangan mulai dari tingkat Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten hingga Puskesmas. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi
hingga tersusunnya buku ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan
buku ini. Besar harapan kami, semoga buku saku ini dapat bermanfaat bagi
petugas kesehatan di Puskesmas dalam memberikan pelayanan gizi kepada
masyarakat secara paripurna.
Direktur Bina Gizi
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Tim Penyusun...............................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................
Daftar Tabel ..................................................................................................
Daftar Bagan ................................................................................................
Daftar Gambar ..............................................................................................
Daftar Lampiran ...........................................................................................
Daftar Istilah .................................................................................................
ii
iii
iv
vii
x
xi
xii
xv
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ..............................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Tujuan ......................................................................................................
C. Tugas Fungsi ...........................................................................................
D. Alur Pelayanan Gizi Terpadu di Puskesmas ............................................
1
1
1
2
4
7
7
9
13
iv
27
28
28
35
37
39
39
45
46
50
78
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Indikator status gizi klinik defisiensi atau kelebihan gizi ............................. 32
Tabel 2
Kriteria Defisiensi Yodium berdasarkan gejala klinis pembesaran
kelenjar Thyroid (gondok) Kriteria WHO ..................................................... 34
Tabel 3
Prosedur Kerja Asuhan Perawatan Gizi Buruk di Puskesmas .................... 51
Tabel 4
Sepuluh Langkah Tata Laksana Anak Gizi Buruk ....................................... 57
Tabel 5
Cara Mengatasi Hipoglikemi ....................................................................... 58
Tabel 6
Cara mencegah dan mengatasi Hipotermia ............................................... 59
Tabel 7
Tanda Dehidrasi .......................................................................................... 60
Tabel 8
Dosis Pemberian Vitamin ............................................................................ 63
Tabel 9
Kebutuhan Zat Gizi Tiap Fase .................................................................... 66
Tabel 10
Kebutuhan kalori dan protein menurut umur dan jenis kelamin .................. 82
Tabel 11
Jumlah Bahan Makanan Untuk Anak ( 6 24 bln ) Setiap Kali Makan ....... 85
vii
Tabel 12
Pola Makan secara Umum untuk Memperoleh Gizi Seimbang
pada Ibu Hamil .......................................................................................... 89
Tabel 13
Kriteria Anemia Gizi Besi menurut WHO ................................................... 92
Tabel 14
Derajat Keparahan Anemia pada Ibu hamil menurut WHO ...................... 92
Tabel 15
Susunan Bahan Makanan Sehari Untuk Diet Hiperemesis ....................... 104
Tabel 16
Tambahan kebutuhan jumlah setiap zat gizi selama kehamilan .............. 110
Tabel 17
Pedoman Makanan untuk mencapai Gizi Seimbang pada Ibu Menyusui 118
Tabel 18
Bentuk Klinis Diare .................................................................................... 122
Tabel 19
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare ......................................... 123
Tabel 20
Jumlah pemberian oralit untuk 3 jam pertama .......................................... 125
Tabel 21
Suplemen Multivitamin dan Mineral Untuk anak diare .............................. 131
Tabel 22
Interpretasi Nilai IMT .................................................................................. 135
Tabel 23
Kebutuhan Energi pada penderita TB anak .............................................. 138
viii
Tabel 24
Kebutuhan Penambahan Energi yang Dianjurkan selama
Kehamilan dan Menyusui ............................................................................ 144
Tabel 25
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan bagi ODHA
( HIV dan AIDS ) ......................................................................................... 149
Tabel 26
Klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH (1999) ......................................... 177
Tabel 27
Kategori Ambang resiko Ukuran Lingkar Perut-Pinggul ............................. 187
Tabel 28
Komponen Keberhasilan Rencana Penurunan Berat Badan ...................... 194
Tabel 29
Faktor Resiko Positif dan Negatif Dislipidemia terhadap PKV
(penyakit kardiovaskular) ............................................................................ 200
Tabel 30
Komposisi Diet untuk Dislipidemia .............................................................. 201
Tabel 31
Daftar Kandungan Purin pada Bahan Makanan ......................................... 210
Tabel 32
Konsensus ESPEN dalam Perhitungan Energi dan Protein ...................... 219
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 1
Alur Pelayanan Gizi Terpadu di Puskesmas ..............................................
Bagan 2
Status Gizi Optimal sebagai sebuah Keseimbangan antara
Intake Zat Gizi dan Kebutuhan Gizi............................................................ 10
Bagan 3
Perkembangan Defisiensi Gizi secara Klinik dengan intake
Makanan, Biokimia dan evaluasi Klinik....................................................... 12
Bagan 4
Alur pemeriksaan dan tindak lanjut penanganan anak gizi buruk.............. 54
Bagan 5
Alur Penanganan Gangguan Gizi Akut....................................................... 55
Bagan 6
Modifikasi Penyebab Gizi Salah (Unicef, 1992)......................................... 79
Bagan 7
Mekanisme Fase Pembentukan ASI dan Hormon yang
Mempengaruhi........................................................................................... 114
Bagan 8
Mekanisme terjadinya Diabetes mellitus type I.......................................... 157
Bagan 9
Gangguan Metabolisme Diabetes Mellitus Type I...................................... 157
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Dampak Lanjut Defisiensi Asam Folat pada Ibu Hamil............................... 98
Gambar 2
Peran Natrium pada Pre Eklampsia dan Eklampsia ................................... 108
Gambar 3
Struktur Jaringan Payudara dan Fisiologi ASI ............................................ 113
Gambar 4
Profil Gula Darah, Insulin, dan Glukagon setelah Makan ........................... 168
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Alur Pelayanan Anak Gizi Buruk Di Rumah Sakit / Puskesmas
Perawatan.................................................................................................... 228
Lampiran 2
Cara Pembuatan PMT dan Penyuluhan Gizi dan Kesehatan...................... 229
Lampiran 3
Cara Pembuatan RESOMAL...................................................................... 230
Lampiran 4
Formula WHO.............................................................................................. 232
Lampiran 5
Makanan Fase Rehabilitasi.......................................................................... 234
Lampiran 6
Cara Membaca Arah Garis Pertumbuhan.................................................... 235
Lampiran 7
Contoh Menu Ibu Hamil KEK....................................................................... 237
Lampiran 8
Contoh Menu Ibu Hamil Anemia.................................................................. 238
Lampiran 9
Contoh Menu Ibu Hamil pre Eklampsia...................................................... 240
Lampiran 10
Bagan Tatalaksanan Diare........................................................................... 241
Lampiran 11
Jenis Diet Penderita Diare Persisten........................................................... 246
Lampiran 12
Grafik IMT Dewasa (> 18 tahun).................................................................. 247
Lampiran 13
Daftar Bahan Makanan Penukar.................................................................. 248
xii
Lampiran 14
Contoh Menu untuk Penderita Hipertensi (Diet Rendah Garam)................ 262
Lampiran 15
Jenis Antioksidan dan Sumbernya.............................................................. 264
Lampiran 16
Daftar Angka Kecukupan Gizi, 2012........................................................... 265
Lampiran 17
Daftar Angka Kecukupan Vitamin, 2012..................................................... 266
Lampiran 18
Tambahan kebutuhan jumlah setiap zat gizi selama kehamilan................. 267
Lampiran 19
Daftar Angka Kecukupan Mineral, 2012 ..................................................... 268
Lampiran 20
Grafik IMT Balita (WHO, 2007)................................................................... 269
Lampiran 21
Cara Mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)............................................... 271
Lampiran 22
KMS Anak Perempuan................................................................................ 272
Lampiran 23
KMS Anak Laki-Laki.................................................................................... 274
Lampiran 24
Grafik Berat Badan Anak laki Menurut Umur (Z Score).............................. 276
Lampiran 25
Grafik Berat Badan Anak Perempuan Menurut Umur Z-Score).................. 277
Lampiran 26
Grafik Panjang/Tinggi Badan Anak laki-laki menurut Umur (z-score)......... 278
Lampiran 27
Grafik Panjang/Tinggi Badan Anak Perempuan menurut Umur (z-score)..... 279
xiii
Lampiran 28
Grafik Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan Anak laki-laki ............ 280
Lampiran 29
Grafik Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan Anak Perempuan....... 281
Lampiran 30
Tabel Berat Badan menurut Umur Anak laki-Laki 0-5 tahun (Z-Scores) ..... 282
Lampiran 31
Tabel Berat Badan menurut Umur Anak Perempuani
0-5 tahun (Z-Scores).................................................................................... 284
Lampiran 32
Tabel Panjang Badan/ Tinggi badan menurut Umur
Anak Laki-laki 0-5 tahun (Z-Scores)........................................................... 286
Lampiran 33
Tabel Panjang Badan/ Tinggi badan menurut Umur
Anak Perempuan 0-5 tahun (Z-Scores)...................................................... 289
Lampiran 34
Tabel Berat Badan menurut Panjang Badan/ Tinggi badan
Umur Anak 0-5 tahun (Z-Scores)............................................................... 292
Lampiran 35
Tabel IMT / Umur......................................................................................... 300
Lampiran 36
Nilai Standar Pemeriksaan Laboratorium dan Elektrolit............................... 306
xiv
DAFTAR ISTILAH
Edema +++
Edema ++
Edema +
Laserasi
Xanthoma
:
Benjolan kekuning-kuningan
penimbunan zat lemak
Metode
Kangguru /
Kangoroo
Mother
Care
( KMC)
Terapi Gizi
Food Recall
pada
kulit
karena
xv
Pemberian
: Pemberian makanan dengan cara melalui tabung suntik
makanan secara selama 5 -10 menit
bolus
Diagnosa Gizi
Sign
dan
symptoms
Hypernatremia
intrasellular
Hypokalemia
intrasellular
Hypoglikemia
xvi
1. PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan primer, yang melayani pasien dengan berbagai masalah kesehatan
termasuk masalah gizi. Tingginya masalah gizi dan penyakit yang terkait
dengan gizi di masyarakat memerlukan penanganan paripurna, namun dengan
keterbatasan berbagai faktor pendukung, maka penanganan masalah tersebut
belum optimal. Salah satu faktor tersebut adalah petugas kesehatan termasuk
tenaga gizi bekerja belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).
Fenomena ini, akan memberikan implikasi yang besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan dan gizi di Indonesia.
Masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi yang sering muncul di
masyarakat seperti masalah pada anak (diare, malGizi, dan lain-lain), masalah
ibu hamil dan menyusui (anemia gizi, Kurang Energi Kronik, dan toksemia
kehamilan yaitu preeklampsia dan eklampsia), penyakit infeksi (diare,
tuberkulosis, dan seterusnya) dan penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes
mellitus, dan sebagainya). Melihat kompleksnya masalah yang ada, diperlukan
kompetensi petugas yang handal dan profesional dalam manajemen
pelayanan kesehatan dan gizi di Puskesmas. Pelaksanaan pelayanan klinik
yang bermutu di Puskesmas merupakan salah satu indikator penting dalam
kinerja Puskesmas.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Buku saku asuhan gizi ini dibuat sebagai pedoman bagi petugas di Puskesmas
(dokter, perawat,/bidan dan ahli gizi) dalam memberikan asuhan gizi pada
pasien yang datang berkunjung di Puskesmas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya (tupoksi)
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
1. PENDAHULUAN
3. Nutrisionis/ Dietisien
a. Bertanggung jawab memberikan asuhan gizi
b. Melakukan pengkajian gizi dengan anamnesis gizi.
c. Menentukan diagnosa gizi melalui kolaborasi dengan dokter
d. Menerjemahkan preskripsi diet ke dalam jenis dan jumlah makanan
e. Melakukan intervensi gizi : penyuluhan dan konseling gizi (sewaktu
dirawat ataupun sewaktu akan pulang) dan bertanggung jawab terhadap
terapi diet dan penyelenggaraan makan.
f. Monitoring dan evaluasi gizi : pemantauan dan evaluasi status gizi dengan
melakukan pengukuran antropometri dan asupan gizi.
1. PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Diagnosis
Penyakit
Status Gizi
FOLLOW UP
/ EVALUASI /
PEMANTAUAN /
RUJUKAN
RUJUK KE RS
RAWAT JALAN
Ya
Tidak
Dokter/Ahli Gizi/
Farmasi
Rawat Inap
Di Puskesmas
Pulang
Ya
Tidak
Sembuh/
Membaik
Pulang
ke
rumah
Ya
Perawat/
Bidan
Asuhan
Keperawatan
Ahli Gizi
Intervensi
Gizi
Terapi Diet
Sembuh/
Membaik
Tidak
Konseling
gizi
1. PENDAHULUAN
CATATAN
1. PENDAHULUAN
CATATAN
BAB II
DIAGNOSA GIZI
Ahli gizi atau petugas gizi Puskesmas adalah tenaga profesional yang
memberikan layanan fungsional teknis mengenai layanan gizi melalui asuhan
gizi. Pada Prinsipnya petugas gizi di Puskesmas sama dengan tugas fungsional
seorang dokter, dimana seorang dokter di Puskesmas memberi layanan
atau asuhan medis, sedangkan ahli gizi Puskesmas memberikan asuhan
gizi Puskesmas meliputi aspek; asuhan gizi klinik, asuhan gizi komunitas
(gizi masyarakat) dan penyelenggaraan makanan sebagai substansi terapi
pada klien/pasien. Begitu pula perawat ataupun bidan bertugas memberikan
asuhan keperawatan ataupun asuhan kebidanan. Dokter dalam melakukan
tugas pokok fungsinya menentukan diagnosa medis, sedangkan perawat
menentukan dignosa keperawatan, bidan menentukan asuhan kebidanan
sedangkan petugas gizi Puskesmas menentukan diagnosa gizi. Semua aspek
layanan ini khususnya asuhan gizi diperlukan peran masing-masing dalam
konteks kolaborasi untuk memberikan layanan terbaik pada klien atau pasien
sehingga tercipta asuhan yang berkesinambungan atau komprehensif dalam
memberikan layanan
Sampai saat ini kompetensi ahli gizi dalam pendekatan team work suatu
layanan belum berperan optimal, dan cenderung tumpang tindih, sehingga
diperlukan pemahaman konsep kolaborasi berdasarkan kompetensi masingmasing, sehingga ada kemandirian profesionalisme layanan yang saling
mendukung memberikan layanan terkoordinasi pada pasien sebagai sasaran
layanan.Dalam upaya kuratif dan rehabilitatif yang paripurna untuk asuhan
pasien/klien di Puskesmas diperlukan 3 jenis layanan yaitu;
a. Pelayanan/asuhan medis (medical care)
b. Pelayanan/asuhan keperawatan (nursing care)
c. Pelayanan/asuhan gizi (nutrition care)
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
2. DIAGNOSA GIZI
A. Pendahuluan
2. DIAGNOSA GIZI
2. DIAGNOSA GIZI
KESEIMBANGAN GIZI
Keseimbangan Gizi
Kebiasaan
Ekonomi
2. DIAGNOSA GIZI
Kondisi emosional
Pola Budaya
Penyakit
Asupan Makanan/
Intake
A
B
S
O
R
P
T
I
O
N
Asupan Gizi
fungsi berbagai organ dan sistem organ, perilaku, kadar zat gizi dalam urin ,
darah atau jaringan serta kualitas dan kuantitas konsumsi zat gizi.
9
10
KESEIMBANGAN GIZI
Sebagai acuan pemahaman yang sama di bawah ini merupakan kata-kata kunci
yang perlu dipahami secara seksama oleh petugas gizi Puskesmas :
1. Status gizi : ekspresi derajat kebutuhan fisiologis terhadap zat gizi yang
didapatkan/dikonsumsi.
2. Malnutrisi : Gizi salah meliputi 2 kelompok kelainan gizi :
a. Undernutrition : kekurangan gizi
b. Overnutrition : kelebihan gizi
3. Overnutrition/kelebihan gizi : Keadaan patologi yang disebabkan kelebihan
salah satu atau lebih zat gizi
4. Eunutritional state : tingkat keadaan gizi yang optimal /optimum
5. Undernutrion/Defisiensi gizi : keadaan patologi yang disebabkan konsumsi
zat gizi yang tidak cukup dalam kurun waktu tertentu.
11
2. DIAGNOSA GIZI
Masalah gizi ini menjadi dasar pemikiran dalam membuat deskripsi kalimat
diagnosa gizi, baik pada individu maupun pada aspek komunitas. Masalah gizi
harus dipandang sebagai sebuah proses yang sedang terjadi di hadapan ahli gizi
di Puskesmas. Pemahaman pada proses atau tahap mana masalah gizi terjadi ini
menjadi peluang Ahli Gizi atau petugas gizi Puskesmas dalam mengembangkan
atau menentukan diagnosa gizi yang tepat sehingga mampu menetapkan
intervensi yang lebih tepat. Oleh karena itu masalah gizi baik berupa kekurangan
atau kelebihan gizi yang muncul pada individu ataupun komunitas perlu dipahami
terlebih dahulu. Model proses kekurangan atau kelebihan gizi itu memiliki alur
proses yang mirip, meskipun tidak mesti sama prosesnya, sehingga dalam hal
ini perlu kita pahami model atau tahapan-tahapan/proses kejadian defisiensi
gizi atau kelebihan gizi sebagai sebuah proses yang sedang berkembang. Di
bawah ini merupakan skema perkembangan alur gangguan gizi yang terjadi baik
sifatnya individual maupun pada komunitas.
DIAGNOSA GIZI
Mekanisme Perkembangan Defisiensi Gizi
2. DIAGNOSA GIZI
Well nourished
individual
Dietary
survey
Nutrion
Biological
&
Physiological
Studies
metabolic
Accutely Malnourished
individual
Clinical symptoms
Clinical sign
&
symptoms
Morbidity
Mortality
Vital statistic
DIAGNOSA GIZI
C. Diagnosa Gizi
Diagnosa Gizi adalah mengidentifikasi dan memberikan label pada problem gizi
yang spesifik, yang merupakan tanggung jawab profesi gizi untuk menanganinya
secara mandiri. Dalam melaksanakan Asuhan Gizi Klinik , Petugas Gizi
Puskesmas dituntut bisa menegakkan diagnosa gizi secara mandiri tanpa
meninggalkan komunikasi dengan profesi lain di Puskesmas dalam memberikan
layanan. Dalam asuhan gizi dikenal dua konsep penting yaitu ; Asuhan terstandar
(Standardized care) dan Proses terstandar (Standardized Process). Asuhan Gizi
terstandar memberikan klien/pasien di Puskesmas menerima asuhan gizi yang
sama, sedangkan proses terstandar dalam asuhan gizi memberikan klien/pasien
struktur dan kerangka yang konsisten yang digunakan dalam memberikan asuhan
gizi. Dalam kontek asuhan gizi lebih mengarah pada suatu proses Asuhan , oleh
karena itu maka asuhan gizi didasarkan pada penetapan diagnosa gizi sebagai
sebuah proses yang dinamis/ tidak statik. Maka asuhan gizi itu adalah lebih tepat
merupakan istilah PROSES ASUHAN GIZI (Nutrition Care Process ).
Diagnosa gizi didasarkan pada langkah-langkah manajemen asuhan gizi dalam
memberikan diagnosa gizi pada problem /masalah gizi individual ataupun
kelompok masyarakat. Jadi Proses Asuhan gizi itu berorientasi pada problem
gizi yang aktual. Problem gizi ini yang kemudian ditetapkan dalam determinasi
bahasa diagnosa yang harus diupayakan sama bagi Ahli gizi manapun sebagai
dasar komunikasi profesi dan berlaku menyeluruh. Jadi Diagnosa gizi ini menjadi
bahasa standar sesama ahli gizi di Puskesmas. Oleh karena itu maka petugas
gizi Puskesmas sebagai bagian Ahli Gizi Indonesia memiliki standar bahasa yang
sama, tidak lagi menggunakan diagnosa medis sebagai bahasa diagnosa gizi.
Penggunaan standar bahasa yang sama ini memiliki manfaat : meningkatkan
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
13
2. DIAGNOSA GIZI
gizi yang muncul sebagai sebuah problem menjadi tanda proses gangguan
gizi yang sedang terjadi baik antropomtris, biokimia, kondisi fisik/klinis, data
riwayat gizi, riwayat penyakit. Maka Petugas gizi Puskesmas sebaiknya mulai
mendiskripsikan sebuah problem/masalah gizi yang sedang terjadi ditelusuri
penyebabnya dan ditunjukkan dengan bukti atau tanda dari aspek status gizi
atau informasi medis yang terkait dengan masalah gizi yang terjadi.
2. DIAGNOSA GIZI
14
Nutrition
Diagnosis
Nutrition
Intervention
Etiology(E)
Signs/ (S)
Symptoms
Dalam menyusun kaidah diagnosa gizi petugas gizi Puskesmas mengacu pada
prinsip-prinsip taksonomi diagnosa gizi yang terdiri dari :
1. 3 domain (domain Intake/asupan, domain Klinik dan domain behavior/
perilaku dan Lingkungan)
14
2. Kelas
3. Sub kelas
4. 3 unsur ini sampai saat ini tersusun dalam 62 masalah gizi.
1. Domain Intake (Asupan) /(NI)
Masalah yang paling actual dikaitkan dengan intake energi,zat-zat gizi, zat
bioactive untuk diet oral atau dukungan gizi (Nutrition Support). Domain Intake
ini terdiri dari 5 kelas dan beberapa subkelas. Lima kelas yang merupkan
domain intake adalah sebagai berikut :
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
15
2. DIAGNOSA GIZI
Problem (P)
Monitoring/
Evaluation
2. DIAGNOSA GIZI
NI-1
NI-2
Intake Cairan
NI-3
Substansi Bioaktif
NI-4
Zat-zat gizi
NI-5
aktual perubahan energi, problem atau masalah yang berkaitan dengan kelas
ini adalah ;
Metabolisme yang meningkat (hypermetabolisme)
(tidak digunakan lagi)
NI-1.1
NI-1.2
NI-1.4
NI-1.5
NI-2.1
NI-2.2
NI-2.3
NI-2.4
NI-2.5
NI-2.6
NI-2.7
16
KELAS INTAKE
Kekurang optimalan komposisi makanan parenteral atau
penyediaannya NI-2.8
Keterbatasan penerimaan makanan
NI-2.9
Masalah aktual asupan cairan, masalah yang berkaitan dengan diagnosa ini
adalah :
Kekurangan asupan cairan
NI-3.1
NI-3.2
NI-4.1
NI-4.2
NI-4.3
NI-5.1
Malgizi (gizi salah) protein dan energi yang nyata (KEP nyata)
NI-5.2
NI-5.3
NI-5.4
NI-5.5
17
2. DIAGNOSA GIZI
2. DIAGNOSA GIZI
NI-5.6.1
NI-5.6.2
NI-5.6.3
NI-5.7.1
NI-5.7.2
18
NI-5.8.1
NI-5.8.2
NI-5.8.3
NI-5.8.4
NI-5.8.5
NI-5.8.6
NI-5.9.1
NI-5.9.2
(vitamin tertentu itu meliputi masalah spesifik vitamin larut air dan larut
lemak).
Domain Intake Sub Kelas : Intake Mineral (5.10)
Masalah aktual yang berkaitan konsumsi zat gizi mineral tertentu ,
masalah yang berkaitan dengan diagnosa ini adalah :
Kekurangan asupan mineral tertentu
NI-5.10.1
NI-5.10.2
NI-5.11.1
NI-5.11.2
(NC-1)
(NC-2)
(NC-3)
19
2. DIAGNOSA GIZI
2. DIAGNOSA GIZI
NC-1.1
Kesulitan mengunyah/menggigit
NC-1.2
NC-1.3
NC-1.4
NC-2.3
NC-2.4
20
NC-3.1
NC-3.4
NC-3.5
NC-3.6
NB-1
NB-2
NB-3
NB-1.1
NB-1.2
NB-1.3
NB-1.4
NB-1.5
NB-1-6
NB-1.7
21
2. DIAGNOSA GIZI
DOMAIN BEHAVIOR/ENVIROMENTAL
2. DIAGNOSA GIZI
NB-2.1
NB-2.2
NB-2.3
NB-2.4
NB-2.5
NB-2.6
Domain Behavior/Enviromental
Keamanan Pangan (3)
Kelas
Akses
dan
Masalah gizi yang berkaitan dengan domain ini adalah; masalah teraktual
terhadap keamanan dan akses pangan, masalah yang berkaitan dengan
diagnosa ini adalah :
Konsumsi makanan yang tidak aman
NB-3.1
NB-3.2
domain di atas yaitu domain intake/asupan gizi, klinik dan perilaku. Masingmasing domain tersebut dibagi menjadi beberapa kelas bisa terdiri dari
beberapa sub kelas.
Diagnosa gizi diatas terdiri dari tiga komponen :
22
DOMAIN BEHAVIORAL/ENVIRONMENTAL
1. Masalah / Problem (P)
Adalah semua masalah gizi yang nyata sedang terjadi pada klien/pasien :
2. DIAGNOSA GIZI
23
2. DIAGNOSA GIZI
Problem (P)
Domain Intake/
Asupan Gizi,
Klinik dan Behavioral/
environmental
(E)
Beberapa faktor
penyebab/faktor
resiko yang menimbulkan problem gizi
meliputi aspek;
patofisiologis, psikososial, budaya
(pengetahuan),
lingkungan, kondisi
stress fisik, psikologis, stress metabolic, aspek ekonomi dsb.
(S)
Tanda Subjektif/
Objektif (dari
assessment Gizi)
Data Biokimia
Data Antropometri
Data fisik/klinis
Data Riwayat gizi
Data Riwayat
penyakit
24
Dideskripsikan sebagai tanda atau gejala problem yang muncul sebagai dasar monitoring
dan evaluasi intervensi gizi .
Contoh : Penurunan kebutuhan mineral Na
sehubungan dengan hipertensi ditandai dengan tekanan darah 190/95 mmHg .
Ketidaksesuaian asupan jenis karbohidrat sederhana disebabkan karena diabetes mellitus
ditandai kadar gula darah acak 345 mg/dl.
CATATAN
2. DIAGNOSA GIZI
25
2. DIAGNOSA GIZI
CATATAN
26
BAB III
LANGKAH-LANGKAH ASUHAN
GIZI KLINIK
27
3. ASUHAN GIZI
Dalam memberikan asuhan gizi melalui proses asuhan gizi (Nutrition Care
Process), petugas gizi Puskesmas dituntut mampu melakukan proses rekam
(record) data yang benar dan tepat. Sayangnya sampai saat ini petugas gizi
Puskesmas belum memiliki pedoman baku berupa format resmi yang menjadi
pedoman dalam asuhan gizi pasien/klien di Puskesmas, sehingga hal ini
mendesak sekali agar diberikan suatu pedoman sederhana bagi petugas
gizi Puskesmas dalam melakukan langkah-langkah asuhan gizi sekaligus
dokumentasinya. Dokumen asuhan gizi ini menjadi penting dalam rangka
meningkatkan peran gizi sebagai salah satu komponen penting dalam asuhan
klien/pasien Puskesmas. Sebagus apapun peran petugas gizi Puskesmas
dalam memberikan asuhan gizi jika tidak terdokumentasi proses asuhannya,
maka proses asuhan itu menjadi intervensi yang tidak dinamis untuk
keperluan perbaikan layanan gizi di Puskesmas, karena data asuhan yang
terdokumentasi menjadi dasar proses asuhan selanjutnya. Faktanya adalah ;
bahwa petugas gizi Puskesmas dalam memberikan asuhan gizi tidak mampu
memberikan perbaikan problem gizi pasien/klien karena proses lanjutan suatu
intervensi adalah monitoring dan evaluasi problem gizi sebagai suatu proses
yang dinamis. Sehingga setiap problem gizi klien/pasien dan komunitas harus
terdokumentasi dengan benar mulai dari proses assessment (instrumen yang
digunakan, jenis data yang dikumpulkan baik data objektif/subjektif, sosio
ekonomi, dll), penetapan problem gizi (diagnosa gizi), intervensi gizi yang
dilakukan dan akan dilakukan (planning) serta komponen monitoring dan
evaluasi. Dokumen asuhan gizi ini sangat penting dalam kolaborasi dengan
praktisi lain di Puskesmas, sehingga dokumen asuhan gizi ini menjadi dasar
komunikasi dalam menyelesaikan problem kesehatan dan gizi pasien/klien
Puskesmas.
PEMAHAMAN PATOFISIOLOGI
Sebagai dasar menentukan format dokumentasi dalam proses asuhan gizi
pasien/klien di Puskesmas maka perlu dipahami langkah-langkah yang perlu
dilakukan petugas gizi Puskesmas dalam melakukan proses asuhan gizi klinik
di Puskesmas sebagai berikut :
3. ASUHAN GIZI
Bahwa petugas gizi Puskesmas dalam melakukan proses asuhan gizi perlu
memahami tentang konsep-konsep dasar terjadinya suatu penyakit terutama
aspek patofisiologinya. Dasar pemikiran kritisnya adalah ; bahwa problem
gizi saling terkait dengan penyakit, ada hubungan timbal balik langsung
antara problem gizi dengan penyakit. Pemahaman ini menjadi dasar bahwa
pada prinsipnya setiap penyakit memiliki aspek patofisiologi yang penting
memberikan kontribusi terhadap timbulnya gangguan gizi pasien/klien. Maka
dalam memberikan asuhan gizi pada pasien/klien seorang petugas gizi
Puskesmas harus memahami konsep patofisiologi, etiologi, ciri-ciri perubahan
jaringan yang disebabkan penyakit dari suatu penyakit tertentu. Hal pokok yang
tidak boleh dilupakan petugas gizi Puskesmas dalam pemahaman konsep
patofisiologi adalah perlu mulai belajar memahami dari konsep patofisologi
yang mencakup berbagai gangguan metabolisme gizi yang terjadi dari suatu
penyakit. Dengan pemahaman ini maka petugas gizi Puskesmas akan bisa
memiliki dasar berpikir resiko gangguan gizi yang akan muncul dari suatu
penyakit. Pada aspek kolaborasi dengan tim asuhan yang lain baik asuhan
medis dan keperawatan ada pemahaman yang sama dalam memahami
problem kesehatan yang sedang terjadi pada pasien/klien. Kata kuncinya;
problem gizi saling berkaitan langsung dengan penyakit.
29
3. ASUHAN GIZI
3. ASUHAN GIZI
30
31
3. ASUHAN GIZI
C. Data Laboratorium
Data laboratorium biasanya didapatkan dari pengukuran
laboratorium sesuai penyakit, atau untuk keperluan
diagnosa
penyakit pasien yang terdokumentasi di dalam cacatan medik
pasien. Sampai saat ini tidak/belum semua Puskesmas memiliki
peralatan laboratorium diagnostik yang lengkap, tetapi hampir
semua Puskesmas memiliki pemeriksaan laboratorium sederhana.
Petugas gizi bisa menyesuaikan data laboratorium sesuai
kemampuan Puskesmas. Data-data laboratorium yang dijadikan
data objektif yang berkaitan dengan masalah gizi antara lain
adalah; Hb, Protein total, Albumin, transferin, hematokrit/PCV,
LED, MCV, MCHC, CHI, Ferritrin, urea
3. ASUHAN GIZI
Rambut :
Pudar, kering, mudah patah
Mudah dicabut (tanpa rasa
sakit)
Rambur Rontok
Tanda bendera (hilangnya
pigmen rambut sekeliling
kepala)
Kepala dan Leher :
Ubun-ubun cembung (pada
bayi)
Sakit kepala
Epistaksis (mimisan )
Pembesaran tiroid
Mata :
Xerosis (kekeringan) pada
konjungtiva dan kornea
Konjungtiva pucat
Sklera biru
Vaskularisasi kornea
Mulut :
Keilosis atau stomatitis
Angular (lesi pada sudut mulut)
Glositis (lidah merah dan sakit )
Gingivitis ( peradangan pada
gusi )
Hipogeusia, disgeusia ( rasa
pengecapan berkurang,
pengecapan buruk )
Karies dentis
Bintik-bintik hitam pada gigi
Atrofi papila lidah
Kuku :
Koilonikia ( kuku berbentuk
sendok )
Rapuh, mudah pecah
Kemungkinan Defisiensi
Kemungkinan Kelebihan
Protein
Protein, Zn
Vitamin A
Biotin
Protein, Cu
Vitamin A
Vitamin A, D
Vitamin K
Yodium
Vitamin A
Fe
Fe
Vitamin B2
Vitamin B2
Niasin, asam folat,
Vit.B12, Vit. lainnya
Vitamin C
Zn
Flour
Fe, Vitamin B
Flour
Fe
Protein
Lanjutan Tabel......
32
30
Jantung :
Pembesaran, takikardia, kegagalan
jantung
Jantung kecil
Kegagalan jantung mendadak,
kematian
Aritmia
Hipertensi
Kemungkinan
Kelebihan
Vitamin A
Zn
Vit. C, K
Niasin, Vit. B2, Vit.
B6
Niasin
3. ASUHAN GIZI
Kulit :
Kering, bersisik
Hiperkeratosis folikularis ( menyerupai bulu roma yg berdiri)
Lesi eksematosa
Petekia, ekimosis
Sebore nasolabialis ( berminyak,
bersisik pada daerah di antara
hidung dan bibir atas )
Kulit lebih gelap dan mengelupas
pada bagian yang terkena matahari
Penyembuhan luka yang lambat
Kemungkinan
Defisiensi
Na
Abdomen :
Hepatomegali
Asites
Protein
Protein
Energi
Protein, Vitamin
B1
Vit . B1 atau C,
biotin, Se
Vitamin C, D
Vit. C, D, Ca, P
Vit. D, Ca, P, Cu
Vitamin A
Vitamin A
Lanjutan Tabel......
31
33
3. ASUHAN GIZI
Kemungkinan
Defisiensi
Kemungkinan
Kelebihan
Vitamin A, D
Pembesaran Kelenjar
Normal (0)
Tingkat IA
Tingkat IB
Tingkat II
Tingkat III
34
32
Misalnya :
Domain Asupan :
35
3. ASUHAN GIZI
Penentuan diagnosa gizi atau masalah gizi pada pasien /klien didasarkan
pada problem gizi yang bisa diperoleh dari assessment data (pengkajian
data) yang tidak normal, kemudian dijadikan kelompok problem yang
selanjutnya dijadikan diagnosa gizi dengan statement Problem (P),
etiologi/penyebab (E) dan tanda/gejala (sign/symptom) atau (S). Deskripsi
kalimat diagnosa berdasarkan pada statement terminologi diagnosa
gizi (lihat bab diagnosa Gizi) bukan mengacu pada penulisan diagnosa
penyakit/diseases dokter. Petugas gizi Puskesmas harus mulai belajar
menegakkan diagnosa gizi berdasarkan kelompok atau domain (intake,
klinik dan behavior/perilaku), sebelum melakukan proses asuhan gizi
klinik di Puskesmas.
3. ASUHAN GIZI
36
37
3. ASUHAN GIZI
3. ASUHAN GIZI
39
3. ASUHAN GIZI
3. ASUHAN GIZI
2. Format P G I E
Format ini terdiri dari pencatatan proses asuhan gizi meliputi :
P
3. Format D A R
Format ini terdiri dari pencatatan proses asuhan gizi meliputi :
D
A
4. Format D A R - O
Format ini terdiri dari pencatatan proses asuhan gizi meliputi :
D : Data diagnosis atau pernyataan PES
A : Action/intervensi atau intervensi gizi atau perskripsi zat
gizi, Tujuan intervensi
R : Respon / hasil intervensi
O : Out Put
40
6. Format S O A P
Format ini terdiri dari pencatatan proses asuhan gizi meliputi :
Format proses asuhan gizi untuk petugas gizi Puskesmas dapat dijadikan
acuan dokumentasi atau menggunakan format lainnya yang penting
essensi proses asuhan gizi di Puskesmas dapat terakomodir dalam
pelayanan gizi serta semua parameter yang digunakan dapat terukur
sehingga format proses asuhan gizi terstandar menggunakan tata alur
menurut format dokumentasi A D I M E.
41
3. ASUHAN GIZI
S : Subjective/Data Subjektif
O : Objektive/Data Objektif
A : Assessment atau Diagnosa gizi atau pernyataan PES
atau perskripsi zat gizi
P : Planning atau perencanaan, Intervensi Gizi dan Tujuan
intevesi
Data dasar :
Data Subjektif meliputi :
Data Riwayat Gizi Sekarang dan
dahulu
Data Riwayat Penyakit sekarang,
riwayat penyakit Dahulu, Riwayat
Penyakit Keluarga
Data Sosial/ekonomi
Data Objektif : Antropometri,
3. ASUHAN GIZI
Diagnosa Gizi :
Dari daftar masalah yang ada memungkinkan Petugas gizi Puskesmas/ahli gizi
dapat mendiskripsikan Diagnosa Gizi
dalam bentuk statemen atau pernyataan
PES.
Planning :
Tujuan, Prinsip dan
Syarat Intervensi Gizi.
Estimasi : kebutuhan
energi dan zat Gizi
Rencana Monitoring &
Evaluasi
42
Rencana Penyuluhan :
berisi ; tujuan metode,
materi konseling, media, waktu, sasaran,
rencana monitoring dan
evaluasi dsb.
40
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
I. Data Subjektif:
Riwayat aktifitas :
DATA DASAR
DAFTAR
MASALAH
R E N C A N A
Tujuan:
Prinsip:
Syarat:
Estimasi Perhitungan kebutuhan
energi dan zat gizi.
TERAPI NUTRISI
3. ASUHAN GIZI
Register
:
Nama PX
:
Umur
:
Dx Medis
:
Jenis Kelamin :
MONITORING
43
3. ASUHAN GIZI
CATATAN
44
BAB IV
ASUHAN PENANGGULANGAN
MASALAH GIZI PADA BALITA
Salah gizi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi Klinis yang
disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali
disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,
buruknya absorpsi, atau kehilangan zat gizi dalam jumlah besar. Istilah ini
sebenarnya juga mencakup kelebih an gizi yang disebabkan oleh makan
berlebihan atau masuknya nutrien tertentu secara berlebihan ke dalam tubuh.
45
47
Dalam
memberikan makanan pada balita dengan
gangguan gizi kurang
fase rehabilitasi maka terapi utama sebenarnya difokuskan pula
atau
pun
balita
dengan
gizi
buruk
untuk
fase
rehabilitasi
maka terapi
pada pemberian makanan utamanya, baru pemberian makanan
utama
sebenarnya difokuskan pula pada pemberian makanan utamanya,
tambahan sehingga membawa manfaat dalam menaikkan derajat
baru
pemberian makanan tambahan sehingga membawa manfaat dalam
status gizi balita. Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengamenaikkan
derajat status gizi balita. Hal yang tak kalah pentingnya adalah
turan waktu makan balita harus dimodifikasi ke arah waktu pempengaturan
waktu makan balita harus dimodifikasi ke arah waktu pemberian
berian makanan yang optimal, di bawah ini contoh jadwal pembemakanan
yang optimal, di bawah ini contoh jadwal pemberian makanan
rian makanan yang optimal :
yang optimal :
48
06.30
09.30
12.30
15.30
18.30
12.30
Makan
Pagi
20%
Snack
Pagi
10%
Makan
Siang
30%
Snack
Sore
10%
Makan
Malam
20%
Snack
Malam
10%
pemberian
makanan tambahan sebaiknya diberikan
Buku Waktu
Saku ASUHAN
GIZI DI PUSKESMAS
pada titik waktu pemberian makanan selingan, sehingga tidak
49
50
Mekanisme
Perkembangan:
Pemeriksaan
fisik,
Laboratorium
Antropometri &
asupan makanan
Pelaksana
Teknis
Penanggung
Jawab
Dokter/
perawat
Dokter
Ahli Gizi/
TPG
Dokter
Dokter/
analis
Dokter
Ahli gizi/
TPG
Dokter
Dokter/
perawat
Dokter
Dokter
Dokter
Kegiatan
Ahli Gizi/
TPG
Ahli Gizi/
TPG
Ahli Gizi/
TPG
Perawat
Perawat/
TPG
Ahli gizi/
TPG
Dokter/ Ahli
Gizi/
Perawat
Dokter
51
52
Marasmus
Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang,
terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng,
rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar- baggy
pants), perut umumnya cekung, tulang rusuk menonjol
(iga gambang, piano sign), sering disertai penyakit
infeksi (umumnya kronis berulang) seperti diare
persisten
Kwasiorkor
Perubahan status mental: apatis & rewel, rambut tipis,
kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut
tanpa sakit dan rontok, wajah membulat dan sembab,
pandangan mata sayu, pembesaran hati, edema
minimal pada kedua punggung kaki, bersifat pitting
edema, otot mengecil (hipotrofi), kelainan kulit berupa
bercak merah muda yg meluas & berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy
pavement dermatosis), sering disertai: penyakit infeksi
(umumnya akut) seperti anemia dan diare.
Tentukan derajat edema untuk menentukan jumlah
cairan yang diberikan
Derajat edema:
+
Kedua punggung kaki
++
Tungkai & lengan bawah
+++ Seluruh tubuh (wajah & perut)
Marasmik-kwashiorkor :
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa
gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BB/TB
-PB <-3 SD disertai edema yang tidak mencolok
50
aAnoreksia
aPneumonia
aAnemia berat
aDehidrasi berat
aDemam sangat tinggi
aPenururunan kesadaran
Penyulit atau komplikasi medis inilah yang mengindikasikan balita gizi buruk
harus mendapatkan perawatan baik di Puskesmas yang sudah memiliki
TFC atau rumah sakit yang sudah memiliki unit perawatan gizi buruk.
53
Gizi buruk adalah bentuk gangguan gizi akut, sangat mungkin juga timbul
komplikasi atau penyulit dari aspek medis sebagai berikut :
54
Rawat Jalan
Gizi buruk
Tanpa Komplikasi
PMT
Pemulihan
Gizi
kurang
klinis baik
dan
Bagan 4. Alur pemeriksaan dan tindak lanjut penanganan anak gizi buruk
Rawat Inap di
RS/Pusk RI/TFC
Gizi buruk
Dengan
Komplikasi
Tanpa komplikasi
55
PMT Terapi
Pengobatan
KIE
Tanpa komplikasi
Stabilisasi
Komplikasi
< - 3 SD atau
- 3 SD dengan
edema pada 2 kaki
atau Lila < 12,5 cm
BB/TB - 3 SD
dan edema (-)
SEMBUH
BB/TB -2 SD
PMT Pemulihan
(Suplementary feeding)
Pengobatan, KIE
Komplikasi
< 2 SD s/d - 3
atau Lila < 12,5 cm
SKRINING
BB/TB, LILA
Gizi buruk tanpa komplikasi dan tanda bahaya dapat dirawat jalan melalui
Klinik Gizi Puskesmas / Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Pemulihan Gizi
Berbasis Masyarakat (PGBM), diberi pengobatan dan makanan padat gizi /
energi serta konseling gizi seminggu sekali sampai dengan BB/TB-PB > -2
SD atau anak mengalami kenaikan berat badan 15-20% dari berat badan
terendah pada saat pemeriksaan status gizi. Pada umumnya anak membaik
dalam waktu 17 minggu.
Penanganan balita gizi buruk tanpa komplikasi adalah sebagai berikut :
a Pemberian PMT Pemulihan yang padat gizi dengan kandungan energi
500 kkal selama 10 minggu
a Penyuluhan gizi dan demo cara penyiapan sampai pemberian makanan
pemulihan gizi yang padat gizi
a Konseling pemberian makanan bayi dan anak (ASI, PMT, MP-ASI)
a Memantau penambahan BB dan pemeriksaan klinis setiap minggu, TB/
PB dieriksa setiap bulan oleh tenaga kesehatan.
a Memberikan stimulasi tumbuh kembang melalui BKB, atau Pos PAUD
bila memungkinkan.
a Bila pertambahan BB < 50 g/kg BB perminggu dalam 3 minggu terakhir
atau ada gejala sakit, Rujuk ke Puskesmas TFC/RS untuk pengobatan
penyakit dan pemeriksaan lanjut.
56
Mengobati infeksi
Memberikan
makanan stabilisasi
& transisi
Memberikan
makanan tumbuh
kejar
Tindakan
Tanpa
Fe
Stabilisasi H
1 2
Transisi
H 37
No
Rehabilitasi mg
26
+ Fe
Tindak
Lanjut mg
7
57
TANDA
CARA MENGATASI
SADAR
(TIDAK LETARGIS
TIDAK SADAR
(LETARGIS)
RENJATAN
(SYOK)
b. Mengatasi/Mencegah Hipotermia
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh aksiler <36,0 0C (Ukur selama
5 menit). Pada keadaan Hipotermia cadangan energi anak gizi buruk
sangat terbatas sehingga anak tidak mampu memproduksi panas untuk
mempertahankan suhu tubuh. Menghangatkan tubuh merupakan upaya
untuk menghemat cadangan energi.
58
9.
8.
7.
6.
Keadaan ini pada anak gizi buruk dapat dengan mudah jatuh
pada hipotermia, cara untuk mempertahankan agar tidak
hipotermia adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
59
NO
Letargis
3
4
5
6
60
TANDA
Kembalinya
cubitan/turgor
kulit lambat
CARA MENENTUKAN
Tampak mengantuk, lemas, tidak waspada,
tidak tertarik terhadap kejadian sekitar
Tampak gelisah dan rewel terutama bila
disentuh/ditangani untuk suatu tindakan
Tidak terlihat air mata saat anak menangis
Tanya ibu : mata cekung tersebut memang
seperti biasanya ataukah baru beberapa saat
timbulnya (mata anak gizi buruk tampak
cekung, mirip tanda dehidrasi)
Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk
menentukan apakah lidah dan mulutnya kering
Lihat, apakah anak ingin meraih cangkir saat
melihat atau diberi minum. Saat minuman itu
disingkirkan atau habis, apakah anak tampak
masih ingin minum?
Gunakan ibu jari dan jari telunjuk saat
mencubit kulit perut bagian tengah antara
umbilicus dan sisi perut.
Posisikan tangan anda sejajar/lurus dengan
garis tubuh, bukan melintang. Tarik lapisan
kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan.
Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit
masih terlipat ( belum kembali rata selama > 2
detik), dikatakan turgor lambat. ( catatan :
turgor biasanya lambat pada anak wasting
walaupun tidak dehidrasi)
61
Setiap anak gizi buruk umumnya mengalami kekurangan zat gizi mikro,
sehingga perlu diberi vitamin dan mineral. Kekurangan vitamin dapat
diberikan multivitamin.
1). Vitamin B (B1, B2, B6, B12)
Gejala klinis kekurangan vitamin B (B1, B2, B6, B12) sebagai berikut:
a. Tidak ada kenaikan berat badan dan postur tubuh lebih kecil dari
anak yang sehat (defisiensi vitamin B1)
b. Diare ( defisiensi vitamin B1, B12)
c. Stomatitis angularis : pada sudut mulut terdapat maserasi dan
retak-retak/fisura (defisiensi B2, B6)
d. Glositis : lidah berwarna merah muda dan licin karena hilangnya
struktur papil lidah (defisiensi vitamin B2,B6,B12)
e. Dermatosis seboroik: perubahan kulit berupa luka seboroik pada
lipatan nasolabium, sekitar hidung, daun telinga dan kelopak mata.
Kadang-kadang dermatitis pada tangan, sekitar vulva, anus dan
perineum (defisiensi vitamin B2, B6)
f. Anemia dengan gangguan pembentukan/proses pematangan
eritrosit (defisiensi vitamin B12)
62
Asam Folat
Vitamin
B
kompleks
Dosis
BB < 5 kg : 50 mg/hari ( 1 tablet)
BB 5 kg : 100 mg/hari
Hari I : 5 mg/hari
Selanjutnya 1 mg/hari
1 tablet/hari
3) Vitamin A
3) Vitamin
A
Khusus
Vitamin
A diberikan satu kali pada hari pertama saja,
kecuali
disertai
kelainan
mata
akibat
KVA
Khususbila
Vitamin
A diberikan
satu kali pada
pada hari
pertama
saja, kecuali
bila disertaivitamin
kelainanApada
mata akibat
KVA (Xeroftalmia),
(Xeroftalmia),
diberikan
juga pada
hari ke-2 danvitamin
ke-15,A
diberikan
padausia
hari ke-2 dan ke-15, dengan dosis sesuai usia
dengan
dosisjuga
sesuai
4) Asam
folat
4) Asam
folat
Asam folat diberikan 5 mg pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/
Asam folat diberikan 5 mg pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/hari
hari
5) Zat besi atau Fe
Zat besi atau Fe baru boleh diberikan pada fase rehabilitasi
walaupun anak menderita anemia,
karenaGIZI
bila
diberikan pada
Buku Saku ASUHAN
DI PUSKESMAS
63
fase sebelumnya dikhawatirkan belum cukup protein untuk
Jenis
Vitamin
Vitamin C
: 80-100 kkal/kgBB/hari
2). Protein
: 1 1,5 g/kgBB/hari
3). Cairan
2) Protein
: 2 -3 g/kgBB/hari
Pada fase transisi hari pertama (I) dan hari ke dua (II) diberikan F 100
dengan dosis atau volume F75. Pada hari ke tiga (III) diberikan F 100
menggunakan dosis F 100 yaitu 100-150 cc/kg BB/hari. Selanjutnya 4
jam berikutnya dosis dinaikkan 10 ml secara bertahapdengan catatan
tidak boleh melebihi dosis maksimum F 100. Pada hari ke empat (IV)
F 100 diberikan tiap 4 jam dengan dosis tidak boleh melebihi dosis
maksimal F 100. Bila F 100 sudah dapat dihabiskan, maka dapat
dilajutkan memasuki fase pemberian makanan fase rehabilitasi.
Pada Fase Rehabilitasi adalah fase pemberian makanan tumbuh kejar.
Pemberian makanannya adalah diberikan F 100 dan diberikan pula
makanan padat sesuai BB anak, yaitu :
1. BB < 7 kg, diberikan makanan bayi, mulai dari bubur saring,
bubur susu, makanan lembik (nasi tim).
2. BB > 7 kg, dan berumur lebih dari 24 bulan diberikan
makanan lunak atau makanan biasa.
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
65
ZAT GIZI
Energi Energi
Protein
Protein
Cairan
Mikronutrien
FE
TabletFe
besi/folat (Fe SO4
200mg+0.25 mg asam
Folat)
SirupCairan
besi (Fe SO4 150
ml) 1-3 mg elemental
Vitamin A
Formula
STABILISASI
STABILISASI
(hari ke 1-2)
100
kkal/kg
80-100
kkal/kgBB/hr
BB/hr
100- kkal/kgBB/hr
150
100-150
1-1,5
gr/
130 ml/kgBB/hr atau
kgBB/hr
100 ml/kgBB/hr bila
2-3 gr/kgBB/
150 ml/kgBB/hr
hr
1-1.5 kkal/kgBB/hr
Kkal/Kg BB/
2-3
hrgram/kgBB/hr
Vitamin lain:
FASE
TRANSISI
TRANSISI
(hari ke 3-7)
REHABILITASI
REHABILITASI
(minggu ke 2-6)
150-220
kkal/
150-220
kkal/kgBB/hr
kgBB /hr
4-6 gram/kgBB/hr
150-200 ml/kgBB/hr
Beri
tiap hari selama 4 minggu
Diberikan
untuk anak umur 6 bulan
samapai 5 tahun
150-200 ml/Kg
Dosis
lihat Buku 1 Hal. 16
BB/hr
Penderita
Xerophthalmia
F-100
dan
Lihat Buku
II hal.MP6
ASI / makanan
padat gizi
Lakukan pemantauan
dan pencatatan terhadap :
BB < 5 kg: 50 mg/hari (1 tablet)
BB 5 kg: 100
mg/hari
(2 tablet)
Jumlah yang diberikan
dan
sisanya
Banyaknya
muntah
Asam
folat
5 mg/hari pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B. Komplek
1 tablet/ hari
Frekwensi dan konsistensi
buang air besar
Berat badan (harian)
Vitamin C
Mineral Mix *)
Zinc
h. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar (catch up
Kalium
Natrium
growth)
Magnesium
Cuprum
Pada fase rehabilitasi terjadi replesi ( pemulihan )
jaringan
tubuh sehingga diperlukan energi dan protein yang cukup, yaitu :
*) Diberikan dalam bentuk larutan elektrolit/mineral, pemberiannya dicampurkan kedalam Resomal, F-75 dan F-100
a. Energi
: 150 220 kkal/kgBB/hari
(dosis pemberiannya lihat cara membuat Cairan ReSoMal dan Cara membuat larutan mineral mix, Buku II hal. 19)
b. Protein
: 4 6 g/kgBB/hari
Makanan yang diberikan dapat berupa F 100 yang secara bertahap ditambah makanan padat ( BB < 7 kg diberikan makanan
66 Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
bayi, 7 kg diberikan makanan anak )
b. Protein
: 4 6 g/kgBB/hari
67
69
KONDISI : I
Jika Ditemukan
Renjatan (syok)
Letargis
Muntah dan/diare/
dehidrasi
Rencana I pd halaman: 8-9 (Buku I
Tata Laksana Gizi
Buruk)
70
69
71
KONDISI : III
Jika Ditemukan
Muntah dan/diare/
dehidrasi
Rencana III pd
halaman: 11
(Buku I Tata Laksana Gizi Buruk)
70
72
71
73
KONDISI : V
Jika tidak ditemukan
Renjatan (syok),
Letargis
Muntah dan/diare/
dehidrasi
Rencana V pd
halaman: 13
72
74
75
Arteria carotis
Musculus sternocleidomastoideus
Vena Jugularis
74
76
tabel F100.
23-24,
77
78
79
c. Produksi ASI akan banyak jika payudara ibu sering disusu dan
dikosongkan
d. Bayi membawa cadangan energi dan cairan, sehingga bayi
mampu bertahan 2-4 hari setelah lahir (WHO, 1989), atau
dengan pernyataan lain yaitu bayi lahir dalam keadaan
overhidrasi (Unicef 2007). Sementara ASI baru keluar pada hari
ke 2 4, sehingga wajar jika BB bayi sedikit turun beberapa hari
setelah lahir.
e. ASI dapat memberikan rasa kenyang hanya 1,5 jam, sedangkan
susu formula 3 jam. Pemberian susu formula akan menyebabkan
bayi lama kenyang, sehingga produksi hormon prolaktin akan
turun dan akibatnya produksi ASI menurun. Selain itu, pemberian
susu formula akan menyebabkan bayi bingung puting.
f. Tanda kecukupan ASI adalah :
a) BB bayi turun tidak lebih dari 10%, dan kembali ke BB lahir
paling lambat saat bayi umur 2 minggu.
80
81
b. Anak pada umur ini sering sakit karena kekebalan yang didapat
dari ibu sudah habis.
Energi
(kkal/ kgBB)
Protein
(gr/ kgBB)
0-1
1-3
4-6
7-9
10-12
110-120
100
90
80
Laki-laki : 60-70
Perempuan : 50-60
Laki-laki : 50-60
Perempuan: 40-60
1,5-2,2
1,23
1,2
1
1
1
1
1
12-18
SumberSumber
: Penuntun
Diet Anak,
2001.
: Penuntun
Diet Anak,
2001.
Pesan kunci praktek pemberian MP-ASI:
a. Timbanglah anak setiap bulan :anak sehat, tambah umur,
Pesanberat,
kunci praktek
tambah
tambahpemberian
pandai. MP-ASI:
a. dan
Timbanglah
anak mendapat
setiap bulanASI
:anak
sehat,2tambah
tambah
b. Bayi
anak yang
selama
tahun umur,
atau lebih,
tambah
akan berat,
tumbuh
kuat pandai.
dan sehat serta berkembang dengan baik
c. Bayi
dan dan
anakanak
yang
diberi
MP-ASI
6 bulan
b. Bayi
yang
mendapat
ASImulai
selamausia
2 tahun
atau dan
lebih,ASI
akan
terus tumbuh
diberikan
tumbuh
dan
berkembang
dengan
kuatakan
dan sehat
serta
berkembang
dengan
baik baik
d. Bubur
MP-ASI
yang
kental mulai
akanusia
memberikan
energi
c. Bayi
dan anak
yangcukup
diberi MP-ASI
6 bulan dan ASI
terus
lebih diberikan
banyak akan
bagi tumbuh
anak daripada
bubur dengan
MP-ASI
dan berkembang
baikyang terlalu
encer
d. Bubur MP-ASI yang cukup kental akan memberikan energi lebih
e. Makanan
sumber
hewani
sangat
untuk
banyak
bagi anak
daripada
buburbaik
MP-ASI
yanganak,
terlaluagar
enceranak
tumbuh dan berkembang dengan baik
82
c. Pemantauan :
Terapi/edukasi ini berhasil jika pertumbuhan anak membaik, N1 (Naik
bulan ke-1) atau N2 (Naik bulan ke-2). Jika dalam evaluasi masih T
(TIDAK NAIK) maka perlu dikaji lagi :
1. Apakah masih terdapat masalah yang menjadi penyebab belum
teratasi.
2. Apakah makanan sudah diberikan secara adekuat
3. Apakah kepadatan (densitas) energi sudah cukup
4 Apakah infeksi belum terdeteksi atau tertangani
83
k. Bujuk anak untuk tetap makan dan minum selama sakit dan berikan
makanan tambahan dalam masa pemulihan agar kesehatan anak
pulih kembali.
84
9 -11 bln
ASI
Makanan
Lumat
(biskuit,
sayuran,
daging dan
buah
yang
dilumatkan,dl
l)
ASI
Makanan
lembik atau
dicincang
yang mudah
ditelan anak
Makanan
selingan
yang dapat
dipegang
anak
diberikan
diantara
waktu makan
lengkap
Makanan
Keluarga
ASI
Makanan keluar
-ga 3x makan
Makanan
Selingan
2x
sehari
Teruskan pem
berian ASI
Berapa Banyak
Setiap Kali Makan
Usia 6 bln :
Pemberian
makanan lumat 23 sendok makan
Usia 7-8 bln :
pemberian
makanan
lumat
secara bertahap
bertambah hingga
mencapai gelas
atau 125 cc setiap
kali makan
1/2
gelas
/
mangkuk
atau
125 cc
1224
bln
Bentuk
Makanan
gelas nasi /
penukar
1 potong kecil
ikan/daging/
ayam/telur
1 potong kecil
tempe/ tahu atau
1 sdm kacangkacangan
gelas sayur
1 potong buah
gelas bubur / 1
potong kue / 1
potong buah
85
Catatan :
1. Pada usia 6-11 bulan ASI memenuhi lebih-kurang separuh
kebutuhan gizi bayi
2. Pada usia 12-23 bulan ASI memenuhi lebih kurang 1/3
kebutuhan zat gizi bayi
3. Untuk anak sakit, berikan cairan/minum lebih banyak (ekstra)
serta pemberian makan dengan jumlah lebih sedikit tapi sering
4. 1 mangkok = 250 ml
2. Umur 2 tahun atau lebih
a. Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
CATATAN
86
BAB V
Kurang energi kronis, anemia gizi besi dan GAKI pada ibu hamil membawa
risiko terhadap gagal tumbuh pada janin, bayi lahir kurang (BBLR) dan ibu
dapat mengalami perdarahan pada saat melahirkan. Bila tidak dikoreksi
tepat waktu, keadaan ini akan mengakibatkan kematian ibu, kematian
janin dalam kandungan dan bayi lahir mati.
87
Masalah gizi pada ibu hamil yang sering dijumpai di masyarakat adalah
kurangnya asupan gizi yang mengakibatkan ibu menderita Kurang Energi
Kronis (KEK) yang ditandai dengan hasil pengukuran lingkar lengan atas
(LLA) < 23,5 cm. Selain kurang energi dan protein, masalah lain yang
sering dijumpai pada ibu hamil adalah kekurangan vitamin dan mineral,
antara lain kekurangan asam folat, zat besi, zat seng dan yodium.
Manifestasi dari kekurangan vitamin dan mineral tersebut adalah anemia
gizi besi, GAKI dan rentan terhadap penyakit infeksi.
88
Asam folat
: 100%
Mg
: 14%
Ca
: 50%
Se
: 18%
Fe
: 200 300%
I
: 17%
Vitamin D
: 100%
Zn
: 25%KRONIK (KEK)
KEKURANGAN
ENERGI
Vitamin E
: 25%
Vit C
: 17%
Vitamin K
: 8%
Vit B1
: 36%
Peningkatan
kebutuhan
zat gizi Riboflavin
pada Ibu: 23%
hamil:
B6
: 27%
Niacin Pola Makan
: 13%
Pedoman
Ibu Hamil untuk mendapatkan Gizi Seimbang,
Pedoman Pola Makan Ibu Hamil untuk mendapatkan Gizi
terdapat
pada terdapat
tabel 12 di
bawah
ini12
: di bawah ini :
Seimbang,
pada
tabel
Tabel
12.Makan
Polasecara
Makan
secara
Umum untuk
Memperoleh
Tabel
12. Pola
Umum
untuk Memperoleh
Gizi Seimbang
pada Ibu Gizi
Hamil.
Seimbang pada Ibu Hamil.
IBU HAMIL
BAHAN
MAKANAN
Nasi
Ikan
Tempe
Sayuran
Buah
Gula
Susu
Air
Tribulan I
Tribulan II
3 Piring
1 Potong
3 Potong
1 Mangkok
2 Potong
5 sdm
4 Gelas
3 piring
1 Potong
3 Potong
1 Mangkok
2 Potong
5 sdm
1 Gelas
4 Gelas
4 Piring
2 Potong
4 Potong
3 Mangkok
2 Potong
5 sdm
1 Gelas
6 Gelas
Tribulan III
3 Piring
3 Potong
5 Potong
3 Mangkok
2 Potong
5 sdm
1 Gelas
6 Gelas
2.1.2
Kekurangan
EnergiKronik
Kronik
(KEK)
Kekurangan Energi
(KEK)
a. Pengertian :
a. Pengertian :
b. Diagnosis ::
b.
c. Tindakan :
87
Secara umum, diet pada ibu hamil dengan KEK adalah
menambah porsi makanan lebih banyak atau lebih sering dari
kebiasaan sebelum hamil dan istirahat lebih banyak, serta
periksa antenatal secara teratur, untuk memacu peningkatan
berat badan yang adekuat (Depkes RI, 1996).
89
Ibu
Ibuhamil
hamildengan
denganukuran
ukuranlingkar
lingkarlengan
lenganatas
atas(LiLA)
(LiLA) 23,5
23,5cmcm
dinyatakan menderita
menderita KEK
KEK
dinyatakan
91
b. Diagnosis:
Nilai kadar Hemoglobin <11 gr/dl dengan menggunakan
metode cyanmethemoglobin (sebagian besar Puskesmas
masih menggunakan Sahli), namun hal ini kurang cocok untuk
digunakan sebagai bentuk anemia spesifik zat besi.
Diagnosa Anemia defisiensi Besi, WHO menetapkan kriteria
sebagai berikut :
Parameter
Hemoglobin
Laki-laki Dewasa
Anemia defisiensi
Besi
Normal
< 13 gr/dl
15 g/dl
< 12 gr/dl
13 14 g/dl
<11 gr/dl
12 g/dl
< 13%
32 -35%
MCHC
< 50 ugr%
80 160 ugr%
TIBC
Jenuh Transferin
< 15 %
30 -35%
Ferritrin Serum
< 12 ugr/l
12 200 ugr/l
90
WHO juga membuat kriteria derajat keparahan anemia pada kehamilan , dapat
WHO juga membuat kriteria derajat keparahan anemia pada
dilihat pada tabel 14.
kehamilan , dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel
14.
Derajat
Keparahan
padamenurut
Ibu hamil
Tabel 14.
Derajat
Keparahan
Anemia Anemia
pada Ibu hamil
WHOmenurut
WHO
Kriteria Anemia
Anemia Ringan
Kadar Hemoglobin
10 11 g/dl
Anemia Sedang
7 10 g/dl
Anemia Berat
< 7 g/dl
93
Diet tinggi zat besi : hati, ginjal, daging, kuning telur, buah-buahan
kering, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan
5. MASALAH GIZI BALITA
95
96
97
Dampak lanjut
Dampak
lanjut defisiensi
defisiensi asam
asamfolat
folatpada
pada ibuhamil
hamilakan
aka
Dampak
lanjut
b)menimbulkan
Dampak
lanjut
asam folat pada
ibu hamil ibu
akan
:defisiensi
menimbulkan
:
menimbulkan :
menimbulkan:
Neural
Tube
Defect
(NTD)
Neural
Tube
Defect(NTD)
(NTD)
1) Neural Tube
Defect
(NTD)
Neural
Tube
Defect
Dampak lanjut
defisiensi
asam folat pada ibu hamil akan
Prematuritas
2) Prematuritas
Prematuritas
Prematuritas
menimbulkan
:
3) BeratBerat
Badan Lahir
Rendah
Badan
Lahir Rendah
Berat
Badan
LahirRendah
Rendah
Neural
TubeBadan
Defect Lahir
(NTD)
Berat
Prematuritas
Berat Badan Lahir Rendah
Gambar
1. Dampak
Defisiensi
Folat
Pada Ibu
Gambar
1. Dampak
Lanjut Lanjut
Defisiensi
Asam FolatAsam
Pada Ibu
Hamil
Hamil
Gambar
1. Dampak Lanjut Defisiensi Asam Folat
Pada Ibu
Gambar 1. Hamil
Dampak Lanjut Defisiensi Asam Folat Pada Ibu
Untuk mencegah timbulnya
defisiensi asam folat maka perlu dilakukan
Hamil defisiensi
Untuk
mencegah
folat makaAsam
perlu Folat Pada Ibu
Gambar
1.timbulnya
Dampak
Lanjutasam
Defisiensi
suplementasi asam folat :
dilakukan
suplementasitimbulnya
asam folat :defisiensi asam folat maka perlu
Untuk
mencegah
Hamil
1) Suplementasi
asam
folat 28 sebelum
ovulasi
Suplementasi
asam
folat 28 sebelum
ovulasi
Untuk
mencegah
timbulnya
asam folat maka perlu
dilakukan
suplementasi
asamdefisiensi
folat :
2) Pada kehamilan
TI : 280 g/hari,
Pada kehamilan TI : 280 g/hari,
dilakukan
suplementasi
asam
folat
:
3) Pada
kehamilan TIItimbulnya
: 660 g/harifolat
Suplementasi
28 sebelum
ovulasi
Untuk
mencegah
defisiensi
asam
folat maka perlu
Pada
kehamilan TII :asam
660 g/hari
4) PadaSuplementasi
kehamilan TIII :470asam
g/harifolat 28 sebelum ovulasi
Pada
kehamilan
TI
:
280
g/hari,
Pada
kehamilan
TIII
:470
g/hari
dilakukan suplementasi asam folat :
PadaCDC
kehamilan
TII :folat
660 g/hari
Rekomendasi
1992:asam
Suplementasi
28 sebelum ovulasi
Pada
kehamilan
TII
:
660
g/hari
Pada
kehamilan
TIII
:470
g/hari
1) Profilaksis
0,4
mg/hr
untuk
wanita
dalam
usia reproduksi
Pada kehamilan TI : 280 g/hari,
:470
g/hari
2) DosisPada
4 mg/hrkehamilan
mulai 1 bulanTIII
sebelum
hamil
sampai trimester I untuk
Pada
kehamilan
TII : 660 g/hari
wanita
dengan
riwayat NTD
98
96
1) Hati ayam, hati sapi, ginjal sapi, ikan kembung, ganggang laut,
kepiting.
2) Ubi jalar, gandum, bungkil kacang tanah, asparagus, bayam,
rumput laut kering, daun kacang, daun selada, kucai.
3) Kacang kedele, kacang hijau, kacang merah, pindakas.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan di sebabkan karena defisiensi
asam folik (pteroylglutamic acid), jarang sekali karena defisiensi
makanan.
d) Pencegahan anemia megaloblastik
99
3) Patofisologi
Akibat mual muntah terus menerus akan menimbulkan dehidrasi
dan elektrolit berkurang, sehingga timbul hemokonsentrasi, aseton
darah meningkat dan dapat menimbulkan kerusakan pada liver.
4) Tingkat Keparahan Hiperemesis Gravidarum
a) Tingkat 1, lemah,napsu makan menurun, BB mengalami
penurunan,nyeri epigastrium, nadi meningkat,turgor kulit
berkurang,tekanan darah sistolik menurun, lidah kering, mata
cekung.
b) Tingkat 2, apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor,
mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria,
aseton tercium dalam hawa pernafasan.
100
6)
Prinsip Penyusunan
Gravidarum
Diet
pada
Hyperemesis
101
102
103
Diet Hiperemesis
I
Berat
URT
(g)
Diet Hiperemesis
II
Bera
URT
t (g)
Beras
Roti
Biskuit
Daging
Telur Ayam
Tempe
Sayuran
Buah
120
700
150
80
20
100
50
50
150
400
Minyak
Margarin
Jam/sele
Gula Pasir
Susu
30
50
-
6 iris
7 ptg
sdg
3 sdm
5 sdm
10
20
30
-
2 gls
nasi
4 iris
2 bh
2 ptg
sdg
1 btr
2 ptg
sdg
1 gls
4 ptg
sdg
pepaya
1 sdm
2 sdm
3 sdm
-
URT
3 gls nasi
4 iris
4 bh
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
1 gls
4 ptg sdg
pepaya
1 sdm
2 sdm
2 sdm
1 gls
Pre
Eklampsia
dan Eklampsia
Salah
satu kondisi
serius dan dapat berakhir dengan
Salah pada
satu kondisi
seriusadalah
dan dapat
dengan
pada
kematian
ibu hamil
pre berakhir
eklampsia
dankematian
eklampsia.
ibu hamil adalah
pre eklampsia
eklampsia.istilah
Preeklampsia
Preeklampsia
dikenal
dengan dan
beberapa
antara dikenal
lain
dengan beberapa
istilah
antara lainatau
keracunan
kehamilan
keracunan
kehamilan
(toksemia)
hipertensi
yang(toksemia)
terjadi
hipertensi
yang terjadi pada masa kehamilan.
padaatau
masa
kehamilan.
104
105
Selama ini gizi kurang pada ibu hamil belum dipahami sebagai pencetus
utama terjadinya pre eklampsia. Dengan demikian, penanganan pre
eklampsia hanya difokuskan kepada gejala yang tampak seperti
pemberian diuretika, obat antihipertensi, diet rendah garam dan rendah
protein untuk mengatasi edema, hipertensi dan proteinuria.
Berdasarkan hasil penelitian terakhir, penanganan preeklampsia tidak
lagi difokuskan hanya pada satu zat gizi saja seperti pemberian tablet
kalsium atau tablet magnesium sulfat. Pendekatan yang baru bersifat
holistik dengan pemberian semua zat gizi yang dibutuhkan sesuai
dengan AKG yang dianjurkan, dalam bentuk makanan beraneka ragam
dan gizi seimbang.
5) Tindakan yang harus dilakukan meliputi :
a) Setiap kali kontak dengan ibu hamil lakukan pemeriksaan sebagai
berikut:
(1) Ukur tekanan darah
(2) Ukur LiLA
(3) Anamnesis gizi, tentukan besaran asupan zat gizi
(4) Utamanya energi dan protein yang dikonsumsi ibu setiap hari.
106
Peran asuhan gizi pada pre eklampsia dan eklampsia sangat penting
karena masalah gizi hampir selalu mengiringi ibu hamil yang menderita
pre eklampsia maupun eklampsia. Ibu hami dengan status gizi kurang
dan lebih (obesitas) ada kecenderungan mengalami pre eklampsia
dan eklampsia. Kehilangan protein melalui urin harus diatasi dengan
penggantian dari makanan sehari-hari. Pemberian suplemen protein
pada beberapa penelitian tidak menurunkan gejala pre eklampsia dan
eklampsia.
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
107
7) Terapi Diet
secara
umum pada pre eklampsia dan
Buku Sakudiet
ASUHAN
GIZI DI PUSKESMAS
108 Terapi
eklampsia :
109
19 29
tahun
2,250
58
75
320
32
2,300
500
15
15
65
1.1
1.4
12
1.3
2.4
400
5
30
425
75
1,100
700
324
900
30.5
26
150
9.3
30
1.8
2.5
1,500
4,700
30 49
tahun
2,100
58
60
300
30
2,300
500
15
15
65
1.1
1.3
12
1.3
2.4
400
5
30
425
75
1,000
700
330
900
28.8
26
150
9.8
30
1.8
2.7
1,500
4,700
Trimester II
Trimester III
180
18
6
25
0
300
300
0
0
0
0.3
0.3
4
0.4
0.2
200
1
0
25
10
200
0
20
100
3.5
0
100
1.2
5
0.2
0
0
0
300
18
6
40
0
300
300
0
0
0
0.3
0.3
4
0.4
0.2
200
1
0
25
10
200
0
20
100
3.5
9
100
4.2
5
0.2
0
0
0
300
18
6
40
0
300
350
0
0
0
0.3
0.3
4
0.4
0.2
200
1
0
25
10
200
0
20
100
3.5
13
100
10.2
5
0.2
0
0
0
Satuan
kkal
gr
gr
gr
gr
ml
g
g
mg
g
mg
mg
mg
mg
g
g
mg
g
mg
mg
mg
mg
mg
g
g
mg
g
mg
g
mg
mg
mg
mg
111
FISIOLOGI MENYUSUI
Penyuluhan gizi seimbang pada ibu menyusui akan berhasil jika transfer
pemahaman tentang pemberian air susu ibu yang benar tidak sekedar aspek
pengetahuan, tetapi yang paling penting adalah aspek ketrampilan ibu dalam
pemberian ASI dan ketrampilan ibu dalam memenuhi gizi seimbang selama
menyusui. Menyusui merupakan dimensi praktek bukan dimensi pengetahuan
belaka. Maka jangan hanya berslogan ASI Eksklusif tapi praktekkan ke
masyarakat terutama ibu menyusui.
Penurunan penggunaan ASI disebabkan karena alasan :
- ASI dianggap tercemar
- Buah dada dianggap symbol sex semata, sehingga jika memberikan ASI
dikhawatirkan mengubah bentuk payudara tidak indah lagi.
- Menyusui dianggap kolot atau perilaku primitive tidak modern
1. Fisiologi Menyusui
Buah dada (payudara) ibu tersusun dari dua jaringan penting yaitu :
a. Glandula Tissue (berupa jaringan parenkim)
b. Supporting Tissue (jaringan penyokong/ stroma).
FISIOLOGI MENYUSUI
112
113
FISIOLOGI MENYUSUI
Bagan 7. Mempengaruhi.
Mekanisme Fase Pembentukan ASI dan Hormon yang
Produksi ASI
Mempengaruhi.
menimbulkan
alergi)
. mudah menimbulkan alergi) .
globulin sehingga
tidak
c. Ekonomis
113
FISIOLOGI MENYUSUI
e. Menjarangkan kehamilan (prolaktin & oksitosin)
f. Laktoferin berfungsi untuk mengikat zat besi
g. Hubungan psikososial hangat penuh kasih sayang.
h. Mempercepat penyembuhan luka melahirkan.
ASI jelas lebih hemat :
Menyusui selama 2 tahun = 375 l ASI setara dg 437 l susu sapi
Rata rata kebutuhan ASI = 800 cc/hari
Bayi usia 6-7 bulan : membutuhkan 150 liter susu sapi = 22 kg formula
Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan keluarga untuk :
a. Pembelian dot
b. Pembelian botol susu
c. Alat masak
d. Pendingin susu
e. Bahan bakar
f. Biaya pengobatan 10 kali lebih besar dibandingkan pemberian ASI
akibat sakit yang ditimbulkan.
Menyusui Mempercepat Pelangsingan
a. 100 cc ASI = 80-90 kkal
c. 850 cc ASI memerlukan 750 kkal
d. Penambahan energi saat menyusui 500 kkal/hari terjadi defisit 250 kal
dari cadangan energi
e. Menyusui selama 4 bulan = 250 kkal x 30 x 4 = 45.000kkal = 5 kg lemak
(BB) + materi-materi selama melahirkan (janin 3.4 kg, plasenta 0.45 kg,
amnion 0.9 kg, darah 0.6 kg dan darah rata-rata 500 cc
f. Total penurunan BB setelah melahirkan + menyusui = 10.35 kg.
g. Sucking baby menimbulkan oksitosin sekresi : rahim berkontraksi
menurunkan kegemukan (cepat langsing).
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
115
116
117
Tabel 17. Pedoman Makanan untuk mencapai Gizi Seimbang pada Ibu
Tabel 17. Pedoman Makanan untuk mencapai Gizi Seimbang
Menyusui
pada Ibu Menyusui
BAHAN
MAKANAN
Nasi
5 piring
4 Piring
4 Piring
Ikan
2 Potong
2 Potong
2 Potong
Tempe
5 Potong
4 Potong
4 Potong
Sayuran
3 Mangkok
3 Mangkok
3 Mangkok
Buah
2 Potong
2 Potong
2 Potong
Gula
5 sdm
5 sdm
5 sdm
Susu
1 Gelas
1 Gelas
1 Gelas
Air
8 Gelas
8 Gelas
8 Gelas
GUNAKAN MINYAK
MINYAK ATAU
ATAU SANTAN
SANTAN PADA
GUNAKAN
PADA WAKTU
WAKTU MEMASAK
MEMASAK
TERUTAMA
SEKALI
PADA
IBU MENYUSUI
DENGAN
TERUTAMA
SEKALI
PADA
IBU MENYUSUI
DENGAN
LINGKARLINGKAR
LENGAN
LENGAN ATAS (LILA) < 23,5 CM.
ATAS (LILA) < 23,5 CM.
118
117
CATATAN
119
CATATAN
120
BAB VI
121
5. PENYAKIT MENULAR
DIARE
Tabel
Tabel18.
18.Bentuk
BentukKlinis
KlinisDiare
Diare
DIAGNOSIS
Diare cair
akut
Kolera
5. PENYAKIT MENULAR
Disentri
Diare
persisten
Diare
dengan gizi
buruk
Diare terkait
antibiotik
Invaginasi
119
122
DIARE
Menilai Dehidrasi
1.2 Menilai Dehidrasi
Semua Semua
anak dengan
diare, harus
apakah menderita
anak dengan
diare,diperiksa
harus diperiksa
apakah
dehidrasi.
status dehidrasistatus
sebagai
dehidrasi
berat,
menderitaKlasifikasikan
dehidrasi. Klasifikasikan
dehidrasi
sebagai
dehidrasi
atau ringan/sedang
tanpa dehidrasiatau
(Lihat
Tabeldehidrasi
19) dan
dehidrasiringan/sedang
berat, dehidrasi
tanpa
pemberian
pengobatan
sesuai.pengobatan yang sesuai.
(Lihat Tabel
19) dan yang
pemberian
Dehidrasi ringan /
sedang
Tanpa dehidrasi
Tanda / gejala
Terdapat 2 atau lebih dari
tanda dibawah ini :
Letargis atau tidak
sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau
malas minum
Cubitan kulit perut
kembali sangat lambat
( 2 detik)
Terdapat 2 atau lebih tanda
dibawah ini :
Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dengan kuat, haus
Cubitan kulit kembali
lambat
Keadaaan baik
Mata tidak cekung
Cubitan kulit kembali
segera
123
5. PENYAKIT MENULAR
120
Pengobatan
DIARE
Tiga elemen utama dalam tata laksana diare pada anak yaitu terapi
rehidrasi, pemberian zink dan lanjutkan pemberian makan.
Penanganan Diare di Rumah
Diare tanpa Dehidrasi
Terapi A ( pada anak diare tanpa dehidrasi)
(a) Berikan cairan tambahan:
- Berikan ASI lebih sering dan lama pada setiap kali pemberian
- Jika anak memperoleh ASI Eksklusif berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan
Kebutuhan cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai
tambahan sebanyak:
1. Umur < 1 tahun 50 100 ml setiap kali BAB
2. Umur 1 tahun 100 200 ml setiap kali BAB
3. Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif atau tidak menyusu,
beri 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, cairan rumah tangga
(kuah sayur, air tajin) atau air matang sebanyak 100-200 ml.
5. PENYAKIT MENULAR
DIARE
Perhatian
: :
Perhatian
Jika anak hanya menderita salah satu tanda di atas dan
Jika
anaksatu
hanyatanda
menderita
salah satu
tanda
di atas dan
salah satu
salah
dehidrasi
berat
(misalnya
gelisah/rewel
tanda
(misalnya
dan malasdehidrasi
minum)
dan dehidrasi
malas berat
minum)
berartigelisah/rewel
anak menderita
berarti
anak/ringan.
menderita dehidrasi sedang /ringan.
sedang
Rencana Terapi B (Terapi diare dengan dehidrasi ringan/
Rencana Terapi B (Terapi diare dengan dehidrasi ringan/sedang) :
sedang) :
1. Berioralit
oralit sesuai
sesuai yang
dianjurkan
selamaselama
periode 3periode
jam pertama
1. Beri
yang
dianjurkan
3 jam
pertama
(a) Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama
(a) Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama
Sampai 4
bulan
< 6 kg
4 12
bulan
6 10 kg
12 24
bulan
1012 kg
25
tahun
1219kg
200 400
400 700
700 - 900
900-1400
122
125
5. PENYAKIT MENULAR
Jumlahoralit
oralit
yang
diperlukan
= 75
ml / kgBB
Jumlah
yang
diperlukan
= 75 ml
/ kgBB
1. Jika
anak
menginginkan
oralit
lebih banyak
dari
1. Jika anak menginginkan oralit lebih banyak
dari pedoman
pedoman
atas,sesuai
berikan
sesuai cairan
kehilangan
cairan
di atas, di
berikan
kehilangan
yang sedang
yang
sedang berlangsung
berlangsung
2. Bila
mata
pemberianoralit
oralit
dihentikan
2. Bila matasembab
sembab pemberian
dihentikan
3. Untuk anak <6 bulan yang tidak menyusu, beri juga 100
3. Untuk anak <6 bulan yang tidak menyusu, beri juga 100 200
200 ml air matang selama periode ini
ml air matang selama periode ini
4. Lanjutkan pemberian ASI
4. Lanjutkan pemberian ASI
(b) Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit :
1.(b)
Tunjukkanlarutan
kepada ibuoralit
cara memberikan
larutan tetapi
oralit : sering
Berikan
sedikit-sedikit
1.
Berikan
larutan
oralit
sedikit-sedikit
tetapi
sering
menggunakan
menggunakan sendok
2. Jika sendok
anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan
2. Jika
anaklebih
muntah,
tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi
lagi
dengan
lambat
dengan lebih lambat
DIARE
(c) Berikan tablet zinc selama 10 hari
(d) Mulailah pemberian makanan segera setelah masa pemberian
oralit
2. Setelah 3 jam :
a. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
b. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :
a)Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah
b) Tunjukkan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan di
rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan
c) Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6
bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A
d) Jelaskan 5 aturan perawatan di rumah:
e) Beri cairan tambahan
f) Beri tablet zink selama 10 hari
g) Lanjutkan pemberian ASI/makanan sesuai kelompok umur
dan kebutuhan
h) Pemberian antibiotik atas indikasi selektif
i) KIE (Komunikasi, informasi, dan Edukasi)
Makanan yang dianjurkan :
5. PENYAKIT MENULAR
DIARE
4. Anak dibawah 6 bulan yang tidak diberi ASI diberikan 100 - 200 ml
susu selang seling dengan oralit/cairan rumah tangga
5. Pada anak umur <6 bulan : berikan zink tablet (10 mg/hr) selama
10 hr
6. Pada anak umur >6 bulan : berikan 1 tablet zink (20 mg/hr) selama
10 hr
7. Pemberian ASI dan makanan tetap dilanjutkan, seperti buahbuahan, cereal dan kacang-kacangan
Rencana Terapi C (Terapi diare dengan dehidrasi berat) : (lihat
bagan dalam lampiran 10 halaman 236)
1). Bayi:
a. Berikan terapi intravena cairan Ringer Asetat/ Ringer Laktat
pada 1 jam pertama dengan dosis 30 ml/kg BB
b. Berikan terapi intravena cairan Ringer Asetat/ Ringer Laktat
dengan dosis 70 ml/kg BB pada 5 jam berikutnya
2). Anak 12 bulan sampai 5 tahun:
a. Berikan terapi intravena cairan Ringer Asetat pada 30 menit
pertama dengan dosis 30 ml/kg BB
b. Berikan terapi intravena Ringer Asetat dengan dosis 70 ml/kg
BB pada 2,5 jam berikutnya
Anak yang menderita dehidrasi berat memerlukan rehidrasi intravena
dengan pengawasan yang ketat dan dilanjutkan dengan rehidrasi oral
segera setelah anak membaik.
Jika menemui anak dengan tanda dehidrasi berat segera rujuk ke
Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit.
127
5. PENYAKIT MENULAR
DIARE
Jenis-Jenis Diare dan Asuhan Gizi Pada Anak
Diare Akut
Melanjutkan pemberian makanan yang bergizi merupakan suatu
elemen yang penting dalam tatalaksana diare. Namun demikian,
pemberian makanan seringkali sulit karena anak biasanya tidak
mempunyai nafsu makan.
Asuhan gizi pada penderita diare akut adalah sebagai berikut :
1. Pemberian ASI harus terus dilanjutkan selama anak sakit, lebih
sering dari biasanya jika memungkinkan.
2. Anak yang tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi
(memulai lagi pemberian ASI) atau beri susu formula yang biasa
diberikan
3. Anak-anak berumur 6 bulan atau lebih harus menerima makanan
seperti biasanya
4. Berikan makanan padat sesuai umur anak, disajikan secara segar
dan dimasak, bisa ditumbuk atau digiling.
5. Jenis makanan yang direkomendasikan:
5. PENYAKIT MENULAR
7. Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat
diberikan untuk penambahan kalium.
8. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya
6 kali sehari (porsi kecil tapi sering). Berikan makanan yang sama
setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan per hari
selama 2 minggu.
128
DIARE
9. Pasien harus segera dirujuk apabila terjadi kondisi berikut :
a. Anak harus diberikan cairan intra vena sedangkan alat tidak
bisa disediakan dalam waktu 30 menit
b. Tidak bisa menggunakan pipa naso gatric / naso gastric tube
(NGT) untuk rehidrasi
c. Anak tidak mau minum
Diare Persisten
Terdapat dua jenis diet untuk penderita diare persisten, sesuai dengan
kondisi pasien diare persisten (Lihat Lampiran 11 halaman 237 )
a. Diet yang banyak mengandung pati (starch), diet susu yang
dikurangi konsentrasinya (rendah laktosa)
b. Diet dengan rendah pati (starch) , tanpa susu (bebas laktosa)
Tujuan diet :
- Asupan makanan cukup
- Berat badan bertambah
- Diare berkurang
- Demam menghilang
Ciri yang paling penting adalah bertambahnya berat badan yang
dapat dipastikan setidaknya selama tiga hari berturut-turut. Diare
Persisten
Kegagalan diet ditunjukkan oleh:
1. Peningkatan frekuensi BAB anak (biasanya menjadi >10 kali berak
encer per hari), sering diikuti dengan kembalinya tanda dehidrasi
(biasanya terjadi segera setelah dimulai diet baru) ATAU
129
5. PENYAKIT MENULAR
DIARE
Tata Laksana Diet :
a.
Pemberian makanan untuk anak yang menderita Diare
Persisten Berat
a) ASI harus diberikan sesering mungkin selama anak masih ingin
menyusu
b) Anak-anak yang dirawat inap memerlukan diet khusus sampai
diare mereka berkurang dan berat badannya bertambah
c) Asupan makanan setidaknya 110 kkal/kg BB per hari
Bayi berumur di bawah 6 bulan
a. ASI eksklusif tetap diberikan.
b. Jika anak tidak mendapat ASI, beri susu formula yang tidak
mengandung laktosa.
c. Jika ibu menderita HIV dan memilih untuk tidak memberikan
ASI, ibu harus mendapatkan konseling yang tepat mengenai
penggunaan susu pengganti secara benar.
Bayi berumur 6 12 bulan
a. Pemberian makan harus dimulai kembali segera setelah anak
bisa makan
b. Berikan makanan 6 kali sehari sedikitnya 110 kalori/kg BB/hari.
b.
Pemberian Makanan untuk anak yang menderita Diare
Persisten Tidak Berat
1. Jika anak minum susu formula ganti dengan susu formula bebas
laktosa sehingga mudah dicerna
5. PENYAKIT MENULAR
- Jika anak menyusu, beri ASI lebih sering, lebih lama, pada waktu
siang dan malam.
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
131
5. PENYAKIT MENULAR
DIARE
- Jika anak minum susu formula, lihatlah kemungkinan untuk
mengganti susu formula dengan susu formula bebas laktosa
sehingga lebih mudah dicerna.
- Jika susu formula tidak memungkinkan, batasi pemberian susu
formula hingga 50 ml/kg/hari. Campur susu dengan bubur nasi
ditambah tempe, tetapi jangan diencerkan
Diare dengan Gizi Buruk
Asuhan Gizi:
a. Sama dengan tatalaksana diare persisten
b. Pemberian makanan secara bertahap diikuti dengan upaya
pemulihan yang lebih lama
c. Pemberian makanan mengikuti tata laksana penanggulangan
gizi buruk dengan catatan F75 khusus untuk penderita diare
( F75 dengan tepung ). Beri ReSoMal ( Rehydration Solution for
Malnutrition). ReSoMal terbuat dari Oralit yang diencerkan, gula
pasir, larutan elektrolit/Mineral Mix. Bila larutan elektrolit/mineral
mix tidak tersedia sebagai alternatif atau pengganti ReSoMal dapat
dibuat cairan pengganti ReSoMal
d. Pemberian suplementasi gizi mikro.
Tuberculosis (TBC)
2.1 Pengertian
5. PENYAKIT MENULAR
132
DIARE
2.2. Penyebab
- Mycobacterium tuberculosis, mycobacterium bovis dan mycobacterium
avium.
- Basil ini virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, mati dalam
cairan suhu 600C dalam 15-20 menit.
- Fraksi protein basil menyebabkan nekrosis jaringan, lemak tahan
asam dan penyebab terbentuknya fibrosis , sel epiteloid dan tuberkel
(sarang basil).
- Sel-sel mati dikeluarkan melalui batuk menimbulkan bekas yg
disebut caverne.
- Cara Penularan :
- Kontak langsung (luka)
- Oral
- Udara
2.3. Gejala
- Mula-mula tidak merasa enak badan dan lemah
- Anoreksi dan BB turun
- Sore demam dan malam hari berkeringat
- Batuk lebih dari 2 minggu mengeluarkan sputum
- Anemia
- Tenaga makin lemah Pada stadium akhir terbentuklah caverne dan
dapat disertai hemoptoe
- Pemeriksaan laboratorium : Hb dan LED.
- Rontgen : untuk menunjukkan ada kelainan paru.
133
5. PENYAKIT MENULAR
2.4 Diagnosa
Diagnosa didapatkan dari pemeriksaan antara lain :
-
Mantoux test.
Pemeriksaan sputum
Thorax photo
5. PENYAKIT MENULAR
a. Pengukuran Antropometri
Apabila penderita TB adalah Bayi atau Balita, maka indeks
antropometrik yang digunakan untuk menilai status gizinya adalah
BB/U dan BB/PB(TB). Sedangkan jika penderita adalah remaja dan
dewasa, digunakan IMT sebagai indeks untuk menentukan status
gizi. Cara untuk memperoleh nilai IMT dapat digunakan rumus :
134
Tabel
Nilai
IMTIMT
Tabel22.
22.Interpretasi
Interpretasi
Nilai
Status Gizi
Kurus
Normal
Gemuk
Kategori
Kekurangan berat
badan tingkat berat
Kekurangan berat
badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan
tingkat ringan
Kelebihan berat badan
tingkat berat
Batas ambang
< 17.0
17.0 18.5
> 18.5 25.0
> 25.0 27.0
> 27.0
b.Dewasa
Anamnesis
(> 18Diet
tahun)
Recall makanan / Food Recall dalam sehari
Kebiasaan makan
b. Anamnesis Diet
132
135
5. PENYAKIT MENULAR
- Diet seimbang
DIARE
- Tinggi zat besi, tinggi vitamin C, tinggi vitamin D, tinggi vitamin B6,
Vitamin B1.
- Kalsium didapat dari susu rendah lemak atau non fat
- Prinsip bentuk makanan pada fase TBC aktif adalah konsistensi
lunak.
- Tinggi serat dan cairan
- Cukup Na dan K
- Tinggi antioksidan
- Tinggi Vitamin A
Tujuan
- Makan secukupnya karena terjadi peningkatan kebutuhan energi
dan protein
- Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
- Menambah/mempertahankan berat badan menjadi normal
- Mengurangi produksi CO2 melalui peningkatan konsumsi lemak
dan mengurangi konsumsi karbohidrat 40-50% dari total energi.
Syarat Diet
- Tinggi Energi Tinggi Protein
- Cukup Vitamin dan Mineral
- Mudah dicerna
- Porsi kecil tapi sering
5. PENYAKIT MENULAR
136
DIARE
Kebutuhan Zat Gizi
a. Dewasa
- Energi: diberikan 30-35 kkal/kgBB/hari secara bertahap sesuai
kondisi pasien
- Protein: diberikan 1,5-2 g/kg/BB
- Lemak: diberikan 20-25% dari total energi. Tetapi bila CO2
meningkat, maka diberikan lemak yang tinggi sampai 45% dari
total energi
- Karbohidrat: dianjurkan 60-70% dari total energi. Namun jika CO2
meningkat, dapat diberikan karbohidrat yang rendah sebanyak
40-50% dari total energi
- Vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup (Vitamin A, C, D,
B6, zink dan Fe)
- Cairan secukupnya, minimal 2 liter
- Selain itu dalam melakukan proses perhitungan kebutuhan
zat gizi terutama energi petugas gizi sebaiknya menggunakan
formula yang memperhitungkan faktor koreksi stres dan koreksi
status gizi, karena biasanya secara nyata kondisi penderita TBC
sangat individualistik.
b. Anak
Dalam melakukan estimasi kebutuhan gizi pada anak yang
menderita TBC perlu diperhitungkan pula faktor stress dan koreksi
status gizi, jadi tidak sekedar estimasi tinggi secara umum apalagi
hanya berpedoman pada kecukupan zat gizi belaka.
137
5. PENYAKIT MENULAR
Energi
Tabel 23. Kebutuhan Energi pada penderita TB anak
Tabel 23. Kebutuhan Energi pada penderita TB anak
BB 7-10 kg
Setiap 10 kg
pertama : 100
Kal/kg BB
Protein
Protein
Lemak
Lemak
Karbohidrat
Karbohidrat
BB 10-20 kg
BB 20-33 kg
10 kg pertama :
100 Kal/kg BB
10 kg pertama :
100 Kal/kg BB
10 kg kedua :
50 Kal/kg BB
10 kg kedua : 50
Kal/kg BB
Selebihnya : 20
Kal/kg BB
5. PENYAKIT MENULAR
138
135
139
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
141
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
f. Keamanan Makanan
- Hindari konsumsi bahan makanan mentah ( misalnya lalapan,
salad, telur matang, daging panggang matang )
- Bahan makanan dikemas sesuai jenisnya secara terpisah
saat disimpan, terutama daging, ayam dan ikan agar tidak
mengkontaminasi bahan makanan lain
142
143
5. PENYAKIT MENULAR
Menyusui
Trimester
+0%
+ 10 %
+ 25 %
+ 25 %
+ 10 %
+ 20 %
+ 35 %
+ 35 %
+3040 %
+40-50%
+55-65%
+55-65%
+ 35%
+ 35%
+ 40%
+ 40%
Sumber: :Pedoman
PedomanTatalaksana
TatalaksanaGizi
Gizi
Bagi
ODHA,
2010
Sumber
Bagi
ODHA,
2010
Kebutuhan energi
energi untuk
untukibu
ibuhamil,
hamil,HIV
HIVnegatif,
negatif,berat
beratbadan
badan
normal
Kebutuhan
normal
pada trimester
trimester pertama
250
pada
pertama kenaikan
kenaikanminimal,
minimal,trimester
trimesterdua
duakenaikan
kenaikan
kkal kkal
dan trimester
tiga naik
Penambahan
energi energi
ini dapat
250
dan trimester
tiga 500
naikkkal/hari.
500 kkal/hari.
Penambahan
menaikkan
berat badanberat
ibu yang
sesuai
mendapatkan
ini
dapat menaikkan
badan
ibu dan
yangjanin
sesuai
dan janingizi
mendapatkan
gizi yang
cukup
untuk tumbuh normal.
yang cukup untuk
tumbuh
normal.
Kebutuhan energi saat menyusui diperkirakan 500 kkal per hari.
Kebutuhanenergi
energiyang
saatseimbang
menyusui
diperkirakan
500
kkalmenjaga
per hari.
Konsumsi
selama
menyusui
dapat
status
gizi energi
ibu. Panduan
WHO menyebutkan
bahwa dapat
bayi dari
ibu
Konsumsi
yang seimbang
selama menyusui
menjaga
HIV
positif
diberikan ASI
sampai bahwa
usia 6 bulan.
Hal-ibu
status
gizi tetap
ibu. Panduan
WHOeksklusif
menyebutkan
bayi dari
hal
yang diberikan
harus diperhatikan,
terkait
dengan
ASI
HIVpenting
positif tetap
ASI eksklusif
sampai
usiapemberian
6 bulan. Hal-hal
pada
ibuyang
ODHA
:
penting
harus
diperhatikan, terkait dengan pemberian ASI pada
ibu ODHA :
5. PENYAKIT MENULAR
141
a. Pada ibu ODHA yang mengkonsumsi
ARV , dianjurkan memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan. Jika tidak diberikan ASI,susu formula
yang dipilih harus memenuhi persyaratan AFASS ( Acceptable,
Feasible, Affordable, Sustainable, Safe )
145
5. PENYAKIT MENULAR
Makanan terbaik untuk bayi 0-6 bulan adalah ASI. Oleh karena itu,
bayi yang lahir dari seorang ibu dengan HIV positif, harus diberikan
pendampingan dan konseling mengenai pemilihan cara pemberian
makanan untuk bayinya dan dijelaskan mengenai resiko dan manfaat
masing-masing pilihan tersebut. Apabila ibu memutuskan untuk tetap
menyusui bayinya, maka harus diberikan secara eksklusif 6 bulan.
Artinya hanya diberikan ASI saja, bukan mixed feeding ( ASI dan susu
formula bergantian).
5. PENYAKIT MENULAR
susu formula harus diberikan setiap hari selama usia bayi, dan
diberikan dalam bentuk segar, serta suplai dan distribusi susu
formula tersebut dijamin keberadaannya
5. Safe (aman penggunaannya) : susu formula harus disimpan
secara benar,higienis dengan kadar gizi yang cukup, disuapkan
dengan tangan dan peralatan yang bersih, serta tidak
berdampak terhadap peningkatan penggunaan susu formula
untuk masyarakat luas pada umumnya. Apabila satu syaratnya
tidak terpenuhi, maka menyusui secara eksklusif adalah suatu
solusi.
146
147
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
Tidak Dianjurkan
Sumber
karbohidrat
Semua
bahan
makanan kecuali yang
menimbulkan gas
Sumber Protein
hewani
Daging
dan
ayam
berlemak, kulit ayam
Sumber Protein
Nabati
Tempe,
tahu,
kacang hijau
Kacang merah
Sumber lemak
Minyak,
margarin,
santan, dan kelapa
dalam jumlah terbatas
Sayuran
yang
menimbulkan gas seperti
kol, sawi, dan ketimun
Buah-buahan
Buah-buahan
yang
menimbulkan gas, seperti
nangka dan durian
Bumbu
Bumbu
yang
tidak
merangsang,
seperti
bawang
merah,
bawang putih, daun
salam, ketumbar, laos,
kecap
Minuman
Sayuran
dan
149
5. PENYAKIT MENULAR
Bahan Makanan
5. PENYAKIT MENULAR
d) Masalah lain yang ada pada saat pengkajian gizi dan merupakan tanda
atau gejala dari problem gizi yang sedang terjadi dalam proses asuhan
gizi.
150
151
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
b) Obat Simpstomatik
152
153
5. PENYAKIT MENULAR
- Antibody
5. PENYAKIT MENULAR
155
5. PENYAKIT MENULAR
Tumor/
5. PENYAKIT MENULAR
Acute
Honeymoon
Stress acut yg mendorong sekresi epinefrin, terjadi
penurunan insulin & menimbulkan gejala klinik
Ketoacidocis
12
14
13
Breakdown
of tissue
protein
Gluconeogenesis
Glucose uptake by tissues
lipolysis
Glicogenolisis
Glucose uptake
by tissues
Hyperglycemia
Ketoacidosis
157
5. PENYAKIT MENULAR
155
5. PENYAKIT MENULAR
- Herediter
- Mekanisme patofisiologi yang mendasari RI belum diketahui secara
jelas. Tetapi defek seluler/molekuler yang diduga sebagai penyebab
RI adalah disfungsi reseptor insulin, abberant receptor signaling
pathway, dan abnormalitas transport dan metabolisme glukosa.
158
159
5. PENYAKIT MENULAR
trigliserida >
5. PENYAKIT MENULAR
160
161
5. PENYAKIT MENULAR
- Hypoglikemia
5. PENYAKIT MENULAR
- Edukasi
- Pengelolaan makanan pada DM tipe 2 dan type 1
- Aktifitas fisik
- Manajemen obat
- Sistem rujukan
162
= kurus
= gemuk
163
5. PENYAKIT MENULAR
164
= TB (m)2 x 22.5 x 1 kg
Wanita
= TB (m)2 x 21 x 1 kg
165
5. PENYAKIT MENULAR
= + 20%
- Sedang
= + 30%
- Berat
= + 40%
- Sangat Berat
= + 50%
5. PENYAKIT MENULAR
166
20 30 %
- Karbohidrat
Protein
Lemak
- Protein
: 60 70 %
: 60 70 %
: 10 15 %
: 20 25 %
: 10 15 %
Pembagian komposisi: 20
energi
sehari :
- Lemak
25 makanan
%
30%
25%
Makan
Utama Siang
Makan
Utama Pagi
Selingan
Pagi
5%
Makan Utama
Sore
Selingan
sore
Selingan
Malam
10%
10%
n. Prinsip
Tepat Waktu Jadwal Makan
Sebaiknya mengikuti pola kebiasaan setiap penderita DM,
- Sebaiknya
mengikuti
pola kebiasaan
penderita
DM, Hanya
Hanya saja
sebaiknya
mengikuti setiap
pola waktu
metabolisme
sajayang
sebaiknya
mengikuti
pola waktu
yang sehat yaitu
sehat yaitu
; interval
3 jam metabolisme
sekali.
; interval
3 jam
sekali.
Interval
ini mengikuti
beban metabolisme setelah makan
terhadap
kerja hormon
metabolisme
tubuh
orang
sehat
- Interval
ini mengikuti
bebandan
metabolisme
setelah
makan
terhadap
sehingga
kadar
gulasehat
darah.
kerja
hormonbisa
dan mengendalikan
metabolisme tubuh
orang
sehingga bisa
Fisiologi Profile
mengendalikan
kadarGula
gulaDarah,
darah. Insulin dan glucagon dalam
180 menit
makan
- Fisiologi
Profilesetelah
Gula Darah,
Insulin dan glucagon dalam 180 menit
setelah makan
167
5. PENYAKIT MENULAR
164
5. PENYAKIT MENULAR
o. Prinsip
Tepat Jenis
Dalam menyusun/memilih
bahan makanan sehari-hari pada penderita
menyusun/memilih
sehari-hari
tidak Dalam
dikenal bahan
makanan yang bahan
dilarang.makanan
Pada prinsipnya
jenis
pada
penderita
dikenal
bahan
makanan
yang hanya
dilarang.
bahan
makanan tidak
penderita
DM sama
dengan
orang sehat,
saja
Pada
prinsipnya
jenis
bahan
makanan
penderita
sama;
ada beberapa
jenis
bahan
makanan
yang perlu
dibatasi DM
; misalnya
dengan
oranggula
sehat,
hanyatermasuk
saja ada
beberapa
jenis bahan
penggunaan
sederhana
gula
pasir , sayuran
dengan
kandungan
energi
yang
tinggi, ;sumber
protein
yang mengandung
makanan
yang
perlu
dibatasi
misalnya
; penggunaan
gula
tinggi kolesterol,
sumber
lemak
yang
mengandung
asamkandungan
lemak jenuh,
sederhana
termasuk
gula
pasir
, sayuran
dengan
penggunaan
susu dsb.
Oleh karena
itu dalam
bahan makanan
energi
yang tinggi,
sumber
protein
yangmemilih
mengandung
tinggi
sebaiknya
digunakan
Daftar
Bahan
Makanan
Penukar.
Kholesterol, sumber lemak yang mengandung asam lemak
jenuh, penggunaan susu dsb. Oleh karena itu dalam memilih
bahan makanan sebaiknya digunakan Daftar Bahan Makanan
Penukar.
168
165
169
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
Serat
- Sayur-sayuran dan buah-buahan terutama golongan sayuran dan
buah tinggi serat karena dapat menurunkan kadar lipid/lemak darah
dan Gula darah (serat dianjurkan 20 -30 g/hari). 25 g/hari
170
171
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
173
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
174
175
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
176
e. Klasifikasi Hipertensi
e. Klasifikasi Hipertensi
Tabel
Klasifikasihipertensi
hipertensi menurut
(1999)
Tabel
26.26.
Klasifikasi
menurutWHO/ISH
WHO/ISH
(1999)
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
< 120
< 80
Normal
Normal tinggi
Hipertensi ringan
Hipertensi sedang
< 130
130 139
140 159
160 179
< 85
85 89
90 99
100 109
Hipertensi berat
Hipertensi Sangat
berat
180 209
> 210
110 119
> 120
Optimal
177
5. PENYAKIT MENULAR
segi
5. PENYAKIT MENULAR
178
- 1 mEq = 23 mg Na.
179
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
5. Lemak
- Lemak sebaiknya diberikan dalam jumlah adekuat antara 25
sampai 30% dari total kebutuhan energi. Tetapi jika ditemukan
hipertensi dengan atherosklerosis dan dislipidemia maka
penderita hipertensi harus menjalankan diet dislipidemia khusus
orang Indonesia (Asia) digunakan step 2 diet dislipidemia dengan
komposisi total lemak : 25% dari kebutuhan energi
SFA
: <7%
PUFA
: < 10%
MUFA
: < 10%
Karbohidrat
: 50-60%
Protein : 10-20%
Kolesterol : < 250 mg
180
181
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
182
183
5. PENYAKIT MENULAR
- Clonidine (catapres)
Penggunaannya harus disertai pembatasan energi dan Na, dapat
menyebabkan mulut kering, mual, muntah dan oedema
184
185
5. PENYAKIT MENULAR
=18 - 25
Wanita
=17 - 23
Batas Obesitas:
Laki-laki
> 25
Wanita
> 23
= > 87.5 cm
- Wanita
= > 77.5 cm
0.90
Wanita
0.80
5. PENYAKIT MENULAR
186
Laki-laki
0.90
Wanita
0.80
Rasio ini juga menentukan type obesitas android atau tidak.
TATA LAKSANA GIZI PADA PENDERITA OBESITAS
Kategori Ambang resiko Ukuran Lingkar perut-pinggul :
Tabel
27. Kategori Ambang resiko Ukuran Lingkar Perut-Pinggul
Tabel 27. Kategori Ambang resiko Ukuran Lingkar Perut-Pinggul
Jenis Kelamin
Sangat baik
Baik
Resiko
rendah
Tinggi
Sangat tinggi
Laki-laki
< 0.85
0.85 - 0.90
0.90 - 0.95
0.95 - 1.00
> 1.00
Wanita
< 0.75
0.75 - 0.80
0.80 - 0.85
0.85 - 0.90
> 0.90
b. Bentuk
atauatau
TypeType
Obesitas
dan Resiko
Penyakit
b. Bentuk
Obesitas
dan Resiko
Penyakit
Type
1 : Ovoid
- Type
1 : Ovoid
184
- Umur
- Type Obesitas
- Ras
- Genetik/keturunan
187
5. PENYAKIT MENULAR
188
189
5. PENYAKIT MENULAR
190
191
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
193
5. PENYAKIT MENULAR
Tabel28.
28Komponen
KomponenKeberhasilan
Keberhasilan
Rencana
Penurunan
Berat
Tabel
Rencana
Penurunan
Berat
Badan
Badan
Komponen
Menetapkan target
penurunan berat badan
Pengaturan diet
Aktifitas fisik
Modifikasi perilaku
Keterlibatan keluarga
Keterangan
Kecepatan penurunan barat badan 0,5-2 kg per bulan
sampai target awal sebesar 2,5 5 kg tercapai.
Nasehat diet yang mencantumkan jumlah kalori per hari
dan anjuran komposisi lemak, protein dan karbohidrat
Awalnya disesuaikan dengan tingkat kebugaran anak
dengan tujuan akhir 20-30 menit per hari di luar aktivitas
fisik di sekolah
Pemantauan mandiri, pendidikan gizi, mengendalikan
rangsangan, memodifikasi kebiasaan makan, aktivitas
fisik, perubahan perilaku, penghargaan dan hukuman
(reward and punishment)
Analisis ulang aktifitas keluarga, pola menonton televisi,
melibatkan orang tua dalam konsultasi gizi
5. PENYAKIT MENULAR
191
194
195
5. PENYAKIT MENULAR
- Familial hypercolesterolemia
5. PENYAKIT MENULAR
197
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
d. Gejala
1. Biasanya tidak terdapat gejala yang timbul karena dislipidemia,
sehingga seseorang yang mengalami perubahan profil lipid tidak
menyadarinya. Setiap orang yang berumur 20 tahun atau lebih
harus melakukan pemeriksaan secara rutin satu kali setiap lima
tahun sekali. Dan setiap orang harus mendiskusikan kadar lemak
hasil pemeriksaan dengan dokter (NHLBI, 2007).
198
199
5. PENYAKIT MENULAR
Tabel 29.PKV
Faktor
Resiko
Positif dan Negatif Dislipidemia
(penyakit
kardiovaskular).
terhadap PKV (penyakit kardiovaskular).
Faktor Negatif
Umur Laki-laki > 45 thn
Perempuan > 55 thn
Riwayat keluarga PKV
Merokok
Hipertensi
Diabetes Melitus
Kegemukan
Kol. HDL < 35 mg/dl
Faktor Positif
Kol. HDL > 60 mg/dl
5. PENYAKIT MENULAR
- Tinggi Antioksidan
- Cukup karbohidrat
200
197
Syarat Diet
TATA dengan
LAKSANAmenilai
TERAPI DIET
DISLIPIDEMIA
Terapi diet dimulai
polaPADA
makan
pasien,
mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak
Syarat Diet
jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya dimakan. Jika
Terapi
diet dimulai
dengan
diperlukan
ketepatan
yangmenilai
lebih pola
tinggimakan
untuk pasien,
menilaimengidentifikasi
asupan gizi,
makanan
yang mengandung
kolesterol
serta
perlu dilakukan
penilaian banyak
yang lemak
lebih jenuh
rinci, dan
yang
biasanya
berapa
sering keduanya
Jika diperlukan
ketepatan
lebih
membutuhkan
bantuandimakan.
ahli gizi.Penilaian
pola
makan yang
penting
tinggi
menilai asupan
gizi, harus
perlu dilakukan
rinci,
untukuntuk
menentukan
apakah
dimulai penilaian
dengan yang
diet lebih
tahap
I
yang
bantuan
ahliHasil
gizi.Penilaian
makan
atau biasanya
langsungmembutuhkan
ke diet tahap
ke II.
diet ini pola
terhadap
penting
untuk
menentukan
apakah 4-6
harus
dimulaidan
dengan
diet tahap
I atau
kolesterol
serum
dinilai setelah
minggu
kemudian
setelah
langsung
ke
diet
tahap
ke
II.
Hasil
diet
ini
terhadap
kolesterol
serum
dinilai
3 bulan, (Widjaya Lukito, 2000).
setelah 4-6 minggu dan kemudian setelah 3 bulan, (Widjaya Lukito, 2000).
Tabel
30.Komposisi
Komposisi
Diet
untuk
Dislipidemia
Tabel 30.
Diet
untuk
Dislipidemia
Komposisi Zat Gizi
Tahap I
Tahap II
Karbohidrat (% kalori)
Protein (% kalori)
Lemak (% kalori)
Kolesterol (mg/dl)
Saturated Fatty acid (%)
Polyunsaturated fatty acids
(%)
Monounsaturated fatty acids
(%)
50-60
15-20
< 30
< 300
< 10
< 10
50 60
15-20
< 25
< 200
<7
< 10
<10
<10
201
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
202
203
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
204
205
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
207
5. PENYAKIT MENULAR
209
5. PENYAKIT MENULAR
Kelompok II
50 150
mg/100 g
Kacangkacangan
Kembang kol
Buncis,tahu
Bayam,tempe
Jamur
Kupang
Daun So
(melinjo)
Asparagus
Daging
Ayam
Tongkol
Tengiri
Bawal
Bandeng
Kerangkerangan
Energicukup
cukupatau
atau
Adekuat
Energi
Adekuat
Jumlah asupan energi
harus
Kelompok III
150 800mg/100 g
Sardine
Kerang kipas
Kaldu
Bebek/angsa
Ikan Herring
Burung dara
Ikan Mackerel
Ikan Roe
Bawal
Ginjal
Babat
Hati
Roti yang dibuat
menggunakan ragi
Jantung
Otak
5. PENYAKIT MENULAR
TinggiKarbohidrat
Karbohidrat
Tinggi
Karbohidrat kompleks
kompleks seperti
seperti nasi,
nasi, singkong,
singkong, roti
roti dan
Karbohidrat
dan ubi
ubi sangat
sangat
baik dikonsumsi
oleh penderita
baik
dikonsumsi oleh
penderita gangguan
gangguan asam
asam urat
urat karena
karena akan
akan
meningkatkanpengeluaran
pengeluaran
urat melalui
urin. karbohidrat
Konsumsi
meningkatkan
asamasam
urat melalui
urin. Konsumsi
karbohidrat
komplekstidak
ini sebaiknya
kurang
dari Karbohidrat
100 gram
kompleks
ini sebaiknya
kurang dari tidak
100 gram
per hari.
per
hari.
Karbohidrat
sederhana
jenis
fruktosa
seperti
gula,
sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan
210
207
211
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
213
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
214
215
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
216
217
5. PENYAKIT MENULAR
- Hindari
alkohol
Hindari
alkohol
- Penderita
dianjurkan
makan
banyak
di pagidihari
porsi kecil
tapi
Penderita
dianjurkan
makan
banyak
pagidengan
hari dengan
porsi
sering.
kecil tapi sering.
Tabel 32 Konsensus ESPEN dalam Perhitungan Energi dan
Tabel
32 Konsensus ESPEN dalam Perhitungan Energi dan Protein
Protein
Kondisi Klinis
Sirosis kompensated
Sirosis dekompensated
Malnutrisi/Anoreksi
35-40
1.5
35-40
1.5
Sumber
ESPEN Consensus Group menghasilkan Guedeline (1997 ).
(1997 ).
216
219
5. PENYAKIT MENULAR
Tata
Laksana
7. Tata
LaksanaDiet
DietPada
Pada Gastritis
Gastritis
Penyakit
Lambung
gastrointestinal
Akut
Penyakit Lambung
atauatau
gastrointestinal
meliputimeliputi
Gastritis Gastritis
Akut dan Kronis,
dan
Kronis,
Ulkus
Peptikum,
pasca-operasi
lambung
yang
sering
Ulkus Peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan
diikuti
dengan
Dumping
Syndrome
Kankergastrointestinal
Lambung.
Dumping
Syndrome
dan Kanker
Lambung.dan
Gangguan
Gangguan
gastrointestinal
sering
dihubungkan
dengan
sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan/atauemosi
makan
atau
dan/atau
makan
terlalu
karena
kurang
terlalupsikoneurosis
cepat karena kurang
dikunyah
serta
terlalucepat
banyak
merokok.
dikunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dyspepsia, yaitu
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dyspepsia,
kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum,
yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epikembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.
gastrum, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat
kenyang.
5. PENYAKIT MENULAR
221
5. PENYAKIT MENULAR
5. PENYAKIT MENULAR
CATATAN
222
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier Sunita, 2002, Prinsip Ilmu Gizi Dasar, Pustaka Gramedia, Jakarta
Ashwell Margaret, Lejeune Sonya, 1996, Ratio Of Waist Circumference To
Height May Be Better Indicator Of Need For Weight Management,
diakses tanggal 12 Desember 2006 dari BMJ 1996;312:377
(10February), www. BMJ.com
Ashwell Margaret, Cole Timothy J, Dixon Adrian K, 1996, Ratio Of Waist
Circumference To Height Is Strong Predictor Of Intra-Abdominal Fat,
diakses tanggal 12 Desember 2006 dari BMJ 1996;313:559-560
(31August), www. BMJ.com
Borghi E, de Onis M, Garza C, Van den Broeck J, Frongillo EA, GrummerStrawn L, Van Buuren S, Pan H, Molinari L, Martorell R, Onyango AW,
Martines JC, for the WHO. Multicentre Growth Reference Study
Group. Construction of the World Health Organization child growth
standards: selection of methods for attained growth curves. Statistics
in Medicine 2006;25(2):247-65
Champe C. Pamela, Harvey A. Richard, 1994, Biochemsitry, JB Lippincot
Company, Philadelphia.
Committee on Nutrition. Ch olesterol in Childhood. Pediatrics 1998;101;141-147.
Committee on Nutrition, American Academy of Pediatrics. Statement on
cholesterol. Pediatrics 1992;90;469-73.
Daniels SR, Greer FR, and the Committee on Nutrition. Lipid Screening and
Cardiovascular Health in Childhood. Pediatrics 2008;122;198-208.
Depkes RI, 2007. Bagan dan Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.
Depkes RI, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007, Jakarta.
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
223
DAFTAR PUSTAKA
Alberti KZ, Zimmet PZ, 1998, Definition, diagnosis and classification of diabetes
mellitus and its complications. Part 1: Diagnosis and classification of
diabetes mellitus provisional report of a WHO consultation. Diabet
Med, 1998; 15: 539-53, diakses tanggal 9-2-2007 dari www.ajcn.org/
contents-by-date.0.shtml 2/9/2007.
DAFTAR PUSTAKA
225
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Subdit Bina Gizi Klinik, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI, 2007.
Daftar Diet Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas
Subdit Bina Gizi Klinik, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI, 2007.
Daftar Diet Diabetes Mellitus
T. Bahri Anwar, 2004, Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung
Koroner, diakses tanggal 4 Maret 2007, e-USU Repository 2004
Universitas Sumatera Utara.
Valid International, 2006. Community-based Therapeutic Care (CTC). A
Field Manual, First Edition, 2006. valid international U.K. www.
validinternational.org
WHO dan UNICEF, 2009. WHO Child Growth Standards and the Identification
of Severe Acute Malnutrition in Infants and Children. A Joint Statement
by the World Health Organization and the United Nation Childrens
Fund
WHO, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten Kota. Jakarta,
WHO-Depkes RI
WHO, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten Kota. Jakarta,
WHO-Depkes RI
WHO, 2008. Proceeding of the WHO< UNCIEF< WFP and UNHCR
Consultation on the Dietary Management of Moderate Malnutrition in
Under 5 Children (Geneva, September 30th October 3rd, 2008)
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XIII, 2012. Angka Kecukupan Gizi.
Jakarta
Yusuf I., 2008. Hipertensi Sekunder. Medicinus : Scientific Journal of
Pharmaceutical Development and Medical Application. Vol 21 No 3
edisi Juli-September.
Kemenkes, 2013. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
226
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran-Lampiran
227
228
ANAK
Periksa klinis
dan
anthropometri
BB dan TB anak
YANKES RUJUKAN
Datang sendiri
Dirujuk :
MTBS
Non MTBS
Penyakit ringan
Gizi kurang
Penyakit berat
Gizi kurang
Gizi buruk
Penyakit ringan /
berat
RAWAT INAP
Obati penyakit
Penambahan energi
dan protein 20 50 %
diatas AKG
RAWAT INAP
Obati penyakit
Diet gizi buruk
10 tata laksana gizi
buruk
PULANG
LAMPIRAN LAMPIRAN
P
U
S
K
E
S
M
A
S
RUMAH
TANGGA
Posyandu / Pusat
Pemulihan Gizi
(PPG)
Lampiran 2
Cara Pembuatan PMT dan Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
Cara Pembuatan PMT
Dalam tatalaksana kasus gizi kurang acuan WHO, pada tahap awal dapat
diberikan starter dalam bentuk makanan cair dengan komposisi :
- Susu skim 25g
- Gula 100g
- Minyak sayur 30 g
- Larutan suplementasi mineral 20 ml
- Tambahkan air menjadi 1000 ml
- Kandungan kalori 75 kkal/dl
LAMPIRAN LAMPIRAN
229
Lampiran 3
Cara Pembuatan RESOMAL
LAMPIRAN LAMPIRAN
Catatan:
Oralit yang tersedia di pasaran 1 sachet dicairkan untuk 200 ml air, Untuk
membuat resomal oralit harus diencerkan dua kali yaitu 400 ml, sehingga untuk
membuat ReSoMal sebanyak 400 ml diperlukan bahan-bahan sebagai berikut:
Bubuk Oralit
: 1 sachet
Gula pasir
: 10 gr
Mineral mix
: 8 ml
Ditambah air sampai : 400 ml
231
LAMPIRAN LAMPIRAN
Apabila tidak tersedia mineral mix digunakan bubuk KCl dengan bahan-bahan
sebagai berikut:
Bubuk Oralit
: 1 sachet
Gula pasir
: 10 gr
KCl
: 0,8 gr
Ditambah air sampai : 400 ml
Lampiran 4
Bahan
LAMPIRAN LAMPIRAN
Formula WHO
Per
1000 ml
F 100
F 75
25
85
Gula pasir
100
50
Minyak sayur
30
60
Larutan elektrolit
Ml
20
20
Ml
1000
1000
Energi
Kalori
750
1000
Protein
29
Lactosa
13
42
Potasium
Mmol
36
59
Sodium
Mmol
19
Magnesium
mmol
4.3
7.3
Seng
Mg
20
23
Copper
Mg
2.5
2.5
% energi protein
12
% energi lemak
36
53
Mosm/l
413
419
Osmolarity
232
Cara membuat:
Formula WHO (F-75 dan F-100)
a. Dengan blender
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan mineral mix, tambahkan
air hangat sedikit, kemudian blender, tambahkan air sampai menjadi sesuai
yang dibutuhkan. Larutan ini bisa langsung diminum.
233
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 5
Lampiran 5
Contoh resep makanan dengan kandungan 200 kkal dan 6 gr protein / porsi
Contoh resep makanan dengan kandungan 200 kkal dan 6 gr
diberikan
7 kali
sehari
protein / porsi diberikan
7 kali
sehari
LAMPIRAN LAMPIRAN
Resep 1
Resep 2
Bahan makanan
Tepung beras
25
Susu
120
Gula
15
beras
25
Kacang-kacangan
20
Labu
25
Sayuran hijau
25
Minyak/ margarin
10
air
250
230
234
Per saji
Lampiran 6
Cara Membaca Arah Garis Pertumbuhan
LAMPIRAN LAMPIRAN
235
LAMPIRAN LAMPIRAN
e. TIDAK NAIK, grafik berat badan menurun atau kenaikan berat badan kurang
dari KBM (<300 g)
236
Lampiran 7
Contoh Menu PMT Ibu Hamil KEK
233
LAMPIRAN LAMPIRAN
237
Lampiran 8
Contoh Menu Ibu Hamil Anemia
WAKTU
Pagi
MENU
Nasi
Pepes Ikan kembung
Tempe goreng
LAMPIRAN LAMPIRAN
Urapan
Jam 10.00
Combro
Siang
Nasi
Ayam bumbu rujak
Bergedel tahu udang
Malam
Mi ayam
Sebelum tidur
Buah
Susu Cokelat
238
BAHAN
MAKANAN
BERAT/URT
Nasi
Ikan kembung
Tempe
Minyak
Kol
Kacang panjang
Taoge
Kelapa parut
Singkong
Oncom
Kelapa parut
Minyak
Nasi
Hati bumbu rujak
Santan
Tahu
Udang
Telur
Minyak
150
75 g
50 g
5 g (1/2 sdm)
30 g
50 g
25 g
40 g
50 g
25 g
25 g
5g
200/ 1,5 gelas
75 g
1/4 gelas
50 g
25 g
50 g
5 g (1/2 sdm)
Daun katuk
Jambu biji
Gula pasir
Kacang hijau
Ketan
Susu
Gula merah
Mi basah
Ayam
Telur
Cay Sim
Pepaya
Susu segar
Gula pasir
75 g
100 gr
1 sdm
25 g
25 g
50 g
25 g
100 g
75 g
100 g
50 g
100 g
200 g/ 1 gelas
1 sdm
234
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
NILAI GIZI :
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Fe
= 2520.15 Kalori
= 131.1 g
= 89.05 g
= 331.3 g
= 46.425 mg
LAMPIRAN LAMPIRAN
239
Lampiran 9
WAKTU
Pagi
MENU
Nasi tim
Telur ceplok air saos
tomat
Nasi tim
Ca sayuran
Sawi
Susu
Jam 10.00
LAMPIRAN LAMPIRAN
Siang
Jam 16.00
BAHAN
MAKANAN
Setup buah
Telur ayam
25 g / 1/4 gls
25 g / 1/4 gls
Minyak
5 g / 1/2 sdm
Susu bubuk
25 g /5 sdm
Gula pasir
10 g / 1 sdm
Pisang
100 g / 1 btr
Gula pasir
10 g / 1 sdm
Nasi tim
Nasi tim
Daging
50 g
Bobor Bayam
Tahu
Bayam
100 g
75 g
1 1/2 gls
Santan
25 g
Buah
Pepaya
100 g
Jus Alpokat
Alpokat
100 g
25 g / 5 sdm
Gula pasir
10 g / 1 sdm
Nasi tim
Nasi tim
75 g / 1.5 gls
Pepes Ikan
Ikan
50 g / 1 ptg sdg
Tempe bacem
Tempe
50 g / 1 ptg sdg
Bayam
75 g/ 3/4 gls
Minyak
Pisang
10 g / 1 sdm
100 g / 1 ptg sdg
NILAI GIZI :
EnergiI
= 2128 KALORI
Protein
= 80 g
Lemak
= 63 g
Karbohidrat = 305 g
Fe
= 24.2 mg
Na
= 403 mg
240
1 gls
50 g / 1 btr
Wortel
Susu bubuk
Malam
BERAT/URT
236
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
LAMPIRAN LAMPIRAN
237
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
241
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lanjutan Bagan
238
242
LAMPIRAN LAMPIRAN
239
243
LAMPIRAN LAMPIRAN
240
244
LAMPIRAN LAMPIRAN
245
Lampiran 11
Jenis Diet Penderita Diare Persisten
Jenis diet pertama untuk diare persisten: diet yang banyak mengandung
pati (starch), diet susu yang dikurangi konsentrasinya (rendah laktosa)
LAMPIRAN LAMPIRAN
Diet ini harus mengandung setidaknya 70 kalori/100gram, beri susu sebagai sumbar
protein hewani, tapi tidak lebih dari 3,7 g laktosa/kg berat badan/hari dan harus
mengandung setidaknya 10% kalori dari protein. Contoh berikut mengandung 83
kalori/100 g, 3,7g laktosa/kg berat badan/hari dan 11% kalori dari protein:
Susu bubuk lemak penuh (atau susu cair: 85 ml) 11 g
Nasi
15 g
Minyak sayur 3,5 g
Gula tebu
3g
Air matang
200 ml
Jenis diet kedua untuk diare persisten: Tanpa susu (bebas laktosa) diet
dengan rendah pati (strarch)
Diet yang kedua harus mengandung setidaknya 70 kalori/100gram, dan menyediakan
setidaknya 10% kalori dari protein (telur atau ayam). Contoh di bawah ini mengandung
75 kalori/100 g:
Telur 1 butir
64 g
Beras
3g
Minyak sayur 4 g
Gula
3g
Air matang
200 ml
Ayam masak yang ditumbuk halus (12 g) dapat digunakan untuk mengganti telur untuk
memberikan diet 70 kalori/100 g.
Bubur tempe juga bisa diberikan apabila tersedia atau bisa dibuat sendiri
dengan cara sebagai berikut;
Bahan:
Beras 40 g ( gelas)
Tempe 50g (2 potong)
Wortel 50 g ( gelas)
Cara membuat:
- Buatlah bubur. Sebelum matang masukkan tempe dan wortel
- Setelah matang diblender (atau dihancurkan dengan saringan) sampai halus.
- Bubur tempe siap disajikan
246
Lampiran 12
Grafik IMT Dewasa (> 18 tahun)
LAMPIRAN LAMPIRAN
243
247
Lampiran 13
Lampiran 13
Daftar
Bahan
Makanan
Daftar
Bahan
Makanan
Penukar Penukar
LAMPIRAN LAMPIRAN
URT
2 bj bsr
1/2 gls
4 bg bsr
1 ptg
1ptg
1 ptg
5 1/2 sdm
3 bj sdg
2 bh sdg
12 bj
10 sdm
1/2 gls
2 gls
1 gls
3/4 gls
3/4 gls
3/4 gls
3/4 gls
3 iris
3 iris
1 1/2 gls
3 ptg sdg
1/2 bj sdg
5 sdm
1 ptg sdg
8 sdm
Gram
320
50
40
175
185
185
45
125
210
125
50
50
200
50
100
100
100
100
70
70
120
150
125
100
100
50
Ket
S++
Na+
S++
S++
S++
S+
S++
K+
PPPNa+, PNa+
Na+
K+, P-, S+
S++
S+
S++, P-
Bahan Makanan
Tepung
BerasMakanan
Bahan
Tepung Hunkwee
Beras
Tepung Sagu
Hunkwee
Singkong
Tepung Sagu
Teribu
Tepung Singkong
Ubi JalarTeribu
Kuning
Tepung
Krupuk
Ubi JalarUdang/Ikan
Kuning
Krupuk Udang/Ikan
URT
8 sdm
URT
10
sdm
8 sdm
8 sdm
10
sdm
85 sdm
5 sdm
bj sdg
51 sdm
31 bj sdg
3 bj sdg
Gram
50Gram
50
50
50
50
135
50
30
135
30
Ket
Ket
PPS++, PS++, P-
245
249
LAMPIRAN LAMPIRAN
Keterangan : Na+
= Natrium 200-400 mg P- = Rendah Protein
Keterangan : Na+ = Natrium 200-400 mg
P- = Rendah Protein
S++
=
6 g
= Tinggi Kalium
++
+ = Natrium
>Serat
6 g >200-400
K+K+
== Tinggi
KeteranganS : =NaSerat
mg
PRendahKalium
Protein
S+++ ==S+
Serat
S
Serat= 3-6
>Serat
6 gg 3-6 g
K+ = Tinggi Kalium
S+ = Serat 3-6 g
GOLONGAN
Hewani)
GOLONGANIIII(Sumber
(SumberProtein
Protein
Hewani)
Umumnya
sebagai
lemak.
Menurut
kandungan
lemaknya,
sumber
protein
GOLONGAN
II (Sumber
Protein
Hewani)
Umumnyadigunakan
digunakan
sebagai
lemak.
Menurut
kandungan
lemaknya,
sumber
hewani
menjadi
3menjadi
kelompok
: Menurut: kandungan lemaknya, sumber protein
Umumnya
digunakan
lemak.
proteindibagi
hewani
dibagisebagai
3 kelompok
1. Rendah
lemak
hewani
dibagi
menjadi 3 kelompok :
1.Satu
Rendah
lemak
satuan
penukar mengandung : 7 g Protein; 2 g Lemak; 50 Kalori
1. Rendah
lemak
Satu satuan penukar mengandung : 7 g Protein; 2 g Lemak; 50 Kalori
Satu satuan penukar mengandung : 7 g Protein; 2 g Lemak; 50 Kalori
Bahan Makanan
URT
Gram
Ket
Bahan
URT
Gram
Ket
Babat Makanan
1 ptg bsr
40
Ko+, Pr+
Babat
1 ekor
ptg bsr
40
Ko+, Pr+
Cumi-cumi
kcl
45
Cumi-cumi
1 ekor
kcl
45
Daging Asap
lembar
20
Ayam Tanpa Kulit
ptg sdg
40
Daging Asap
1 lembar
20
Daging Ayam
1 ptg sdg
40
KerbauTanpa Kulit
35
Daging
Kerbau
1 ptg sdg
35
Dendeng
Daging Sapi
15
Dendeng
1 ptg sdg
15
Dideh SapiDaging Sapi
35
GabusSapi
Kering
kcl
10
Dideh
1 ptg sdg
35
Gabus
Kering
1 ptg kcl
10
Ikan Asin
Kering
sdg
15
Na+
Kakap
35
Ikan Asin
Kering
11/3ptgekor
sdgbesar
15
Na+
Kembung
sdg
30
Ikan Kakap
1/3 ekor besar
35
Ikan Kembung
1/3
30
Lele
1/2 ekor sdg
40
Mas
1/3 ekor sdg
45
Ikan Lele
1/2
40
Ikan Mas
1/3 ekor sdg
45
LAMPIRAN LAMPIRAN
Bahan Makanan
URT
Gram
Ket
Ikan Mujair
1/3 ekor kcl
30
Bahan Makanan
URT
Gram
Ket
Ikan Peda
1 ekor kcl
35
Ikan
1/3
30
Ikan Mujair
Pindang
1/2 ekor
ekor kcl
sdg
25
Ikan
11 ekor
kcl
35
Ikan Peda
Segar
ptg sdg
40
Ikan
Pindang
1/2
25
Kepiting
1/3 ekor
gls sdg
50
Ikan
Segar
1
ptg
sdg
40
Kerang
1/2 gls
90
Na+, Pr+
Kepiting
1/3
50
Lemuru
1 ptggls
35
Kerang
1/2
90
Na+, Pr+
Putih Telur Ayam
2 1/2glsbtr
65
Lemuru
1
ptg
35
Rebon Kering
2 sdm
10
Putih Telur Ayam
2 1/2 btr
65
Rebon segar
2 sdm
45
Rebon Kering
2 sdm
10
Selar Kering
1 ekor kcl
20
Rebon segar
2 sdm
45
Sepat Kering
1 ptg sdg
20
Selar
Kering
11 ekor
20
Teri Kering
sdm kcl
20
Sepat
Kering
1
ptg
sdg
20
Teri Nasi
1/3 gls
20
Teri
Kering
15 sdm
20
Udang
Segar
ekor sdg
35
Ko+
Teri Nasi
1/3 gls
20
Keterangan
Keterangan
:
Udang Segar
5 ekor sdg
35
Ko+
+
Natrium
Na+ Na
Natrium
200-400
mg200-400 mg
+
Keterangan
Tinggi Kolesterol
Ko+ Ko
Tinggi Kolesterol
Na
Natrium
200-400 mg
Pr++
Tinggi Purin
Pr+ Ko
Tinggi
PurinTinggi Kolesterol
+
2. Lemak sedang
Pr+
Tinggi
Purin g Lemak;75 Kalori
Satu satuan penukar mengandung
: 7 g Protein;5
2.
sedang
2. Lemak
Lemak sedang
Bahan
Makanan
URT ::77 gg Protein;5
Ket
Satu
satuan
penukar
g Lemak;75
Lemak;75Kalori
Kalori
Satu
satuan
penukarmengandung
mengandung
Protein;5 Gram
Bakso
10 bj sdg
170
Bahan Makanan
URT
Gram
Ket
Daging Anak Sapi
1 ptg sdg
35
Bakso
10 bj sdg
170
Daging Domba
1 ptg sdg
40
Daging Anak Sapi
1 ptg sdg
35
Daging Kambing
1 ptg sdg
40
Daging Domba
1 ptg sdg
40
Daging
Sapi
1
ptg
sdg
35
Ko+
Daging Kambing
1 ptg sdg
40
Ginjal Sapi
Daging
Sapi
Hati
Ayam
Ginjal Sapi
ptg bsr
11 ptg
sdg
11 bh
sdg
ptg bsr
45
35
30
45
Ko+,+ Pr+
Ko
+
Pr
Ko+, Pr+
Hati Ayam
Babi
Hati
ptgsdg
sdg
11 bh
35
30
Ko++, Pr+
Pr
Hati Babi
1 ptg sdg
35
Ko+, Pr+
250
246
Bahan Makanan
URT
Gram
Ket
Hati Sapi
1 ptg sdg
35
Ko+, Pr+
Otak
1 ptg bsr
65
Ko+, Pr+
Telur Ayam
1 btr
55
Ko+
1 btr
50
Telur Penyu
2 btr
60
Telur Puyuh
5 btr
55
Usus Sapi
1 ptg bsr
50
Ko, Pr
3. Tinggi lemak
Satu satuan penukar mengandung: 9 g Protein;13 g Lemak;150 Kalori
URT
Gram
Ket
Bebek
Belut
1 ptg sdg
3 ekor kcl
45
45
Pr+
Corned beef
Daging Ayam Dengan
Kulit
Daging Babi
3 sdm
45
Na+
1 ptg sdg
1 ptg sdg
40
50
Ham
40
Ko+
Ko+
Na++, Ko+,
Pr+
Sardencis
35
Pr+
Sosis
Kuning Telur Ayam
Telur Bebek
Telur Ikan
50
45
55
40
Na+
Ko+
Ko+
Keterangan :
Na+
Natrium 200-400 mg
Ko+
Tinggi Kolesterol
247
251
LAMPIRAN LAMPIRAN
Bahan Makanan
LAMPIRAN LAMPIRAN
URT
2 sdm
2 1/2 sdm
2 sdm
1 1/2 sdm
2 sdm
2 sdm
2 sdm
1 sdm
1 lembar
2 ptg kcl
1/2 gls
1 bj bsr
2 ptg sdg
2 1/2 gls
Keterangan :
Keterangan
S+ Serat 3-6: g
S++ Serat > 6 g
S+
Serat 3-6Lemak
g TidakS++
>6g
Tj+ Sumber
JenuhSerat
Tunggal
Tj+ Sumber Lemak Tidak Jenuh Tunggal
252
Gram
20
25
20
15
15
15
20
15
20
40
55
110
50
185
S++
S+
S+
Tj+
S+Tj+
Tj+
S++
S+
Ket
GOLONGAN IV (Sayuran)
Merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama karoten, vitamin C, zat
kapur, zat besi dan fosfor. Hendaknya digunakan sebagai campuran dari
GOLONGAN IV (Sayuran)
daun-daunan
seperti : bayam, kangkung, daun singkong, dengan kacang
Merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama karoten, vitamin C, zat kapur, zat
panjang,
buncis,
labu kuning,
dansebagai
sebagainya.
Satudaripenukar
adalah
besi dan
fosfor.wortel,
Hendaknya
digunakan
campuran
daun-daunan
: bayam,
kangkung,
daun singkong,
dengan kacang
buncis,
100 seperti
g sayuran
campur
lebih kurang
1 gelas (setelah
dimasakpanjang,
dan ditiriskan).
wortel, labu
kuning,dibagi
dan sebagainya.
penukarberdasarkan
adalah 100 g sayuran
campurzat
Golongan
sayuran
menjadi 3Satu
macam
kandungan
lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan). Golongan sayuran dibagi
gizinya
menjadi 3 macam berdasarkan kandungan zat gizinya
Sayuran
Sayuran
A A
Digunakan
sekehendakkarena
karena sangat
sekali
kandungan
Kalorinya
Digunakan
sekehendak
sangatsedikit
sedikit
sekali
kandungan
Energi nya
Baligo
S+
S++
Ketimun
S+K+
LAMPIRAN LAMPIRAN
Gambas (oyong)
Labu Air
Lettuce
S+
Lobak
S++
Slada
S+K+
Slada Air
S+
Tomat
Sayuran B
Sayuran B
Satu satuan penukar (dalam 100 g) mengandung 5 g Karbohidrat; 1 g Protein;
Satu satuan penukar (dalam 100 g) mengandung 5 g Karbohidrat; 1 g Protein; 25
25 Kalori
Kalori
Kalori
S++
S++
S+
S+K+
S++K+
S+
S+K+
249 Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
Buku
253
LAMPIRAN LAMPIRAN
Bawang Bombai
Bayam
Bit
Brokoli
Buncis
Cabe Merah Besar
Daun Bawang
Daun Bluntas
Daun Kacang Panjang
Daun Kecipir
Daun Kemangi
Daun Lobak
Daun Lomponh Tales
Daun Pakis
Daun Pohpohan
Sawi
Seledri
Taoge Kacang Hijau
Terong
Genjer
Kangkung
Jantung Pisang
Kacang Buncis
Kacang Panjang
Kapri Muda
Kecipir (buah muda)
Kembang Kol
Kucai
Labu Siam
Labu Waluh
Leunce
Pare
Pepaya Muda
Rebung
Tebu Terubuk
Wortel
K+
K+
S+
S++
S++
S+K+
S++
S+
S++
S+
S++
S+K+
S++
S+
S+
S++K+
S+
S+
S++K+
S+
K+
S++
S+
S+K+
S+
250
254
Sayuran
Sayuran
CC
Satu
satuan
penukar(100
(100 g)
g Karbohidrat;
3 g Protein;
50
Satu
satuan
g) mengandung
mengandung: 10
: 10
g Karbohidrat;
3 g Protein;
Sayuran
C penukar
Kalori
50 Satu
Kalorisatuan penukar (100 g) mengandung : 10 g Karbohidrat; 3 g Protein; 50
Kalori
Bayam Merah
S+K+
Bayam
Merah
Daun Katuk
SS+K+
Daun Katuk
Labu Siam
Daun
Daun
Siam
Daun Labu
Mangkokan
S++
Daun Pepaya
Malinjo
Daun
Singkong
Daun Pepaya
Daun Singkong
Tales
Daun
Kacang
Kapri
Daun
Tales
Kluwih
Kacang Kapri
Malinjo
Kluwih
SK++++
+ +
KS++K
+
SS+K+
+
S
+
S
Ka
+
S
Nangka Muda
Malinjo
Ka
S+
Taoge Kacang
Nangka
Muda Kedele
S+
GOLONGANVV(Buah-buahan
(Buah-buahan dan
GOLONGAN
danGula)
Gula)
Merupakan sumber vitamin terutama karoten, Vit. B1, B6 dan Vit C. Juga
GOLONGAN
V (Buah-buahan
dan Gula)karoten, Vit. B1, B6 dan Vit C. Juga
Merupakan
sumber
vitamin terutama
merupakan sumber mineral. Berat buah-buahan dalam daftara ditimbang tanpa kulit
Merupakan sumber
sumber vitamin terutama karoten, Vit. B1, B6 dan Vit C. Juga
merupakan
dan biji (berat bersih)mineral. Berat buah-buahan dalam daftara ditimbang
merupakan
sumber
mineral.
Berat buah-buahan dalam daftara ditimbang tanpa kulit
tanpa
dan
biji (berat
bersih)
Satukulit
satuan
penukar
mengandung
: 12 g Karbohidrat; 50 Kalori
dan biji (berat bersih)
Satu
satuan
penukar
mengandung
Karbohidrat;50 50
Kalori
Satu satuan penukar mengandung : :1212g gKarbohidrat;
Kalori
Bahan Makanan
AnggurMakanan
Bahan
Apel Merah
Anggur
Apel Merah
Malang
Apel
ArbeiMalang
Apel
Belimbing
Arbei
Blewah
Belimbing
Cempedak
Blewah
Duku
Cempedak
Durian
Duku
Durian
URT
20 bh sdg
URT
1 bh
20
bhkcl
sdg
bh kcl
sdg
11 bh
bh sdg
sdg
16 bh
1
bh
bsr
6 bh sdg
ptgbsr
sdg
11 bh
bj sdg
17 ptg
sdg
716bjbh
sdgbsr
2 bh
16
bhbsr
bsr
2 bh bsr
Gram
165
Gram
85
165
75
85
135
75
140
135
70
140
45
70
80
45
35
80
251
Ket
S++K+
Ket
S++K+
S+
+
SK+
++ +
S
+
K K
+
S
++
S K+
++
SS+
K
++
S+
K+
35
251
255
LAMPIRAN LAMPIRAN
Daun
DaunMangkokan
Malinjo
LAMPIRAN LAMPIRAN
Bahan Makanan
URT
Gram
Durian
2 bh bsr
35
Jambu Air
2 bh bsr
110
S+
Jambu Biji
1 bh bsr
100
K+
Jambu Bol
Jambu Monyet
1 bh kcl
1 bh bsr
90
80
S+
Jeruk Bali
1 ptg
105
S+K+
Jeruk Garut
Jeruk Manis
Jeruk Nipis
Kolang-kaling
Kedondong
Kemang
Kesemek
Kurma
Kiwi
1 bh sdg
2 bh sdg
1 1/4 gls
5 bj sdg
2 bh sdg
1 bh bsr
1/2 bh
3 bh
1 1/2 bh
115
110
135
25
120
105
65
15
110
S+K+
K+
K+
S++
S++
Lontar
Lychee
16 bh
10 bh
185
75
S++
Mangga
3/4 bh bsr
90
Manggis
2 bh sdg
80
S++
Merkisa
3/4 bh sdg
35
S++
Melon
1 ptg bsr
190
S+
256
Ket
S+
S+
4 bh sdg
3 bj sdg
75
45
S++
Nenas
Pala (daging)
1/4 bh sdg
4 bh sdg
95
120
S++
Peach
Pear
Pepaya
Bahan Makanan
1 bh sdg
1/2 bh sdg
1 ptg bsr
URT
115
85
190
Gram
S++
S++
S+K+
Ket
Pisang Ambon
1 bh kcl
50
K+
Pisang Kepok
1 bh
45
K+
Pisang Mas
2 bh
40
S+K+
2 bh kcl
40
K+
Plum
2 1/2 bh
140
S+
Rambutan
Sawo
8 bh
1 bh sdg
75
55
Salak
1 bh sdg
65
S+
Semangka
Sirsak
2 bh sdg
1/2 gls
180
60
S+
Srikaya
2 bh bsr
50
S+
Strabery
Gula
Madu
4 bh bsr
1 sdm
1 sdm
215
13
15
S++
253
LAMPIRAN LAMPIRAN
Menteng
nangka Masak
257
LAMPIRAN LAMPIRAN
GOLONGAN VI (Susu)
Merupakan
sumber
protein. Lemak, karbohidrat dan vitamin (terutama Vitamin
GOLONGAN
VI (Susu)
(Susu)
GOLONGAN
VI
Merupakan
sumber
protein.
Lemak,
karbohidrat
dan
vitamin(terutama
(terutamaVitamin
VitaminAA
A dan
Niacin),
sertaprotein.
mineral
(zat karbohidrat
kapur dan
fosfor).
Menurut
kandungan
Merupakan
sumber
Lemak,
dan
vitamin
dan Niacin),
Niacin),
serta
mineral
(zat kapur
kapur
danfosfor).
fosfor).Menurut
Menurutkandungan
kandunganlemaknya,
lemaknya,
lemaknya,
sususerta
dibagi
menjadi
3 kelompok
dan
mineral
(zat
dan
susu dibagi
dibagi menjadi
kelompok
susu
1. Susu
tanpamenjadi
lemak33 kelompok
1. Susu
Susu tanpa
tanpa lemak
lemak
1.
Satu
satuan
penukar
Satu satuan
satuan penukar
penukar mengandung
mengandung
Satu
mengandung
1010
g Karbohidrat
75 kalori
10
Karbohidrat7 g Protein
Protein
75 kalori
kalori
gg Karbohidrat
77 gg Protein
75
Bahan Makanan
Makanan
Bahan
Susu Skim
Skim Cair
Cair
Susu
URT
URT
gls
11 gls
Gram
Gram
200
200
Ket.
Ket.
K+
K+
Tepung Susu
Susu Skim
Skim
Tepung
sdm
44 sdm
20
20
K+
K+
Yoghurt Non
Non Fat
Fat
Yoghurt
2/3gls
gls
2/3
120
120
K+
K+
URT
URT
Gram
Gram
Ket.
Ket.
ptgkcl
kcl
11 ptg
35
35
Na+Ko+
Na+Ko+
Susu Kambing
gls
gls
165
165
K+
K+
tidak Manis
Manis
Susu Kental tidak
gls
gls
100
100
K+
K+
Susu Sapi
11 gls
gls
200
200
K+
K+
77 sdm
sdm
35
35
K+
K+
11 gls
gls
200
200
K+
K+
Keju
258
150 Kalori
gls
URT
6 sdm
gls
Ket.
100
Gram
30
100
K+
Ket.
K+Ko+
K+
30
K+Ko+
Tepung Susu
Skim
6 sdm
GOLONGAN
VIIVII(Minyak/Lemak)
GOLONGAN
(Minyak/Lemak)
Bahan makanan ini hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Menurut kandungan asam
Bahan
makanan
inidibagi
hampir
seluruhnya
terdiri dari
kandungan
lemaknya,
minyak
menjadi
2 kelompok,
yaitulemak.
lemak Menurut
tidak jenuh
dan lemak
GOLONGAN
VII (Minyak/Lemak)
jenuh.
Satu
satuan
penukar
mengandung
5 2g kelompok,
Lemak;
50 Kalori
asam
menjadi
yaitu
lemak
tidak jenuh
Bahanlemaknya,
makanan
iniminyak
hampirdibagi
seluruhnya
terdiri
dari
lemak.
Menurut
kandungan
asam
lemaknya,
dibagisatuan
menjadipenukar
2 kelompok,
yaitu lemak
jenuh50dan
lemak
dan
lemak minyak
jenuh. Satu
mengandung
5 gtidak
Lemak;
Kalori
Bahan Makanan
1. LEMAK
TIDAK JENUH
Alpukat
Biji
LabuMakanan
Merah
Bahan
Kacang Almond
Alpukat
Margarin
Jagung
Biji
Labu Merah
Mayonnaise
Kacang Almond
Minyak BijiJagung
Kapas
Margarin
Minyak Bunga Matahari
Mayonnaise
Minyak Jagung
Biji Kapas
Minyak Kacang
Kedelei
Bunga Matahari
Kacang Tanah
Minyak Jagung
SafflowerKedelei
Minyak Kacang
Minyak Zaitun
Kacang Tanah
Minyak Safflower
Minyak Zaitun
URT
1/2 bh bsr
2URT
bj
7 bj bh bsr
1/2
21/4bj sdt
27 sdm
bj
1 sdtsdt
1/4
sdt
21 sdm
1 sdt
1 sdt
1 sdt
1 sdt
1 sdt
1 sdt
1 sdt
255
Gram
60
10
Gram
25
60
5
10
20
25
5
5
20
5
5
5
5
5
5
5
Ket
S+Tj+K+
Ket
S++Tj+K+
S+
Tj+
Tj+
Tj+
Tj++
Tj+
255
LAMPIRAN LAMPIRAN
1. LEMAK
jenuh.
SatuTIDAK
satuanJENUH
penukar mengandung 5 g Lemak; 50 Kalori
259
2. LEMAK JENUH
Bahan Makanan
Lemak babi
Mentega
Santan (peras dengan
2.air)
LEMAK JENUH
Kelapa
Bahan Makanan
Keju
Krimbabi
Lemak
Mentega
Minyak
Kelapa
Santan (peras dengan
Minyak
Ini Kelapa Sawit
LAMPIRAN LAMPIRAN
air)
URT
1 ptg kcl
1 sdm
Gram
5
15
1/3 gls
Ket
40
1 ptg kcl
URT
1 ptg
1 ptg
kcl kcl
1 sdm
1 sdt
Gram15
5 15
15 5
Ket
1/3 gls
40
K+
K+
K
K
K
1 sdt
Kelapa
1 ptg kcl
15
Keterangan
:
Keterangan
:
Keju KrimSerat
1 ptg kcl
15
S+
3-6
g
S+ MinyakSerat
3-6 g
Kelapa
1 sdt
5
S++
Serat
>
6
g
S++ MinyakSerat
> 6 Sawit
g
Ini Kelapa
1 sdt
5
SumberLemak
Lemak
Tidak
Jenuh
Tunggal
+
TjTj+
Sumber
Tidak
Jenuh
Tunggal
+
TinggiKalium
Kalium
KK+
Tinggi
K+
K+
K
K
K
Keterangan :
S+
Serat 3-6 g
GOLONGAN
VIIIVIII
Tanpa
Kalori)
S++
Serat
>(Makanan
6 g(Makanan
GOLONGAN
Tanpa
Kalori)
+
Mengandung
kurang
dari 5dari
g Karbohidrat
dan kurang
20 Kalori
Tj
Sumber
Lemak
Tidak
Tunggal
Mengandung
kurang
5Jenuh
g Karbohidrat
dandari
kurang
dari tiap
20 penukarnya
Kalori tiap
+
K makanan
Tinggiyang
Kaliumada ukuran rumah tangganya dibatasi maksimal 3 penukar
Bahan
penukarnya
Aspartam
Gula Alternatif
sakarin
Aspartam
sakarin
Kecap
Kopi
Kecap
Kopi
260
Na++
Na++
256
256
Ket
Na++
K+
2 sdt
1 sdm
1 sdm
1 sdt
1 sdm
2 sdm
2 sdm
2 sdm
LAMPIRAN LAMPIRAN
Bahan Makanan
Keterangan :
Na++
Natrium > 400 mg
K+
Tinggi Kalium
Pr+
Tinggi Purin
261
Lampiran 14
WAKTU
LAMPIRAN LAMPIRAN
Pagi
Jam
10.00
Siang
Malam
262
BAHAN
MAKANAN
MENU
Nasi
Omelet tanpa
garam
Tumis Kacang
panjang
BERAT/URT
Nasi
1 gls
Telur
50 g /1 btr
Kacang panjang
50 g/ 1/2 gls
Minyak
10 g / 1 sdm
Teh manis
Gula pasir
10 g / 1 sdm
Kacang hijau
25 g / 2.5 sdm
Gula pasir
15 g / 1.5 sdm
Nasi
Nasi
Lapis daging
Tempe bumbu
rujak
Daging sapi
50 g / 1 ptg sdg
140 g / 2 gls
Tempe
50 g /2 ptg sdg
Tumis kangkung
Kangkung
75 g/ 3/4 gls
Minyak
10 g / 1 sdm
Buah
Mangga
100 g / 1 bh sdg
Nasi
Nasi
140 g / 2 gls
Ayam panggang
Ayam
50 g / 1 ptg sdg
Tahu
50 g / 1 ptg sdg
Wortel
25 g / 1/4 gls
Kol
25 g / 1/4 gls
Buncis
25 g / 1/4 gls
258
NILAI GIZI :
EnergiI = 2230 Kalori
Protein = 75 g
Lemak = 53 g
Karbohidrat = 365 g
Fe
Na
= 24 mg
= 305 mg
LAMPIRAN LAMPIRAN
263
Lampiran 15
Lampiran 15
No.
1
Antioksidan
Betakaroten,
Prekursor (bahan
pembuat) vitamin A
Sumber
Banyak terdapat di dalam wortel, ketela
rambat (biasa disebut ubi atau ubi rambat),
dan buah atau sayur-sayuran yang berwarna
cerah
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin E
Selenium
Flavonoid &
Polifenol
Banyak terdapat di dalam kedelai dan produkproduk turunannya (misalnya tahu dan tempe),
teh, coklat hitam, anggur.
Likopen
Lutein
LAMPIRAN LAMPIRAN
264
265
BB
(kg)
6
9
13
19
27
34
46
56
60
62
62
60
58
36
46
50
54
55
55
54
53
TB
(cm)
61
71
91
112
130
142
158
166
168
168
168
168
168
145
155
157
159
159
159
159
159
Energi
(kkal)
+17
+17
+18
+18
+18
+180
+300
+300
+330
+400
52
60
58
58
58
57
57
55
50
62
62
62
62
62
60
58
12
16
20
28
38
2000
2150
2150
2250
2100
1900
1500
1400
2100
2550
2650
2700
2550
2250
1800
1500
550
700
1050
1550
1800
Protein
(g)
Lemak
(g)
+11
+13
+6
+10
+10
70
70
70
75
60
50
40
40
70
85
88
90
70
60
50
42
30
35
40
60
70
LAMPIRAN LAMPIRAN
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -< 6 bl
6 -<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
+45
+55
+25
+40
+40
270
300
300
320
300
280
250
220
290
350
350
370
380
330
300
250
58
80
145
210
250
Karbohidrat
(g)
Serat
(g)
0
0
0
0
0
28
30
30
32
30
26
21
20
29
35
37
38
36
32
25
21
0
10
15
22
25
+800
+500
+300
+300
+300
1800
2000
2100
2300
2300
2300
1600
1500
1800
2000
2200
2500
2600
2600
1900
1600
800
1200
1500
1900
Air
(mL)
TABEL 1. KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK, KARBOHIDRAT DAN AIR YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
Lampiran 16
Daftar Angka Kecukupan Gizi, 2012
Lampiran 17
LAMPIRAN LAMPIRAN
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -<6 bl
6-<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
266
TB
(cm)
BB
(kg)
Vitamin A
(g)
61
71
91
112
130
6
9
13
19
27
375
400
400
450
500
5
5
155
15
15
4
5
6
7
7
5
10
15
20
25
142
158
166
168
168
168
168
168
34
46
56
60
62
62
60
58
600
600
600
600
600
600
600
600
15
15
15
15
15
15
20
20
11
15
15
15
15
15
15
15
35
55
55
65
65
65
65
65
145
155
157
159
159
159
159
159
36
46
50
54
55
55
54
53
600
600
600
500
500
500
500
500
15
15
15
15
15
15
20
20
11
15
15
15
15
15
15
15
35
55
55
65
65
65
65
65
+300
+300
+350
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+0
+350
+350
+0
+0
+4
+4
+0
+0
Vitamin D
(g)
Vitamin E
(mg)
Vitamin K
(g)
267
BB
(kg)
6
9
13
19
27
34
46
56
60
62
62
60
58
36
46
50
54
55
55
54
53
TB
(cm)
61
71
91
112
130
142
158
166
168
168
168
168
168
145
155
157
159
159
159
159
159
+0.4
+0.4
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
+0.3
1.2
1.3
1.3
1.4
1.3
1.1
0.9
0.9
1.3
1.5
1.6
1.6
1.6
1.4
1.1
0.9
0.3
0.4
0.7
1.0
1.1
Vitamin B2
(mg)
1.0
1.1
1.1
1.1
1.1
1.0
0.8
0.7
1.1
1.2
1.3
1.4
1.3
1.2
1.0
0.8
0.3
0.4
0.6
0.8
0.9
Vitamin B1
(mg)
+3
+3
+4
+4
+4
11
12
12
12
12
10
9
8
12
14
15
15
14
13
10
8
3
4
6
9
10
Vitamin B3
(mg)
+0.5
+0.5
+0.4
+0.4
+0.4
1.2
1.2
1.2
1.3
1.3
1.5
1.5
1.5
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.7
1.7
1.7
0.1
0.3
0.5
0.6
1.0
Vitamin B6
(mg)
+0.4
+0.4
+0.2
+0.2
+0.2
1.8
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
1.8
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
0.4
0.5
0.9
1.2
1.2
Vitamin B12
(g)
LAMPIRAN LAMPIRAN
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -<6 bl
6-<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ thn
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
+100
+100
+200
+200
+200
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
65
80
160
200
300
Folat
(g)
TABEL 2b. KECUKUPAN VITAMIN LARUT DALAM AIR YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
+2
+2
+1
+1
+1
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
1.7
1.8
2
2
3
Pantotenat
(mg)
+5
+5
+0
+0
+0
20
25
30
30
30
30
30
30
20
25
30
30
30
30
30
30
5
6
8
12
12
Biotin
(g)
+75
+75
+25
+25
+25
375
400
425
425
425
425
425
425
375
550
550
550
550
550
550
550
125
150
200
250
375
Choline
(mg)
+25
+25
+10
+10
+10
50
65
75
75
75
75
75
75
50
75
90
90
90
90
90
90
40
50
40
45
45
Vitamin C
(mg)
Lampiran 18
268
Hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Menyusui
6 bl pertama
6 bl kedua
Kelompok
Umur
Bayi/Anak
0 -<6 bl
6-<12 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Laki laki
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
Perempuan
10-12 th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-79 th
80+ th
BB
(kg)
6
9
13
19
27
34
46
56
60
62
62
60
58
36
46
50
54
55
55
54
53
TB
(cm)
61
71
91
112
130
142
158
166
168
168
168
168
168
145
155
157
159
159
159
159
159
+0
+0
+0
+0
+0
+200
+200
1250
1250
1250
700
700
700
700
700
1250
1250
1250
700
700
700
700
700
100
250
500
500
500
P
(mg)
+200
+200
+200
1200
1200
1200
1100
1000
1000
1000
1000
1200
1200
1100
1000
1000
1000
1000
1000
200
250
650
1000
1000
Ca
(mg)
+20
+20
+0
+0
+0
162
207
225
324
330
330
324
318
153
207
252
350
350
350
350
350
30
55
60
95
135
Mg
(mg)
+400
+400
+100
+100
+100
700
795
890
900
900
900
900
900
700
795
890
900
900
900
900
900
200
220
340
440
570
Cu
(ug)
+20
+20
+3,5
+3.5
+3.5
21.0
22,5
24.0
30,5
28,8
25,5
20,8
19,1
25.0
30.0
35.0
36,5
35,2
31,2
25,5
20,4
0,2
5,5
11.0
15.0
20.0
Cr
(ug)
+6
+8
+0
+9
+13
20
26
26
26
26
12
12
12
13
19
15
13
13
13
13
13
0,5
7
8
9
10
Fe
(mg)
+100
+100
+100
+100
+100
120
150
150
150
150
150
150
150
120
150
150
150
150
150
150
150
90
120
120
120
120
I
(ug)
TABEL 3. KECUKUPAN MINERAL DAN ELEKTROLIT YANG DIANJURKAN UNTUK ORANG INDONESIA, 2012
LAMPIRAN LAMPIRAN
+4,5
+4.5
+1,2
+4,2
+10,2
12,9
15,8
14
9,3
9,8
9,8
9,8
9,8
14,0
18,2
16,9
13,0
13,4
13,4
13,4
13,3
1,3
3,0
4.0
5.0
11,3
Zn
(mg)
+10
+10
+5
+5
+5
20
30
30
30
30
30
30
30
20
30
30
30
30
30
30
30
5
10
17
20
20
Se
(ug)
+0,8
+0.8
+0,2
+0.2
+0.2
1,6
1,6
1,6
1,8
1,8
1,8
1,8
1,8
1,9
2,2
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
0,003
0,6
1,2
1,5
1,7
Mn
(mg)
+0
+0
+0
+0
+0
1,9
2,4
2,5
2,5
2,7
2,7
2,7
2,7
1,7
2,4
2,7
3,0
3,1
3,1
3,1
3,1
0,01
0,4
0,6
0,9
1,2
F
(mg)
+0
+0
+0
+0
+0
1500
1500
1500
1500
1500
1300
1200
1200
1500
1500
1500
1500
1500
1300
1200
1200
120
200
1000
1200
1200
Na
(mg)
+400
+400
+0
+0
+0
4500
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4500
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
400
700
3000
3800
3800
K
(mg)
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 17
LAMPIRAN LAMPIRAN
262
269
LAMPIRAN LAMPIRAN
270
Lampiran 21
271
LAMPIRAN LAMPIRAN
karena apabila tidak tepat dapat menimbulkan perbedaan pada status gizi anak.
Pengukuran LILA ini hanya dapat digunakan pada anak yang berumur lebih dari 6
bulan atau panjang badannya >65 cm.
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran
19 KMS
KMSAnak
AnakPerempuan
Perempuan
Lampiran 19
272
265
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
LAMPIRAN LAMPIRAN
273
LAMPIRAN LAMPIRAN
274
267
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
LAMPIRAN LAMPIRAN
Buku
268Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
275
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran
KMS Anak
Lampiran 24.
21. Grafik
BeratLaki-Laki
Badan Anak laki Menurut Umur (Z-Score)
276
Lampiran 22. Grafik Berat Badan Anak perempuan Menurut Umur (Z-Score)
Lampiran 25. Grafik Berat Badan Anak perempuan Menurut Umur (Z-Score)
LAMPIRAN LAMPIRAN
277
LAMPIRAN LAMPIRAN
278
271
LAMPIRAN LAMPIRAN
272
279
LAMPIRAN LAMPIRAN
280
273
LAMPIRAN LAMPIRAN
274
281
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran
Berat Badan
Badanmenurut
menurutUmur
UmurAnak
Anak
laki-Laki
Lampiran 30.
27. Tabel
Tabel Berat
laki-Laki
0-50-5 tahun
(Z-Scores)
tahun (Z-Scores)
282
275
LAMPIRAN LAMPIRAN
276
283
Lampiran
menurut
Umur
Anak
Perempuan
0-5 0-5
Lampiran28.
31.Tabel
TabelBerat
BeratBadan
Badan
menurut
Umur
Anak
Perempuan
tahun (Z-Scores)
LAMPIRAN LAMPIRAN
tahun (Z-Scores)
284
277
LAMPIRAN LAMPIRAN
278
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
285
Lampiran 32. Tabel Panjang Badan/ Tinggi badan menurut Umur Anak
Laki-laki
0-5 tahun
Lampiran 29. Tabel
Panjang
Badan/ (Z-Scores)
Tinggi badan menurut Umur
LAMPIRAN LAMPIRAN
286
279
LAMPIRAN LAMPIRAN
Buku
280 Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
287
LAMPIRAN LAMPIRAN
288
281
Lampiran 33. Tabel Panjang Badan/ Tinggi badan menurut Umur Anak
Lampiran 30. Perempuan
Tabel Panjang0-5
Badan/
Tinggi
badan menurut Umur
tahun
(Z-Scores)
Anak Perempuan 0-5 tahun (Z-Scores)
LAMPIRAN LAMPIRAN
282
289
LAMPIRAN LAMPIRAN
290
283
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
LAMPIRAN LAMPIRAN
284
291
Lampiran 34. Tabel Berat Badan menurut Panjang Badan/ Tinggi badan
Umur Anak 0-5 tahun (Z-Scores)
Lampiran 31. Tabel Berat Badan menurut Panjang Badan/ Tinggi
badan
Umur Anak
0-5 tahun
(Z-Scores)
Berat Badan
menurut
Panjang
Badan
anak laki-laki dan perempuan
Berat Badan menurut Panjang Badan anak laki-laki dan perempuan
Usia
bulanStandar
StandarWHO
WHO
2005
Usia 0-24
0-24 bulan
2005
LAMPIRAN LAMPIRAN
-2 SD
2.0
2.1
2.2
2.3
2.3
2.4
2.5
2.6
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
4.0
4.1
4.2
4.5
4.6
4.7
4.8
-1 SD
2.2
2.3
2.4
2.5
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.0
3.1
3.2
3.3
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.0
4.2
4.3
4.4
4.6
4.9
5.0
5.1
5.3
Median
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.8
3.9
4.0
4.1
4.3
4.4
4.5
4.7
4.8
5.0
5.3
5.4
5.6
5.7
PB
(cm)
45.0
45.5
46.0
46.5
47.0
47.5
48.0
48.5
49.0
49.5
50.0
50.5
51.0
51.5
52.0
52.5
53.0
53.5
54.0
54.5
55.0
55.5
56.0
56.5
57.5
58.0
58.5
59.0
4.6
4.7
5.0
5.1
5.4
5.5
5.9
6.0
59.5
60.0
292
285
5.3
5.4
4.8
4.9
4.4
4.5
5.2
5.3
5.4
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.6
7.7
7.8
7.9
8.0
8.1
8.2
8.3
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
5.6
5.8
5.9
6.0
6.1
6.2
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
8.0
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
6.1
6.3
6.4
6.5
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.9
8.0
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
60.5
61.0
61.5
62.0
62.5
63.0
63.5
64.0
64.5
65.0
65.5
66.0
66.5
67.0
67.5
68.0
68.5
69.0
69.5
70.0
70.5
71.0
71.5
72.0
72.5
73.0
73.5
74.0
74.5
75.0
75.5
76.0
76.5
77.0
77.5
78.0
78.5
286
6.0
6.1
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.9
8.0
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.7
7.8
7.9
8.0
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
9.0
5.0
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.4
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.8
7.9
8.0
8.1
8.2
8.2
4.6
4.7
4.8
4.9
5.0
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.1
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
6.9
7.0
7.1
7.1
7.2
7.3
7.4
7.4
7.5
7.6
293
LAMPIRAN LAMPIRAN
4.8
4.9
5.0
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.6
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.6
7.7
7.8
7.9
7.9
8.0
LAMPIRAN LAMPIRAN
8.1
8.2
8.2
8.3
8.4
8.5
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
9.5
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.3
10.4
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
79.0
79.5
80.0
80.5
81.0
81.5
82.0
82.5
83.0
83.5
84.0
84.5
85.0
85.5
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
9.1
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.1
10.2
10.3
10.4
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
7.7
7.7
7.8
7.9
8.0
8.1
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.0
10.1
10.2
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
10.8
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.8
11.9
11.7
11.9
12.0
12.1
12.2
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
86.0
86.5
87.0
87.5
88.0
88.5
89.0
89.5
90.0
90.5
11.5
11.6
11.7
11.8
12.0
12.1
12.2
12.3
12.5
12.6
10.5
10.6
10.7
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.7
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
12.0
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
13.0
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
91.0
91.5
92.0
92.5
93.0
93.5
12.7
12.8
13.0
13.1
13.2
13.3
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.2
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
9.9
10.0
10.1
10.1
10.2
10.3
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.6
12.7
12.8
12.9
13.1
13.7
13.8
13.9
14.0
14.1
94.0
94.5
95.0
95.5
96.0
13.5
13.6
13.7
13.8
14.0
12.3
12.4
12.6
12.7
12.8
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
11.3
11.4
12.2
12.3
13.2
13.3
14.3
14.4
96.5
97.0
14.1
14.2
12.9
13.0
11.8
12.0
10.9
11.0
294
287
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
11.5
12.4
13.4
14.5
97.5
14.4
13.1
12.1
11.1
11.6
12.5
13.5
14.6
98.0
14.5
13.3
12.2
11.2
11.7
12.6
13.6
14.8
98.5
14.6
13.4
12.3
11.3
11.8
12.7
13.7
14.9
99.0
14.8
13.5
12.4
11.4
11.9
12.8
13.9
15.0
99.5
14.9
13.6
12.5
11.5
12.0
12.9
14.0
15.2
100.0
15.0
13.7
12.6
11.6
LAMPIRAN LAMPIRAN
288
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
295
LAMPIRAN LAMPIRAN
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median
TB
(cm)
Median
-1 SD
-2 SD
-3 SD
5.9
6.3
6.9
7.4
65.0
7.2
6.6
6.1
5.6
6.0
6.4
7.0
7.6
65.5
7.4
6.7
6.2
5.7
6.1
6.5
7.1
7.7
66.0
7.5
6.8
6.3
5.8
6.1
6.6
7.2
7.8
66.5
7.6
6.9
6.4
5.8
6.2
6.7
7.3
7.9
67.0
7.7
7.0
6.4
5.9
6.3
6.8
7.4
8.0
67.5
7.8
7.1
6.5
6.0
6.4
6.9
7.5
8.1
68.0
7.9
7.2
6.6
6.1
6.5
7.0
7.6
8.2
68.5
8.0
7.3
6.7
6.2
6.6
7.1
7.7
8.4
69.0
8.1
7.4
6.8
6.3
6.7
7.2
7.8
8.5
69.5
8.2
7.5
6.9
6.3
6.8
7.3
7.9
8.6
70.0
8.3
7.6
7.0
6.4
6.9
7.4
8.0
8.7
70.5
8.4
7.7
7.1
6.5
6.9
7.5
8.1
8.8
71.0
8.5
7.8
7.1
6.6
7.0
7.6
8.2
8.9
71.5
8.6
7.9
7.2
6.7
7.1
7.7
8.3
9.0
72.0
8.7
8.0
7.3
6.7
7.2
7.8
8.4
9.1
72.5
8.8
8.1
7.4
6.8
7.3
7.9
8.5
9.2
73.0
8.9
8.1
7.5
6.9
7.4
7.9
8.6
9.3
73.5
9.0
8.2
7.6
7.0
7.4
8.0
8.7
9.4
74.0
9.1
8.3
7.6
7.0
7.5
8.1
8.8
9.5
74.5
9.2
8.4
7.7
7.1
7.6
8.2
8.9
9.6
75.0
9.3
8.5
7.8
7.2
7.7
8.3
9.0
9.7
75.5
9.4
8.6
7.9
7.2
7.7
8.4
9.1
9.8
76.0
9.5
8.7
8.0
7.3
7.8
8.5
9.2
9.9
76.5
9.6
8.7
8.0
7.4
7.9
8.5
9.2
10.0
77.0
9.6
8.8
8.1
7.5
8.0
8.6
9.3
10.1
77.5
9.7
8.9
8.2
7.5
8.0
8.7
9.4
10.2
78.0
9.8
9.0
8.3
7.6
8.1
8.8
9.5
10.3
78.5
9.9
9.1
8.4
7.7
8.2
8.8
9.6
10.4
79.0
10.0
9.2
8.4
7.8
8.3
8.3
8.9
9.0
9.7
9.7
10.5
10.6
79.5
80.0
10.1
10.2
9.3
9.4
8.5
8.6
7.8
7.9
296
289
9.1
9.2
9.3
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.8
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.2
12.3
12.4
12.6
12.7
12.8
12.9
13.0
13.1
13.2
13.3
13.4
13.6
13.7
13.8
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.7
11.8
11.9
12.0
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.8
12.9
13.0
13.1
13.2
13.4
13.5
13.6
13.7
13.8
13.9
14.1
14.2
14.3
14.4
14.6
14.7
14.8
14.9
80.5
81.0
81.5
82.0
82.5
83.0
83.5
84.0
84.5
85.0
85.5
86.0
86.5
87.0
87.5
88.0
88.5
89.0
89.5
90.0
90.5
91.0
91.5
92.0
92.5
93.0
93.5
94.0
94.5
95.0
95.5
96.0
96.5
97.0
97.5
98.0
98.5
10.3
10.4
10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.3
11.4
11.5
11.6
11.8
11.9
12.0
12.1
12.3
12.4
12.5
12.6
12.8
12.9
13.0
13.1
13.3
13.4
13.5
13.6
13.8
13.9
14.0
14.1
14.3
14.4
14.5
14.7
14.8
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
12.9
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.2
12.3
12.4
290
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
8.0
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
297
LAMPIRAN LAMPIRAN
8.4
8.5
8.6
8.7
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
LAMPIRAN LAMPIRAN
11.9
12.0
12.9
13.0
13.9
14.0
15.1
15.2
99.0
99.5
14.9
15.1
13.7
13.8
12.5
12.7
11.5
11.6
12.1
12.2
13.1
13.2
14.2
14.3
15.4
15.5
100.0
100.5
15.2
15.4
13.9
14.1
12.8
12.9
11.7
11.9
12.3
12.4
13.3
13.4
14.4
14.5
15.6
15.8
101.0
101.5
15.5
15.7
14.2
14.3
13.0
13.1
12.0
12.1
12.5
13.6
14.7
15.9
102.0
15.8
14.5
13.3
12.2
12.6
13.7
14.8
16.1
102.5
16.0
14.6
13.4
12.3
12.8
13.8
14.9
16.2
103.0
16.1
14.7
13.5
12.4
12.9
13.9
15.1
16.4
103.5
16.3
14.9
13.6
12.5
13.0
14.0
15.2
16.5
104.0
16.4
15.0
13.8
12.6
13.1
14.2
15.4
16.7
104.5
16.6
15.2
13.9
12.8
13.2
14.3
15.5
16.8
105.0
16.8
15.3
14.0
12.9
13.3
14.4
15.6
17.0
105.5
16.9
15.5
14.2
13.0
13.4
14.5
15.8
17.2
106.0
17.1
15.6
14.3
13.1
13.5
14.7
15.9
17.3
106.5
17.3
15.8
14.5
13.3
13.7
14.8
16.1
17.5
107.0
17.5
15.9
14.6
13.4
13.8
14.9
16.2
17.7
107.5
17.7
16.1
14.7
13.5
13.9
14.0
15.1
15.2
16.4
16.5
17.8
18.0
108.0
108.5
17.8
18.0
16.3
16.4
14.9
15.0
13.7
13.8
14.1
15.3
16.7
18.2
109.0
18.2
16.6
15.2
13.9
14.3
15.5
16.8
18.3
109.5
18.4
16.8
15.4
14.1
14.4
14.5
15.6
15.8
17.0
17.1
18.5
18.7
110.0
110.5
18.6
18.8
17.0
17.1
15.5
15.7
14.2
14.4
14.6
15.9
17.3
18.9
111.0
19.0
17.3
15.8
14.5
14.8
16.0
17.5
19.1
111.5
19.2
17.5
16.0
14.7
14.9
15.0
16.2
16.3
17.6
17.8
19.2
19.4
112.0
112.5
19.4
19.6
17.7
17.9
16.2
16.3
14.8
15.0
15.2
15.3
16.5
16.6
18.0
18.1
19.6
19.8
113.0
113.5
19.8
20.0
18.0
18.2
16.5
16.7
15.1
15.3
15.4
16.8
18.3
20.0
114.0
20.2
18.4
16.8
15.4
15.6
16.9
18.5
20.2
114.5
20.5
18.6
17.0
15.6
15.7
17.1
18.6
20.4
115.0
20.7
18.8
17.2
15.7
15.8
17.2
18.8
20.6
115.5
20.9
19.0
17.3
15.9
16.0
17.4
19.0
20.8
116.0
21.1
19.2
17.5
16.0
16.1
16.2
17.5
17.7
19.2
19.3
21.0
21.2
116.5
117.0
21.3
21.5
19.4
19.6
17.7
17.8
16.2
16.3
298
291
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
16.4
17.9
19.5
21.4
117.5
21.7
19.8
18.0
16.5
16.5
18.0
19.7
21.6
118.0
22.0
19.9
18.2
16.6
16.7
18.2
19.9
21.8
118.5
22.2
20.1
18.4
16.8
16.8
18.3
20.0
22.0
119.0
22.4
20.3
18.5
16.9
16.9
18.5
20.2
22.2
119.5
22.6
20.5
18.7
17.1
17.1
18.6
20.4
22.4
120.0
22.8
20.7
18.9
17.3
LAMPIRAN LAMPIRAN
292
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
299
LAMPIRAN LAMPIRAN
300
293
LAMPIRAN LAMPIRAN
294
301
LAMPIRAN LAMPIRAN
302
295
LAMPIRAN LAMPIRAN
303
LAMPIRAN LAMPIRAN
304
297
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
LAMPIRAN LAMPIRAN
298
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
305
Lampiran
. . Nilai
Pemeriksaan
Laboratorium
dan dan Elektrolit
Lampiran33.36.
NilaiStandar
Standar
Pemeriksaan
Laboratorium
Elektrolit
HEMATOLOGI
LAMPIRAN LAMPIRAN
1. Lengkap :
Hemoglobin
Laki-laki
: 13-16 g/dl
Perempuan : 12-14 g/dll
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Laju Endap Darah (LED)
Leukosit
2. Hitung Jenis :
Basofil
Eosinofil
Batang
Segment
Limfosit
Monosit
40-48 %
4,5-5,5 juta/ml
150-400 ribu/ml
< 15
mm
5-10
ribu/ml
<1 %
13 %
26 %
50 70 %
20 40 %
28 %
KIMIA
1. Fungsi hati
Protein Elektroforesa :
Protein Total
Albumin
Alfa 1 Globulin
Alfa 2 Globulin
Beta Globulin
Gamma Globulin
2. Protein :
Protein Total
Albumin
Globulin
3. Bilirubin :
Total
Direk
Indirek
306
299
6,6 8,7
45 67
2 6,5
7 13,5
5 12
13,5 28
g/dl
%
%
%
%
%
6 7,8
4 5,2
1,3 2,7
g/dl
g/dl
g/dl
0,3 1
< 0,4
< 0,6
mg/dl
mg/dl
mg/dl
KIMIA
4. Fosfatase Alkali
5. SGOT
6. SGPT
7. Cholinesterase (CHE)
80 306 U/I ( 37 0 )
< 37
U/I ( 37 0 )
< 42
U/I ( 37 0 )
3 11
U/I ( 37 0 )
8.Fungsi Ginjal :
Ureum
Kreatinin
Asam Urat
10 50
< 1,5
3,4 7
40 155
< 200
35 55
< 130
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
< 110
< 145
mg/ dl
mg/dl
135 147
3,5 5
100 106
8,4 11
mmol/ l
mmol/l
mmol/ l
mg / dl
1. Lengkap :
Berat Jenis
pH
Urobilinogen
1005 1030
58
0,1 1 EU / dl
2. Sedimen :
Leukosit
Eritrosit
< 5 /LPB
< 1/LPB
300
LAMPIRAN LAMPIRAN
12. Elektrolit :
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium Total
URIN
mg/dl
mg/dl
mg/dl
307
LAMPIRAN LAMPIRAN
Sumber
: Depkes,
Sumber
: Depkes,
2000 2000
Catatan
: Pada
Wydiakarya
Pangan
dan Gizi
Catatan
: Pada
Wydiakarya
Pangan
dan2012
Gizi 2012
PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang berubah menjadi PGS
PUGS(Pedoman
(Pedoman
Umum
Gizi Seimbang
berubah menjadi PGS
Gizi
Seimbang)
dengan penyempurnaan
(publikasi
belum tersedia
saat ini)
(Pedoman
Gizi Seimbang)
dengan
penyempurnaan
(publikasi belum tersedia saat ini)
308
301
Buku Saku ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
Konsep gizi seimbang tidak serta merta bias diwujudkan hanya dengan konsep
4 sehat 5 sempurna, tetapi lebih ditekankan pada pemilihan makanan yang
dalam konsep analisa memenuhi kebutuhan gizi baik zat gizi makro maupun
gizi mikro.
Konsep gizi seimbang meliputi kesesuaian antara faktor konsumsi (in put) zat
gizi dari makanan yang seimbang dengan faktor out put berupa kebutuhan
basal, aktifitas dan faktor stress ( seperti sakit, luka, dsb).
LAMPIRAN LAMPIRAN
309
INDEX
INDEX
310
INDEX
Hypoglikemia 161
indeks antropometri 46, 134, 190
indeks massa tubuh 163
infeksi 1, 10, 46, 49, 51, 52, 57, 61,
62, 64, 83, 87, 88, 94, 132,
139, 140, 142, 145, 151, 153,
156, 162, 165, 207, 214, 216,
217
jaringan lemak 52, 133, 185, 189
klinis 4, 9, 13, 15, 24, 29, 30, 31, 34,
39, 43, 45, 51, 52, 53, 54, 55,
56, 62, 69, 109, 122, 139, 147,
151, 154, 179, 185, 189, 195,
199, 207, 215, 216, 217, 219,
228
kwashiorkor 52
laktasi 111, 128, 165, 166, 172
Laserasi 189
lingkar kepala, 30, 53
lingkar lengan atas 53, 87, 89, 118, 271
lingkungan 12, 15, 24, 36, 37, 90,
105, 106, 140, 220, 224
311
INDEX
INDEX
CATATAN
312