(http://www.wisatamelayu.com/id;
http://cetak.kompas.com). Sebelum
Sejarah bernama Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai
dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari
(www.wisatamelayu.com/id; http://cetak.kompas.com; Sinar, 2009: 48).
Tari Serampang Duabelas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia yang
muncul sejak pandangan
pertama
direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna. Oleh karena menceritakan
proses bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini biasanya dimainkan secara
berpasangan, laki-laki dan perempuan. Namun demikian, pada awal
Kisah
umum,
Tari Seudati
Seudatiberasal dari
Sejarah
kata
Syahadat,
yang
berarti
saksi/
bersaksi/
pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan
Allah.
Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang
mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit
dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat
Kisah
zaman
penjajahan
Belanda,
tetapi
sekarang tarian
ini
dilarang
pada
diperbolehkan
hanya mengandalkan nyanyian dari dua orang aneuk syahi dan beberapa
tepukan tangan di dada dan paha, hentakan kaki, dan jentikan jari dari gerakan
sang penari itu sendiri.
Tari Saman
Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman
biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat
Sejarah
dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk
merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama "Saman"
diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.
Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa
gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka
yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka
sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini
dipandu oleh seorang pemimpin
yang lazimnya
tarian
ini,
maka
para
penari
dituntut untuk
memiliki
Gerakan konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan
sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi
dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat
musik pengiring. Karena kedinamisan geraknya, tarian
ini
banyak
dibawakan /ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini
sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria
dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8
penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
Tari Legong
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua.
Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan
sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi
oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya
itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap. Sesuai dengan
Sejarah
awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum
mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman
keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas
sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan,
disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Legong
merupakan
sekelompok
tarian
klasik
Bali
yang
memiliki
pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh
pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal
Kisah
dari kata leg yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan gong yang
artinya gamelan. Legong dengan demikian mengandung arti gerak tari yang
terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan
yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Tari Kecak
Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama
kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali
kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Ganyar,
sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang
atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang
biasanya dipakai untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya
Sejarah
dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari
desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan
mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti
Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum
sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah
dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.
Tari Kecak yang sering disebut The Monkey Dance bagi kalangan wisatawan
merupakan tari dalam bentuk drama relative baru tetapi telah menjadi
pertunjukkan yang sangat populer/terkenal dan telah menjadi pertunjukkan yang
mesti ditonton baik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri. Adeganadegan tari kecak telah dipromosikan di beberapa poscard, buku petunjuk
Arti
pariwisata dan lain-lainnya. Nama Kecak adalah adalah sebuah nama yang
secara langsung diambil setelah suara cak, cak yang di ucapkan secara
terus menerus sepanjang pertunjukan. Ada beberapa yang menerangkan bahwa
kata atau suara cak sebenarnya mempunyai arti yang sangat penting dan
significant di dalam pertunjukan.
Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti
pakem pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak
Gerakan
tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan
perpaduan suara. (Sumber : http://www.semestaindonesia.com/cbn/? p=1025
Tari Serimpi
Sejarah
Serimpi sama artinya dengan bilangan empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa
artinya "impi atau mimpi". Tarian Serimpi merupakan tarian yang berasal dari
Yogyakarta. Tarian ini ditarikan oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik
gamelan Jawa. Gerakan tangan dari sang penari yang lambat dan gemulai
adalah ciri khas dari tarian Serimpi Yogyakarta. Dari ke 4 putri tersebut,
masing-masing melambangkan unsur dunia, yaitu : grama (api), angin (udara),
toya (air), dan bumi (tanah). Hal dimaksud melambangkan asal usul terjadinya
manusia dan juga melambangkan 4 penjuru mata angin. Pada dasarnya tari
Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat buruk. Manusia diajarkan untuk
selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang Pencipta. Dari ke 4 putri
tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak, Gulu, Dhada dan
Buncit.