32-Obligasi Syariah
32-Obligasi Syariah
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
a.
b.
c.
Mengingat
1.
Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu.
2.
dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggungan jawabnya.
3.
32 Obligasi Syariah
Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
4.
.
Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.
5.
( )
Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri
maupun orang lain.
6.
Kaidah Fiqih:
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Dewan Syariah Nasional MUI
32 Obligasi Syariah
Keperluan dapat menduduki posisi darurat.
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama
dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara
(selama tidak bertentangan dengan syariat).
Memperhatikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menetapkan
Pertama
32 Obligasi Syariah
Kedua
Ketiga
Keempat
Ketentuan Khusus
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi
1.
syariah antara lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh
b. Musyarakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah;
2.
Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak
boleh
bertentangan
dengan
syariah
dengan
memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor
20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi untuk Reksa Dana Syariah;
Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten
3.
(Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah
Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non
halal;
Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi
4.
Syariah sesuai akad yang digunakan;
5.
Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti
akad-akad yang digunakan.
Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah
dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Tanggal
:
Jakarta
06 Rajab 1423 H.
14 September 2002 M.
Sekretaris,