_____
______________________________________
I. Pajak Penghasilan
1.
Pendahuluan
Pemungutan pajak atas penghasilan di Indonesia telah dilakukan sejak sebelum
kemerdekaan berdasarkan peraturan/perudang-undangan sbb:
Undang Undang Pajak Perseroan tahun 1925 mengatur pengenaan pajak atas
penghasilan yang diperoleh oleh badan, baik badan hukum maupun bukan badan
hukum, meliputi PT, CV, Firma, perkumpulan maupun yayasan. Obyek Pajak
Perseroan adalah laba, istilah lain dari penghasilan. Pajak ini dipungut sampai dengan
tahun 1983.
2. Subyek Pajak
Subyek pajak adalah subyek yang memungkinkan dikenakan pajak, namun belum tentu
dikenakan pajak. Adapun subyek pajak Pajak Penghasilan adalah :
Orang-orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak;
Badan; organisasi masa, oganisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga.
Bentuk Usaha Tetap. Bentuk usaha tetap ini merupakan subyek pajak yang
perlakuan perpa-jakannya dipersamakan dengan subyek pajak badan.
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menjadi subyek pajak
menggantikan mereka yang berhak, dimaksudkan agar pengenaan pajak tetap dapat
dilaksanakan sementara proses pembagian waris belum selesai. Nantinya setelah
pembagian waris selesai maka berakhirlah warisan tersebut sebagai subyek pajak dan
beralih kepada pribadi-pribadi yang mendapatkan warisan. Perlu disini dijelaskan bahwa
yang menjadi obyek pajak atas warisan tersebut adalah hasil dari warisan, bukan
warisannya. Dapat diambil sebagai contoh warisan perusahaan, selama proses
pembagian waris berjalan, perusahaan tersebut tetap memberikan hasil dan hasil
tersebut merupakan obyek pajak sedangkan subyeknya adalah warisan yang belum
terbagi tersebut.
Tentunya harus ditetapkan siapa yang bertanggung terhadap
pemenuhan kewajiban pajaknya, yang dalam hal ini dapat salah satu dari ahli waris yang
ditunjuk.
Agar subyek pajak tersebut dapat dikenakan Pajak Penghasilan maka harus dipenuhi
syarat lain, yakni misalnya harus memperoleh penghasilan, yakni syarat obyektifnya. Hal
ini akan dijelaskan pada uraian selanjutnya.
3.
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
cabang perusahaan;
kantor perwakilan;
gedung kantor;
pabrik;
bengkel;
gudang;
pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan;
orang atau badan yang bertindak selaku yang kedudukannya tidak bebas;
agen atau perwakilan dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan atau
tidak berke-dudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
memanggung risiko di Indonesia;
Wajib pajak dalam negeri dikenakan pajak atas penghasilan baik yang berasal
dari Indonesia maupun yang berasal dari luar Indonesia, sedangkan wajib pajak
luar negeri hanya dikenakan pajak atas penghasilan yang berasal dari sumber
yang berada di Indonesia.
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
World Bank
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
penghasilan dari modal baik berupa harta bergerak maupun harta tak gerak;
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
berupa barang atau jasa yang mempunyai nilai uang merupakan penghasilan yang
dikenakan pajak. Maka agar supaya penghasilan-penghasilan tertentu tidak termasuk
pengertian penghasilan harus dimasukkan kedalam pengecualian. Untuk maksud itu
Undang Undang Pajak Penghasilan telah menetapkan beberapa penghasilan yang tidak
termasuk pengertian obyek pajak [dalam pasal 3 ayat (4) ] sebagai berikut :
1) bantuan, sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disyahkan oleh pemerintah dan para
penerima zakat yang berhak, atau sumbangan keagamaan yang bersifat wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan
yang dibentuk atau disyahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima
yang berhak yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah;
2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial
termauk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan
kecil ditetapkan oleh Menteri Keuangan sepanjang tidak ada hubungan dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
3) warisan;
4) harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai subyek pajak
sebagai pengganti penyertaan modal (inbreng);
5) penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam bentuk natura atau kenikmatan dari wajib pajak atau
pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak, wajib pajak yang
dikenakan pajak secara final, atau wajib pajak yang menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit);
6) pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa;
7) dividen atau pembagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat :
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.
_____
______________________________________
Pembedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri dalam
penerapan pajaknya
Wajib Pajak Dalam Negeri
Wajib Pajak Luar Negeri
1 Dikenanakan pajak atas
Hanya dikenakan terhadap
pengha-silan, baik yang berasal penghasilan yang berasal dari
dari dalam negeri (Indonesia)
Indonesia saja.
maupun penghasilan dari luar
negeri.
2 Dikenakan pajak berdasarkan
Dikenakan pajak berdasarkan
penghasilan netto/penghasilan
penghasilan bruto dengan tarif pajak
kena pajak dengan tarif
sepadan/propor-sional.
progressif.
3 Wajib pajak harus
Wajib pajak tidak mempunyai
menyampaikan SPT
kewajiban menyampaikan SPT (ke
Indonesia).
Ikhtisan Subyek Pajak dan Pengecualiannya
Subyek Pajak Dalam Negeri
Pengecualian
Orang-orang pribadi
Berada di Indonesia
mereka, dengan syarat tertentu;
lebih dari 183 hari dalam
Perpajakan menurut UU PPh Baru di-update tgl, 4 September 2012, jam : 22:09.