PROMOSI KESEHATAN
NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA
WANITA
DISUSUN OLEH
INDAH TIRTYA
12211227
II A
DOSEN PEMBIMBING
FARIDA ARIYANI, S. SiT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Satuan
Acara (SAP) Penyuluhan Tentang Nyeri Haid (Dismenore) Pada Remaja
Dalam penulisan Satuan Acara Penyuluhan ini penulis banyak mendapat
kesulitan karena terbatasnya pengalaman dan wawasan penulis. Namun dengan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya dapat terselesaikan, untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru pembimbing mata kuliah Promosi
Kesehatan serta semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan SAP ini.
Untuk itu penulis menyadari SAP ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan SAP ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar SAP ini bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dan bagi penyuluhan ini. Atas perhatianya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulanya untuk kehamilan (Keikos, 2007). Menstruasi menurut
Prawirohardjo (1999) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Walaupun menstruasi
datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami
ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid
berlangsung (Blogdokter, 2007).
Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu dismenore.
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi (Imcw, 2007). Dismenore dapat disertai dengan rasa mual, muntah,
diare dan kram, sakit seperti kolik diperut. Beberapa wanita bahkan pingsan dan
mabok, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita
mengalami kelumpuhan aktivitas untuk sementara (Youngson, 2002).
Kelainan yang selalu timbul tidak mungkin menyebabkan kematian seseorang,
tetapi hal ini akan sangat menggangu syarafnya, kadang-kadang sampai
mengalami
penderitaan
yang
menahun
dan
kronis
(Hartati,
1990).
tetapi
penyebab
yang
tersering
diduga
karena
terjadinya
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan remaja wanita mengetahui
dan memahami mengenai masalah nyeri haid (dismenore) yang sering dialami
wanita saat menstruasi, sehingga remaja wanita dapat menangani dan mengatasi
masalah nyeri haid (dismenore) tersebut.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat :
Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari nyeri haid (dismenore)
Mengetahui dan memahami cara mengatasi dan pencegahan dari nyeri haid
(dismenore)
Sasaran
Hari / tnaggal
Waktu
: 09.00 09.45
Tempat
Penyuluh
: Indah Tirtya
I.
dapat
II.
Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari nyeri haid (dismenore)
Mengetahui dan memahami cara mengatasi dan pencegahan dari nyeri haid
(dismenore)
III.
Materi ( terlampir)
1. pengertian nyeri haid (dismenore)
2. klasifikasi nyeri haid (dismenore)
3. penyebab nyeri haid (dismenore)
4. tanda dan gejala nyeri haid (dismenore)
5. penanganan dan pencegahan nyeri haid (dismenore)
IV.
Media penyuluhan
1. Leaf leat
V.
Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
VI.
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan:
a. Membuka/ memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d. Menyebutkan materi
penyuluhan
e. Bertanya kepada keluarga
apakah sudah mengetahui
tentang nyeri haid (dismenore)
35 menit
Kegiatan Peserta
a.
b.
c.
d.
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan &
memperhatikan
e. Menjawab
pertanyaan
Pelaksanaan:
a. Menjelaskan pengertian nyeri
haid (dismenore)
b. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
c. Menjelaskan klasifikasi nyeri
haid (dismenore)
d. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
e. Menjelaskan penyebab nyeri
haid (dismenore)
f. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
g. Menjelaskan tanda dan gejala
nyeri haid (dismenore)
h. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
i. Menjelaskan cara mengatasi
dan pencegahan nyeri haid
(dismenore)
j. Memberikan kesempatan
a. Mendengarkan
b. Mengajukan
pertanyaan
c. Mndengarkan
d. Mengajukan
pertanyaan
e. Mendengarkan
f. Mengajukan
pertanyaan
g. Mendengarkan
h. Mengajukan
pertanyaan
i. Mendengarkan
j. Mengajukan
pertanyaan
5 menit
Evaluasi:
a. Menanyakan kepada keluarga
apakah sudah mengerti tentang
penyuluhan yang di berikan
mengenai nyeri haid
(dismenore)
2 menit
Terminasi:
a. Mengucapkan terima kasih
atas peran sertanya
b. Mengucapkan salam penutup
VII.
a. Menjawab
pertanyaan
a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
Evaluasi
1.
Evaluasi struktur
2.
Evaluasi proses
75 % undangan hadir
100 % peserta yang hadir dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
3.
Evaluasi hasil
Remaja wanita perumahan Villaku Indah I dan Villa Harmoni dapat :
VIII.
Daftar Pustaka
2007.
Dismenore
(nyeri
haid).
Tersedia
dalam
MATERI PENYULUHAN
NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA
A. PENGERTIAN
Haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja
sampai menopause.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi
rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari
sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL
hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35ml/harinya.
Dismenore (dysmenorrhea) adalah suatu kondisi medis ginekologis rasa sakit
selama menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, dismenore
sering didefinisikan hanya sebagai nyeri haid, atau setidaknya nyeri haid yang
berlebihan. Dismenore / Nyeri Haid adalah kondisi nyeri perut yang berasal dari
kram rahim dan terjadi menjelang atau selama menstruasi. Nyeri haid sering
digunakan secara sinonim dengan kram menstruasi, tetapi yang terakhir juga dapat
merujuk pada kontraksi uterus menstruasi, yang umumnya kekuatan, durasi dan
frekuensinya lebih tinggi daripada di sisa siklus menstruasi.
Dismenore muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri, sepeti sakit yang teramat
sangat, berdenyut, mual, nyeri seperti terbakar, atau sakit yang sangat menusuk.
Dysmenorrhea bisa mendahului menstruasi dengan beberapa hari atau mungkin
menyertainya, dan biasanya berkurang hingga akhir menstruasi. Dysmenorrhea
bisa hidup berdampingan dengan kehilangan darah berlebihan berat, yang dikenal
sebagai menorrhagia.
Dalam keadaan yang normal, nyeri haid hanya membuat wanita merasa sakit
dan tidak nyaman. Tetapi dalam keadaan yang parah, nyeri haid ini bisa membuat
wanita tidak dapat bekerja dan harus beristirahat, nyeri sering bersamaan dengan
rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan dan lekas marah.
Nyeri haid terutama dirasakan oleh remaja putri di tahun awal menstruasi,
wanita yang beriwayat mendapatkan menstruasi pertama lebih awal (kurang dari
12 tahun) dan wanita yang mengeluarkan darah haid lebih banyak. Pada kasus
yang lebih jarang, nyeri menstruasi disebabkan oleh kondisi atau penyakit,
misalnya endometriosis, penyakit menular seksual, kista ovarium atau masalah
spiral (IUD). Jika Anda mulai merasakan nyeri menstruasi setelah berusia 25
tahun atau bila rasa nyeri disertai gejala lain seperti perdarahan haid yang tidak
kunjung berhenti atau berbau busuk, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.
Menurut Ramaiah (2006), Dismenore adalah nyeri atau kram pada perut
yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi.
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi nyeri haid (dismenore) :
1. Dismenore Primer
Dismenore primer didiagnosis ketika tidak ada yang terdeteksi.
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial, intrinsik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Terjadi
sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati &
Misaroh, 2009).
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi
rahim setelah menikah dan melahirkan (Wijayanti, 2009).
Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah
12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah
menarche umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri
tidak timbul lama sebelumnya atau bersama dengan permulaan haid dan berlangsung
untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari
(Prawirohardjo, 2006).
Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah seorang
gadis mendapatkan menstruasi pertamanya. Ini adalah waktu ketika sel telur mulai
matang setiap bulan dalam ovarium. Pematangan sel telur disebut ovulasi. Dismenore
tidak ada pada siklus jika ovulasi belum terjadi. Dismenore primer jarang terjadi
setalah usia 20 tahun (Ramaiah, 2006).
Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika
mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah
timbul Dismenore.
Faktor kostitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia, penyakit
menahun, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi timbulnya Dismenore.
Faktor alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara
Dismenore dengan urtikaria, migrane atau asam bronkhiale, bahwa sebab
alergi adalah toksi haid.
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang berhubungan dengan kondisi
yang ada. Dismenore sekunder didiagnosis ketika gejala yang disebabkan penyakit
yang mendasari, gangguan, atau kelainan struktural baik di dalam atau di luar rahim.
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang
mengalami dismenore. Penyebab paling umum dari dismenore sekunder adalah
endometriosis. Penyebab lain termasuk Leiomioma, adenomiosis, kista ovarium, dan
kemacetan panggul. Kehadiran tembaga IUD juga dapat menyebabkan dismenore.
Pada pasien dengan adenomiosis, sistem intrauterin levonorgestrel (Mirena)
diobservasi untuk pengobatannya.
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik, acquired)
adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya
endometriosis (sebagian besar), fibroids, adenomyosis. Terjadi pada wanita yang
sebelumnya tidak mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2009).
1. Nyeri spasmodik
Terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera
setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa, harus berbaring karena terlalu
menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antara yang
pingsan, merasa, sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Dismenore
spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama,
walaupun banyak pula wanita yang tidak mengalami hat seperti itu.
2. Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari
sebelumnya, bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mengalami pegal, sakit pada bush
darts, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit
punggung, pegal pada paha, merasa, lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung,
kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di
paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang
berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi
mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. Bahkan setelah hari
pertama masa haid, orang yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih
baik.
C. PENYEBAB
Penyebab Dismenore diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Banyak wanita usia subur yang secara rutin mengalami nyeri menstruasi.
Nyeri yang terkait dengan kram itu berlangsung di hari-hari menjelang atau awal
menstruasi. Nyeri terasa di perut bagian bawah atau tengah dan mungkin
memancar hingga ke pinggul, paha, dan punggung. Intensitas nyeri naik dan turun
berulang-ulang, mengikuti kontraksi otot rahim yang mendasarinya. Tingkat
keparahan nyeri bervariasi antar-wanita dan antar-haid pada wanita yang sama.
Pada suatu saat, nyeri mungkin hampir tidak terasa. Di saat lain, nyeri bisa sangat
hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing dan berbagai gangguan lambung
seperti mual, muntah, dan diare.
Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian
bawah dan tungkai
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul
yang terus menerus ada.
Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan
sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diaredan sering berkemih.
Kadang sampai terjadi muntah.
Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram dibagian bawah
perut yang menyebar ke punggung dan kaki. Gejala terkait lainnya adalah muntah,
sakit kepala, cemas, kelelahan, diare, pusing dan rasa kembung atau perut terasa
penuh. Beberapa wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa
berlangsung beberapa hari (Ramaiah, 2004).
1. Kompres dengan botol dingin (hangat tepat pada bagian yang terasa kram
(bisa di perut atau pinggang bagian belakang).
2. Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
3. Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
4. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
5. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah.
6. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
7. Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum
analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal
dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.
1. Olahraga ringan.
2. Mengonsumsi buah dan sayur.
3. Mengurangi kadar gula dan kafein.
4. Minum obat yang mengandung aspirin dan ibuprofen.
3. Terapi hormonal
Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan
bahwa
gangguan
benar-benar
Dismenore
primer
atau
untuk
Lakukan yoga
Olahraga ringan saat haid, namun hindari olahraga berat. Letakkan
kaki Anda lebih tinggi dari jantung dan perut saat Anda berbaring, atau
berbaringlah miring dengan lutut menekuk. Atau Ambil posisi menungging
sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi. Beberapa
posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya
adalah peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak
kemudian secara perlahan menaikkan punggung anda ke atas setinggitingginya. Yang lain adalah mengangkat panggul, anda berbaring dengan lutut
tertekuk dan kemudian mengangkat panggul dan bokong anda. Hanya dengan
melakukan posisi janin, menarik lutut anda kearah dada sambil memeluk
bantal atau botol air panas ke perut anda, juga dapat membantu.
Mengosok-gosok perut/pinggang
Pijatlah yang sakit perut bagian bawah dengan pijatan melingkar yang
ringan.
Bila Anda merasa mual sehingga selera makan Anda terganggu, sebar waktu
makan Anda. Anda juga dapat mengganti makan besar dengan makanan
ringan yang lebih sering.
Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan
kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari
juga makanan bersuhu dingin misalnya es krim.
Perlu dilakukan terapi akupunktur untuk meningkatkan hasil yang lebih baik .
2. Solusi obat
Obat anti-inflamasi
Perawatan utama nyeri menstruasi adalah kelas obat yang disebut obat
anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Mereka
bekerja dengan menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Mereka juga
dapat mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di
dalam rahim. Ada belasan merek obat berbasis NSAID yang dapat Anda beli
secara bebas di apotek dan toko obat. Anda harus berhati-hati dengan obat ini
jika memiliki penyakit maag, karena dapat mengiritasi lambung.