Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYAKIT MALARIA
Disusun oleh :
NAMA
: MALA OKTAVIANI
NIM
: 130040023
SEMESTER
: II A
FALKUTAS FARMASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH
TANGERANG
MEI 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Proposal penelitian dengan judul : Penyakit Malaria Proposal ini
dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir
UAS yang telah di ajukan oleh Bapak .
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak Gunawan
3. Pihak puskesmas Panongan yang telah memberikan waktu dan tempat
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
4. Rekan rekan yang telah memberi motivasi terhadap penulis
5. Orang orang yang slalu membantu penulis dalam pembuatan laporan ini.
Mala Oktaviani
13040023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang masih menjadi masalah
penyakit
Malaria
Tropika
harus
diakukan
secara
menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah KLB. Untuk mencapai
hasil yang optimal, upaya preventif dan kuratif tersebut harus dilaksanakan
dengan berkualitas dan terintegrasi dengan program lainnya. Penitikberatan pada
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas
seperti
mengadakan
penyuluhan,
2.
IDENTIFIKASI MASALAH
3.
PEMBATASAN MASALAH
Di Proposal ini mengetahui prevalensi penyakit Malaria Tropika (Malaria
sore untuk bercerita, sehingga tanpa disadari mereka digigit oleh nyamuk malaria,
tidak
menjaga
kebersihan
lingkungan
sekitar
tempat
tinggal
sehingga
4.
PERUMUSAN MASALAH
5.
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
Untuk memperoleh gambaran penyakit Malaria Tropika (Malaria
Falciparum) pada usia produktif di Puskesmas Panongan Kec. Cikupa.
TUJUAN KHUSUS
Untuk
mengetahui
bagaimana
daur
hidup Plasmodium
6.
MANFAAT PENELITIAN
Untuk Instansi Terkait (Puskesmas Panongan Kecamatan Cikupa) Agar
pihak puskesmas tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja tetapi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
LANDASAN TEORI
adalah
penyakit
infeksi
parasite
yang
disebabkan
kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi
sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler
yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium
lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal,
ginjal,
paru,
atau
organ
lain.
Disebut
jugamalignant
tertian
malaria dan pernicious malaria (Kamus Kedokteran DORLAND, edisi 29, hal.
1279).
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan
oleh parasitPlasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar
tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi
paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi
dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah
kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver,
kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien
sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intravena (Kamus
Kedokteran Websters New World, edisi ketiga, hal. 322).
Ada empat spesies dari genus Plasmodium yang dapat menimbulkan
infeksi pada manusia. Keempat spesies ini adalah :
1.1.1. Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum penyebab penyakit Malaria Tropika / Malaria
Falciparum (Welch, 1897). Masa sporulasinya setiap 1-2 x 24 jam. Dengan gejala
demam timbul tak menentu. Sel darah merah yang diinfeksi tidak membesar,
infeksi multiple dalam sel darah merah sangat khas. Adanya bentuk-bentuk cincin
halus yang khas dengan titik kromatin rangkap walaupun tidak ada gametositnya
kadang-kadang cukup untuk identifikasi spesies ini. Dua titik kromatin (nucleus)
sering
dijumpai
pada Plasmodium
pada
bentuk
cincinPlasmodium falciparum,
malariae hanya
sedangkan
kadang-kadang.
Sizonnya lonjong atau bulat, jarang sekali ditemukan di dalam darah. Sizon ini
menyerupai sizon Plasmodium vivax, tetapi tidak mengisi seluruh eritrosit. Sizon
matang biasanya mengandung 16-24 merozoit kecil. Gametosit yang muda
dan
memerlukan
dengan Plasmodium
vivax.
lebih
sedikit
Bentuknya
hemoglobin
seperti
cincin,
dibandingkan
mirip
dengan
cincin Plasmodium vivax hanya saja sitoplasma Plasmodium malariae lebih biru
dan parasitnya lebih kecil, lebih teratur dan lebih padat.
Tropozoit yang sedang tumbuh mempunyai butir-butir kasar berwarna
tengguli tua atau hitam. Parasit ini dapat berbentuk seperti pita yang melintang
pada sel, mengandung kromatin seperti benang dan kadang-kadang ada
vakuolanya. Pigmen kasar berkumpul di pinggirnya. Dalam 72 jam sizon menjadi
matang dan bersegmentasi, hampir mengisi seluruh sel darah merah yang tidak
membesar. Parasit menyerupai bunga serunai atau roset dengan pigen hijau
tengguli yang padat, dikelilingi oleh 8-10 merozoit lonjong, masing-masing
dengan kromatin berwarna merah dan sitoplasma biru. Di dalam sel yang
mengandung Plasmodium malariaebutir-butir kecil merah muda (titik zemann)
kadang-kadang
dapat
diperlihatkan.
Gametositnya
mirip
dengan
Plasmodium ovale
Plasmodium
ovale penyebab
penyakit
Malaria
Ovale. Plasmodium
ovale ditemukan oleh Stephens pada tahun 1922. Masa sporulasinya setiap 48 jam
dan tidak terdapat di Indonesia. Sel darah merah yang dihinggapi sedikit
membesar, berbentuk lonjong, mempunyai titik-titik schuffner yang besar pada
stadium dini. Sel darah merah dengan bentuknya yang tidak teratur dan bergigi
adalah khas guna membuat diagnosis spesies Plasmodium ovale. Pigmen tersebar
di seluruh parasit yang sedang tumbuh sebagai butir-butir tengguli kehijauan dan
mempunyai corak jelas. Pada sizonmatang yang hampir mengisi seluruh eritrosit,
pigmen ini terletak di tengah-tengah.Plasmodium ovale menyerupai Plasmodium
malariae dalam bentuk sizon muda dantropozoit yang sedang tumbuh, walaupun
ia tidak membentuk pita. Sizon matang mempunyai pigmen padat dan biasanya
mengandung 8 merozoit. Pada sediaan darah tebal, sangat sukar untuk
membedakan Plasmodium ovale dengan Plasmodium malariae kecuali bila titik
schuffnernya kelihatan.
jenis
yang
yang
paling
berbahaya
menginfeksi
dibandingkan
manusia (Plasmodium
dengan
vivax,
Skizogoni
Pada siklus aseksual ini, sporozoit yang infektif dari kelenjar ludah
nyamuk Anopheles, ditusukkan ke dalam aliran darah hospes vertebrata
(manusia). Dalam waktu 30 menit, sporozoit memasuki sel parenkim hati dan
memulai stadium eksoeritrositik karena belum masuk ke dalam sel darah merah
(eritrosit). Dalam sel hati, parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang
menjadi merozoit. Sel hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit keluar
dengan bebas masuk ke sel darah merah. Masuknya merozoit ke sel darah merah
disebut stadium eritrositik. Sebagian besar difagositosis tetapi sebagian kecil
berhasil memasuki sel hati yang baru untuk mengulangi daur eksoeritrositik.
Dalam sel darah merah mulai tampak adanya kromatin kecil yang
dikelilingi oleh sitoplasma tipis Plasmodium yang membentuk cincin. Bentuk
cincin ini kemudian berkembang menjadi bentuk ameboid. Bentuk cincin dan
ameboid adalah tropozoitdalam sel darah merah (eritrosit), tumbuh menjadi
sizon merozoit. Sel darah merah yang penuh dengan merozoit akan pecah
sehingga merozoit, pigmen dan sisa sel keluar memasuki plasma darah.
Sebagian merozoit yang dapat menghindari fagositosis memasuki sel darah
merah untuk mengulangi daur skizogoni. Sedangkan merozoit yang lainnya
kemudian membentuk gametosit untuk memasuki stadium seksual (Kus Irianto,
2009).
-
Sporogoni
Sementara
itu,
makrogamet
menjadi
matang
sebagai
berbentuk
bulat.
Di
2.
HIPOTESIS
Siklus
Aseksual
dalam
hospes
vertebrata
(manusia),
yang
disebut skizogoni.
-
3.
yaitu :
-
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
2.
SUBYEK PENELITIAN
Subyek yang diteliti pada penelitian kali ini yaitu manusia atau pasien
yang terjangkit malaria yang telah dirawat atau di tangani di Puskesmas Panongan
Cikupa, dan lingkungan setempat.
3.
SUMBER DATA
Data dari Pihak terkait Puskesmas Panongan Cikupa Kec. Cikupa.
4.
METODE PENELITIAN
Penelitian Deskriptive (menggambarkan). Dengan menggunakan desain
penelitian Case Control, karena desain ini bersifat retrospektif, yaitu menelusuri
ke belakang penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit dimasyarakat.
5.
6.
ANALISA DATA
Meninggal :
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data, didapatkan bahwa kejadian Malaria Tropika (Malaria
Falciparum) pada tahun 2013 di Puskesmas Panongan cenderung tinggi pada
kelompok umur 1-4 tahun dan 5-12 tahun, 18-44 tahun dibandingkan dengan
kelompok umur >45 tahun, dan < 1 tahun, Penyakit malaria ini juga lebih sering
terjadi pada orang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan orang berjenis kelamin
perempuan. Malaria Tropika (Malaria Falciparum) banyak menyerang anak usia
balita (1-4 tahun) dikarenakan anak balita mempunyai daya tahan tubuh
(imunitas) yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Dan usia 20-44 tahun
dikarenakan gaya hidupnya yang tidak sehat seperti masih berada di luar rumah di
atas pukul 5-6 sore untuk bercerita, sehingga tanpa disadari mereka digigit oleh
nyamuk malaria, tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
sehingga menyebabkan nyamuk Anopheles memiliki tempat perkembangbiakan
di sekitar rumah.
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman Dr. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Entjang, Indan dr. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Harijanto,P,N., Nugroho, Agung., Gunawan, A, Carta (ed). 2010. Malaria dari
Molekuler ke Klinis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Irianto,
Kus.2009. Parasitologi
Berbagai
Penyakit
yang
Mempengaruhi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di puskesmas Panongan, Kecamatan cikupa,
tentang pasien yang terjangkit penyakit malaria,selama tahun 2013 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Rawat inap
7) Umur balita < 24 bulan terjadi 2 kasus
8) Umur balita 1-4 tahun terjadi 187 kasus
9) Anak- anak 5-12 tahun terjadi 135 kasus
10) Remaja 12- 18 tahun terjadi 167 kasus
11) Dewasa 18- 44 tahun terjadi 89 kasus
12) Manula > 45 tahun terjadi 8 kasus
-
Meninggal :
1)