ASkep Usia Prasekolah
ASkep Usia Prasekolah
Anak-anak usia prasekolah harus banyak belajar pada tahap ini, khususnya dalam hal
kemadirian. Mereka harus mencapai otonomi yang cukup dan mampu memenuhi
kebutuhan sendiri agar dapat menangani diri mereka sendiri tanpa campur tangan
orangtua mereka dimana saja. Pengalaman di kelompok bermain, taman kanak-kanak,
Project Head Start, pusat perawatan sehari, atau program-program sama lainnya
merupakan cara yang baik untuk membantu perkembangan semacam ini. Programprogram prasekolah yang terstruktur sangat bermanfaat dalam membantu orangtua
dengan anak usia prasekolah yang berasal dari dalam kota dan berpendapatan rendah.
Peningkatan yang tajam dalam IQ dan keterampilan sosial telah dilaporkan terjadi setelah
anak menyelesaikan sekolah taman kanak-kanak selama 2 tahun (Kraft et al, 1968).
Banyak sekali keluarga dengan orangtua tunggal berada dalam tahap siklus kehidupan
ini. Dalam tahun 1984, 50 persen keluarga kulit hitam dan 15 persen keluarga kulit putih
di Amerika Serikat dipimpin oleh satu orangtua, dan 88 persen dari keluarga ini dikepalai
oleh ibu (Nortan and Glick, 1986). Di kalangan keluarga dengan orangtua tunggal,
ketegangan yang timbul dari peran mengasuh anak untuk anak usia prasekolah, ditambah
lagi dengan peran-peran lain adalah besar. Pusat-pusat perawatan sehari bagi bayi dan
anak usia prasekolah dengan kualitas yang layak dan baik sulit ditemukan jika
ditempatkan dikebanyakan kominitas. Ibu-ibu yang bekerja dan ibu-ibu yang masih
remaja secara khusus memerlukan fasilitas-fasilitas dan program-program perawatan
anak yang lebih baik (Adams dan Adams, 1990).
Tabel 1. Tahap III Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan anak usia pra sekolah
dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan.
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga dengan anak usia Prasekolah.
Tugas-Tugas Perkembangan
1. Memenuhi
keluarga
Keluarga
kebutuhan
seperti
anggota
rumah,
ruang
anak
tetap
yang
baru
memenuhi
infeksi minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-balik dalam
keluarga. Sering ke dokter, merawat anak-anak yang sakit, kembali ke rumah untuk
menjemput anak sakit dari taman kanak-kanak merupakan krisis mingguan. Jadi kontak
anak dengan penyakit infeksi dan menular dan kerentanan umum mereka terhadap
penyakit merupakan masalah-masalah kesehatan utama.
Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-kejadian
ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana pengasuh dewasa tidak
ada (orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga dengan pendapatan rendah. Keamanan
lingkungan dan pengawasan anak yang adekuat merupakan kunci untuk mengurangi
kecelakaan.
Suami-ayah menerima lebih banyak keterlibatan dalam tanggungjawab rumah tangga
selama tahap perkembangan keluarga ini daripada tahap lain, persentase terbesar dalam
tahap ini digunakan untuk aktifitas perawatan anak. Keterlibatan ayah dalam perawatan
anak saat ini benar-benar penting, karena hubungan ini dengan anak usia prasekolah
dapat membantu anak mengindentifikasi jenis kelaminnya. Khusus bagi anak laki-laki
dalam usia 5 tahun, penting sekali bagi mereka untuk bergaul secara rapat dengan
lingkungan terbatas yang kuat, ayah yang hanya atau pengganti ayah sehingga identitas
peran laki-laki dapat terbentuk (Walters, 1976).
Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang secara
perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan dirinya sendiri, plus
membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sini bukan
produktifitas anak yang penting, melainkan proses belajar yang berlangsung.
Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak kedua dalam
keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan perkawinan dari pada
kelahiran anak pertama. Feldman (1961) melaporkan bahwa peran orangtua membuat
peran-peran perkawinan lebih sulit, seperti terungkap dalam observasi berikut ini :
pasangan suami istri masing-masing merasakan perubahan kepribadian yang negatif ;
mereka kurang puas dengan keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang
berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat
pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan kepada anak lebih banyak dari pada
yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan hubungan seksual lebih rendah
(Feldman, 1969).
Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para konselor
keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan dalam tahap siklus
ini. Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam tahun-tahun seperti ini
karena ikatan perkawinan yang lemah atau tidak memuaskan. Privasi dan waktu bersama
merupakan kebutuhan yang utama. Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok
pertemuan perkawinan merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas
menengah. Akan tetapi keluarga tanpa sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan
yang terbatas untuk memperkokoh upaya penyelamatan perkawinan. Terdapat trend bagi
para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih sebagai konselor perkawinan dan konselor
keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi pribadi.
Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia prasekolah
mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat belajar
mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap bahasa
dengan cepat.
Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga
yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi kebutuhan anak yang lebih
tua. Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis merupakan suatu
kejadian traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran seorang bayi membantu
memperbaiki situasi, khususnya jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku
anak yang lebih tua. Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya
diungkapkan dengan memukul atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah
laku
menangani persaingan dikalangan kakak adik adalah dengan meluangkan waktu setiap
hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang lebih tua untuk meyakinkannya
bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.
Kira-kira saat anak mencapai usia prasekolah, orangtua memasuki tahap pengasuhan
anak yang ketiga, salah satunya belajar berpisah dari anak-anak ketika mereka mulai
masuk ke kelompok bermain, tempat penitipan anak, atau taman kanak-kanak. Tahap ini
berlangsung terus selama usia prasekolah hingga memasuki awal usia sekolah. Pisah
seringkali terasa sulit bagi orangtua dan mereka perlu mendapat dukungan dan penjelasan
tentang bagaimana penguasaan tugas-tugas perkembangan
C. Masalah-Masalah Kesehatan.
Banyak sekali masalah kesehatan yang telah diidentifikasi sepanjang pembahasan kita
tentang keluarga dengan anak usia prasekolah. Seperti telah dinyatakan sebelumnya,
masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular yang lazim pada
anak dan jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi
selama usia prasekolah.
Masalah-masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah hubungan
perkawinan. Beberapa studi mencoba meneliti menurunnya kepuasan yang dialami oleh
banyak pasanga selama tahun-tahun ini dan perlunya penanganan terhadap masalah ini
untuk memperkokoh dan memberikan semangat pada unit lain yang vital ini. Masalahmasalah kesehatan lain yang penting adalah persaingan diantara kakak-adik, keluarga
berencana, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah-masalah pengasuhan
anak seperti membatasi lingkungan (disiplin), penganiayaan dan menelantarkan anak,
keamanan di rumah dan masalah-masalah komunikasi keluarga.
Strategi-strategi promosi kesehatan umum berhubungan erat selama tahap ini, karena
tingkah laku gaya hidup yang dipelajari selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan
konsekuensi-konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Pendidikan kesehatan
keluarga diarahkan pada pencegahan masalah-masalah kesehatan utama seperti merokok,
penyahagunaan obat-obatan dan alkohol, seksualitas manusia, keselamatan, diet dan
nutrisi, olahraga dan penanganan stress/dukungan sosial. Tujuan utama bagi para
perawat yang bekerja dengan keluarga dan anak usia prasekolah adalah membantu
mereka membentuk gaya hidup yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik,
intelektual, emosional dan sosial secara optimal. (Wilson, 1088, hal. 177).
Kemungkinan diagnosa
Resiko cidera
Resiko trauma
Resiko keracunan
Resiko infeksi
Gangguan penanganan pemeliharaan rumah
Perubahan menjadi orang tua
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan komunikasi verbal
Peran perawat
Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi
Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
Koordinator dg layanan pediatri
Penyelia imunisasi
Konselor pada nutrisi dan latihan
Pendidik dlm isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan
Pendidik tentang higiene perawatan gigi
Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
Fasilitator dalam hubungan interpersonal