Anda di halaman 1dari 11

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

BAB V
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
5.1 Dasar Teori
5.1.1 Definisi Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok atau batang yang ditinjau dari 1
dimensi akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu
sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh
gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan transversal
baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Defleksi ada 2
yaitu:
1. Defleksi Vertikal (y)
Perubahan posisi batang atau balok arah vertikal karena adanya pembebanan
yang diberikan pada batang atau balok.
2. Defleksi Horisontal (x)
Perubahan posisi suatu batang atau balok arah horisontal karena adanya
pembebanan yang dberikan pada batang atau balok.

Gambar 5.1 Defleksi


Sumber: Sudjito. 2000: 13
Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi, yaitu:
1. Kekakuan Batang
Merupakan

kemampuan

suatu

benda

menerima

beban

tanpa

menyebabkan perubahan bentuk atau defleksi. Semakin kaku suatu batang maka
lendutan yang akan terjadi pada batang akan semakin kecil.
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS


2. Besar kecilnya gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan
besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami
batang maka defleksi yang terjadi pun semakin besar.
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu
besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama.
Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi
yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan defleksi
yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva
defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada
bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang
batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik
tertentu saja.

Macam-macam tumpuan, antara lain:


1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal dan
gaya reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak ini mampu melawan gaya yang
bekerja dalam setiap arah dari bidang.

Gambar 5.2 Tumpuan Engsel


Sumber: Beer et. al. 2012:566
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi vertikal.
Jenis tumpuan ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Gambar 5.3 Tumpuan Rol


Sumber: Beer et. al. 2012: 566
3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal, gaya
reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini
mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suatu kopel atau
momen.

Gambar 5.4 Tumpuan Jepit


Sumber: Beer et. al. 2012: 566
Jenis-jenis pembebanan, antara lain:
1. Beban Terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil.

Gambar 5.5 Pembebanan Terpusat


Sumber: Beer et. al. 2012: 566

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS


2. Beban Merata
Disebut beban merata karena terdistribusi merata di sepanjang batang dan
dinyatakan dalam qm (kg/m atau kN/m).

Gambar 5.6 Pembebanan Merata


Sumber: Beer et. al. 2012: 566
3. Beban bervariasi uniform
Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang besarnya
tidak merata.

Gambar 5.7 Pembebanan Terbagi Merata


Sumber: Beer et. al. 2012: 566
5.1.2 Perbedaan Defleksi dan Deformasi
Seperti disebutkan diatas defleksi terjadi karena adanya pembebanan vertical pada
balok atau batang. Sedangkan deformasi tidak hanya terjadi karena pembebanan vertical
saja, tetapi karena adanya berbagai macam perlakuan yang dialami balok atau
batang.Selaim itu defleksi yang terjadi pada balok hanya merubah bentuk ( lendutan )
pda balok tersebut,sedangkan deformasi dapat merubah bentuk dan ukuran balok
tersebut.
Selain itu perbedaan antara defleksi dan deformasi juga dapat dilihat bedasarkan
dimensi dari batang atau balok, jika defleksi maka batangnya hanya memiliki satu
dimensi (p / l) sedangkan jika deformasi memiliki lebih dari satu dimensi (p, l, t).
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Gambar 5.8 Defleksi pada Beam


Sumber: Anonymous 1, 2010

Gambar 5.9 Deformasi pada Sebuah Balok


Sumber: Anonymous 2, 2011
5.1.3 Macam-macam Deformasi
Deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek diterapkan karena adanya
gaya. Gaya ini dapat berasal dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser dan torsi.
Deformasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah perubahan yang terjadi bila ada gaya yang bekerja,
serta akan hilang bila beban ditiadakan. Dengan kata lain bila beban ditiadakan, maka
benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula.
2. Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah deformasi yang terjadi akibat adanya pembebanan
yang jika beban tersebut ditiadakan maka ukuran dan bentuk material tidak dapat
kembali ke keadaan semula.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Gambar 5.10 Diagram Uji Tarik


Sumber: Anonymous 3, 2009
Keterangan:
Batas Elastisitas E(Elastic Limit)
Dalam gambar dinyatakan dengan titik A. Bila bahan diberi beban sampai pada
titik A, kemudian bebannya dihilangkan maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi
semula yaitu regangan nol pada titik O.
Batas Proporsional p(Proportional Limit)
Titik sampai dimana penerapan hukum hooke masih bisa ditolerir. Tidak ada
standarisasi tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan
batas elastis.
Deformasi Plastis (Plastic Deformation)
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada gambar
yaitu bila bahan ditarik sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah
landing.
Tegangan Luluh Atasuy (Upper Yield Stress)
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan
deformasi elastis ke plastis.
Tegangan Luluh Bawah ly(Lower Yield Stress)
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi
plastis. Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress) maka yang dimaksud adalah
tegangan ini.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS


Regangan Luluh y(Yield Strain)
Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.
Regangan Elastis e(Elastic Strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan elastic bahan. Pada saat beban dilepaskan
regangan ini akan kembali ke posisi semula.
Regangan Plastisp (Plastic Strain)
Regangan yang diakatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan
ini tetap tinggal sebagai peerubahan permanen bahan.
Regangan Total (Total Strain)
Merupakan gabungan antara regangan plastis dan elastis, T = e+p. Perhatikan
beban dengan arah OABE. Pada titik B regangan yang ada adalah regangan total. Ketika
beban dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan besar regangan yang tinggal (OE)
adalah regangan plastis.
Tegangan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength)
Pada gambar ditunjukan dengan titik C merupakan besar tegangan maksimum
yang didapatkan dalam uji tarik
Kekuatan Patah (Breaking Strength)
Pada gambar ditunjukan dengan titik D, merupakan besar tegangan dimana beban
yang diuji putus atau patah.

5.1.4 Teori Castigliano


Metode Castigliano adalah metode untuk menentukan perpindahan dari sebuah
system linear-elastis berdasarkan pada turunan parsial dari prinsip persamaan energi.
Konsep dasar teori yaitu bahwa perubahan energi adalah gaya dikalikan perpindahan
yang dihasilkan, sehingga gaya dirumuskan dengan perubahan energi dibagi dengan
perpindahan yang dihasilkan. Ada 2 teorema dalam teori Castigliano, yaitu:
1. Teori Pertama Castigliano
Teori ini digunakan untuk menghitung gaya yang bereaksi dalam struktur
elastis, yang menyatakan:
Jika energi regangan dari suatu struktur elastis dinyatakan sebagai fungsi
persamaan perpindahan qi , maka turunan parsial dari energi regangan terhadap
perpindahan memberikan persamaan gaya Qi.
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS


Dirumuskan dengan,
Qi =

U
q i

Dimana, U = energi regangan


2. Teori Kedua Castigliano
Teori ini digunakan untuk menghitung perpindahan, yang menyatakan:
Jika energi regangan dari suatu struktur elastis dinyatakan sebagai fungsi
persamaan gaya Qi , maka turunan parsial dari energi regangan terhadap
persamaan gaya memberikan persamaan perpindahan qi , searah Qi.
Dirumuskan dengan,
U
Qi
Sebagai contoh, untuk beam kantilever lurus dan tipis dengan beban P di
qi =

ujung, dan perpindahan

pada ujungnya dapat ditemukan dengan teori kedua

Castigliano:
=

U
P

L ML2
L PL2
=

dL =

dL
P 0 2EI
P 0 2EI
Dimana, E adalah Modulus Young dan I adalah momen inersia penampang
dan M(L) = PL adalah pernyataan untuk momen pada titik berjarak L dari ujung,
maka:
L

=
0

PL2
PL3
dL =
EI
3EI

5.1.5 Momen
Momen adalah kecenderungan sebuah gaya untuk memutar sebuah benda disekitar
sumbu tertentu dari benda tersebut. Bila didefinisikan dari persamaannya adalah hasil
perkalian dari besar gaya (F) dengan jarak tegak lururs (d).
M = F.d

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS


Keterangan:
M = Momen (Nm)
F = Gaya (N)
d = jarak tegak lurus (m)

Arah momen gaya tergantung dari perjanjian, misalnya searah jarum jam
(CW/ClockWise) atau berlawanan arah jarum jam (CCW/Counter ClockWise) begitu
pula dengan perjanjian tanda positif dan negative dari CW dan CCW. Macam-macam
momen:
1.

Momen Gaya (Torsi)


Perubahan gaya translasi pada sebuah benda dapat terjadi jika resultan
gaya yang mempengaruhibenda tidak sama dengan nol. Jika resultan gaya adalh
nol maka benda mungkin akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Untuk
mengubah keceepatan dibutuhkan gaya. Hal ini sesuai dengan Hukum II Newton.
Peristiwa yang sama juga berlaku pada gerak rotasi jika benda tersebut diberi
momen gaya. Dengan adanya momen gaya maka benda akan mengalami
perubahan kecepatan sudut. Momen gaya merupakan besaran vektor dan secara
matematis dituliskan:
= F. r
Keterangan
= Momen Gaya (Nm)
F = Gaya (N)
r = jarak tegak lurus (m)

2.

Momen Kopel

Momen kopel dinotasikan dg M, satuannya Nm. Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang
sama besar berlawanan arah dan sejajar. Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M).
Momen kopel merupakan besaran vektor dengan satuan Nm. Pengaruh kopel terhadap benda yaitu
dapat menyebabkan banda berotasi.
Formula: M = F x d
Keterangan:
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS


M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
d = jarak antara kedua gaya (m)

Gambar 5.11 Momen Kopel


Sumber: Anonymous 4, 2010
3.

Momen Inersia
Momen inersia merupakan ukuran kelebaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen
inersia berperan dalam rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, menentukan
hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, sertamomen gaya dan
percepatan sudut.
I = k. m. r2
Keterangan:
I = Momen Inersia (Kgm2)
k = konstanta inersia
m = massa (kg)
r = jari-jari objek dari pusat massa (m)

Tabel 5.1 Momen Inersia Benda


LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

4.

Momen Bending
Momen bending adalah jumlah dari semua komponen momen gaya luar
yang bekerja pada segmen yang terisolasi, yaitu beban luar yang bekerja tegak
lurus sepanjang sumbu axis. Sebagai contoh momen bending adalah terjadi pada
jemuran baju.

Keterangan:
M = Momen Bending (Nm)
I = Momen Inersia (kgm2)
y = jarak dari sumbu netral ke permukaan benda (m)
= tegangan bending (Pa)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN

Anda mungkin juga menyukai