Anda di halaman 1dari 8

Edisi I Tahun 2013

INFO INVESTASI
tabloid aceh investment

Aceh Menjadi Daerah Tujuan Utama Investasi Tahun 2017

ABF:
Bersama Memperbaiki
Citra Aceh

Si Getah

Investasi
untuk

yang

Aceh

Perdamaian Menjanjikan
opini

potensi

Surga

untuk Investor

Malaysia
Senang
Investasi
di Aceh

Aceh menuju

Surplus
Listrik

EDISI I 2013 | TABLOID ACEH INVESTMENT | INFO INVESTASI


kerjasama
daerah
wawancara

8
1

OPINI

SALAM REDAKSI

Info Investasi untuk


Re-branding Aceh

abloid INFO INVESTASI edisi


perdana Tahun 2013 hadir ke
hadapan Anda sebagai bentuk
transparansi dan informasi
bagi publik mengenai dunia investasi di
Aceh. Tabloid ini merupakan kemasan
baru media informasi Badan Investasi
dan Promosi setelah sebelumnya
menghadirkan majalah Aceh Investment
News setiap triwulan sepanjang tahun
2012. Untuk tabloid, kami merencanakan
untuk menerbitkannya sebanyak enam kali
dimulai Maret 2013 ini.
Topik utama edisi ini adalah berkisar
pada kegiatan Aceh Business Forum
(ABF). Kehadiran kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
RI Dr. Muhammad Chatib Basri bersama
rombongan pada tanggal 20/02/2013
di Hotel Hermes Palace Banda Aceh
dalam acara ABF merupakan bukti
bahwa Pemerintah Pusat mendukung
Aceh sebagai salah satu tujuan investasi
penting di Indonesia. Forum yang dihadiri
oleh lebih dari 200 peserta dalam dan
luar negeri itu berhasil mengidentifikasi
berbagai permasalahan dan kendala
investor selama ini di Aceh. Anda dapat
membaca lebih lanjut tentang ABF dalam
rubrik ABF: Bersama Memperbaiki Citra
Aceh.
Selain dengan para pengusaha, BIP
melakukan pula upaya penguatan
kelembagaan perangkat penanaman modal
di kabupaten/kota melalui kunjungan ke
berbagai daerah di seluruh Aceh. Ternyata
Kabupaten/Kota saat ini sudah sangat siap
menanti dan menyediakan kemudahankemudahan bagi investor.
Semua usaha yang dilakukan merupakan
bagian dari usaha keras mewujudkan
visi menjadikan Aceh sebagai salahsatu daerah tujuan investasi utama di
tahun 2017. Tentu saja, sinergi yang
baik antara masyarakat, pengusaha,
pemerintah daerah dan pusat untuk
mengurangi hambatan-hambatan investasi
dan melakukan re-branding Aceh agar
citranya semakin positif di mata investor,
baik asing maupun domestik. Mudahmudahan, target rencana investasi sebesar
Rp 6,3 triliun di tahun 2013 dapat tercapai.
Ir. Iskandar, M.Sc
Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh.

INFO INVESTASI
tabloid aceh investment

Aceh Menjadi Daerah Tujuan Utama Investasi Tahun 2017

Saiful mahdi, Ph.D

Dosen Unsyiah
dan Direktur International Center for Aceh
and Indian Ocean Studies (ICAIOS)

Investasi
untuk Perdamaian

alau ditanya bagaimana cara


menjaga perdamaian relatif yang
telah wujud di Aceh setelah konflik
yang berkepanjangan, mungkin
orang mempunyai beragam jawaban. Namun
penulis ingin mengajukan satu jawaban yang
belum banyak didiskusikan: perdagangan
dan investasi. Ya, perdagangan dan investasi
dapat
memelihara
dan
membangun
perdamaian di wilayah pasca-konflik seperti
Aceh.
Dalam laporan risetnya yang berjudul
Trade Does Promote Peace: New Simultaneous
Estimates of the Reciprocal Effects of Trade and
Conflict, Hvard Hegre dkk menuliskan
tak kurang Organisasi Perdagangan Dunia
(World Trade Organization, WTO) dalam
daftar 10 manfaat sistem perdagangan yang
dikelolanya menempatkan, pada urutan
pertama, perdagangan membantu menjaga
perdamaian karena pedagang biasanya
enggan berseteru dengan para pelanggannya
(World Trade Organization, 2003: 2).
Dalam kajian Fearon (1995) dan Gartzke
(1999), tabiat konflik yang mahal juga
telah menjadi isu sentral dalam aplikasi
teori tawar-menawar (bargaining theory)
dan karena itu menyimpulkan hubungan
komersial antar wilayah meningkatkan
likelihood perdamaian karena perdagangan
dan investasi memungkinkan adanya sinyal
mahalnya sebuah konflik. Bayangkan,
seandainya Aceh telah memiliki hubungan
dagang dan investasi dengan berbagai
wilayah di Indonesia dan kawasan regional
lainnya, konflik di Aceh mungkin tidak akan
pernah terjadi! Kenapa? Karena kalau terjadi
konflik, lebih banyak pihak yang dirugikan.
Ada
kebenaran
dalam
premis
perdagangan dan investasi memang
mempromosikan perdamaian. Lihatlah
Hongkong, sebagai contoh, sebuah pusat
perdagangan dan investasi dunia yang dapat
menerobos batas-batas ideologi dan kini
menjadi common ground untuk dunia kapitalis
yang sebagai bekas koloni Inggris dan dunia
komunis daratan Cina. Hongkong, karena
dunia perdagangan dan investasinya, telah
menjadi terlalu berharga bagi dunia untuk
dibiarkan hancur oleh pertentangan ideologi,
apalagi konflik bersenjata.
Cina Taipei atau Taiwan tetap bisa

Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan III
Setda Aceh Penanggung Jawab: Kepala Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh. Wakil Penanggung
Jawab: Sekretaris BIP Aceh. Dewan Redaksi: Kabid Program dan Pelaporan, Kabid Pengembangan
Investasi, Kabid Promosi, dan Kabid Perizinan Pimpinan Redaksi: Zulkifli Hamid Paloh. Wakil
Pemimpin Redaksi: Junaidi Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Razali, Irmawati, Fauza Morizan,
Fitri Haryani, Cut Eliza Mutia Lay Out: Eka Saputra, Fahrizal Public Relation: Asmaul Husna

Telepon:
Alamat Redaksi:
Website:
(0651) - 23170
Jl. A. Yani No.39
www.acehinvestment.com
Banda Aceh, 23122
Fax:
Aceh - Indonesia
e-mail :
(0651)
23171
bainprom_aceh@hotmail.com
TABLOID ACEH
INVESMENT
| INFO
INVESTASI | EDISI I 2013

bertahan dalam hubungan bitter-sweet


nya dengan Cina daratan karena makin
gencarnya hubungan dagang dan investasi
warga kedua wilayah yang secara resmi
saling tidak mengakui itu. Hubungan dagang
dan investasi mereka sudah demikian
berpengaruh sehingga menjadi terlalu besar
untuk dikorbankan demi ideologi, misalnya.
Para pedagang dan investor di kedua wilayah
tentu punya insentif untuk menjadi peace
advocate guna memastikan investasi mereka
tidak sia-sia.
Artinya, kesempatan untuk bisa berusaha
dan mengekspresikan diri secara bebas dalam
bidang ekonomi sama pentingnya, jika tidak
lebih penting, dari kesempatan memberikan
suara dalam Pemilu, misalnya. Nah,
kesempatan melakukan kegiatan ekonomi
untuk seluruh warga Negara menjadi sangat
penting.
Perdamaian adalah syarat masuknya
investasi! kata sebagian kita. Tentu saja
ini ada benarnya.Tapi, perdamaian harus
diperjuangkan dan dipertahankan oleh
semua kita, Ketimbang mengharapkan
perdamaian dihadirkan oleh orang untuk
kita, kenapa tidak kita ikut menghadirkannya
untuk orang lain? Para pengusaha dan
investor sudah waktunya berpikir dan
mengampanyekan Investasi adalah syarat
perdamaian! Artinya, mari kembangkan
dunia usaha dan investasi seluas-luasnya
untuk sebanyak mungkin orang karena inilah
modal untuk perdamaian dan mencegah
konflik (berulang).
Para pedagang dan investor adalah
aktor potensial, bahkan sudah banyak yang
membuktikan, untuk perdamaian. Jusuf
Kalla mungkin adalah contoh figur pedagang
sejati yang telah berulang kali membuktikan
insentif ekonomi lebih kuat daripada insentif
politik untuk mewujudkan dan menjaga
perdamaian.
Karena itu pula, para pedagang dan
investor harus menyadari dan memainkan
perannya lebih aktif dan berani untuk
memelihara
perdamaian.
Mari
terus
membangun dunia usaha dan investasi
di Aceh, mari terus meluaskan jaringan
kerjasama perdagangan dan investasi ke
berbagai Negara. Karena pedagang dan
investor adalah peace advocate sejati! []

Redaksi menerima kiriman tulisan opini, tulisan diketik dengan spasi


ganda ukuran kertas A4, disertai identitas dan foto, dapat dikirim ke
email redaksi: infoinvestasi.aceh@gmail.com

POTENSI

Si Getah

yang Menjanjikan

etah putih itu mengalir


setelah pisau sadap
menggores batangnya, itulah
yang dinamakan getah karet.
Getah karet mentah dihasilkan dari
sebatang tanaman karet yang belum
memiliki nilai jual tinggi. Tanaman
Karet memiliki nama latin Hevea
braziliensis yang berasal dari Negara
Brazil, tanaman ini merupakan sumber
utama bahan tanaman karet alam
dunia. Tanaman berbatang cukup
besar dengan ketinggian pohon dewasa
rata-rata mencapai 15-25 meter. Pohon
karet normal disadap pada tahun
ke-5 dan berlaku kelipatannya untuk
menghasilkan getah karet mentah yang
kemudian dapat diolah menjadi sesuatu
yang bernilai jual tinggi. Pohon karet
di tanam hampir diseluruh wilayah
Indonesia tak terkecuali di Aceh.
Pohon karet yang tersebar luas
pada perkebunan di wilayah Aceh
cukup menjanjikan dari segi investasi.
Keadaan iklim, letak geografis dan
luas area menjadi faktor pendukung
bagi penanaman pohon Karet sebagai
komoditi yang menjanjikan. Tanaman
karet tumbuh di hampir semua
kabupaten/kota di Aceh, luasnya
122.660 ha dengan tingkat produksi
mencapai 69.972 ton di kelola oleh
masyarakant dan 21.631 ha dengan
jumlah produksi 17.435 ton pada tahun
2011. Empat daerah di Aceh yaitu Aceh
Tamiang, Aceh Timur, Nagan Raya dan
Aceh Utara dengan potensi yang sangat
menjanjikan.
Pohon karet menjadi sesuatu yang
lebih bernilai tinggi, tidak dapat
terwujud jika tidak dikelola secara benar
dan bekesinambungan. Untuk itu, perlu
adanya investor yang berani berinvestasi
dengan membuat pabrik pengolahan
karet mentah sehingga getah karet
yang dihasilkan dari penyayatan pisau
sadap dapat diproses menjadi produk
penggumpalan getah tanaman karet
(lateks). Produk dari penggumpalan
lateks selanjutnya diolah untuk
menghasilkan lembaran karet (sheet),
bongkahan (kotak), atau karet remah

(crumb rubber) yang merupakan bahan


baku industri karet. Karet yang sudah
di olah ini tentunya memiliki nilai jual
yang tinggi sehingga menguntungkan
bagi petani karet, investor dan
perekonomian Aceh umumnya.
Potensi yang begitu besar ini, sudah
sudah dilirik investor di Aceh Timur
dan Aceh Tamiang. Tahap pembanguan
kontruksi fisik pabrik sedang berjalan
dan menunggu waktu untuk peresmian
dan beroperasi pada tahun 2013. Sebagai
daerah yang sedang giat melakukan
promosi untuk menarik investor tentu
tidak dapat berpuas diri hanya karena
sebuah pembangunan saja karena ada
wilayah lain yang juga memerlukan
investor untuk mendirikan pabrik karet
sehingga pemerataan pembangunan
ini akan menunjang segala sektor yang
semakin mendekatkan Aceh sebagai
wilayah investasi yang lebih kompleks.
Kesiapan wilayah dan potensi di
dalamnya bukan sekedar isapan jempol
belaka karena untuk kabupaten Aceh
Timur luas wilayah yang yang sudah
digunakan untuk menanamkan karet
adalah 35.276 ha, untuk kabupaten
Nagan Raya mencapai angka 3.322 ha
lahan yang sudah digunakan dan untuk
wilayang Aceh Tamiang 22.904 ha. Salah
satu perusahaan yang telah beroperasi di
Aceh Tamiang adalah PT. Aceh Rubber
Industries (PMA gabungan beberapa
negara) Saat ini telah memasuki tahap
produksi komersil dan ekspor.
Angka yang cukup fantastis ini
akan semakin berguna ketika dikelola
dengan maksimal oleh tangan-tangan
ahli dibidang perkaretan. Besarnya
kesempatan untuk berivestasi yang
diberikan pemeirnatah Aceh tentu akan
menghapus anggapan miring mengenai
keamanan dan kenyamanan investor
yang serius melirik potensi karet.
Ayo.setelah Jepang siapa yang akan
menyusul??????
[Cut Eliza Mutia dan Ayu Mutia
Juniyandri]

Potensi yang begitu


besar ini, tersebar di
wilayah Aceh Timur,
Aceh Tamiang, Nagan
Raya dan Aceh Utara

EDISI I 2013 | TABLOID ACEH INVESTMENT | INFO INVESTASI

LAPORAN UTAMA

ABF:

Bersama Memperbaiki
Citra Aceh

ceh Business Forum (ABF)


tahap pertama digelar
di Banda Aceh, ABF I
ditargetkan pada perumusan
kebijakan di bidang penanaman modal,
forum tersebut untuk menghadirkan
pengusaha, bupati/walikota, dan SKPD
terkait. Acara tersebut dibuka oleh
Gubernur Aceh, dr.Zaini Abdullah.
Dalam sambutannya Gubernur Aceh,
menyampaikan fokus Pemerintah Aceh
dalam rangka percepatan investasi
sesuai dengan target yang ingin dicapai
yaitu : menghadirkan perangkat hukum
yang menjamin kepastian hukum,
kepastian berusaha, dan keamanan bagi
investasi, mempercepat penyelesaian
Qanun Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Aceh sehingga mengurangi
terjadinya konfik lahan, baik kawasan
budidaya maupun kawasan hutan
lindung, menghadirkan program
peningkatan kompetensi tenaga kerja
lokal melalui pelatihan vocational di
bawah koordinasi Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk, meningkatkan
promosi/pameran tentang potensi dan
rencana detail penanaman modal di
Aceh dan meningkatkan kemampuan
aparatur birokrasi agar memiliki
kapasitas, kapabilitas dan pelayanan
dalam percepatan investasi di Aceh.
Gubernur Aceh juga mengemukakan
bahwa Pemerintah Aceh sangat
terbuka dengan masukan-masukan
seputar investasi. Bahkan Beliau
merekomendasikan agar di Aceh segera

dibentuk tim reaksi cepat investasi


untuk menyelesaikan hambatan serta
kendala yang dihadapi di lapangan.
Pemerintah Aceh dengan dukungan
BKPM juga siap menghadirkan stimulus
khusus sebagai pemicu pertumbuhan
investasi di Aceh.
Sedangkan Kepala BKPM RI dalam
paparannya mengemukakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Aceh pasca
konflik dan tsunami sangat baik dengan
capaian 6% dan angka tersebut berada
diatas pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan angka ini, artinya Aceh dapat
tumbuh meningkatkan pertumbuhan
ekonomi melalui akselerasi investasi.
Beliau juga mengemukakan
optimismenya terhadap pengembangan
ekonomi khususnya dibidang investasi.
Menurut Chatib Basri, ada beberapa
inisiatif yang dilakukan BKPM untuk
meningkatkan investasi salah satunya
adalah peningkatan pelayanan investasi
dan peluncuran investment tracking
system sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang baik dan
diharapkan Provinsi juga dapat
segera menerapkan system ini agar
mempercepat dan mempermudah
proses pelayanan investasi. Salah satu
potensi investasi yang cukup potensial
di Aceh adalah di bidang pariwisata,
dimana Aceh memiliki fitur-fitur alam
yang menarik dan belum dikelola
optimal. Diharapkan Pemerintah
Aceh konsen terhadap pengembangan
investasi di sektor ini. [Fitri Haryani]

TABLOID ACEH INVESMENT | INFO INVESTASI | EDISI I 2013

Rekomendasi

3
4
5

Pemerintah Aceh akan segera


mengidentifikasi permasalahan
penerbitan izin Hak Guna Usaha (HGU)
di bidang perkebunan, sehingga sisa
lahan HGU yang belum ditanami akan
diberikan kepada pengusaha yang serius
atau masyarakat disekitar kebun.
Pemerintah Aceh mendukung Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) No. 07 Tahun 2012 untuk
diterapkan di Provinsi Aceh. Sehingga
perusahaan tambang bijih besi, pasir
besi, batubara dan tambang lainnya
akan meningkatkan nilai tambah (value
added) sebelum melakukan ekspor raw
material dari Aceh.
Pemerintah Aceh memfokuskan investasi
pada sektor pertanian dan perkebunan
di Aceh.
Peningkatan pelayanan di bidang
investasi salah satunya dengan
penerapan investment tracking system
yang akan memudahkan untuk melihat
mekanisme proses administrasi hingga
penerbitan izin.
Aceh diharapkan berpartisipasi aktif
dalam pertemuan misi investasi
Indonesia di dalam dan luar negeri,
karena saat ini Aceh merupakan salah
satu iconic investasi Indonesia terutama
di sektor pariwisata serta sumber daya
energi.

Wawancara

Aceh Surga untuk Investor


Edisi perdana ini, tim redaksi Tabloid Aceh Investment (INFO INVESTASI) akan
mewawancarai Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ir Iskandar, M.Sc. Beliau
merupakan alumnus University of London, Inggris yang pernah menjadi Deputi
Ekonomi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, dan Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh. Di tengah kesibukannya
yang sangat padat (baru saja pulang dari Jakarta) dalam rangka menggagas MoU
kerjasama promosi Aceh dengan PT Garuda Indonesia. Tim redaksi yang dipimpin
oleh Zulkifli Hamid Paloh mewawancarai beliau di ruang kerjanya Jumat,
22/03/2013.
Berikut petikan wawancara Pimpinan Redaksi dan Fitri Haryani dengan Pak
Iskandar, Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh :
Apa yang menjadi optimisme
Anda agar target investasi yang telah
ditetapkan mampu tercapai?
Kami optimis ini akan tercapai.
Kini, Pemerintah Aceh, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan masyarakat
Aceh semakin pro-investasi. Artinya,
kita semua sadar dan paham bahwa
hanya dengan adanya investasi, semua
potensi yang ada dapat dioptimalkan
untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat Aceh. Melihat data persetujuan
rencana investasi di Aceh sejak tahun
2010-2012 telah menembus angka Rp
29,17 triliun, kami akan berusaha
memantain investor yang telah ada, agar
bisa merealisasikan modalnya di Aceh,
disamping terus melakukan promosi
untuk menarik investor baru ke Aceh.
Selama ini izin-izin dikeluarkan Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T)
untuk PMDN, sementara PMA masih
melalui BKPM Pusat. Kami sedang
mendorong agar izin bagi perusahaan
PMA bisa dikeluarkan di Aceh, hal ini
sesuai dengan amanah UU No 11 Tahun
2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang
antara lain secara eksplisit menyebutkan
tentang hal tersebut. Hal ini perlu
dukungan semua pihak, terutama
anggota parlemen asal Aceh di DPR/
DPD/MPR RI.
Bagaimana strategi Anda menarik
minat investor masuk ke Aceh?
Salah satu strategi yang paling mendasar
adalah membantu calon investor
mengkaji profil proyek investasi dalam
bentuk perencanaan mendetail yang
disebut detailed plan, site plan dan analisa
ekonomi/investasi (semacan pra-studi
kelayakan) terhadap proyek investasi
tersebut. Dengan demikian, calon
investor akan mengetahui layak atau
tidaknya investasi yang ditawarkan.
Kami juga akan melakukan misi
investasi ke beberapa negara terpilih,
mendatangi langsung calon investor,
melakukan paparan dan diskusi yang
fokus terhadap proyek investasi yang
ditawarkan berdasarkan komoditi
unggulan kabupaten/kota di Aceh.

Sebetulnya, kemana arah kebijakan


penanaman modal di Aceh ke depan?
Hal ini sudah sering kami sampaikan,
bahwa arah kebijakan sangat penting
untuk kepastian bagi investor. Karena
itu kami menetapkan 8 arah kebijakan,
yaitu: perbaikan iklim penanaman
modal; persebaran penanaman
modal di seluruh Aceh; Fokus pada
pengembangan agroindustri, industri
manufaktur dan pariwisata, serta
ekonomi berbasis ilmu pengetahuan;
penanaman modal yang berwawasan
lingkungan, peningkatan kualitas
tenaga kerja lokal, pemberdayaan
koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM); pemberian fasilitas,
kemudahan dan insentif penanaman
modal; dan promosi penanaman modal.
Kebijakan-kebijakan ini harus diketahui
oleh berbagai pihak, sehingga semua
dapat mendukungnya.

back office, penerapan tracking investment


system, peningkatan kerjasama investasi
serta peningkatan investor relation unit
(IRU) dan help desk.
Apa yang menjadi harapan Anda
untuk investor serta masyarakat agar
pro-investasi?
Harapan kita agar pihak yang
terlibat selama ini baik investor,
pemerintah serta masyarakat, dapat
sama-sama membangun komitmen
untuk meningkatkan serta memperbaiki
iklim investasi, serta memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa
investasi adalah hal yang sangat penting
dalam mendorong pengembangan
ekonomi dan menciptkan lapangan
kerja, sehingga dapat membentuk image
positif bahwa Aceh merupakan tempat
aman dan nyaman untuk berinvestasi.
Kami menyebutnya dengan rebranding Aceh, sehingga Aceh akan
menjadi tujuan utama
investasi tahun 2017, atau
jika kita ibaratkan Aceh
akan menjadiSurga
bagi investor
dengan segala
keramahtamahan
(hospitality) yang
dimiliki
masyarakat
Aceh.

Dalam jangka pendek, untuk


2013 ini seperti apa target yang ingin
dicapai? Dan Bagaimana target hingga
2017?
Tahun ini kita merencanakan target
investasi senilai Rp 6,3 triliun, Dalam
hal ini perlu dukungan semua pihak,
terutama Bupati/Walikota, karena
lokasi proyek itu ada di kabupaten/
kota, kehadiran Bupati/Walikota pada
Aceh Business Forum (ABF) Februari
lalu di Banda Aceh sangat penting untuk
mewujudkan kesepahaman bersama,
bahwa diperlukan kemudahankemudahan bagi investor dalam
berbagai bentuk, bisa dalam bentuk
tax holiday/tax allowance, maupun
ketersediaan lahan dan tenaga kerja skill
di daerah, sehingga tidak menimbulkan
kesenjangan di kemudian hari.
Apakah ada inisiatif Badan
Investasi dan Promosi Aceh untuk
meningkatkan investasi?
Tentu saja. Badan Investasi dan
Promosi Aceh sedang mendorong
beberapa inisiatif untuk menciptakan
iklim investasi, diantaranya adalah
peningkatan pelayanan front office dan

EDISI I 2013 | TABLOID ACEH INVESTMENT | INFO INVESTASI

Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh


Mengucapkan

Selamat dan Suskes


Atas Terbitnya Edisi Perdana Tabloid Aceh Investment
INFO INVESTASI

Badan Investasi dan Promosi Aceh


Semoga Menjadi Referensi Bagi Investor dan Masyarakat

PT. GARUDA INDONESIA


(persero), Tbk
Mengucapkan

Selamat dan Suskes Atas Terbitnya Edisi Perdana


Tabloid Aceh Investment - INFO INVESTASI
Badan Investasi dan Promosi Aceh
Semoga menjadi Referensi bagi dunia usaha dan wisatawan
PT. GARUDA INDONESIA (persero), Tbk
Cabang Banda Aceh

Malaysia

Senang Investasi

di Aceh

amis 21 Pebruari 2013


bertempat di Oproom Badan
Investasi dan Promosi
Aceh, telah dilaksanakan
pertemuan Kepala Badan Investasi dan
Promosi Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc beserta
jajarannya dengan Konsul Jenderal
Malaysia untuk Sumatera, Encik Ahmad
Rozian bin Abdul Ghani serta juga hadir
beberapa kepala dinas/instansi terkait
diantaranya Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Aceh, Kepala Dinas
Pariwisata Kota Banda Aceh, Dinas
Perhubungan Komintel Aceh, Kepala
Dinas Bina Marga Cipta Karya Aceh,
Perwakilan dari BPKS dan Kapet BAD.
Kepala Badan Investasi dan

Promosi Aceh memaparkan detailed


plan investment project Aceh dan
mengharapkan kerjasama Bapak Konsul
Malaysia untuk mengajak dunia usaha
dan investor Malaysia agar dapat
mengambil peran dalam pembangunan
investasi di Aceh khususnya investasi
asing. Dalam paparannya, Kepala BIP
Aceh menjelaskan mengenai beberapa
proyek komoditi unggulan yang sangat
layak untuk dijadikan skala prioritas
investasi diantaranya pengembangan
agro industri, Kopi, Perikanan, energi
sumber daya alam, pariwisata serta
pengembangan kawasan Sabang.
Konsul Malaysia menyampaikan
apresiasinya atas pelaksanaan Aceh

TABLOID ACEH INVESMENT | INFO INVESTASI | EDISI I 2013

Business Forum pada 20 Pebruari


kemarin yang menurut beliau cukup
sukses dan menjadi tolak ukur
komitmen Pemerintah Aceh untuk
selalu menggerakkan investasi. Menurut
beliau saat ini Malaysia memandang
Aceh sebagai destinasi investasi yang
sangat baik dan beberapa sektor yang
sangat diminati saat ini adalah di sektor
perkebunan, pertanian, peternakan,
perikanan, serta pariwisata.
Dalam pertemuan ini juga dilakukan
diskusi dengan dinas/instansi terkait
mengenai bentuk-bentuk kerjasama
yang dimungkinkan untuk dilakukan
antara Aceh dan Malaysia serta kendala
dan hambatan yang akan dihadapi
dalam proses investasi nantinya.[]

Kemitraan

kerjasama

enyahuti tawaran kerjasama


Gubernur Aceh untuk
meningkatkan investasi,
International Finance
Corporation (IFC) mengundang Kepala
Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ir.
Iskandar, MSc ke kantor cabangnya di
Jakarta.
Pertemuan yang dimoderatori
langsung Country Manager IFC di
Indonesia, Sarvesh Suri, dan dihadiri
seluruh kepala operasional IFC itu
membahas beberapa hal penting yang
menjadi perhatian Pemerintah Aceh
dalam bidang penanaman modal, yaitu
identifikasi peluang dan perbaikan iklim

Aceh-IFC
investasi; dukungan pada usaha kecil
menengah dan koperasi; penguatan
kemitraan pemerintah dan swasta;
dan pendidikan kewirausahaan di
perguruan tinggi.
IFC menyambut positif semangat
baru yang ditunjukkan Pemerintah
Aceh untuk memperbaiki citra Aceh
dalam dunia investasi dan kemudahan
perizinan. Hal ini langsung ditunjukkan
oleh kebijakan Sarvesh Suri pada
diskusi tiga jam itu dengan meminta
Farida Lasida Aji, Koordinator
Bidang Penanaman Modal IFC, untuk
menindaklanjuti pembentukan tim
untuk turun langsung ke Aceh guna

melakukan kajian awal.


Kajian awal yang akan dilakukan Tim
IFC dan Pemerintah Aceh (di bawah
koordinasi Badan Investasi dan Promosi)
dimaksudkan untuk mengidentifikasi
masalah terkait komoditas unggulan
agroindustri dan kehutanan; produksi
dan distribusi hasil pertanian;
peningkatan kapasitas petani dan tenaga
kerja lokal; kemudahan akses finansial
untuk usaha mandiri; hingga asistensi
perumusan kebijakan yang ramah
investasi.
Sarvesh berkomitmen bahwa dalam
dua bulan ke depan Tim IFC dapat
menyampaikan laporannya kepada
Pemerintah Aceh agar strategi dalam
meggerakkan roda ekonomi dan
pembangunan di Aceh tepat dan efektif.
[Arif Arham]

Antara

Penang
dan

Langsa

abtu 23 Februari 2013 Wakil


Gubernur Aceh, Muzakir
Manaf melaunching sekaligus
memimpin pelayaran perdana
kapal penumpang Ferry Kenangan 3,
rute Kuala Pulau Penang, Malaysia.
Acara launching dan pelepasan
pelayaran perdana Kuala Langsa Penang
ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPR/MPR
RI, Dr. Farhan Hamid, para anggota
DPR RI dan DPD yang mewakili
Provinsi Aceh, Para Bupati dan Walikota
Langsa serta para pengusaha Aceh dan
Sumatera Utara.
Bagi masyarakat yang ingin
merencanakan perjalanan ke Penang
melalui Kuala Langsa dapat membeli
tiket dengan jadwal perjalanan ferry
yaitu Penang Kuala Langsa, setiap hari
Senin dan Rabu, berangkat jam 08.30;
tiket return: RM180 (dewasa), RM120
(anak-anak). Kuala Langsa Penang,
setiap hari Selasa dan Kamis, berangkat

jam 08.30; tiket PP: Rp. 500.000 untuk


dewasa dan Rp.350.000 untuk anakanak. Seluruh harga tiket tersebut
berlaku return atau pulang pergi dan
direncanakan dapat berlaku open
selama 1 bulan.
Dalam pengelolaan pelayaran
penumpang Penang - Kuala Langsa,
juga disediakan paket wisata Langsa
- Penang - Genting Highland - Kuala
Lumpur, selama 4 malam 5 hari dengan
biaya yang sangat murah, Rp.1.500.000/
orang.
Dengan kecepatan pelayaran sekitar
38 knots, tepat pukul 20.30 WIB atau
21.30 waktu Malaysia, ferry Kenangan
3 merapat di Penang Port. Berarti,
total waktu tempuh dari Kuala Langsa
ke Penang Port adalah 7 (tujuh) jam.

Setelah selesai proses imigrasi dan


customs, para penumpang dari Langsa
melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan
masing-masing. Ada yang langsung ke
Kuala Lumpur, ke Johor Bahru, dan ada
juga yang malam itu memilih menginap
di Penang, dan esok pagi dilanjutkan
ke tempat tujuan berikutnya, seperti ke
Pulau Langkawi, Hatjay di Thailand,
dan ke berbagai destinasi lainnya.
Bagi masyarakat yang ingin
menggunakan fasilitas ferry LangsaPenang, dapat menghubungi agen tiket
resmi di Jalan Sudirman No.4, Matang
Seulimeng, Langsa. Telp/fax 0641-23399,
email: reservasi@langsakota.go.id. Tiket
dapat juga diperoleh secara online
melalui http://reservasi.langsakota.
go.id. Selamat berlayar! [Irmawati]

EDISI I 2013 | TABLOID ACEH INVESTMENT | INFO INVESTASI

Daerah

Aceh menuju
Surplus Listrik

emerintah Aceh berkomitmen untuk


mendukung usaha pengembangan
sumber energi baru agar Aceh semakin
mandiri di bidang energi. Apalagi,
ketersediaan energi listrik merupakan salah-satu
kebutuhan mendasar bagi dunia investasi.
Semangat kemandirian energi Aceh sudah
dapat dilihat dengan kehadiran proyek
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) di Kabupaten Nagan Raya. Proyek PLTU
ini mampu menghasilkan energi listrik 2110

MW atau memenuhi 70% kebutuhan listrik di


Aceh. Ini langkah awal bagi Aceh untuk menuju
surplus energi listrik di masa mendatang.
Para investor dari dalam maupun luar negeri
dapat memanfaatkan dukungan infrastruktur
energi PLTU Nagan Raya untuk mengembangkan
usahanya di Aceh. Ketersediaan listrik yang cukup
akan memberi kemudahan bagi semua sektor
untuk dapat bergerak bersama membangun Aceh
yang lebih sejahtera.[Arif Arham]

TABLOID ACEH INVESMENT | INFO INVESTASI | EDISI I 2013

Anda mungkin juga menyukai