Mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Oleh karena itu penting
bagi kita menyadari dan mengawasi prosedur dan perilaku dengan benar serta penuh
tanggung jawab semasa bekerja menggunakan bahan mikroorganisme. Mikrobiologi
adalah pelajaran mengenai mikroorganisma atau jasad renik yang mempunyai ukuran
kecil seperti fungi, bakteria dan virus. Peringatan khusus perlu diberikan kepada aspekaspek keselamatan dan ketelitian di dalam praktikum mikrobiologi demi kepentingan diri
sendiri maupun pekerja-pekerja lain. Untuk mencapai tujuan ini sentiasalah mengingat
dan mematuhi peraturan-peraturan umum praktikum berikut:
1. Dilarang merokok, minum dan makan selama di laboratorium mikrobiologi
2. Kuku tangan harus dipotong pendek, bagi laki-laki dilarang memanjangkan
rambut kepala (tidak menutupi lubang telinga) dan rapi, bagi perempuan
muslimah wajib memakai jilbab, bagi perempuan beragama lain rambut yang
panjang harus diikat rapi ke belakang atau ditutup untuk menghindari resiko
terbakar atau terkontaminasi kuman.
3. Dilarang memakai sandal ataupun sepatu sandal. Wajib memakai sepatu.
4. Jas praktikum harus sudah dipakai sebelum memasuki laboratorium.
5. Hindari tindakan apapun untuk kontak dengan mulut atau wajah, kecuali tindakan
tersebut merupakan bagian dari percobaan dan berada dibawah pengawasan
petugas laboratorium/pengawas praktikum.
6. Dilarang membawa bahan-bahan dan alat-alat praktikum keluar dari laboratorium
7. Apabila
terjadi
kecelakaan
di
laboratorium
segera
lapor
ke
petugas
laboratorium/pengawas praktikum.
8. Bila bahan infeksius (material kuman) tertumpah di lantai/meja, segera ditutup
dengan kertas tisu, beri disinfektans sampai cukup, biarkan minimum 10 menit.
Ambil kertas tadi lalu ditampung pada tempat yang akan disterilkan dengan
autoclave. Cuci tangan sampai bersih menggunakan sabun dan air.
9. Setiap mahasiswa yang mempunyai anak kecil di rumah atau sedang hamil tidak
boleh menerima bahan praktikum yang mengandung kuman ditentukan pengawas
praktikum.
10. Pelajari dengan baik prosedur praktikum sebelum mengikuti praktikum
11. Peserta praktikum harus datang tepat pada waktunya di laboratorium dengan
memakai jas praktikum dan membawa alat tulis, pensil berwarna serta buku
laporan praktikum.
12. Tas dan buku-buku yang tidak ada kaitannya dengan mikrobiologi agar disimpan
di lemari yang telah disediakan.
13. Praktikum harus dikerjakan dengan rapi, bahan-bahan cat dan material tidak boleh
tercecer dimeja praktikum.
14. Hasil praktikum agar diberi identitas dan ditunjukkan kepada pengawas
praktikum untuk dikumpulkan.
15. Jangan lupa untuk membuat laporan hasil pengamatan selama praktikum
selengkap-lengkapnya dan dikumpulkan kepada pengawas praktikum.
BAB 1
CARA PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN
SPESIMEN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan untuk menegakkan diagnosis etiologik suatu
penyakit infeksi, yaitu menemukan bakteri penyebab penyakit infeksi pada penderita.
Pemeriksaan ini pada dasarnya berupa identifikasi mikroorganisma, diteruskan
dengan uji kepekaan antibiotika in vitro. Ini dilakukan untuk membantu dokter dalam
memberikan antimikroba kepada penderita.
1. PEMILIHAN SPESIMEN
Spesimen (bahan pemeriksaan) diambil dari tubuh penderita, misalnya urin,
darah, pus, faeces, sputum dan lain-lain, tergantung pada gejala klinik penderita.
Prinsip umum untuk pemilihan spesimen adalah :
a. Spesimen harus mewakili proses penyakit infeksinya, misalnya sputum
diambil dari penderita radang paru-paru, bukan salivanya.
b. Penyebab penyakit dapat diisolasi dari suatu tempat pada saat akut dan
ditemukan ditempat lain selama perjalanan penyakitnya. Misal Salmonella
typhii diambil dari darah pada stadium awal, setelah dua sampai tiga
minggu kemudian kuman ini didapatkan dalam tinja
c. Jumlah spesimen yang adekuat agar cukup dilakukan pemeriksaan sesuai
prosedurnya.
d. Cara pengambilan harus dengan tehnik aseptis untuk menghindari
kontaminasi mikroorganisme lain
e. Wadahnya harus steril sebab bisa terjadi kontaminasi mikroorganisme lain
sehingga dapat mengacaukan pemeriksaan.Untuk mendapatkan wadah
yang steril sebaiknya dipakai autoklav atau alat steril yang lain, tidak
dianjurkan memakai antiseptik/disinfektans.
2. CARA PENGAMBILAN
Cara pengambilan spesimen terbagi dalam berbagai cara tergantung dari
lokasinya.
a. Urin
Urin dapat diambil dengan beberapa cara :
-
Urin porsi tengah dengan cara clean catch. Cara ini yang paling
sering digunakan. Penderita harus membersihkan daerah
periurethral dengan air dan sabun sampai bersih, lalu dibilas air
matang, baru penderita disuruh kencing. Aliran awal dibuang,
sedang aliran tengah langsung ditampung dalam wadah steril
sebanyak 10-20 ml.
Setelah spesimen terkumpul, dalam 1-2 jam harus sudah dikirim untuk
diproses. Bila hal ini tidak memungkinkan, dapat disimpan dalam lemari
es paling lama 24 jam.
b. Darah
Umumnya darah diambil kira-kira satu jam menjelang atau pada saat
demam. Dianjurkan agar diperoleh hasil yang akurat, sampling darah
dilakukan di beberapa tempat yang berbeda. Darah diambil dengan cara
punksi vena superfisial, sebelumnya kulit didisinfeksi dengan cara
melingkar dari pusat ke tepi. Untuk orang dewasa diperlukan 10-20 ml,
sedangkan bayi dan anak-anak 1-5 ml. Kemudian darah yang terkumpul
dimasukkan dalam tabung yang telah berisi antikoagulan sodium
polyanethol sulfonat dan langsung kirim ke laboratorium.
c. Sputum/dahak
Diambil pada penderita dengan dugaan penyakit infeksi saluran
pernapasan bawah. Penderita harus batuk dalam dan mengeluarkan
dahaknya langsung ke dalam wadah steril. Apabila diperlukan sebelumnya
dapat diberikan nebulizer atau ekspectoransia untuk memudahkan
pengeluaran sputum. Dapat juga dengan beberapa tehnik invasif untuk
mengambil sekret dari saluran napas bawah, yaitu dengan bronkoskopi,
pengisapan melalui trakeostomi atau endotracheal tubes, aspirasi
transtracheal, aspirasi paru-paru langsung atau biopsi. Sputum yang
terkumpul harus segera diproses dalam 1-2 jam.
d. Usapan/swab
Usapan/swab dipakai untuk mengambil spesimen dari saluran napas atas,
misal
swab
hidung,
nasofaring,
tenggorok,
dan
sinus.
Dengan
ani, diputar lalu diambil. Spesimen tinja harus segera diproses, bila tidak
memungkinkan dapat disimpan di lemari es maksimal 24 jam. Jika tidak
memungkinkan dapat disimpan dalam media transport, dapat bertahan
sampai beberapa hari.
g. Sekret genital
Pada pria, sekret urethra yang paling sering dipakai, kadang-kadang
diperlukan prostat massage melalui rektum agar didapatkan spesimen
cukup. Bila perlu dapat menggunakan lidi kapas steril yang berujung kecil.
Pada wanita, spesimen yang diambil dapat berupa usapan vagina atau
serviks. Untuk pengambilan sekret serviks, digunakan spekulum untuk
memberi ruang yang cukup untuk pengambilan, serviks diusap dengan lidi
kapas steril, hati-hati jangan sampai menyentuh dinding vagina.
h. Cairan tubuh yang lain
Untuk cairan serebrospinal (LCS) diambil dengan cara punksi memakai
jarum dan syringe steril, sebelumnya jangan lupa kulit didisinfeksi. Untuk
spesimen LCS tidak boleh disimpan dalam lemari es pada suhu 4 C tetapi
37 C
Untuk spesimen berupa swab diperlukan media transport dalam proses
pengiriman ke laboratorium, oleh karena banyak mikroba patogen tidak tahan
terhadap kekeringan. Media transport ini untuk mempertahankan pH, kelembaban
dan mempertahankan mikroba tetap hidup.
Hal yang penting diperhatikan adalah pemberian label berisi nama penderita, usia,
jenis kelamin, tanggal pengambilan, jenis spesimen, serta data-data pendukung
lain.
3. PENGIRIMAN SPESIMEN
Dalam proses pengiriman, hal penting yang harus diperhatikan adalah wadah
spesimen harus steril dan ditutup rapat ditambahkan dengan pita perekat kedap
air, lalu dibungkus dalam tempat lain yang diberi bahan penyerap agar spesimen
tidak rusak, kemudian dibungkus lagi dengan rapat dan diberi label khusus yang
disebutkan isi bungkusan agar berhati-hati dalam memperlakukan spesimen
tersebut.
BAB 2
MENGENAL MIKROSKOP
Di laboratorium mikrobiologi, kita akan menggunakan banyak alat-alat
untuk membantu kita melakukan pemeriksaan mikrobiologi. Di dalam pokok
pembahasan ini kita akan memperkenalkan pada mahasiswa berbagai macam alat
yang paling sering digunakan dalam pemeriksaan rutin di laboratorium
mikrobiologi.
MIKROSKOP
Dalam pemeriksaan mikrobiologi kita akan selalu berhubungan dengan
mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, oleh karena
ukuran mikroorganisme tersebut yang sangat kecil yaitu kira-kira 0,2-1,5 m x 16 m. Sehingga dalam melakukan identifikasi mikroorganisme tersebut kita
memerlukan bantuan alat yaitu mikroskop. Mikroskop dikenalkan pertama kali
oleh Anthony van Leeuwenhoek, yaitu mikroskop tunggal dengan pembesaran
sepuluh kali dari objek yang diamati.
Sampai saat ini telah dikenal beberapa jenis mikroskop yaitu :
1. Mikroskop sinar (Bright field microscope)
Mikroskop ini menggunakan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber
cahaya. Disebut juga compound microscope yang biasa digunakan pada
pemeriksaan rutin.
Bagian-bagian mikroskop ini :
a. Bagian statip :
-
alas mikroskop
tiang mikroskop
tangkai mikroskop
penjepit preparat
makrometer
mikrometer
b. Bagian optik :
-
lensa okuler
lampu listrik
kondensor
diafragma
lensa obyektif
Cara pemakaian :
a. Membersihkan lensa okuler dan lensa obyektif dengan kertas lensa
b. Mencari medan penglihatan dengan menyalakan lampu pada bagian atas
alas mikroskop (bila sumber cahaya berasal dari lampu listrik).
c. Memasang preparat di atas meja preparat tepat dibawah lensa obyektif dan
dijepit dengan penjepit
d. Putar lensa obyektif tepat diatas preparat, lalu digerakkan ke bawah
mendekati preparat, hati-hati jangan sampai menabrak preparat.
e. Sambil melihat lewat lensa okuler, gerakkan lensa obyektif ke atas dengan
penyesuai kasar sampai benda terlihat, kemudian diteruskan menggunakan
penyesuai halus sampai fokusnya jelas.
f. Lihatlah benda pada beberapa daerah di preparat untuk mendapatkan
daerah yang paling baik yang akan diperiksa
g. Mulai dengan menggunakan pembesaran lemah, bila benda sudah terlihat,
diganti dengan pembesaran yang lebih kuat
h. Gunakan minyak emersi di atas preparat setetes saja, putar lensa obyektif
agar menempel pada minyak emersi tersebut, lalu dilakukan penyesuaian
halus sampai benda terlihat jelas.
2. Mikroskop lapangan gelap (Dark field microscope)
Biasanya digunakan untuk melihat bakteri yang sulit diwarnai, dan untuk
melihat pergerakan bakteri. Pada mikroskop ini, bakteri akan tampak terang
dengan latar belakang gelap.
BAB 3
UJI KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIKA
A. UJI KEPEKAAN KUMAN
Tujuan pemeriksaan :
1. Untuk mengetahui obat-obat yang paling cocok/paling paten untuk kuman penyebab
penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit kronis.
2. Mengetahui adanya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Resistensi bakteri terhadap
antibiotik dapat disebabkan :
a. secara alamiah bakteri tersebut resisten terhadap antibiotik tertentu
b. akibat pemberian dibawah dosis yang ditentukan
c. akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul mati oleh antibiotik
c. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi kuman lalu ditekan-tekan pada
dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, lalu dioleskan pada
permukaan media agar hingga rata
d. Lalu diletakkan kertas samir/disk yang mengandung antibiotik diatasnya,
inkubasi dalam suhu 37 C selama 18-24 jam
Pembacaan hasil :
Zona radikal :
Suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya
pertumbuhan bakteri. Potensi antibiotik diukur dengan mengukur diameter dari
zona radikal.
Zona irradikal :
Suatu daerah di sekitar disk menunjukkan pertumbuhan bakteri dihambat oleh
antibiotik tsb, tetapi tidak dimatikan. Disini akan terlihat adanya pertumbuhan
yang kurang subur/lebih jarang dibanding dengan daerah diluar pengaruh
antibiotik tersebut.
2. Cara sumuran
Pada langkah a sampai c sama dengan cara diatas. Dilanjutakan dengan membuat
sumuran pada media tsb dengan garis tengah tertentu menurut kebutuhan.
Kedalam sumuran tsb diteteskan larutan antibiotika yang digunakan. Inkubasi
pada 37C selama 18-24 jam. Hasil pembacaan seperti cara diatas.
3. Cara pour plate
Langkah a dan b sama dengan cara diatas
d. Dengan menggunakan ose khusus, diambil satu mata ose dan dimasukkan
dalam 4 ml agar base 1,5% pada suhu 56C (diambil dari waterbath)
e. Setelah suspensi kuman tsb homogen, lalu dituang pada media Mueller Hinton
agar
f. Tunggu sampai agar beku, disk antibiotik diletakkan pada agar tsb
g. Inkubasi pada 37C selama18-24 jam
h. Baca hasilnya dengan disesuaikan standar masing-masing antibiotik
PRAKTIKUM
UJI KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA
Bahan :
Media Muller Minton broth bila kita mencari MIC suatu obat terhadap kuman
tertentu.
lampu
pinset
Cara kerja
Setelah di ketahui jenis kuman apa yang terdapat dalam material tersebut kita ambil
12 koloni, di masukkan dalam bouillon/Muller Minton Broth eramkan 2 jam pada
suhu 37oC atau dapat langsung tanam dengan cara diratakan pada media padat datar.
Dengan pinset steril disk antibiotika kita tempelkan diatas tanaman kuman tadi
(pinset sebelum dan sesudah untuk menempelkan disk dibakar).
BAB 4
PEWARNAAN
PENDAHULUAN
Pemeriksaan dengan alat mikroskop merupakan langkah pertama yang diambil
untuk mengidentifikasi bakteri-bakteri. Dalam hal ini penting sebelumnya untuk
mempelajari morfologi dan affiniket bakteri terhadap pengecatan.
Gambaran morfologi yang penting seperti :
ukurannya
bentuk
gerombolan-gerombolan sel
endospora
flagella
capsula
chromophore
auxochrom
Gugusan cromophore
Gugusan auxochrom
gugusan
yang
menentukan
bahan
tersebut
dapat
Dinding sel dan membran sitoplasma berperan dalam proses pewarnaan bakteri.
Kedua struktur bakteri ini tersusun oleh protein yang memiliki gugus amino dan gugus
karboksil sehingga bakteri tersebut bersifat amfoter, dimana sifat asamnya lebih kuat
daripada sifat basanya. Oleh karena itu bakteri menjadi lebih mudah diwarnai dengan
menggunakan bahan pewarna yang bersifat basa. Bahan pewarna yang dipergunakan
untuk mewarnai bakteri memiliki rumus bangun cincin benzen, mengandung gugus
auksokrom yang menyebabkan timbulnya warna dan yang menentukan sifat disosiasi
elektrolitnya.
Langkah pewarnaan :
a. Fiksasi/Intensiter.
Guna :
-
kemis : asam oksalat, fenol, garam (Al, Fe, Zn, dll), asam tarat
Gram
: lugol
Tahan asam
: fenol
d. Decolorator
Guna :
-
Misal :
-
Peluntur kuat
KLASIFIKASI PEWARNAAN
Pewarnaan kuman dapat dibagi menjadi 2 golongan :
A. Pewarnaan sederhana
1. Pewarnaan positif
Dikerjakan dengan larutan cat yang bersifat basa
misal :
Methylen violet
Saffranin
Gentian violet
2. Pewarnaan negatif
Dalam pengecatan negatif dipergunakan larutan cat yang bersifat asam,
dimana kationnya tak mengecat bakteri (karena tak berwarna), kecuali
pada pH yang sangat rendah (sangat asam).
Misal :
Nigrosin
- India ink
Cengo red
- Burri/tinta cina
B. Pewarnaan kompleks
1. Pewarnaan differential
a. Pewarnaan Gram
b. Pewarnaan Ziehl Neelsen
2. Pewarnaan khusus
a. Kapsul (Anthony, Hiss, Muir, tinta Cina, Burri)
b. Spora (Schaeffer Fulton)
c. Flagel (Gray, Leifson, Leifson yang dimodifikasi)
d. Granula metakromatis (Neisser)
e. Jamur (KOH 10-20%, LPCB)
Pembuatan Preparat
B. PEWARNAAN SEDERHANA
1. Pewarnaan positif (Methylen Blue)
Pewarnaan dikerjakan dengan larutan cat yang bersifat basa. Terjadi reaksi
antara cat yang bersifat basa (kation) yang bermuatan positif dengan
protoplasma bakteri dengan asam nukleat yang bermuatan negatif.
Bahan dan alat :
-
Material kuman
Gelas obyek
Ose
Lampu spiritus
Mikroskop
Minyak emersi
Cara kerja :
-
C. PEWARNAAN DIFFERENTIAL
1. Pewarnaan Gram
Pada pewarnaan ini bakteri dibagi menjadi dua kategori yaitu Gram positif
dan Gram negatif. Bakteri Gram positif mengikat cat I (carbol gentian
violet dan lugol) dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh
peluntur (alkohol absolut). Bakteri Gram negatif akan larut dalam cat I dan
akan diwarnai oleh cat II, misalnya saffrain, carbol fuschin.
Bahan dan alat :
idem di atas
carbol 5% 90 ml
Larutan lugol :
yodida 1 gr
kalium yodida 2 gr
aquadest 300 gr
alkohol absolut
Cara kerja
Dengan ose steril kita ambil material kuman, dicampur dengan garam
fisiologis dan diratakan setipis mungkin
Sisa cat dibuang, cuci dengan alkohol absolut sampai semua cat
tampak larut
KETERANGAN
KETERANGAN
BAB 5
STAPHYLOCOCCUS
A. Tinjauan Umum
Genus Staphylococcus (bahasa latin. staphylo, anggur yang menggerombol),
merupakan kuman bentuk coccus atau bulat bersifat gram positif. Ukuran diameter antara
0,5 sampai 1,5 m. Umumnya tersusun dalam kelompok yang tak beraturan, dapat
berpasangan ataupun berempat. Kuman ini bersifat nonmotil dan non spora. Termasuk
kuman anaerob fakultatif.
Bahan pemeriksaan dapat diperoleh dari pus, exudat, aspirasi trachea, cairan spinal,
sputum, dan lain-lain.
Bila diamati koloni yang terbentuk, koloni berbuntuk bundar, cembung, mucoid, dan
melekat pada agar. Termasuk kemoorganotropic, memerlukan media pengayaan.
Staphylococcus memiliki metabolisme repirasi dan fermentasi, yang menghasilkan
asam tapi tidak menghasilkan gas dari metabolisme karbohidrat. Selain itu mampu
tumbuh di media nutrient agar yang diberi tambahan 5% NaCl.
Pada reaksi katalase menghasilkan reaksi positif, reaksi oksidase negatif (karena
memiliki cytochromes), dan bereaksi positif pada tes Voges-Proskauer. Beberapa spesies
mereduksi nitrat menjadi nitrit. Pertumbuhan optimum pada suhu 37C.
Staphylococcus merupakan kuman komensal pada kulit, mulut, dan saluran napas
bagian atas. Namun ada pula yang pathogen seperti S. aureus (Latin aureus, artinya
emas). S. aureus dapat menyebabkan berbagai macam infeksi seperti karbunkel, abses,
unan makanan, dan pneumonia, endocarditis, dan toxic shock syndrome.
bakteri
memproduksi
penicillinase
(-lactamase),
yang
mampu
BAHAN
1. Kultur bakteria
2. Slaid mikroskop
3. Kayu aplikator
4. Hidrogen peroksida 3%
CARA KERJA I
1. Letakkan setetes larutan hidrogen peroksida di atas sebuah slaid kaca bersih dan
kering.
2. Sentuhkan ose pada koloni bakteri.
3. Masukkan bakteri ke dalam teteskan hidrogen peroksida di atas slaid.
4. Amatilah adanya gelembung-gelembung gas yang dihasilkan dengan cepat, bagus
dan terus menerus.
atau
1.
2.
3.
4.
atau
1.
2.
3.
4.
Koagulase positif
Koagulase negatif
DNase positif
DNase negatif
ini
bertujuan
untuk
Staphylococcus
saprophytcus
dengan
KETERANGAN
KETERANGAN
KETERANGAN
KETERANGAN
BAB 6
STREPTOCOCCUS
A. Tinjauan Umum
Kuman ini merupakan kuman berbentuk coccus atau bulat dengan susunan yang khas
berderet-deret membentuk rantai panjang atau pendek. Sebagian besar Streptococcus
grup A, B, dan C memiliki kapsul yang terdiri dari asam hyaluronat terutama pada kultur
yang muda.
Kuman ini dapat diambil dari lokasi infeksi usap tenggorok, pus, darah, urine, feces,
sputum, LCS, cairan pleur, dan lain-lain. Spesimen material tersebut ditanam pada media
blood agar dan tanaman cair. Kemudian dieramkan 37 C selama 18-24 jam. Koloni yang
terbentuk tampak bulat, halus, jernih, mengkilat, dengan diameter 0,1-1 nm. Namun
adakalanya tidak ditemukan koloni, maka kemungkinan kuman tersebut adalah
Sterptococcus anaerob (Peptostreptococcus).
Streptococcus diklasifikasikan berdasarkan kemampuan aktifitas hemolitik, sistem
imun (klasifikasi serologi Lancefield), danresistensi terhadap faktor kimia dan fisik.
B. Tes Pada Streptococcus
B.1. Tes Hemolisis
Tes ini berdasarkan kemampuan Streptococcus melakukan hemolisis pada media
blood agar. Streptococcus memproduksi haemolysin, sebuah protein ekstraseluler yang di
sekresikan oleh sel yang menyebabkan degradasi lipid. Membran sel eritrosit juga
didegradasi.
Menurut seorang ahli mikrobiologi, Brown (tahun 1919), berdasarkan hasil hemolisis
ini Streptococcus dibagi menjadi:
a. Streptococcus haemolyticus (viridans): terjadi zona samar-samar di sekitar
koloni, yang sering disertai perubahan warna medium menjadi kehijauan atau
kecoklatan. Lebar zona 1-2mm dengan tepi tidak jelas karena adanya lisis
sebagian eritrosit.
b. Streptococcus haemolyticus (hemolitik) : suatu zona jernih tak berwarna di
sekitar koloni. Lebar zona 2-4 mm dengan tepi yang jelas akibat lisis sempurna
dari eritrosit.
c. Sterptococcus haemolyticus (faecalis) : tidak ada zona hemolisis.
ini
untuk
membedakan
Streptococcus
pneumoniae
dengan
Streptococcus lain. Prinsipnya koloni Streptococcus pneumnoniae akan cepat lisis dengan
penambahan empedu.
Cara Kerja:
1. Teteskan larutan sodium deoxycholate 10% pada koloni kuman sebanyak 1-2
tetes.
2. Biarkan sampai kering kurang lebih 5 menit.
3. Cawan petri tidak boleh bergerak/bergoyang.
4. Tes positif jika koloni mengalami lisis yang ditandai dengan perubahan koloni
menjadi datar karena lisis. Tes negatif jika koloni tetap utuh, tidak berubah.
B.5. Bile Esculin Test
Pemeriksaan ini bertujuan untuk membedakan Streptococcus grup D dari
Streptococcus yang lain. Prinsipnya Streptococcus grup D dapat tumbuh pada 4% bile
dan kemudian mengadakan hidrolisa esculin menjadi esculetin dan glukosa. Esculetin
menyebar dalam media agar dan bereaksi dengan ferri citrat mengadakan perubahan
warna menjadi hitam.
Cara Kerja:
1. Koloni ditanam pada media agar miring bile esculin dengan cara
menggoreskan tipis pada permukaan agar.
2. Inkubasi pada suhu 35 C selama 18-24 jam.
3. Amati apakah ada perubahan warna hitam yang berarti positif.
BAB 7
KUMAN ANAEROB
A. Tinjauan Umum
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah O2. Bakteri
anaerob merupakan bakteri yang untuk proses pertumbuhannya tidak membutuhkan
kadar O2 atau hanya membutuhkan O2 namun dalam jumlah kecil.
Untuk diagnosa laboratorium mikrobiologi klinik, bakteri anaerob memerlukan
perlakuan yang berbeda bila disbanding dengan bakteri aerob, bahkan saat mulai
mengambil material specimen.
B. Pengambilan Spesimen
Seperti pada pengambilan specimen untuk pemeriksaan mikrobiologi yang lain, maka
sterilitas dan cara yang benar sangat diperlukan. Khusus bakteri anaerob pada umumnya
dengan cara aspirasi steril menggunakan spuit yang sudah dikeluarkan udara di dalamnya
serta ujung jarum ditutup dengan steril.
Cara-cara spesifik pengambilan specimen pada bakteri anaerob:
1. Infeksi pada paru : percutaneous transtracheal aspiration atau pungsi paru
2. Pleura
: thoracosynthesis
C. Pemeriksaan Laboratorium
Pada praktikum ini dilakukan pengecatan terhadap beberapa kuman anaerob seperti
Clostridium tetanus, Bacillus sp, dsb. Pewarnaan khusus yang dipakai adalah pewarnaan
Schaeffer fulton
Pewarnaan Schaeffer Fulton (pewarnaan spora)
Bahan dan alat yang dipersiapkan :
idem diatas
Malachite green 5%
Air fuchsin
Aquadest
Cara kerja :
-
Dengan ose steril kita ambil material kuman yang telah dilarutkan dalam larutan
garam fisiologis, dan ratakan pada gelas obyek
BAB 8
PEMERIKSAAN JAMUR
Pada mikologi klinik dikenal ada 3 tipe mikosis (penyakit oleh karena jamur).
A. Mikosis superfisial
Menyerang lapisan corneum dari kulit, kuku, dan rambut. Dari penyebabnya dapat
dibagi :
a. Dermatophyta
i.
Trichophyton
ii.
Microsporum
iii.
Epidermophyton
b. Non Dermatophyta
Exophiala, Scytalidium, Piedra, Aspergillus, Scopularopsis, dll.
B. Mikosis subcutis
Menyerang kulit, selaput lendir, dan jaringan subcutis. Contohnya Sporotrichum
schenkii, Rhimosporidium, Eumycophyta, dll.
D. Mikosis profunda
Menyerang organ dalam atau sistemik. Contohnya Histoplasma, Nocardia,
Aspergillus, Candida, dll.
Pemeriksaan Langsung
Melihat elemen jamur: a.l. Sel ragi, spora, blastospora, hifa panjang, pseudohifa,
hifa pendek.
Kulit : kerokan papul, pustul, krusta, skuama (bercak merah, bintil, atap
gelembung berair atau sisik)
Bahan :
Kerokan dg scalpel tumpul, untuk kulit maka arahkan scalpel ke atas atau
Untuk kuku gunakan pemotong kuku juga kerok debris di bawah kuku
atau lesi pada kuku.
Cara kerja