Disusun Oleh:
Ernawati
(2013016004)
(2013016019)
Fitria Ningsih
(2013016027)
(2013016030)
Devi Kurniasih
(2013016032)
Bayu Hatmokomukti W
(2013016042)
Yolenta Irik
(2013016047)
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang- undangan. Sedangkan Kewarganegaraan adalah segala hal
ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Pewarganegaraan adalah tata cara
bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
melalui permohonan.
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik
tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang
demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak memiliki paspor
dari negara yang dianggotainya.
Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi
hak dan kewajiban. Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", seorang warga
negara disyaratkan untuk menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan
komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dan
berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan masyarakatnya.
Lengkapnya ketentuan-ketentuan dalam kewarganegaraan sekarang ini di
atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 terdiri
VIII BAB dengan 46 Pasal. BAB V (Pasal 31- 35) tentang syarat dan tata cara
memperoleh kembali kewarganegaraan republik Indonesia dan BAB VI (Pasal
36-38) tentang Ketentuan pidana.
B. Rumusan Masalah
1) Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dari pasal 31 sampai dengan pasal
38 dalam UU Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006 ?
2) Apa contoh kasus mengenai pasal 31 sampai dengan pasal 38 dalam UU
Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006?
3) Apa kritik dan saran dari pasal tersebut?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pasal 31 sampai dengan
pasal 38 dalam UU Kewarganegaraan No. 26 Tahun 2006
2) Untuk mengetahui contoh kasus mengenai pasal 31 sampai dengan pasal 38
dalam UU Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006
3) Dapat mengkritisi dan memberi saran dari pasal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
dengan memenuhi syarat dan peraturan yang ditetapakan, sehingga tidak dapat
mempermainkan peraturan yang ada di Indonesia.
Kekurangan :
Dalam proses penyampaiannya kepada presiden oleh menteri atau pejabat
membutuhkan waktu yang lama.Sehingga seseorang harus menunggu waktu yang
telah di tentukan. Apabila dalam permohonan pewarganegaraan tidak dikabulkan /
ditolak, maka akan ada kerugian dalam waktu dan keuangan bagi pemohonan.
Pasal 32
(1) Warga Negara Indonesia yang kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf i, Pasal 25, dan Pasal 26
ayat (1) dan ayat (2) dapat memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri tanpa melalui
prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 17.
(2) Dalam hal pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertempat tinggal di
luar wilayah negara Republik Indonesia, permohonan disampaikan melalui
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon.
(3) Permohonan untuk memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia dapat diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan
kewarganegaraannya akibat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(1) dan ayat (2) sejak putusnya perkawinan.
(4) Kepala Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari setelah menerima permohonan.
Kelebihan :
Warga Negara Indonesia yang ingin memperoleh kembali kewarganegaraanya,
lebih dipermudah dengan menyampaikan permohonanya melalui Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
Kekurangan :
Jika tidak cepat-cepat mengurus dokumen persyaratan dan melaksanakan
persyaratan, maka permohonan kewarganegaraan tidak diterima.
Pasal 33
Persetujuan atau penolakan permohonan memperoleh kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia diberikan paling lambat 3 (tiga) bulan oleh Menteri atau
Pejabat terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan.
Kelebihan :
Pasal ini menegaskan keputusan perolehan kembali kewarganegaraan Republik
Indonesia dengan pertimbangan yang matang
Kelemahan :
Pasal ini dianggap berat bagi pemohon yang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia karena dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan.
Pasal 34
Menteri mengumumkan nama orang yang memperoleh kembali kewarganegaraan
Republik Indonesia Dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Kelebihan :
Pengumuman nama orang yang memperoleh kewarganegaraan republik Indonesia
diberitahukan secara resmi dalam berita Negara republik Indonesia.
Kelemahan :
Tidak dijelaskan kapan berita itu diumumkan.
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Kelebihan :
Dengan adanya peraturan pemerintah pemohon bisa lebih mengetahui persyaratan
dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan republik Indonesia.
Kekurangan :
Tidak di jelaskan isi peraturan pemerintah.
Pasal 36
(1) Pejabat yang karena kelalaiannya melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini sehingga mengakibatkan
seseorang kehilangan hak untuk memperoleh atau memperoleh kembali dan/atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dipidana dengan pidana 1
penjara paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
karena kesengajaan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
Kelebihan :
Ancaman hukuman pidana di cantumkan dengan tegas terhadap pejabat yang lalai
melaksanakan tugas dan kewajibannya
Kekurangan :
Tidak ada denda pindana yang dicantumkan dengan jelas
Pasal 37
(1) Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan palsu, termasuk
keterangan di atas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu, memalsukan surat
atau dokumen dengan maksud untuk memakai atau menyuruh memakai
keterangan atau surat atau dokumen yang dipalsukan untuk memperoleh
Kewarganegaraan
Republik
Indonesia
atau
memperoleh
kembali
Pasal 38
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dilakukan
korporasi, pengenaan pidana dijatuhkan kepada korporasi dan/atau pengurus yang
bertindak untuk dan atas nama korporasi.
(2) Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan dicabut izin usahanya.
(3) Pengurus korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Kelebihan :
Ancaman pidana dan denda secara tegas dicantumkan untuk korporasi dan
pengurus korporasi yang memeberikan keterangan palsu dan sebagaianya
sehingga ada efek jera
Kekurangan :
Dengan dicabutnya izin usaha korporasi yang terkena pidana maka akan
merugikan orang yang tidak terlibat tetapi bekerja di korporasi tersebut.
B. Contoh Kasus
Syahbandar PPS ubah status ribuan WNA jadi WNI
UPTD Kementerian Kelautan dan Perikanan Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Aertembaga Kota Bitung diduga merubah status Warga Negara
Asing (WNA) Filipina menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Ini terbukti dari
dokumen yang dikeluarkan PPS Aertembaga terhadap ribuan Anak Buah Kapal
(ABK) asal Filipina yang mencantumkan WNI bukan WNA.
Hal itu dilakukan untuk melindungi ABK yang dipekerjakan oknumoknum pengusaha dan oknum-oknum lainnya agar menghindari Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) dari
Disnakertrans dan juga ijin tinggal dari Imigrasi atau paspor serta memudahkan
memperoleh BBM bersubsidi.Menariknya, tindakan merubah status WNA itu
dilakukan oknum-oknum Syahbandar PPS Aertembaga. Dimana ijin berlayar
yang mencantumkan nama-nama ABK atau crolis yang berasal dari Filipina
statusnya menjadi WNI.
Tindakan pemalsuan status WNI itu dibenarkan sejumlah ABK yang
ditemuai, Selasa (13/5/2014). Puluhan ABK yang megaku sebagian besar tinggal
di General Santos Filipina mengakui saat berlabuh hanya tinggal, tidur, makan di
atas perahu Pun Boat kerena tak memiliki dokumen selain ijin berlayar yang
mencantumkan status mereka sebagai WNI.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pasal 31- 38 UU Kewarganegaraan No.12 tahun 2006 mangatur mengenai
syarat dan tata cara
beberapa tahap dan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kembali
kewarganeraan republik indonesia dan mengatur tentang ketentuan pidana baik
penjara atau denda bagi orang-orang yang memalsukan dokumen dan sebagianya
untuk dapat memperoleh kewarganegaraan.
B. Kritik dan Saran
Pada Bab V tentang syarat dan tata cara memperoleh kembali
kewarganegaraan (pasal 31-35) dan Bab VI tentang Ketentuan Pidana (pasal 3638), sudah jelas dan tegas bagaimana prosedur dan pidana yang dikenakan.
Namun harusnya ada perbedaan syarat dan permudahan bagi warga yang
kehilangan kewarganegaraan dan ingin memperoleh kembali kewarganegaraan
indonesia, artinya tidak disamakan dengan orang asing yang ingin menjadi warga
negara indonesia.
10
Daftar Pustaka
UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28093/4/Chapter I.pdf diakses 4
Oktober 2014
http://beritamanado.com/syahbandar-pps-ubah-status-ribuan-wna-jadi-wni/
diakses 6 Oktober 2014
http://www.change.org/p/pemerintah-republik-indonesia-dan-dpr-mpr-riperubahan-undang-undang-nomor-12-tahun-2006 diakeses 4 Oktober 2014
11