Uts Sim Akhir
Uts Sim Akhir
web/internet.
Teknologi
ini
disebut
dengan
online
shift
dengan
merekrut,
menyeleksi,
mengorientasikan,
dan
1.
2.
3.
4.
minggu ke depan.Model ini dapat dibuat dengan pola khusus yang dapat
diulang setiap 4 minggu misalnya.
5. Job sharing, adanya pembagian tugas
6. Diperbolehkannya perawat untuk bertukar jadwal di antara mereka
7. Flextime (perawat mengusulkan waktu shift kerjanya sendiri.
8. Penggunaan supplemental staffing/ staffing pools. Ini digunakan jika ada
perawat yang tiba-tiba tidak bisa masuk kerja, sehingga kebutuhan perawat
diambilkan dari pool ini.
9. Staff Self-Scheduling, perawat mengimplementasikan jadwal kerja secara
kolektif yang sesuai dengan panduan kerja, dan tanggung gugat perawat.
Beberapa organisasi membuat system desentralisasi staffing yaitu dengan
mempunyai unit manager yang membuat jadwal. Organisasi yang lain
menggunakan system sentralisasi staffing dengan membuat keputusan
yang dipusatkan di kantor pusat atau staffing center. Pada organisasi
dengan desentralisasi
jumlah staff pada saat jumlah pasien menurun, menambah jumlah staff
pada saat jumlah pasien meningkat, menyiapkan jadwal bulanan, serta
menyiapkan jadwal libur staff.
Organisasi dengan sentralisasi staffing menggunakan satu orang atau
sebuah computer untuk melakukan tugas staffing dan scheduling bagi
semua unit. Peran manager dibatasi dalam membuat keputusan ringan dan
memberikan input. Manager keperawatan bertanggung jawab dalam
memantau kebutuhan personel yang sesuia dengan kondisi organisasi,
misalnya adanya perubahan dalam frekuensi penyakit dan jumlah pasien
yang meningkat tiba-tiba, maka manager harus dapat mengatasi kebutuhan
staff dalam kondisi tersebut. Scheduling dalam hal ini tidak dapat
dipisahkan dari staffing. Pada saat manager mencari perawat untuk
mengisi kekosongan shift, maka pada saat itu dia melaksanakan fungsi
penawaran dapat diisi dari semua tempat yang dapat diakses jaringan
internet. Hal ini juga dapat meningkatkan kepuasan kerja karena perawat
mempunyai control, autonomi dan fleksibilitas yang lebih luas.
Beberapa rumah sakit yang menggunakan system online juga menawarkan
insentif seperti meningkatkan pembayaran atau reward point untuk
perawat yang mengisi shift pada waktu-waktu yang sulit seperti di hari
minggu dan hari libur. Di Amerika, dengan sistem ini memungkinkan
perawat untuk menambah job di luar job mereka yang sebenarnya di unit
mereka. Pada akhirnya, dengan system ini perawat tidak harus mempunyai
pekerjaan lain untuk menambah income mereka.
Namun, beberapa kelemahan dapat timbul dari penerapan system ini, yaitu
jika perawat yang diperbolehkan mengisi shift yang kosong, tidak
diperhatikan kualifikasinya. Contoh: kualifikasi perawat untuk mengisi
kekosongan di bangsal anak tentu saja berbeda dengan kualifikasi perawat
untuk mengisi kekosongan shift di bangsal bedah. Disamping itu, jika
tidak mengutamakan perawat pada bangsal terkait, maka syarat perawatan
yaitu terbina trust dengan pasien menjadi sulit diwujudkan.
E.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan OSB merupakan salah satu alternative pemecahan masalah
scheduling. Penggunaan OSB memungkinkan untuk diterapkan di
Indonesia dengan beberapa syarat:
1. Ada sarana dan pra sarana yang mendukung
2. Kualifikasi perawat sebagai syarat mutlak
untuk
memenuhi
kekosongan shift
3. Diutamakan perawat bangsal untuk mengisi shift yang kosong
4. Pemberian insentif bagi perawat yang mengisi shift yang kosong di
akhir minggu maupun di hari libur.
5. Tetap mengutamakan kesinambuungan perawatan pasien melalui
dokumentasi proses perawatan yang konsisten dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA